Anda di halaman 1dari 11

Model dan Strategi Penyuntingan dan Penerbitan di Badan Bahasa sebagai

Penopang Eksistensi Penulis Indonesia


Oleh
Vita Kumala Sari

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Posel: vitaku25@gmail.com

Abstrak

Penyuntingan merupakan kegiatan untuk memperbaiki suatu teks atau


naskah yang akan diterbitkan atau dicetak agar sesuai dengan kaidah yang
baik dan benar. Penyuntingan biasanya dilakukan pada sistematika penulisan
suatu teks. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model dan strategi
penyuntingan dan penerbitan buku yang ada di badan bahasa. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dari
penelitian ini adalah langkah-langkah menyunting Koran ketika magang di
Badan Bahasa. Data penelitian ini berupa hasil analisis dari Koran-koran
daerah terburuk di Indonesia yang disunting ketika magang. Metode
pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Hasil analisis berupa
model dan strategi yang dilakukan ketika menganalisis Koran ketika magang
di Badan Bahasa.

Kata kunci: strategi, magang, dan penyuntingan

Abstract

Editing is an activity to improve a text or text that will be published or


printed so that it is in accordance with good and correct rules. Editing is
usually done on the systematic writing of a text. This study aims to describe
the models and strategies for editing and publishing books in language
bodies. This type of research is qualitative descriptive research. The source
of data from this study is the steps to edit a newspaper when an internship in
a Badan Bahasa. The research data is in the form of the results of an
analysis of the worst regional newspapers in Indonesia which were edited
when apprenticeship. The method of collecting data uses the technique of
reading and recording. The results of the analysis are in the form of models
and strategies carried out when analyzing newspapers when apprenticeship
in the Badan Bahasa.

Keywords: strategy, apprenticeship, and editing

PENDAHULUAN
Magang merupakan salah satu oleh setiap mahasiswa strata satu
kegiatan wajib yang harus ditempuh dalam masa studinya. Sejalan dengan
perkembangan zaman dan ilmu Pada dasarnya, tugas seorang
pengetahuan yang pesat, maka penyunting naskah adalah membuat
mahasiswa dituntut untuk bekerja naskah dapat dibaca. Akan tetapi,
mandiri dan mempunyai suatu bukan hanya itu. Seorang penyunting
keahlian atau keterampilan agar naskah pun harus dapat membuat
mampu bersaing dalam dunia kerja. naskah itu enak dibaca. Jadi, naskah
Adanya program magang diharapkan yang sudah dibuat dan digarap
dapat melatih mahasiswa untuk penulis itu mesti “diolah kembali”
bekerja mandiri dan belajar dari oleh penyunting naskah sebelum
realita yang ada dalam lingkungan sampai kepada pembaca. Dengan
kerja serta dapat menambah kata lain, seorang penyunting naskah
wawasan mahasiswa. Kegiatan adalah seorang “koki” atau “tukang
Magang pada dasarnya adalah untuk masak” sebuah penerbit. Lebih jauh
membandingkan antara teori yang dapat dikatakan bahwa penyunting
diterima di perkuliahan dan naskah adalah perantara penulis dan
kenyataan yang terjadi di lapangan. pembaca (Eneste, 2017: 41). Tugas
seorang penyunting adalah
Menulis dapat didefiniskan
menyunting, yaitu menyiapkan
sebagai kegiatan menyampaikan
naskah siap cetak atau siap terbit
pesan dengan menggunakan bahasa
dengan memperhatikan segi
tulis sebagai alat medianya
sistematika penyajian, isi, dan bahasa
(Saddhono, 2014). Seorang penulis
yang menyangkut ejaan, huruf, tanda
harus memiliki kemampuan
baca, kata, diksi, frasa, istilah,
menuangkan gagasan atau pikiran
klausa, kalimat, dan wacana
melalui kata-kata yang indah dan
(Sugihastuti, 2006). Editor atau
mudah dipahami. Dengan kata lain,
penyunting tidak boleh merubah ciri
jika seseorang ingin dapat memiliki
khas dari seorang penulis hal tersebut
keterampilan menulis yang baik,
dikarenakan penulis akan dikenali
maka ia harus melewati tahap-tahap
siapa jati dirinya, berasal dari mana,
atau proses menulis untuk
bagaimana hubungannya dengan
menghasilkan tulisan yang bermutu
mitra tuturnya, dalam peristiwa tutur
(Ariningsih N. E, dkk, 2012: 50).
apa dia terlibat dalam komunikasi yang mempunyai tugas
(Saddhono, 2006). melaksanakan pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan di
Tempat magang yang dipilih
bidang bahasa dan sastra. Badan
mahasiswa juga menentukan
Bahasa terletak di Jalan Daksinapati
seberapa banyak pengalaman yang ia
Barat IV, Rawamangun, Jakarta
dapatkan. Pemilihan badan bahasa
Timur. Kepala badan bahasa dijabat
sebagai tempat magang antara lain
oleh Dadang Sunendar. Badan
karena badan bahasa merupakan
Bahasa memiliki tiga program dan
lembaga yang bertugas
kegiatan, yaitu sekretariat,
melaksanakan pengembangan, pem-
pengembangan dan pelindungan, dan
binaan, dan pelindungan bahasa dan
pembinaan dan pemasyarakatan.
sastra Indonesia. Selain itu, Badan
Program dan kegiatan Sekretariat
Bahasa juga menerbitkan buku
Badan Bahasa dibagi dalam lima
sehingga cocok dengan bidang
besar, yaitu manajemen,
magang kami, yaitu menyunting.
kelembagaan, kerja sama, sarana dan
Namun, ketika magang kami tidak
prasarana, serta pendukung
menyunting buku melainkan
manajemen lainnya. Bahasa dan
menyunting Koran daerah yang
sastra di Indonesia perlu
memiliki peringkat tiga terendah dari
dikembangkan agar mampu
bawah. Hal ini dikarenakan, saat
mempertahankan fungsinya, baik
kami magang belum ada kegiatan
sebagai wahana komunikasi maupun
menerbitkan buku karena fokus
sebagai wadah ekspresi estetika.
terhadap kegiatan bulan bahasa.
Dengan demikian, upaya
Pemilihan Badan Bahasa sebagai
peningkatan mutu penggunaan
tempat magang juga dikarenakan
bahasa serta mutu penelitian bahasa
badan bahasa memberikan
dan sastra dapat dilakukan dengan
pengalaman yang dijamin lebih
baik melalui pengkajian, pembakuan,
banyak dari penerbit lain.
pelindungan, serta publikasi dan
Badan Bahasa merupakan unsur informasi. Hal ini dilakukan pada
penunjang Kementerian Pendidikan bidang pengembangan dan
dan Kebudayaan Republik Indonesia pelindungan. Pembinaan bahasa
adalah upaya untuk meningkatkan atau peristiwa yang terjadi saat ini,
mutu pemakai bahasa. Upaya baik fenomena dalam variable
pembinaan itu mencakup tunggal maupun korelasi dan atau
peningkatan sikap, pengetahuan, dan perbandingan berbagai variabel.
keterampilan berbahasa yang Ratna (2012:53) menegaskan bahwa
dilakukan, antara lain melalui penelitian deskriptif analitik
pengajaran dan pemasyarakatan. dilakukan dengan cara
Pembinaan sastra adalah upaya yang mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikembangkan untuk memelihara kemudian disusul dengan analisis.
karya sastra, meningkatkan apresiasi Jadi, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat terhadap sastra Indonesia metode penelitian deskriptif adalah
dan daerah, serta memanfaatkan metode penelitian yang berusaha
sastra asing supaya memenuhi fungsi mengambarkan, mendeskripsikan,
dan kedudukannya. dan menginterpretasikan objek
maupun fenomena yang berupa fakta
METODE PENELITIAN
untuk dianalisis. Selain itu, metode
. Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini
deskriptif kualitatif. Menurut Best
yaitu metode dokumentasi, metode
(dalam Sukardi, 2009: 157)
dokumentasi yaitu mencari dan
menjelaskan metode deskriptif
mengumpulkan data mengenai hal-
merupakan metode penelitan yang
hal yang berupa catatan, transkrip,
berusaha menggambarkan dan
buku, surat kabar, majalah, notulen,
menginterpretasikan objek sesuai
rapot, agenda dan sebagainya
dengan apa adanya. Arikunto
(Arikunto, 2006). Sumber data dari
(2010:3) menegaskan bahwa metode
penelitian ini adalah langkah-langkah
diskriptif yaitu penelitian yang
menyunting Koran ketika magang di
dimaksudkan untuk menyelidiki
Badan Bahasa. Data penelitian ini
keadaan, kondisi, dan hal-hal lain.
berupa hasil analisis dari Koran-
Arifin (2011: 54) menjelaskan bahwa
koran daerah terburuk di Indonesia
penelitian deskriptif adalah
yang disunting ketika magang.
penelitian yang digunakan untuk
Metode pengumpulan data
mendeskripsikan dan menjawab
menggunakan teknik baca dan catat.
persoalan-persoalan suatu fenomena
Hasil analisis berupa model dan disunting harus dibaca beberapa kali
strategi yang dilakukan ketika agar lebih paham tentang isi naskah.
menganalisis Koran ketika magang Ketiga, seorang penyunting
di Badan Bahasa. ketika membaca juga harus
menemukan kesalahan dari teks
yang dibaca. Kesalahan naskah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat berupa ejaan maupun tata
Di badan bahasa terdapat
bahasa yang tidak baku. “Asisten II
beberapa strategi dalam
Setda Kota Jayapura, Drs. M.
penyuntingan naskah. Strategi yang
Nurjainuddin Konu, M. KP,
pertama adalah memberikan
mengatakan, berdasarkan hasil
penyuluhan mengenai ejaan dan tata
Rakerda lalu, menjelang
bahasa yang baik dan benar kepada
pelaksanaan Pekan Olahraga
calon penyunting. Hal ini
Nasional (PON) XX Tahun 2020
dailakukan agar ketika menyunting
ada beberapa komitmen dari
naskah, seorang penyunting paham
Pemprov untuk merubah wajah
akan ejaan dan tata bahasa yang
Kota Jayapura.”. Pada paragraf ini
baik dan benar, sehingga tidak
terdapat beberapa kesalahan yang
hanya menyalahkan namun juga
mengakibatkan paragraf ini tidak
bisa membenarkan. Penyuluhan di
menjadi tulisan yang baik dan benar.
Badan Bahasa dilakukan di minggu
Pada paragraf ini terdapat kesalahan
pertama dalam melakukan
penggunaan si ngkatan dan akronim,
penyuntingan. Penyuluhan ini hanya
pemaikaian huruf kapital, dan
dilakukan untuk penyunting pemula.
kesalahan penulisan kata
Kedua, Badan Bahasa
berimbuhan. Berikut rinciannya:
mewajibkan penyunting membaca
‘Rakerda’ yang benar menjadi
terlebih dahulu teks atau naskah
‘rakerda’
yang akan disunting. Hal ini
‘Pemprof’’ yang benar menjadi
dikarenakan seorang penyuntig
‘pemprof’’
harus memahami isi dari teks yang
‘Drs. M. Nurjainuddin Konu, M.
akan disunting agar bisa menyunting
KP,’ yang benar menjadi Drs. M.
dengan benar naskah yang dibaca.
Nurjainuddin Konu, M.K.P.
Tak hanya sekali, naskah yang akan
‘merubah’yang benar menjadi diperbaiki akan mempermudah
‘mengubah’ pembaca dalam memahami maksud
Pada setiap kesalahan yang atau pesan yang ingin disampaikan
timbul di teks atau naskah yang penulis kepada pembaca. Hal ini
kami analisis, semuanya memiliki akan membuat pembaca tidak perlu
penjelasan dan pembenarannya membaca berulang-ulang naskah
masing-masing. untuk memahami maksud atau
Keempat, penyunting di Badan pesan yang ingin disampaikan
Bahasa harus bisa mengelompokkan penulis.
kesalahan yang terjadi di naskah Keenam, mendiskusikan hasil
yang mereka sunting. Hal ini menyunting teks dengan sesama
dilakukan untuk mengumpulkan penyunting. Hal ini dilakukan agar
berapa banyak data kesalahan yang hasil suntingan lebih meyakinkan
terjadi pada teks yang disunting. dan bisa bertukar pikir
Selain itu, hal ini juga antarpenyunting.
mempermudah penulis untuk lebih
mempelajari ejaan dan kaidah PENUTUP
bahasa yang digunakan ketika Menyunting pada prinsipnya
menulis. adalah proses memperbaiki naskah
Kelima, memperbaiki kesalahan yang telah ditulis. Proses itu
pada tulisan adalah hal utama yang didahului dengan kegiatan penilaian
paling penting dilakukan dalam terhadap komponen karangan yang
menyunting naskah di semua meliputi isi, organisasi, dan bahasa
penerbit maupun percetakan yang diperoleh dari membaca. Dalam
termasuk Badan Bahasa. menyunting naskah, penerbit atau
Memperbaiki kesalahan pada teks percetakan memiliki strategi masing-
yang disunting menunjukkan bahwa masing untuk suntingan naskahnya.
kita kompeten dalam kegiatan Hal ini jugaberlaku di Badan Bahasa.
menyunting. Selain itu, kita akan Strategi penyuntingan di Badan
meminimalisir bahkan meniadakan Bahasa yang pertama adalah
kesalahan dalam naskah yang memberikan penyuluhan mengenai
disunting. Naskah yang sudah ejaan dan tata bahasa yang baik dan
benar kepada calon penyunting. Jakarta: Gramedia Pustaka
Kedua, penyunting membaca terlebih Utama
dahulu teks atau naskah yang akan Saddhono, Kundharu. 2006. Bahasa
disunting. Ketiga, menemukan Etnik Madura Di Lingkungan
kesalahan dari teks yang dibaca. Sosial: Kajian Sosiolinguistik
Keempat, penyunting harus bisa Di Kota Surakarta. Kajian
mengelompokkan kesalahan yang Linguistik Dan Sastra. 18 (34):
terjadi di naskah yang mereka 1-15.
sunting. Kelima, memperbaiki Saddhono, Kundharu dan Slamet.
kesalahan pada tulisan. Keenam, 2014. Pembelajaran
mendiskusikan hasil menyunting teks Keterampilan Berbahasa
dengan sesama penyunting. Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Sugihastusti. 2006. Editor Bahasa.
Arifin. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif, Kuantitatif, dan R & Yogyakarya: Pustaka Pelajar
D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, 2009. Metodologi
Arikunto, S. 2006. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
penelitian. Yogyakarta: Bina Bumi Aksara
Aksara.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori,
Arikunto, S. 2010. Penelitian Metode, dan Teknik Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Bumi Sastra.Yogyakarta: Pustaka
Aksara Pelajar

Aringingsih N. E., Sumarwati,


Saddhono K. ( Desember
2012). Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia dalam
Karangan Eksposisi Siswa
Sekolah Menengah Atas.
Basastra Jurnal Pendidikan
Bahasa Indonesia dan
Pengajarannya, 1(1), 40-53

Eneste, Pamusuk. 2017. Buku Pintar


Penyuntingan. Edisi Ketiga.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Magang

Nama Koran : WONE

I. Kesalahan
A. Pemakaian huruf
1. Huruf kapital
a. Kesalahan
1) Asisten II Setda Kota Jayapura, Drs. M. Nurjainuddin Konu, M.
KP, mengatakan, berdasarkan hasil Rakerda lalu, menjelang
pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2020
ada beberapa komitmen dari Pemprov untuk merubah wajah
Kota Jayapura.
2) Untuk itu, kedepan diharapkan Pemerintah Provinsi Papua dan
Pemerintah Kota Jayapura bersama-sama membentuk Tim
khusus untuk diterjukan di lapangan mana-mana yang harus di
perbaiki untuk mempercantik wajah Kota Jayapura.
3) “Saya minta kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota untuk
membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi terkait hal
tersebut,” ungkap Nurjaiuddin Konu saat memimpin apel bagi di
Main Hall, Kantor Wali Kota Jayapura, Senin, (22/10).
4) Nurjainuddin Konu menjelaskan, etikad baik ini harus direspon
cepat oleh Diaspora, dan segerah berkomunikasi dengan pihak
Provinsi, agar program-program yang dilakukan oleh bisa
disingkronkan dengan Provinsi.
5) Lebih lanjut Nurjainuddin mengatakan, wajah Kota Jayapura
harus berubah jelang pelaksanaan event Nasional di Kota
Jayapura. “Pasti ribuan Atlet PON akan datang ke Kota
Jayapura, maka wajah Kota harus dibenahi lagi agar indah,
nyaman dan bersih,” jelasnya.
b. Deskripsi
Kesalahan penulisan huruf kapital pada koran ini kebanyakan
terjadi karena ketidakpahaman penulis mengenai penggunaan huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama diri, yaitu nama
jenis yang diikuti nama diri.
c. Pembenaran
1) Asisten II Setda Kota Jayapura, Drs. M. Nurjainuddin Konu, M.
KP, mengatakan, berdasarkan hasil rakerda lalu, menjelang
pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2020
ada beberapa komitmen dari pemprov untuk merubah wajah
Kota Jayapura.
2) Untuk itu, kedepan diharapkan Pemerintah Provinsi Papua dan
Pemerintah Kota Jayapura bersama-sama membentuk tim
khusus untuk diterjukan di lapangan mana-mana yang harus di
perbaiki untuk mempercantik wajah Kota Jayapura.
3) “Saya minta kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota untuk
membangun komunikasi dengan pemerintah provinsi terkait hal
tersebut,” ungkap Nurjaiuddin Konu saat memimpin apel bagi di
Main Hall, kantor Wali Kota Jayapura, Senin, (22/10).
4) Nurjainuddin Konu menjelaskan, etikad baik ini harus direspon
cepat oleh Diaspora, dan segerah berkomunikasi dengan pihak
provinsi, agar program-program yang dilakukan oleh bisa
disingkronkan dengan provinsi.
5) Lebih lanjut Nurjainuddin mengatakan, wajah Kota Jayapura
harus berubah jelang pelaksanaan event nasional di Kota
Jayapura. “Pasti ribuan Atlet PON akan datang ke Kota
Jayapura, maka wajah kota harus dibenahi lagi agar indah,
nyaman dan bersih,” jelasnya.
Lampiran 2 Dokumentasi

Foto Kegiatan Menyunting

Foto Kegiatan Senam

Foto Presentasi
Foto Penyuluhan

Foto Rapat Pusat Pembinaan

Anda mungkin juga menyukai