Ipi319639 PDF
Ipi319639 PDF
11 - 18 ISSN : 2301-4970
*Email: sitimasyitahfitrida@ymail.com
Abstrak
Metode magnetotellurik (MT) telah diaplikasikan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan
kawasan Panas Bumi Wapsalit. Kawasan ini terletak di Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Pengolahan
data dilakukan dengan tahapan: mengubah data mentah dalam domain waktu ke domain frekuensi,
pembuatan grafik resistivitas semu terhadap frekuensi dan grafik fase terhadap frekuensi, smoothing
grafik dan pemodelan inversi dengan hasil akhir berupa distribusi sebaran resistivitas 2D. Penelitian
bertujuan untuk menganalisis struktur bawah permukaan berdasarkan distribusi nilai resistivitas. Hasil
pengolahan data menunjukkan tiga lapisan dengan rentang nilai resistivitas 1-32 Ωm, 32-139 Ωm dan
lebih dari 139 Ωm, masing-masing diinterpretasi sebagai batu penudung (caprock), reservoir dan batuan
dasar (basement).
1. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, peningkatan Secara geologis, Indonesia terletak pada
industri dan jumlah penduduk menyebabkan pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu
konsumsi energi terus meningkat setiap Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik
tahunnya tidak terkecuali energi listrik. Hingga (Saptadji, 2001). Pergerakan ketiga lempeng
saat ini sebagian besar energi listrik di tersebut akan menghasilkan tumbukan yang
Indonesia masih tergantung dengan bahan mana merupakan faktor terbentuknya sumber
bakar fosil. Menurut CRS (Congressional energi panas bumi di Indonesia dengan
Research Services) cadangan minyak bumi dunia manifestasi permukaan berupa gunung api.
hanya cukup untuk 30 sampai dengan 50 tahun Keadaan geologis yang dilalui oleh banyak
kedepan terhitung sejak tahun 2002 gunung api membuat potensi energi panas bumi
(Prihandana dan Hendroko, 2008). Menghadapi di Indonesia cukup besar, mencakup 40 persen
krisis energi yang akan terjadi maka diperlukan potensi panas bumi dunia. Potensi tersebut
berbagai solusi berupa energi terbarukan yang tersebar di 251 lokasi pada 26 provinsi dengan
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi total potensi energi 27.140 Megawatt atau
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. setara dengan 219 Milyar Barrel minyak
Salah satu energi terbarukan yang berpotensi (Pertamina, 2014). Menurut Ketua Asosiasi
untuk dikembangkan adalah energi panas bumi. Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Purnomo,
Energi panas bumi adalah energi yang potensi energi panas bumi Indonesia yang
tersimpan dalam bentuk air atau uap panas mencapai 40 persen merupakan yang terbesar
pada kondisi geologi tertentu pada kedalaman di dunia. Akan tetapi dari segi pengembangan
beberapa kilometer di dalam kerak bumi energi panas bumi, Indonesia masih berada di
(Santoso, 2012). Energi panas bumi merupakan urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan
energi yang bersih, terbarukan dan merupakan Filipina (Christina, 2013).
energi berkelanjutan yang tidak menambah Mengingat energi panas bumi di Indonesia
emisi dunia (Daud, 2010). Energi panas bumi yang berpotensi cukup besar maka diperlukan
diperoleh dari sistem panas bumi yang memiliki adanya eksplorasi untuk memaksimalkan
karakteristik komponen yang khas diantaranya pengembangan dan pemanfaatan. Salah satu
terdapat lapisan dengan patahan yang dari sekian banyak potensi energi panas bumi di
terhubung dengan lapisan yang berisi fluida Indonesia adalah daerah panas bumi Wapsalit,
panas, jalan masuk air dingin mengalir untuk Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Pada daerah
mengisi ulang sistem dan tempat masuknya panas bumi Wapsalit, telah dilakukan survei
fluida magma dan adanya sumber panas (Grant geofisika terpadu yaitu menggunakan metode
dan Bixley, 2011). Saat ini energi panas bumi geolistrik, gravitasi dan magnetik. Survei
telah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik geofisika terpadu tersebut bertujuan
di 24 negara di dunia termasuk Indonesia mengetahui indikasi batuan perangkap panas,
(Bandono, 2011). suhu fluida di kedalaman, struktur permukaan
11
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
dan bawah permukaan (PSDG, 2012). Untuk panas bumi mengacu pada hasil akhir berupa
menegaskan potensi panas bumi di daerah penampang sebaran resistivitas bawah
tersebut maka dilakukan survei geofisika permukaan. Oleh karena itu pada penelitian ini
dengan metode magnetotellurik (MT). Metode diaplikasikan metode magnetotellurik di daerah
MT diaplikasikan untuk memastikan berbagai panas bumi Wapsalit untuk mengetahui struktur
komponen penting dalam sistem panas bumi bawah permukaannya. Hasil akhir pengolahan
seperti batuan penudung, reservoir dan sumber data adalah berupa model sebaran resistivitas
panas. Struktur bawah permukaan dapat bawah permukaan 2D.
dianalisis dan diidentifikasi sebagai komponen
12
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
(Perdana, 2011). Besaran tersebut dirumuskan mensubstitusi ekivalensi nilai ω=2πf sehingga
sebagai berikut. muncul f yang merupakan frekuensi.
2 Data
(5) Data yang digunakan pada penelitian
o merupakan data sekunder berupa datahasil
Dengan ρ adalah tahanan jenis medium survei magnetotellurik dalam domain waktu
homogen, µo adalah permeabilitas magnetik yang diperoleh di Pusat Sumber Daya Geologi
pada ruang hampa udara (4π x 10-7) dan ω (PSDG) Bandung. Lokasi survei magnetotellurik
adalah frekuensi sudut. Persamaan (5) dapat berada di Kawasan Panas Bumi Wapsalit,
ditulis seperti persamaan dibawah ini. Kabupaten Buru, Maluku. Daerah ini berada
pada koordinat 126˚47’40’’- 126˚56’47’’BT dan
503 (6) 3˚34’16’’- 3˚26’09’’LS atau pada koordinat
f antara 9608000 - 9620000 mU dan 257000 -
Nilai tersebut diperoleh setelah mensubstitusi 271000 mT pada sistem koordinat UTM, zona 52
semua nilai konstanta yang telah ditetapkan dan belahan bumi selatan.
13
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
(NLCG). Metode NLCG digunakan untuk magnet Hy masing-masing sejajar dan tegak
meminimalisasi fungsi objektif yang lurus dengan arah struktur. Persamaan yang
didefinisikan sebagai berikut (Rodi dan Mackie, berlaku adalah (Grandis, 2009):
2001): 2
Ex
2
Ex
2
2
i0 Ex (11)
T 1 T T
( m) (d - F(m)) V (d - F(m )) m L Lm (8) y z
Pada model 2D magnetotellurik, resistivitas yang merupakan hampiran beda hingga dari
bervariasi dalam arah horisontal sesuai lintasan pers (11) dan hasilnya kemudian digunakan
(sumbu x) dan dalam arah vertikal atau untuk menghitung Hy melalui penyelesaian
kedalaman (sumbu z) sehingga ρ (y,z). Medium persamaan diferensial secara numerik seperti
didiskretisasi menjadi blok-blok dengan diperlihatkan pada persamaan berikut :
geometri tetap sehingga parameter model
adalah resistivitas tiap blok. Ukuran blok dibuat
tidak seragam untuk menggambarkan resolusi 1 Ex( y ,z 1) Ex( y , z 1)
data MT yang berkurang terhadap jarak dan Hy (16)
kedalaman serta untuk penerapan syarat batas i0 2 z
pada penyelesaian persamaan diferensial
menggunakan metode beda hingga atau finite Hal yang sama juga dilakukan untuk
difference. Dekomposisi persamaan yang polarisasi TM menggunakan persamaan (13)
dihasilkan dengan memperlihatkan geometri dan (14) dengan pendekatan beda hingga.
model 2D menghasilkan persamaan medan EM Secara umum fungsi yang menghubungkan data
yang diidentifikasi sebagai polarisasi transverse dengan parameter model adalah fungsi non
electric (TE) dan transverse magnetic (TM). Pada linier.
polarisasi TE medan listrik Ex dan medan
14
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
15
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
4000 m. Sebaran resistivitas tinggi diduga munculnya mata air panas tidak jauh dari lokasi
merupakan lapisan batuan dasar (basement) tersebut. Pada lintasan 1 terdapat pula mata air
yang mengalami intrusi sehingga diduga panas di dekat lokasi titik pengukuran MTWP-
menjadi salah satu sumber panas melihat nilai 30, akan tetapi tidak dapat dipastikan letak
resistivitas yang tinggi dibandingkan dengan struktur di sekitar titik MTWP-30. Lapisan batu
zona lainnya. penudung juga tidak mencakup permukaan
Pada lintasan 1, berdasarkan informasi namun masih terlihat mendapat sebaran
geologi untuk Kawasan Panas Bumi Wapsalit, resistivitas rendah dari batu penudung dan
terdapat struktur patahan yang berada diantara terlihat mulai menutup di kedalaman 3000 m di
titik ukur MTWP-16 dan MTWP-11. Struktur ini bawah permukaan tanah. Mata air panas di
diduga merupakan jalur transportasi fluida yang sekitar titik pengukuran MTWP-30 diduga
terperangkap oleh lapisan impermeabel pada muncul karena terdapat struktur lain.
batu penudung. Hal ini didukung dengan
Interpretasi model sebaran resistivitas semu biru muda sampai biru yang memiliki nilai
2D lintasan 2 resistivitas <139 Ωm.
Lintasan 2 terdiri dari titik pengukuran Pada model sebaran resistivitas lintasan,
MTWP-14, MTWP-15, MTWP-16, MTWP 16A, lapisan resistivitas rendah di dekat permukaan
MTWP 17, MTWP-17A dan MTWP-18. Lintasan diduga sebagai lapisan batu penudung. Batu
2 berarah dari barat daya hingga timur laut. penudung berada pada tiap titik pengukuran
Pada hasil inversi 2D yang terlihat pada gambar dan resistivitas cenderung sangat rendah yang
4, terlihat pula 3 lapisan sebaran resistivitas ditandai dominasi warna merah ditengah dan
yang kontras seperti pada lintasan 1 di gambar diselimuti oleh lapisan yang juga rendah yang
3. Terdapat resistivitas rendah ditandai dengan ditandai dengan warna oranye hingga kuning.
warna merah hingga kuning yang bernilai 1- Lapisan batu penudung berada di sepanjang
32Ωm, resistivitas menengah yang ditandai permukaan lintasan hingga pada kedalaman
dengan warna hijau bernilai 32-139 Ωm, dan 2000 m. Lapisan dengan resistivitas sedang
resistivitas tinggi yang ditandai dengan warna yang berada pada kedalaman kurang lebih
16
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
17
POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal. 11 - 18 ISSN : 2301-4970
18