Anda di halaman 1dari 6

A.

Tahapan Kerja
Tahapan kerja pasien pada kasus berdasarkan scenario adalah sebagai berikut.
1. Diagnosis
Diagnosis merupakan cara penetapan keadaan normal atau keadaan menyimpang
yang disebabkan oleh suatu penyakit yang membutuhkan tindakan medis /
pengobatan (Salzmann, 1950). Diagnosis berdasarkan scenario adalah nekrosis gigi
11/21 disertai parulis.
2. Isolasi
Isolasi yang dapat digunakan yaitu rubber dam dan rubbr sheet

3. Accses Opening / Cavity Entrance


Access Opening dilakukan dengan tujuan memberikan jalan masuk langsung ke
dalam saluran akar, mencari semua orifice serta mempertahankan sisa struktur gigi
(Dwihandono, 2019).
a. Outline Form
Mentukan outline form sebagai proyeksi ruang pulpa ke permukaan palatal gigi
di daerah atas cingulum gigi 11/21. Tujuan gambar outline adalah menghindari
terbuangnya jaringan dentin secara berlebihan waktu preparasi membuka akses
ke ruang pulpa, sehingga operator harus mengetahui tentang diameter dan
bentuk serta arah pulpa yang dapat dilihat dari rontgen foto.

(Castelluci, 2005)
b. Gunakan round bur atau tapered fissure bur bagian palatal gigi mulai dibuka
dengan arah tegak lurus (sampai kedalaman ± 3 mm). Kemudian arah bur
diubah menjadi sejajar dengan aksis (sumbu) gigi hingga perforasi ke kamar
pulpa.

(Castelluci, 2005)
c. Atap pulpa dibuang dengan round bur dengan gerakan dari kamar pulpa ke arah
luar

(Castelluci, 2005)
d. Dinding kavitas diratakan dengan tapered fissure bur, sampai berbentuk
divergen ke arah insisal.

(Casteluci, 2005)
e. Pengambilan jaringan pulpa pada kamar pulpa dengan menggunakan jarum
eksterpasi sampai pada batas orifice.
4. Eksterpasi Pulpa
Pengambilan jaringan pulpa dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: 1) Eksplorasi :
mencari jalan masuk ke saluran akar melalui orifice dengan menggunakan eksplorer
/ smooth broach / jarum Miller; 2) Eksterpasi : Pengambilan jaringan pulpa pada
saluran akar dengan cara jarum eksterpasi / barbed broach dimasukkan sedalam 2/3
panjang saluran akar kemudian diputar 180o searah jarum jam kemudian ditarik
keluar dan cara ini dapat dilakukan berulang apabila dirasakan jaringan pulpa belum
terambil seluruhnya.

5. Negosiasi Saluran Akar


Negosiasi saluran akar merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengenali
bentuk origin saluran akar gigi yang sedang dilakukan perawatan, serta mencapai
glide path untuk menentukan alur dari saluran akar dapat terjangkau dengan tidak
adanya hambatan, memastikan adanya apical patency dimana foramen apikal bersih
dari adanya debris. Negosiasi saluran akar dilakukan dengan menggunakan K-file
dengan ukuran kecil (no. 6, 8, 10).
6. Working length
a. Radiografi
1) Diagnostic Wire Photo (DWP) langsung
2) Diagnostic Wire Photo (DWP) Perbandingan
PGS PAS
=
PGF PAF

PAS X PGF
PGS =
PAF
Panjang Kerja = PGF-1mm
Panjang Kerja pada skenario 24-1=23mm
3) Elektrik : dengan apex locater
7. Cleaning and Shaping (preparasi saluran akar)
a. Fase 1
1) Preparasi
2) Trial Gutta Percha
b. Fase 2a
1) Preparasi
2) Trial Gutta Percha
c. Fase 2b
1) H – File
8. Intracanal medicament
Intracanal medicament diberikan dengan memasukkan cotton pellet yang sudah
ditetesi bahan medikamen saluran akar seperti essensial oil (eugenol) atau phenolic
compound (phenol, parachlorophenol, Camphorated Monoparachlorophenol
(Para Klorophenol Berkamfer), Cresatin, Aldehyde. Kemudian cotton pellet yang
sudah ditetes bahan medikamen di peras dengan cotton roll, sampai tiris karena
yang dipakai untuk medikamen hanyalah uap dari bahan tersebut saja, kemudian
cotton pellet tersebut dimasukkan kedalam ruang pulpa gigi 11/21 menggunakan
pinset atau juga bisa menggunakan sonde, diatasnya ditimpa lagi menggunakan
cotton roll kering dan terakhir cavitas ditutup dengan tumpatan sementara
menggunakan plastic filling instrument, bahan tumpatan sementara yang dapat
digunakan yaitu cavit. Tindak lanjut pasien untuk melakukan kunjungan kembali
setelah 1 minggu untuk dilakukan pemeriksaan objektif (perkusi, palpasi),
memastikan tidak ada keluhan ataupun adanya eksudat, serta melihat kondisi
tumpatan sementara yang masih bai, apabila hasil baik, maka bisa dilanjutkan
untuk obturasi atau pengisian saluran akar.
9. Obturasi (Pengisian Saluran Akar)
Obturasi atau pengisian saluran akar dilakukan dengan menggunakan material
utama (gutta percha) dan semen saluran akar (sealer). Teknik yang dipakai dapat
dengan teknik single cone. (Dwiandhono, 2019)
a. Gutta percha yang digunakan disesuaikan dengan nomor file yang terakhir
digunakan
b. Pengaplikasian sealer dapat dengan lentulo atau pumping dengan guttap percha.
Manipulasi sealer dapat dilakukan dengan mengaduk pasta dan powder
kemudian diusapkan tipis pada lentulo atau guttap yang akan digunakan untuk
pumping, lentulo dapat digerakan dengan low speed atau dengan cara manual
dimasukkan dengan cara diputar searah jarum jam kemudian ditarik keluar.
Pengaplikasian dengan pumping gutta percha dapat dilakukan pengolesan
bahan sealer pada 1/3 bagian ujung gutta percha kemudian mauskkan ke dalam
saluran akar sesuai Panjang kerja dan lakuka pumping hingga dirasa cukup.
c. Gutta percha yang over filling dapat dipotong sampai orifice dengan
menggunakan ekskavator yang panas, kemudian lakukan penumpatan
sementara pada kavitas dengan basis semen fosfat (Zn PO4).
10. Final Restoration
Final restoration yang dapat digunakan pada gigi 11/21 yaitu restorasi composite
atau dengan pembuatan crown, keberhasilan perawatan saluran akar dapat
dievaluasi setelah 1-2 tahun perawatan, kriteria keberhasilan perawatan saluran
akar yaitu (Dwihandono, 2019) :
a. Tidak ada keluhan
b. Tidak ada rasa sakit atau pembengkakan
c. Gigi berfungsi
d. Evaluasi cek intra oral memiliki hasil yang baik
e. Rontgen foto tidak ada lesi periapical
f. Tidak ada kelainan jaringan periodontal
Daftar Pustaka

Castellucci, A., West, J, D., 2005, Endodontics vol II. Il Tridente : Firenze, hal 244-329.
Salzmann, J.A., 1950, Principles of Orthodontics, 2nd.Ed, J.B. Lippincott Co., Philadelphia
London.
Dwiandhono I., 2019, Perawatan Saluran Akar, Komunikasi Pribadi Kedokteran Gigi
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. September 2019.
Dwiandhono I., 2019, Irigasi Saluran Akar, Komunikasi Pribadi Kedokteran Gigi Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto. September 2019.
Dwiandhono I., 2019, Obturasi Saluran Akar, Komunikasi Pribadi Kedokteran Gigi
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. September 2019.

Anda mungkin juga menyukai