Manganese oxide (MnO) adalah oksidan alami dari logam tertentu seperti As (III) dan Cr (III). MnO muncul di tanah sebagai lapisan pada partikel tanah, pada retakan dan vena, dan sebagai nodul yang berdiameter 2 cm. Sebagian besar oksida Mn amorf. Bentuk Mn oksida yang paling stabil adalah pirolusit tetapi tidak umum di tanah. Birnessit adalah Manganese Oxide yang paling umum di tanah (Sparks, 2003). Manganese Oxide adalah bahan penting karena aplikasi luasnya, seperti media penyimpan magnetik berkepadatan tinggi, katalis, pertukaran ion, adsorbsi molekul, bahan elektrokimia, varistor dan transformasi energi surya (Ren et al, 2006). Manganese Oxide memiliki sifat magnetik dan sifat elektrokimia terbaik dibandingkan dengan MnO2, Mn2O3 dan Mn3O4. Sifat elektrokimia yang sangat baik cocok untuk bahan baterai lithium-ion core-shell. Karena kemurniannya, manganese Oxide juga digunakan dalam produksi gelas dan keramik, serta dalam industri elektronik. MnO memiliki sifat magnetik nanopartikel MnO pada suhu transisi 42 K. Sifat magnetik yang dimiliki oleh MnO tergantung pada suhu nanopartikel MnO dan sifat feromagnetik pada perbesaran 5000x, 8000x, dan 20000x. Dapat disimpulkan bahwa nanopartikel MnO dapat berubah menjadi feromagnetik dan antiferro-magnetik dipengaruhi oleh distribusi suhu yang sama dan tindakan pengadukan yang buruk dalam pencampuran MnO. Sifat magnetik yang dimiliki oleh MnO dipengaruhi oleh blocking temperature, energi anisotropik dan suhu Currie. (Sasongko dkk, 2017).
2.2. Scanning Electron Microscopy (SEM)
SEM merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis material secara multivariate dengan banyak variabel. Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengamati detail permukaan sel atau struktur mikroskopik lainnya, dan mampu menampilkan pengamatan obyek secara tiga dimensi yang menembakkan permukaan benda dengan berkas elektron berenergi tinggi. Permukaan benda yang dikenai berkas akan memantulkan kembali berkas tersebut berupa elektron sekunder ke segala arah sehingga menghasilkan sinyal yang berisi informasi mengenai topografi permukaan sampel, komposisi dan morgologi sampel (Cheng, 2019). 2.2.1. Komponen Scanning Electron Microscopy (SEM) Menurut Irianto, 2013 Pada sebuah Scanning Electron Microscopy (SEM) terdapat beberapa peralatan utama antara lain: 1. Pistol elektron (Electron Gun), menghasilkan partikel-partikel elektron. Elektron gun memiliki beberapa komponen penting, yaitu filament, sebuah biasing cicuit, sebuah Wehnelt cap, dan sebuah ekstraksi anoda. 2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetis karena elektron yang bermuatan negatif dapat dibelokkan oleh medan magnet. 3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting 4. Spesimen stage fungsinya seperti meja pada mikroskop yaitu berfungsi untuk meletakkan objek / preparat.
Gambar 2.1 Skema dan Komponen pada SEM
Sumber : Irianto, 2013 2.2.2. Komponen Scanning Electron Microscopy (SEM) Menurut Irianto, 2013 Pada Scanning Electron Microscopy (SEM) terdapat prinsip kerja sebagai berikut: 1. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron yang ditembakan oleh pistol elektron. 2. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya dan difokuskan ke sampel oleh lensa magnetik. 3. Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai 4. Kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. 5. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi. 2.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Scanning Electron Microscopy (SEM) 1. Kelebihan Scanning Electron Microscopy (SEM) a) Preparasi sampel cepat dan sederhana. b) Ukuran sampel relatif besar. c) Rentang perbesaran yang luas, berkisar 3 – 150.000 kali. 2. Kelemahan Scanning Electron Microscopy (SEM) a) Jika dibandingkan dengan TEM, SEM memiliki resolusi yang lebih rendah. b) Menggunakan vakum. c) Hanya dapat mengamati bagian permukaan. d) Memerlukan coating dengan Au (Katoda)