Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, dan
kegiatan lainnya yang di nyatakan sesuai dengan syariah.
Bank syariah atau biasa di sebut dengan Islamic bank di Negara
lain,berbeda dengan konvensional pada umumnya. Perbedaan utamanya
terletak pada landasan operasi yang digunakan. Kalau bank konvensional
beroperasi berlandaskan bunga, sedangkan untuk bank syariah beroperasi
berlandaskan bagi hasil, di tambah dengan jual beli dan sewa.
Perbankan merupakan lembaga keuangan terpenting bagi
pembangunan suatu negara. Hal ini di sebabkan karena fungsi dari perbankan
adalah sebagai lembaga intermediasi keuangan ( financial intermediary
institution ) sebagaimana ditegaskan dalam pasal 1 angka 2 undang-undang
nomor 7 tahun 1992 yakni bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pentingnya eksistensi dan kedudukan lembaga perbankan dimaksud
membuatnya syarat mendapatkan pengaturan dari tataran konstitusi hingga
pengaturan ditataran teknis. Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas
keuangan dan perbankan telah mengeluarkan berbagai regulasi terkait dengan
praktik perbankan, serta melakukan supervise dan pengawasan agar kalangan
perbankan benar-benar melaksanakan berbagai peraturan di bidang
perbankan. Ketaatan institusi perbankan terhadap berbagai peraturan akan
berdampak bagi peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap bank, dimana
kepercayaan merupakan ruh dari industri perbankan itu sendiri.

1
Perbankan syariah sebagai elemen penting dalam hukum perbankan di
Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat, dimana adanya
didukung oleh terbitnya berbagai regulasi secara kelembagaan maupun
berkaitan dengan kegiatan usaha.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian hukum perbankan syariah?
1.2.2. Apa dasar hukum perbankan syariah?
1.2.3. Apa saja prinsip-prinsip perbankan syariah?
1.2.4. Apa saja perbedaan bank syariah dengan konvensional?
1.2.5. Apakah tujuan di dirikannya Bank syariah?

1.3. Tujuan dan Manfaat


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian hokum perbankan Syariah.
1.3.2. Untuk mengetahui dasar hokum Perbankan Syariah.
1.3.3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Perbankan Syariah.
1.3.4. Untuk mengetahui perbedaan Bank Konvensionak dan Syariah.
1.3.5. Untuk mnegetahui tujuan didirikannya Bank Syariah.

Adapun manfaatnya yaitu :


Manfaatnya untuk memberikan berbagai pengalaman bagi penyusun,
seperti mencari dan mengumpulkan bahan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun juga mendapatkan ilmu untuk memahami materi yang ada dalam
makalah ini. Serta memberikan pemahaman kepada pembaca tentang materi “
Hukum Perbankan Ekonomi Syariah ”.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hukum Perbankan Syariah


Kata Hukum ( al-hukm ) secara bahasa bermakna menetapkan atau
memutuskan sesuatu, Sedangkan pengertian hukum secara terminologi berarti

2
menetapakn hukum terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan
manusia.
Undang-undang no 10 tahun 1998 pengertian bank adalah berupa
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. ( pasal
1 angka 2 ). Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya (pasal 1 angka 1 ).
Bank syariah terdiri dari dua kata yaitu, bank dan syariah. Kata bank
bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi suatu perantara keuangan
dari dua pihak, yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana.
Kata syariah dalam versi bank syariah di Indonesia adalah aturan
perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk
penyimpangan dana atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya
sesuai dengan hukum islam.
Selain itu bank syariah biasa disebut Islamic banking atau interest fee
banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam pelaksanaan operasional tidak
menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidakpastian atau
ketidakjelasan (gharar).
Menurut Ensiklopedi islam, bank islam atau bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Jadi hukum perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank yang memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki peraturan-
peraturan yang harus dilaksanakan.
2.2. Dasar Hukum Perbankan Syariah
Bank syariah sebagai sebuah lembaga keuangan mempunyai
mekanisme dasar, yaitu menerima deposito dari pemilik modal (depositor) dan

3
mempunyai kewajiban (liability) untuk menawarkan pembiayaan kepada
investor pada sisi asetnya, dengan pola atau skema pembiayaan yang sesuai
dengan syariat islam. Pada sisi kewajiban, terdapat dua kategori utama,yaitu
interest-fee current and saving accounts dan investment accounts yang
berdasarkan pada prinsip PLS (Profit and Loss Sharing) antara pihak bank
dengan pihak depositor,Sedangkan pada sisi asset yang terdapat didalamnya
adalah sebagai bentuk pola pembiayaan yang bebas riba dan sesuai prinsip
atau standar syariah, seperti mudharabah, musyarakah, istisna, salam,dan
lainnya.
Bank syariah secara yuridis normative dan yuridis empiris diakui
keberadaannya di Negara republic Indonesia. Pengakuan secara yuridis
normative tercatat dalam peraturan undang-undang di Indonesia, diantaranya
Undang-undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan, Undang-undang no 10
tentang perubahan atas undang-undang no 7 tahun 1998 tentang perbankan,
Undang-undang no 3 tahun 2004 tentang perubahan atas undang-undang no
23 tahun 1999 tentang bank Indonesia, Undang-undang no 3 tahun 2006
tentang perubahan atas undang-undang no 7 tahun 1989 tentang peradilan
agama.
Selain itu pengakuan secara yuridis empiris dapat dilihat perbankan
syariah tumbuh dan berkembang pada umumnya di seluruh ibu kota Provinsi
dan kabupaten di Indonesia, bahkan beberapa bank konvensional dan lembaga
keuangan lainnya membuka unit usaha syariah ( bank syariah, asuransi
syariah, pegadaian syariah, dan semacamnya.) Pengakuan secara yuridis di
maksud memberi peluang tumbuh dan berkembang secara luas kegiatan usaha
perbankan syariah, termasuk memberi kesempatan kepada bank umum
(konvensional) untuk membuka kantor cabang yang khusus melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

4
Undang-undang dari landasan dasar hukum diatas, kemudian dijabarkan
dalam berbagai peraturan bank Indonesia yang di rumuskan sebagai berikut :
a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank,mencakup tentang pelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
c. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
d. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain
pembiayaan berdsarkan prinsip bagi hasil( mudharabah ) , pembiayaan
dengan prinsip penyertaan modal ( musyarakah ), prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan ( murabahah ).

Selain itu perlu dikemukakan bahwa dalam pasal 11 ayat (1) dan (2)
Undang-undang no 3 tahun 2004 tentang perubahan atas dasar Undang-
undang no 23 tahun 1999 tentang bank Indonesia, menjelaskan :
1. Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah untuk jangka waktu paling lama 90 hari kepada bank
untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang
bersangkutan.

5
2. Pelaksanaan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah sebagaimana di maksud pada ayat (1) wajib di jamin oleh bank
penerima agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang
nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang
diterimanya.

Mengenai Akhlak, Al-Qur’an menyebutkan secara eksplisit, baik


dalam kisah maupun perintah. Konsep accountability misalnya, terdapat
pada ayat-ayat yang paling panjang dan berupa perintah (QS 2:282-283).
Demikian pula konsep trust (amanah ) (QS 2:283) dan keadilan (di antaranya
QS 4:4, 128,135,5:8) Untuk menjaga stabilitas lembaga tersebut, Al-Qur’an
mengajarkan tindakan tegas (amar ma’aruf nahi munkar) (QS3:110) dan
teguran (tawsiyah) untuk menegakan kebenaran dan berlaku kesabaran (QS
al’Ashr). Qur’an juga menjelaskan perlunya struktur hirarki manajemen
yang rapi untuk melakukan usaha mencapai tujuan lembaga sebagai
manifestasi kecintaan tuhan(QS 61:4)

2.3. Prinsip-prinsip Dasar Perbankan Syariah


Dalam operasinya, bank syariah mengikuti aturan-aturan dan norma-
norma islam,diantaranya :
1. Bebas dari bunga (riba)
2. Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian
(maysir)
3. Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar)
4. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil)
5. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Secara singkat empat prinsip tersebut biasa disebut anti
MAGHRIB(maysir, gharar, riba,dan bathil)

2.4. Perbedaan Bank Syariah & Konvensional

Bank Konvensional Bank Syariah


Fungsi dan Intermediasi, jasa Intermediasi,

6
Kegiatan Bank keuangan Manager Investasi,
Mekanisme dan Investor, Sosial,
Obyek usaha Jasa keuangan.
Prinsip dasar Tidak anti riba dan anti Anti riba dan anti
operasi maysir maysir
Prioritas - Bebas Nilai - Tidak bebas
pelayanan (prinsip materialis) nilai (prinsip
- Uang sebagai
syariah
komoditi
islam)
- Bunga
- Uang
sebagai alat
tukar dan
bukan
komoditi
- Bagi
hasil,jual
beli,sewa
Orientasi Kepentingan Pribadi Kepentingan public
Bentuk Keuntungan Tujuan sosial-
ekonomi
islam,keuntungan
Evaluasi Bank Komersial Bank komersial,
Nasabah bank pembangunan,
bank universal atau
multi-porpose
Hubungan Kepastian pengembalian Lebih hati-hati
Nasabah pokok dan bunga karena partisipasi
(creditworthiness dan dalam risiko
collateral)
Sumber Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra
likuiditas usaha

7
jangka pendek
Pinjaman yang Pasar uang dan sentral Terbatas
diberikan
Lembaga Komersial dan Komersial dan
penyelesaian Nonkomersial,berorientasi nonkomersial,
sengketa laba berorientasi laba
dan nirlaba
Risiko Usaha Pengadilan,Arbitrase Pengadilan, Badan
Arbitrase syariah
nasional
Struktur - Risiko bank tidak - Dihadapi bersama
Organisasi terkait langsung antara bank dan
Pengawas dengan nasabah dengan
debitur,risiko prinsip keadilan dan
debitur tidak terikat kejujuran
- Tidak mungkin
langsung dengan
terjadi negative
bank
- Kemungkinan spread
terjadi negative
spread
Investasi Dewan Komisaris Dewan komisaris,
Dewan pengawas
syariah, Dewan
syariah nasional
Halal atau Haram Halal

Bank/ Lembaga yang melaksanakan 3 fungsi utama :


1. Menerima Simpanan Uang
2. Meminjamkan Uang
3. Memberikan Jasa
Fungsi-fungsi bank sudah di praktikan oleh para sahabat di zaman
Nabi saw :
1. Menerima simpanan uang

8
2. Memberikan pembiayaan
3. Jasa transfer uang ( biasanya satu orang hanya melakukan satu
fungsi saja. )

2.5. Tujuan Di dirikannya Bank Syariah


Untuk meningkatkan usaha menuju kesejahteraan umat dengan
mengaitkan pembangunan ekonomi dan sosial serta menyelamatkan umat
islam dari membayar dan menerima bunga yang termasuk perbuatan riba serta
dampak sampingnya yang tidak dikehendaki oleh umat islam.
Menurut Syafi’I Antonio dalam bukunya bank syariah dari teori dan praktik
tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan syariah ini
adalah sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek
kehidupan ekonominya berlandaskan al quran-dan As-Sunnah.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan
kegiatan usaha, dan kegiatan lainnya yang di nyatakan sesuai dengan syariah.
Bank syariah atau biasa di sebut dengan Islamic bank di Negara
lain,berbeda dengan konvensional pada umumnya. Perbedaan utamanya
terletak pada landasan operasi yang digunakan. Kalau bank konvensional
beroperasi berlandaskan bunga, sedangkan untuk bank syariah beroperasi
berlandaskan bagi hasil, di tambah dengan jual beli dan sewa.
Perbankan merupakan lembaga keuangan terpenting bagi
pembangunan suatu negara. Hal ini di sebabkan karena fungsi dari perbankan
adalah sebagai lembaga intermediasi keuangan ( financial intermediary
institution ) sebagaimana ditegaskan dalam pasal 1 angka 2 undang-undang
nomor 7 tahun 1992 yakni bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Jadi hukum perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank yang memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki peraturan-
peraturan yang harus dilaksanakan.

10
3.2. Saran
Semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dengan judul “ Hukum
Perbankan Ekonomi Syariah ” dapat di ambil manfaatnya oleh pembaca
dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam
perbankan syariah.

11

Anda mungkin juga menyukai