Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Penyakit Utama pada Tanaman Pisang

Budi daya tanaman pisang tak lepas dari ancaman serangan panyakit yang
dapat menyebabkan terjadinya penurunan hasil baik kualitas maupun
kuantitasnya. Penyakit pada tanaman pisang disebabkan oleh patogen berupa
jamur, bakteri, dan virus. Penyakit utama pada tanaman Pisang adalah sebagi
berikut: (Anindya Ramadhanti)

1. Layu Fusarium

Layu Fusarium atau penyakit panama disebabkan oleh jamur Fusarium


oxysporum. Infeksi penyakit layu fusarium terjadi bila patogen
melakukan penetrasi pada akar tanaman pisang. Jamur kemudian
menyerang xylem sehingga menyebabkan penutupan pembuluh. Gejala
internal diawali dengan penguningan jaringan pembuluh di akar dan
bonggol yang selanjutnya berubah warna menjadi merah atau coklat pada
pembuluh vaskular pada pseudostem dan kadang-kadang pada tangkai
tandan. Pada saat tanaman mati, jamur akan tumbuh menyebar dari
xylem ke jaringan sekitarnya, membentuk klamidospore (spora istirahat)
yang mampu bertahan dalam perakaran tanaman inang alternatif sampai
30 tahun. Kerusakan terutama terjadi pada kelompok pisang Cavendish
(Ambon Hijau), Rajasere (pisang Susu), dan Ambon Kuning. Penyakit
ini sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium
oxysporum. (Nathaneilando A).

Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk kandang atau alat-
alat pertanian. Gejala awal adalah menguningnya daun tua yang diikuti
diskolorisasi pembuluh pada pelepah daun terluar. Perubahan warna
semakin hebat terjadi pada stadium lanjut dan bila pseudostem terinfeksi
dipotong akan terlihat jaringan sakit lebih keras dibanding jaringan sehat.
Gejala lain adalah perubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru
muncul lebih pendek serta perubahan warna pada bonggol. Penularan
terutama terjadi melalui luka pada akar. Pencegahan penularan dapat
dilakukan dengan: (Anindya Ramadhanti)
a) Membongkar dan membakar tanaman yang terserang dan siram
tanah bekas tanaman pisang tersebut dengan fungisida.
b) Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.
c) Menanam varietas tahan terhadap penyakit layuFusarium.
d) Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah
dari daerah yang sudah terinfeksi penyakit layuFusarium.
e) Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).
f) Alat-alat pertanian yang digunakan selalu disucihamakan dengan
fungisida.
g) Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.
(Anindya Ramadhanti)

2. Penyakit Layu Bakteri

Layu bakteri pada tanaman pisang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas


solanacearum. Bakteri ini menyerang akar, bonggol hingga batang
pisang. Tanaman yang terserang memperlihatkan gejala penguningan
daun dan layu. Gejala luar juga diperlihatkan dengan terjadinya
pengeringan pada bunga jantan. Pada serangan yang parah, batang semu
mencoklat dan membusuk. Gejala awal terlihat adanya perubahan warna
pada daun muda. Pada daun terdapat garis coklat kekuningan ke arah tepi
daun, lama kelamaan seluruh daun menguning, berwarna coklat dan
akhirnya layu (M. Fiqri)).

Penularan penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian


atau serangga penular (vector).Gejalanya biasanya tampak setelah
timbulnya tandan. Mula-mula daun muda mengalami perubahan warna
dan pada ibu tulang daun terlihat garis coklat kekuningan kearah tepi
daun hingga buah menjelang masak. Daun kemudian menguning/coklat,
dan layu. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir bakteri yang berbau,
berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan keluar dari potongan
buah atau bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan batang.Penularan
penyakit dapat terjadi melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian
dan serangga. Bakteri ini dapat bertahan paling singkat 1 tahun dalam
tanah tanpa kehilangan virulensinya. Perkembangan penyakit di lapang
terutama dipengaruhi oleh adanya sumber inokulum, persen tanaman
yang memasuki fase generatif dan populasi serangga penggerek bonggol
dan batang. Selain faktor-faktor tersebut, penyebaran penyakit darah
pada suatu wilayah juga sangat ditentukan oleh aktivitas petani dalam
memelihara tanaman, serta aktivitas pedagang ketika melakukan panen
buah dan bunga pisang. Penggunaan alat yang sama untuk pemeliharaan
tanaman atau panen dari satu kebun ke kebun yang lain tanpa disadari
merupakan satu cara penularan dan penyebaran penyakit yang sangat
efektif dan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Pengendalian atau
pencegahan yang dianjurkan adalah:
a) Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah
endemik.
b) Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.
c) Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.
d) Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.
e) Perbaikan drainase kebun.
f) Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl
Bromide (secara injeksi).
g) Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan
herbisida glyphosate 5% atau 2,4-D 2,25%.
h) Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family
graminae sepertisorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain
sebagainya untuk memotong siklus patogen di dalam tanah selama
sekitar satu tahun.
(Anindya Ramadhanti)

3. Penyakit Darah

Daun tanaman pisang yang terserang penyakit ini akan menguning dan
layu, bunga jantan mengering, batang berubah warna menjadi kecoklatan
dan akhirnya membusuk. Gejala lainnya yaitu ditandai oleh pembusukan
daging buah, buah yang membusuk berwarna coklat kemerahan
menyerupai darah. (Anindya Ramadhanti)

Penyakit darah disebabkan oleh bakteri Xanthomona celebensis atau


sering disebut dengan BDB (Blood Disease Bacterium). Upaya
pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat, membongkar
kemudian membakar tanaman yang terserang dan penyemprotan
bakterisida. (Anindya Ramadhanti)

4. Penyakit Pembuluh Jawa

Penyakit pembuluh jawa disebabkan oleh bakteri Pseudomonas musae


Gaumann. Tanaman yang terserang mengalami pertumbuhan yang
lambat, perkembangan pupus daun lambat. Upih daun sebelah luar
terbelah membujur, daun patah dan layu. Jika bonggol dibelah akan
terlihat berkas-berkas pembuluh yang mengeluarkan cairan berwarna
kemerahan. Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan
bibit yang sehat, pengolahan lahan yang baik, pemupukan secara
berimbang dan aplikasi baktersida. (Nathaneilando A)

5. Bercak Daun Sigatoka

Bercak daun pisang disebabkan oleh jamur Mycosphaerella


musicola. Daun yang terserang terdapat bintik-bintik hitam, semakin
lama bintik hitam tersebut membesar dan melebar membentuk noda
kuning kecoklatan hingga hitam. Serangan yang parah seluruh daun akan
menguning dan mengering. Upaya pengendalian bercak daun pisang
dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak tanam jangan terlalu rapat
untuk mengurangi kelembaban, memangkas daun-daun yang terserang
kemudian memusnahkannya, penyemprotan fungisida sistemik berbahan
aktif Benzimidazole dan Dithiocarbamate, serta pemupukan berimbang,
sesuai anjuran setempat dan sanitasi sumber infeksi dengan memotong
dan membakar daun-daun mati/sakit. (Diki Sanada)
6. Penyakit Kerdil Pisang

Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh ‘Banana Bunchy Top Virus’


(BBTV). Gejala awal ditandai oleh adanya gejala hijau gelap bergaris
pada tangkai dan tulang daun menyerupai sandi morse. Pada lembaran
daun di dekat ibu tulang daun terdapat bercak/garis bengkok hijau gelap.
Ketika tanaman semakin tua, pertumbuhan daun menjadi terhambat,
berukuran kecil, kaku dan mengarah ke atas, tanaman menjadi kerdil.
(Diki Sanada)

Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui


vektor Pentalonia negronervosaCoq. Gejalanya adalah daun muda
tampak lebih tegak, pendek, lebih sempit dan tangkainya lebih pendek
dari yang normal, daun menguning sepanjang tepi lalu mengering, daun
menjadi rapuh dan mudah patah, Tanaman terlambat pertumbuhannya
dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsunya.

Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi


kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti abaca (Musa
textiles),Heliconia spp danCanna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu
dipotong kecil-kecil agar tidak ada tunas yang hidup. Cara lain adalah
dengan menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor
terutama di pesemaian. (M. Fiqri)

Anda mungkin juga menyukai