Anda di halaman 1dari 3

RESUME

PERBANDINGAN EMPAT SISTEM HUKUM DI DUNIA

R. BAGUS AULYA RAKHMATULLAH / FH C’19

190111100337

Sebelum mengenal macam-macam sistem yang ada di dunia, kita harus


mengetahui apa yang disebut dengan sistem dan sistem hukum itu sendiri. Secara
bahasa, sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systema yang berarti sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian.1 Sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi satu dengan
yang lain. Dalam suatu sistem terdapat beberapa ciri tertentu, yaitu terdiri atas
komponen-komponen yang berhubungan satu sama lain dan saling mengalami
ketergantungan yang teratur serta terintegrasi.2 Sedangkan sistem hukum yang
disebutkan oleh Sudikno, hukum merupakan sistem berarti hukum itu adalah
tatanan, suatu kesatuan yang utuh terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang
berkaitan erat satu dengan yang lain.3

Terdapat empat sistem hukum di dunia ini, dimulai dari Sistem Hukum
Adat, Sistem Hukum Islam, Sistem Hukum Anglo Saxon (Common Law System),
Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law System. Sistem hukum Adat
merupakan kebiasaan yang terlembaga dan dipatuhi sebagai hukum dan
berlangsung turun-temurun dalam suatu komunitas adat serta merupakan sistem
hukum tertua di dunia. Sistem hukum ini bersumber pada aturan-aturan yang tidak
tertulis yang berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran masyarakatnya. 4
Sistem hukum ini berbentuk tidak tertulis dan sifat terbentuknya hukum ini
bottom up yaitu hukum besumber dari bawah (masyarakat), jadi saat pengambilan
keputusan dalam memberikan sanksi (pada umumnya moral), pemangku adat
didampingi oleh tetua adat tidak memiliki ketentuan tetap dikarenakan sifat
hukum tersebut yaitu bottom up.

1 Ida Keumala Jeumpa, “Suatu Perbandingan antara Berbagai Sistem Hukum”, Kanun Jurnal
Ilmu Hukum No. 62, 2014, Hal 149.
2 R. Abdoel Djamali, “Pengantar Hukum Indonesia” (Bandung: Rajawali Pers, 1983), hal. 67.
3 Ida Keumala Jeumpa, op. cit., hal 151.
4 R. Abdoel Djamali, op. cit., hal. 73.
Sistem hukum Islam, sistem hukum ini muncul pada abad ke enam masehi
saat Nabi Muhammad SAW mendirikan Madinah. Terdapat empat sumber hukum
dalam sistem hukum ini yaitu, Al-Quran, Sunnah, Ijma (Piagam Madinah) dan
Qiyas serta berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Karena sumbernya tersebut, sifat
terbentuknya hukum ini yaitu top down dimana hukum terbentuk karena sudah
adanya aturan yang bersumber dari keempat sumber diatas.

Sistem hukum Anglo Saxon (Common Law System), sistem hukum ini
hampir sama dengan sistem hukum adat. Dalam perkembangannya sistem hukum
ini bermula dari Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris. Sumber
hukum dalam sistem hukum Anglo Saxon ini adalah kebiasaan yang terlembaga
kemudian dalam pengadilan berubah menjadi putusan hakim yang mengikat dan
wajib diikuti oleh hakim selanjutnya untuk mengambil keputusan, dalam hal ini
hakim merupakan pembuat undang-undang. Karena sumbernya merupakan
kebiasaan maka, sifat pembentuk hukumnya adalah bottom up karena bersumber
dari kebiasaan itu sendiri. Bentuk hukum dalam sistem ini jika menurut hukum
kebiasaan adalah tidak tertulis, tetapi jika sudah menjadi putusan hakim itu
menjadi hukum tertulis karena, hakim selanjutnya wajib mengikuti putusan
sebelumnya. Tujuan dari sistem hukum Anglo Saxon ini adalah untuk
mewujudkan keadilan.

Sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law System). Bermula saat


pemerintahan Napoléon Bonaparte di Prancis berkembang hingga menjadi dasar
perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa, hingga ke Indonesia
pada masa Hindia-Belanda. Berbeda dengan Anglo Saxon yang berbentuk tidak
tertulis dan bertujuan mewujudkan keadilan, bentuk dari sistem hukum ini adalah
tertulis dan terkodifikasi serta bertujuan menegakkan Kepastian Hukum (Supreme
of Law). Sistem civil law memilik tiga karakteristik, yaitu adanya kodifikasi,
hakim tidak terikat pada preseden sehingga undang-undang menjadi sumber
hukum utama, dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial.5 Pada sistem civil law
tugas hakim sebagai corong undang-undang bukan sebagai pembuat undang-
undang seperti pada common law.

5 Peter Mahmud Marzuki, “Pengantar Ilmu Hukum” (Jakarta: Premedia Group,2008), hal. 244.
Tabel 1.1 Perbandingan Empat Sistem Hukum di Dunia

Anda mungkin juga menyukai