Tugas Resume Teknik Pondasi
Tugas Resume Teknik Pondasi
TEKNIK PONDASI
Disusun oleh :
Fakultas Teknik
Jurusan Sipil
Universitas Brawijaya
2015/2016
Pondasi Dangkal
Menurut Terzaghi, Pondasi adalah perbandingan antara kedalaman dan lebar pondasi
lebih kecil atau sama.
Keruntuhan geser umum (general shear failure) => pada tanah tidak mudah mampat.
Bidang keruntuhan jelas dan memanjang hingga permukaan. Terjadi
penggelembungan pd dsr tanah sehingga pondasi dpt miring.
Keruntuhan geser setempat ( local shear failure)=> pada tanah mudah mampat.
Perbedaan dengan keruntuhan geser umum adalah bid gelincir tdk sampai permukaan
tanah tetapi berhenti disuatu tempat pada massa tanah. Terjadi pergerakan pondasi yg
cukup besar dan dalam.
Keruntuhan geser pons (punching shear failure)=> pada tanah mudah mampat. Tidak
terjadi penggelembungan muka tanah. Pondasi bergerak kebawah dengan cepat.
Nc = (Nq-1) cot Ø
Ø
Nq = e π tan Ø
(
tan 2 45−
2 )
Nγ = ( Nq -1 ) tan (1,4Ø)
2. Meyerhorf
- Pada Meyerhorf faktor sifat tanah dan bentuk pondasi, faktor
kedalaman dan pembebanan diperhitungkan.
3. Hanzen
Teori Hanzen merupakan gabungan dari teori Terzaghi dan
Meyerhorf dengan menambahkan faktor permukaan tanah dan
inklinasi pada dasar pondasi
qult =c N c s c d c i c gc bc +q N q sq d q i q g q bq +0,5 Bγ N γ sγ d γ i γ g γ b γ
Untuk tanah berbutir halus Ø = 0, maka
qult =5,14 s u ( 1+ s ' c +d ' c−i ' c−b ' c−g ' c ) +q
b. Pengaruh Muka Air Tanah
Df
Zw(-)
3
B Zw(+) 2
- Daerah Zw > B, muka air tanah jika berada pada daerah ini
tidak berpengaruh dan penggunaan persamaannya ɤ = ɤt = ɤw
- Daerah Zw ≤ B, muka air tanah berada sejajar sampai diatas
dasar pondasi dan penggunaan persamaannya ɤ = ɤb + (Zw/B)
( ɤt- ɤb )
- Daerah Zw ≤ 0 , penggunaan persamaannya ɤ = ɤb
Klasifikasi Tiang
a. Timber piles
b. Tiang beton
c. Beton pratekan
d. Pipa baja dengan ujung tertutup
e. Pipa beton dengan ditekan masuknya
o Tiang perpindahan(tipe dipancang dan dicor ditempat /displacement
piles/driven&cast in situ type)
a. Pipa baja dipancang setelah diisi beton pipa ditarik
b. Tiang pracetak beton yg diisi dengan beton
c. Pipa baja berdinding tipis dipancang kemudian diisi beton
o Small-displacement piles
a. Tiang pracetak beton, panampang tiang dipancang dgn panampang
tiang terbuka
b. Tiang pratekan beton, penampang bulat dipancang dgn penampang
terbuka
c. Tiang baja profil H
d. Tiang baja berpenampang bulat, dipancang dgn ujung terbuka dan
tanah dapat dibuang bila perlu
e. Tiang baja berpenampang kotak
f. Tiang ulir
g. Silider ulir
o Tiang komposit
a. Merupakan kombinasi dari tiga tipe tiang yaitu displacement pile, small
displacement piles dan non displacement piles.
d. Daya Dukung Ujung dan Friksi pada Tiang Tunggal pada Tanah Pasir dan
Tanah Lempung
o Tiang pancang yang dipancang masuk sampai lapisan tanah keras, sehingga
daya dukung tanah untuk pondasi ini lebih ditekankan untuk tahanan
ujungnya. Tiang pancang type ini disebut end bearing pile atau point bearing
piles. Untuk tiang pancang type ini harus diperhatikan bahwa ujung tiang
pancang harus terletak pada lapisan tanah keras
o Tiang pancang tidak mencapai lapisan tanah keras, makan untuk menahan
beban yang diterima tiang pancang, mobilisasi tahanan sebagian besar
ditimbulkan oleh gesekan antara tiang pancang dengan tanah yang disebut
friction pile.
Qult
Qall =
SF
Qe = Ap.c. Nc’
- Meyerhorf
a. L/B < Lc/B, Qe = Ap q Nq’
b. L/B > Lc/B,Qe = Ap(50Nq’).tg(Ø)
- Terzaghi
a. Qe = Ap(q Nq aq + ɣ B Nɣ aɣ)
- Tomlison
a. Qe = Ap q Nq
c. Matlock
Gambaran defleksi slopes, momen lentur, gaya geser
dan diagram tegangan tanah.
Kapasitas lateral tiang tunggal dan kriteria perancangan
- Mekanisme keruntuhan pada tiang pendek, terjadi pada kepala
tiang bebas adalah rotasi dan pada kepala tiang terjepit adalah
translasi, yang berarti gaya horizontal H yang ada ditentukan
oleh sifat-sifat tanah dan bukan oleh material tiang :
a. Untuk tanah seragam dari C-soils dan Ø-soils
digunakan cara Brinch Hansen
b. Untuk tanah c-soils, Ø-soils digunakan cara broms
- Pada tiang panjang, kepala tiang bebas maupun terjepit akan
patah, sehingga gaya horizontal H yang terjadi merupakan
horizontal batas Hu yang merupakan fungsi sifat – sifat
material tiang
- Penulangan tiang
a. Penulangan tiang pendek, berdasarkan hasil – hasil gaya
dalam H dari masing – masing kondisi.
b. Penulangan tiang panjang
i. Cara broms
Mu
Hu= (tiang bebas c−soils )
( e+1,5 B+0,5 f )
Mu
Hu= (tiang bebas Ø−soils)
( √ )
e +0,54
Hu
γBKp
2 Mu
Hu= (tiang terjepit c−soils)
(1,5 B+0,5 f )
2 Mu
Hu= (tiang terjepit Ø−soils )
( √ )
e +0,54
Hu
γBKp
Metode yang digunakan yaitu secara statis sederhana ( cara grafis culman,
analitis, dan klasik )
anggapan :
- Tiang dikelompokkan sesuai dengan kemiringan
- Tiang hanya dapat memikul beban aksial
- Tiang dari suatu kelompok menerima beban yang sama
- Susunan tiang tidak boleh lebih dari 3 arah, apabila lebih
menjadi statis tak tentu
2. Cara analitis
Anggapan :
- Tiang menerima beban aksial sebesar Ri, dengan i=1
- Mendapatkan gaya uraian vertikal, horizontal pada tiang
dianggap tidak ada
Tahapan pengerjaan
- Uraikan gaya R dalam komponen V dan H
- Dihitung gaya – gaya vertikal ( gaya H dianggap tidak ada)
V Vex
V n= ± x
n Σ x2
- Tiap tiang memikul beban aksial
Vn
Rn=
cos ∅
3. Cara Klasik
Tanpa memperhitungkan besaran – besaran elastisitas tanah dan tiang
( gaya yang timbul pada tiang dihitung hanya berdasarkan beban luar
dan letak susunan tiang )
Anggapan :
- Gaya yang timbul pada tiang dianggap hanya akibat
pembebanan luar dan letak susunan tiang
a. Akibat beban vertikal dan horizontal
i. Akibat V ; Piv = V/n
ii. Akibat H ; Piv = H/n
iii. Akibat V, Mx dan My ;
V Mx Yi My Xi
V n= ± ±
n Σ y2 Σx
2
Metode Perpindahan
- Metode Jepang
Anggapan dalam perhitungan
Pondasi tiang dianggap struktur dua dimensi
Tiang bersifat elastis linier terhadap gaya tekan, tarik
dan lenturan
Pondasi adalah kaku dan berputar terhadap titik berat
dari group tiang.
Diperlukan apabila tiang dipancang kemiringan kesegala arah, dan pusat berat
dari pile cap tidak berimpit dengan pusat susunan tiang. Akibatnya dari
keadaan apabila beban khusus yang membuat perhitungan gaya pada tiang
tidak mungkin dilakukan analisis dua dimensi. Sehingga untuk mempermudah
digunakan cara matrik.
2E
Qall=
S +C
- Formula Danish
eh Eh
Qult=
1
S+ So
2
c = kohesi
B = lebar pondasi
Qs = kapasitas daya dukung dari gaya geser atau adhesi antara tiang pancang
dengan tanah
D = diameter tiang
n = banyak tiang
V = gaya Vertikal
H = gaya horizontal
Μ = angka poison
Eu = modulus deformasi