Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

Sebagai umat Islam kita semua sudah sangat memahami bahwa perintah
pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Dari Allah SWT adalah
"Membaca" tapi kita belum menghayati betul apa yang terkandung dibalik
perintah itu, bahwasanya semua yang telah terjadi di alam semesta ini semua
ciptaan-Nya yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Al-Qur'an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan


manusia dalam hubungan ibadah dengan Tuhan-Nya dan tindakan dengan
alam sekitarnya, tetapi juga dinyatakan tentang ciptaan alam termasuk
manusia di dalamnya. Dan ini semua tidak terlepas dari tujuan Allah untuk
menunjukkan kuasa-Nya pada manusia agar manusia mampu berfikir dan
menemukan hakikat penciptaan alam dan dirinya sendiri. Menurut Surah
al-Baqarah ayat ke 29 disebutkan bahawa:

“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu.”(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

Seterusnya , alam semesta sering disinonimkan dengan istilah-istilah lain,


seperti semesta raya. .Alam semesta juga dapat didefinisikan segala sesuatu
yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia didunia ini selain Allah SWT
beserta Dzat dan sifat-Nya. Secara umum, alam semesta dapat difahami
sebagai alam semesta yang terdiri dari langit dan bumi, keduanya mewakili
ciptaan Tuhan di dunia. Berbagai bentuk rupa bumi seperti; dataran tanah, laut,
kutub, pergunungan, gurun dan pantai. Rupa langit yang terdiri dari
planet-planet juga bintang-bintang yang hidup di atas bumi sana.

Terdapat beberapa perspektif yang sering diketengahkan terhadap alam


semesta iaitu mengikut perspektif daripada pandangan islam dan perspektif
daripada pandangan barat.Mengikut perspektif pandangan islam
bersumberkan Al-Quran terdapat 6 fasa penciptaan langit dan bumi (alam
semesta) dan mengikut perspektif barat menggunakan teori Big Bang sebagai
permulaan penciptaan alam semesta.
Penciptaan Alam Semesta Mengikut Al-quran

Di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana proses


pembentukan alam semesta. Salah satunya dibahasa pada surat Al Qaf ayat
38.

“Dan sungguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih
sedikitpun.” (Qs. Qaf: 38).

Dari ayat tersebut dapat kita fahami bahwa Allah SWT menciptakan langit dan
bumi beserta seluruh isinya (alam semesta) dalam enam masa.

Fasa 1 - Penciptaan langit

Fasa 2 -Pengembagan dan Penyempurnaan

Fasa 3 -Pembentukan Matahari

Fasa 4 -Kemunculan daratan di bumi

Fasa 5 - Hadirnya air dan atmosfera di bumi

Fasa 6 - Lahirnya kehidupan di bumi


Fasa 1-Penciptaan langit

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big
bang”, kira-kira 13,7 juta tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi
kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Big bang adalah awal
penciptaan ruang, waktu, dan bahan. Bahan awal ialah Hidrogen. Hidrogen
menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan.
Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika suhu
dukhan mencapai 20 juta darjah celcius, bermulah terjadi reaksi nuklear yang
membentuk Helium. Reaksi nuklear inilah yang menjadi sumber tenaga
bintang dengan mengikuti persamaan [E = mc2], besarnya tenaga yang
dipancarkan sebanding dengan

masa atom hidrogen yang berubah.


Awan debu (Dukkhan) daripada ‘big bang’ galaksi yang terbentuk dari piringan
bintang-bintang dan gas-gas
pembentuknya

Seterusnya, angin bintang melalui dari dua kutub bakal bintang iaitu
protostar, tersebarr dan menghilangkan debu yang mengelilinginya.
Sehingga ,gas yang berlebihan menyerupai piring yang rata dan kemudian
membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk di
dalam kumpulan besar yang disebut galaksi . Di alam semesta galaksi sangat
banyak membentuk struktur filamen (untaian) dan void (rongga). Jadi, alam
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bahagian yang
kosong dan bahagian yang terisi .

Fasa 2-Pengembangan dan Penyempurnaan

‘Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya’ (Q.S. An-Nazi’at: 28)

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan”


dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan
alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh
dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin
mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti
tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh

model roti kismis untuk menggambarkan mengembangnya alam semesta

Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah penerusan big bang.


Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan
proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan
kesan doppler sederhana, dapat dikirakan berapa lama alam ini telah
mengembang, aitu sekitar 13.7 juta tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak
serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung.
Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Fasa 3-Pembentukan Matahari

‘dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya


(terang benderang)’ (Qs. An-Nazi’at: 29)

Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam


yang gelap gelita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat
ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi
yang berorientasi , sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan
matahari dikirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil,
dianggarkan sebesar orbit Neptune. Proses yang sama seperti
pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukuran yang lebih kecil.
Seperti pembentukan matahari, sumber panas dan semua unsur yang
ada di bumi berasal dari reaksi nuklear dalam teras utama berbeza dengan
Bulan. Bulan tidak mempunyai teras utama ini kerana bulan mempunyai
unsur kimia yang hampir sama dengan kerak bumi. Berdasarkan
fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah sebahagian Bumi
yang dikeluarkan ketika Bumi masih lembut. Pengeluaran ini terjadi karena
Bumi berlanggaran dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat
besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari
Bumi, bukan akibat reaksi nuklear pada Bulan itu sendiri.
reaksi nuklar yang menjadi sumber tenaga bintang seperti Matahari

Fasa 4 : Kemunculan Daratan di Bumi

“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Qs. An-Nazi’at: 30)


Pada fasa ini , bumi terbentuk daripada debu-debu antara bintang yang
dingin mulai menghangat dengan pemanasan daripada cahaya matahari dan
pemanasan dari dalam (endogenik) dan juga daripada unsur-unsur radioaktif
di bawah kerak bumi.

Akibat pemanasan endogenik tersebut, batu-batuan di bawah kerak bumi


menjadi lebur, antara lain muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt
yang menjadi dasar lautan dan granit yang menjadi batuan utama di daratan
merupakan hasil daripada pembekuan leburan tersebut. Pemadatan yang
berlaku di kerak bumi akan menjadi dasar lautan dan daratan yang terhasil
itulah yang dimaksudkan sebagai “hamparan bumi” .

Hamparan Pangean bumi

Fasa 5 : Hadirnya Air dan Atmosfera Di Bumi


‘Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya’ (Qs. An-Nazi’at: 31)

Dari ayat 31 di atas, dapat ditafsirkan bahwa di Bumi belum terdapat air
ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak
mempunyai air menjadi kepada terkandungnya air.Jadi ,hadirnya air dan
atmosfera di bumi yang menjadi syarat terciptanya kehidupan di bumi.

Jadi, di manakah air itu datang? Air dianggap berasal dari komet yang
memukul bumi apabila atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang
dibawa oleh komet kemudian bertindak balas dengan unsur-unsur di Bumi dan
membentuk wap air. Wap air ini kemudian jatuh sebagai hujan pertama. Bukti
bahawa air berasal dari komet, adalah nisbah Deuterium dan Hidrogen ke air
laut, yang sama dengan nisbah komet. Deuterium adalah unsur hidrogen yang
jisimnya lebih berat daripada hidrogen secara amnya.Kerana semua
kehidupan berasal dari air, maka setelah air dibentuk, kehidupan pertama
berupa tumbuhan bersel tunggal muncul di dalam air.

Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca


dibumi, yakni awan dan halilintar. Melimpahnya air laut dan keadaan
atmosfera purba yang kaya dengan gas metana (CH4) dan ammonia (NH3).
Persenyawaan organik yang mengikut aliran air akhirnya tertumpu di laut.
Kehidupan dijangka bermula dari laut yang panas sekitar 3 hingga 5 juta tahun
yang lalu berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemui.
ilustrasi komet yang membawa unsur hidrogen sebagai pembentukan air di
Bumi

Fasa 6 : Lahirnya Kehidupan Di Bumi

‘Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh’ (Qs. An-Nazi’at: 31)

Dalam ayat 32 di atas, ia dinyatakan "... gunung-ganang tetap kukuh."


Iaitu, gunung-gunung dibentuk selepas penciptaan tanah, pembentukan air
dan kemunculan tanaman pertama. Pergunungan terbentuk daripada interaksi
antara plat apabila supercontinent Pangea mula berpecah. Proses perincian
pembentukan gunung boleh dilihat dalam artikel sebelumnya yang ditulis oleh
Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc, mengenai fungsi gunung sebagai
pasak bumi.

Kemudian, selepas gunung mula terbentuk, haiwan dan akhirnya


manusia diciptakan . Oleh itu, umur manusia adalah sangat muda dalam skala
waktu geologi.

Sekiranya disusun dari Tempoh 3 hingga Tempoh 6, maka empat


tempoh boleh dikaitkan dengan empat tempoh di dalam surat Fushshilat ayat
10 yang berbunyi: "Dan dia menciptakan di pegunungan bumi tegas padanya.
Dia memberkati dia dan Dia menetapkan kepadanya tahap makanan
(penghuni) dalam empat kali. (Penjelasan sebagai jawapan) bagi mereka yang
bertanya ".
gunung sebagai pasak Bumi

KESIMPULAN

Dari semua penjelasan di hadapan kita, kita dapat menyimpulkan


bahawa mukjizat-mukjizat Al-Qur'an benar-benar wujud, seperti yang
dibuktikan oleh penyelarasan antara penjelasan Al-Qur'an mengenai sains
semula jadi dan kajian saintis barat yang telah menemui bukti nyata, baik , di
sinilah kita dapat memastikan bahawa Al-Qur'an adalah pengetahuan yang
benar dan firman Tuhan, bukan hanya dibuat oleh Nabi Muhammad sebagai
anggapan bukan Islam secara umumnya, tetapi Al-Qur'an adalah wahyu Allah
kepada Nabi Muhammad seperti yang kamu 'mukjizat dan bukti kenabiannya

Allah SWT melalui Al Quran hanya memberikan keterangan secara umum dan
tidak terperinci mengenai proses penciptaan alam semesta.Sehingga, sudah
cukup bagi seorang muslim untuk mengetahui prosesnya secara global saja,
tanpa perlu menggali lebih terperinci.

Allah SWT menegaskan dalam Al Quran,Surah al-Kahfi ayat 51 iaitu

‘Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan


bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri. ‘

Anda mungkin juga menyukai