PENDAHULUAN
1
Adapun secara khusus maksud dan tujuan praktikum ini adalah :
1. Mengetahui segi teknis dan karakteristik dari suatu tanah
2. Mengetahui bentuk dan jenis dasar tanah yang dipakai dalam
praktikum Mekanika Tanah
3. Mengetahui proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada
praktikum mekanika tanah di lapangan
2
BAB IV Penyelidikan Tanah Di Labarotorium mengungkapkan maksud
dan tujuan, teori dasar, peralatan yang digunakan, Prosedur percobaan, dan
analisa mengenai kadar air, Berat isi, Spesific Gravity, Grain Size Analysis,
Atterberg Limit, dan Permeabilty Test.
BAB V Kesimpulan dan Saran mengungkapkan kesimpulan dari seluruh
percobaan yang dilakukan dan saran-saran yang mungkin diperlukan bagi
praktikum berikutnya
3
1.7 Jadwal Pelaksanaan
1.7.1 Sand Cone : 2 Februari 2016
1.7.2 Pengujian Kadar Air Tanah (Undisturb) : 3 Februari 2016
1.7.3 Hand Boring : 4 Februari 2016
1.7.4 Uji Sondir : 4 Februari 2016
1.7.5 Pengujian Kadar Air Tanah (Disturb) : 5 Februari 2016
1.7.6 Pengujian Berat Isi Tanah : 5 Februari 2016
1.7.7 Atterberg Limit : 9 Februari 2016
1.7.8 Analisis Saringan : 11 Februari 2016
1.7.9 Analisis Hidrometer : 13 Februari 2016
1.7.10 Pengujian Berat Jenis Tanah : 15 Februari 2016
4
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon.
5
BAB II
2.1.PENGAMBILAN SAMPLE
6
Lempung (Clay)
Lempung terdiri dari butiran yang sangat kecil dan
menujukkan sifat-sifat kohesi dan plastis. Kohesi
menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian bahan itu
melekat satu sama lain. Plastisitas adalah sifat yang
memungkinkan bentuk bahan itu dapat diubah-ubah tanpa
adanya perubahan isi atau dapat kembali ke bentuk asalnya
tanpa terjadi retak-retakan atau terpecah-pecah.
Lanau (Silt)
Lanau merupakan peralihan lempung dan pasir halus.
Lanau memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah di
tembus air daripada lempung, serta adanya sifat dilatasi
yang tidak terdapat pada lempung. Dilatasi adalah gejala
perubahan isi apabila diubah bentuknya. Lanau
sebagaimana dengan pasir, menunjukkan sifat “quick”
apabila diguncang atau digetarkan.
Pengambilan contoh tanah dilapangan untuk
pengujian dilaboratorium terdiri dari :
a. Contoh tanah permukaan diperlukan untuk tanah uji
laboratorium, yang menggunakan tanah permukaan sebagai
contoh tanah terganggu (misal uji pemadatan).
b. Contoh tanah dari pekerjaan boring
Contoh tanah tak terganggu (undistrub)
Contoh tanah diambil untuk melindungi struktur asli
tanah tersebut. Contoh tanah ini dibawa ke laboratorium
dalam tempat tertutup, sehingga kadar airnya tidak
berubah.
Contoh tanah terganggu (disturb)
7
2.1.1.2 Maksud dan Tujuan
8
2.1.1.3 Peralatan
1. Mesin Sondir
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam.
3. Konus.
4. Empat buah angker dengan perlengkapaannya.
5. Dua buah manometer dengan kapasitas 0 – 50 kg/cm2 dan
0 – 250 kg/cm2.
6. Kunci-kunci pipa.
7. Minyak kastroli.
2.1.1.4. Prosedur Percobaan
9
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 23674
Cirebon 45312
SAMPLING
ASTM D 2113
Dikerjakan : Kelompok 18 (04-022016)
Dihitung : Kelompok 15 (04-02-2016)
Kedalaman 0,5 m
Plastisitas Sedang
0,5 m
Kedalaman 0,9 m
10
2.2. PENELITIAN DI LAPANGAN
2.2.1.3. Peralatan
1. Mesin sondir
2. Seperangkat stang sondir yang dilengkapi stang di dalamnya
3. Bikonus
4. Manometer kapasitas 60 kg/ dan 250 kg/
5. Angker
6. Kunci-kunci
11
2.2.1.4. Prosedur Percobaan
1. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah keempat angker
(jangkar) spiral dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki
sondir
2. Jepitlah kaki sondir pada jangkar tadi lalu atur posisi sondir
agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci-kunci
samping. Sebaiknya menggunakan unting-unting.
3. Untuk mengisi oli hydraulik, bukalah baut penutup lubang
pengisian oli dan kedua keran manometer lalu pasang kunci
piston pada ujung piston.
4. Tekan kunci piston ke atas sampe oli keluar dan gelembung-
gelembung udara keluar semua.
5. Setelah udara habis, pasang kedua manometer tadi (kran tetap
terbuka). Isilah oli dari lubang pengisian sampai penuh (kunci
piston ditarik ke bawah). Gerakan kunci piston naik turun
untuk menghilangkan gelembung udara, kemudian tutup
lubang oli setelah terisi penuh .
6. Pasang bikonus/konus pada ujung stang sondir berikut stang
dalamnya, dan tempatkan stang sondir tersebut pada lubang
pemusat tepat di bawah ruang oli (piston).
7. Tiang sondir diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan
spidol mulai dari posisi sekarang (permukaan tanah), gunanya
untuk mengetahui dimana akan dilakukan pembaca manometer.
8. Dorong streker pada posisi lubang terpotong lau putarlah
engkol sampai menyentuhujung atas stang sonder,percobaan
sudah siap dilakukan.
9. Putar engkol sehingga bikonus masuk kedalam tanah,setlah
mencapai 20cm (lihat tanda),engkel pemutar diputar sedikit ke
arah berlawanan dan treker di tarik kedepansehingga posisi
lubang bulat penuh.
10. Buat kran manomemetr 60 kg/ .
12
11. Engkel pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan
ke dalam tanah dengan kecepatan 2cm/detik. Stang dalam akan
menekam piston, tekanan yang terjadi akan terbaca pada
manometer.
12. Tekan stang dalam sedalam 4cm lalu catat angka yang di
tunjukan manometer teruskan penekana sejarak 3 cm lagi dan
catat lagi angka yang ditunjukan manometer.
Angka perama menunjukan tahanan konus (qc) sedangakan
angka yang kedua menunjukan jumlah tahanan ujung konus
dan gesekan.
13. Lakukan penekana setiap interval 20 cm dan amati jarum
manometer.bila tekanan diperkirakan akan melebihi kapasitas
manomete r ,maka tutup manometer tersebut dan buka kran
manometer yang kapasitasnya lebih besar.
14. Setelah mencapai kedalam 1,00 meterstang sondir disambung
dan naikan piston penekan. ulangi prosedur 12 s/d 14 dan
percobaan dihentikan apabila perlawan konus mencapai lebih
besar dari 200 kg/ .
15. Stang yang tertanam dicabut kembali :
Putar engkel pemutar agar piston terangkat.
Tarik terker pada posisi lubang penuh.
Putar engkel pemutar sampai trreker melewati stang kepala
sondir.
Dorong treker pada posisi lubang terpotong dan putar engkel
pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai pada stang
berikutnya.
Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian
bawahnya tidak jauh
Lepaskan stang sondr atas kemudian turunkan engkel
pemutar
Ulangi prosedur ini untuk stang berikutnya sampai sampai
selesai.
13
2.2.1.5. Perhitungan
A piston = 10 cm²
A konus = 10 cm²
14
4. Jumlah Hambatan Pelekat (JHL)
JHL =𝛴HL
= 201,1 kg/cm²... pada ked. 6,2 m
15
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
LOG BOR
ASTM D 2113
Dikerjakan : Kelompok 15 (04-022016)
Dihitung : Kelompok 15 (04-02-2016)
Diperiksa :
Depth qt JP Qc Fs LF JHL FR
(m) Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 %
0 0 0 0 0 0 0 0
16
3.2 35 40 35 0.33 6.6 92.22 0.943
17
8.6 25 30 25 0.33 6.6 288.7 1.32
18
qc
0 50 100 150 200 250
0
4
Kedalaman
10
12
14
JHL
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
0
4
Kedalaman
10
12
14
JHL
19
FR
0 1 2 3 4 5 6 7 8
0
4
Kedalaman
10
12
14
FR
Grafik 3. Hubungan antara kedalaman dengan Friction Ratio (skala FR dikali 100)
Qc, JHL, FR
0 100 200 300 400 500 600 700 800
0
4
Kedalaman
10
12
14
qc jhl fr
20
2.2.1.6. Kesimpulan
1. Grafik qc
Pada interval 0 – 10,8 m termasuk kedalam tanah teguh, tetapi
pada interval 2 – 2,6m termasuk kedalam tanah sangat kaku, hal
tersebut menunjukkan pada interval tersebut terdapat hambatan
yang besar seperti bebatuan, setelah itu tanah kembali kedalam
tanah teguh.
Pada interval 11 – 11,6m harga qc paling besar 99kg/cm3, maka
termasuk tanah sangat kaku.
Pada interval 11,6 – 12,4m harga qc paling besar 200kg/cm3,
maka termasuk tanah keras.
2. Grafik JHL
Grafik kedalaman dan JHL memperlihatkan penambahan
hambatan lekat yang tidak drastis, ini menunjukkan hambatan lekat
pada tanah tersebut relatif kecil.
21
2.2.1.7. Gambar Alat
22
2.2.2. Kerucut Pasir (sand cone)
2.2.2.1. Teori
Cara lain yang dapat dilakukan untuk tujuan yang sama yaitu:
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui pengujian ini,
biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan
dilapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of
compaction), yaitu perbandingan antara d (kerucut pasir) dengan
dmaks hasil pengujian pemadatan dilaboratorium dalam [%].
23
2.2.2.3. Peralatan
2.2.2.4. Persiapan
Siapkan alat beserta botol sand cone yang telah diisi pasir dan
telah diketahui beratnya dan siapkan juga permukaan tanah yang akan
diuji dan diratakan.
a. Persiapan Percobaan
Sebelum pelaksanaan pengujian yang perlu diketahui :
Berat volume pasir ( pasir ) dalam gr/cm²
Keran kerucut ditutup.
b. Pelaksanaan Percobaan
Istilah botol dengan pasir secukupnya. Timbanglah berat botol
bersama pasir = W1 gram.
Persiapkan permukaan tanah yang akan diuji, sehingga
diperoleh bidang rata dan datar. Letakkan plat dasar diatas
tanah, buat tanda lubang plat pada tanah.
Buat/gali lubang pada tanah di dalam tanda batas yang telah
dibuat, dengan kedalaman ± 10 cm berbentuk cekungan.
Kerjakan hati-hati dan hindarkan terganggunya tanah sekitar
24
dinding dasar lubang. Perlu sangat hati-hati untuk tanah yang
mudah longsor (tanah non kohesif).
Kumpulkan/masukkan tanah hasil galian (jangan sampai ada
yang tercecer) dalam cawan yang telah diketahui berat = W3
(berat cawan kosong = W2 gram).
Dengan plat dasar di atas tanah, letakkan botol pasir dengan
menghadap ke bawah di tengah plat dasar. Buka kran dan
tunggu pasir yang masih dalam botol mengalir mengisi lubang
dan corong, kemudian tutup kran.
Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih ada dalam
botol kemudian ditimbang = W4 gram.
Ambil sebagian tanah dalam cawan dan periksa kadar airnya,
misal didapat kadarairnya = w(%).
2.2.2.6. Perhitungan
a. Volume Lubang
[(Berat Pasir Corong Botol) (Berat Pasir dalam Lubang) - (Berat sisa pasir dalam botol)]
Berat Isi Pasir (hasil kalibrasi)
25
g. Berat Isi Kering Material
Berat Isi Tanah yang Dikoreksi
(1 Kadar Air Asli)
h. Berat Isi Kering
Berat Isi Tanah yang Dikoreksi
1 Kadar Air Optimum
26
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
No. Cawan 5 6 7 8
Maka :
berat pasir dalam corong
Kalibrasi
Vold pignometer
1245
355,98
3,497 gr/cm3
27
Vol. lubang =
W1 W2 W3
kalibrasi
7717 1245 3796
3,497
765,227cm3
Berat isi tanah = W4 / Vol. Lubang
= 3052/ 765,227
= 3,988 gr
α = W5 / W4
= 1739/ 3052
= 0.570
β = ( Berat isi tanah x α ) / ( Gs )
= (3,988 x 0,570) / 1,737
= 1,309
(W1 α)
Koreksi =
(W1 β)
(7717 0,570)
(7717 1,309)
1,000096
Berat isi tanah yang dikoreksi = berat isi tanah x koreksi
= 3,988 x 1,000096
= 3,98838 gr/cm3
berat isi tanah yang dikoreksi
Berat isi kering material =
(1 kadar air asli)
3,98838
1 27,399
0,14044 gr/cm3
28
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
Diperiksa :
Volume lubang
5 cm3 765,227 759,328 736,857
[(1-3-4)/2]
29
Berat isi tanah yang
12 gr/cm3 3,98838 3,51130 3,57632
dikoreksi [7x11]
2.2.2.7. Kesimpulan
30
2.2.2.8. GambarAlat
31
BAB III
PENELITIAN DI LABORATORIUM
32
3.1.3. Peralatan
1. Cawan
2. Oven
3. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
4. Desikator
3.1.5. Perhitungan
Berat cawan + tanah basah = W1 gram
Berat cawan + tanah kering = W2 gram
Berat cawan kosong = W3 gram
Berat Air = (W1 - W2) gram
berat air
Kadar Air = 100%
berat tanah kering
Contoh Perhitungan
Berat cawan + tanah basah = 32,62 gram
Berat cawan + tanah kering = 28,43 gram
Berat cawan kosong = 13,97 gram
Berat Air = (W1 - W2) gram
= 32,62 – 28,43
= 4,19 gr
berat air
Kadar Air = 100%
berat tanah kering
= 4,19 100%
28,43
= 28,976 gr
33
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
ASTM 2216
Diperiksa :
No. Cawan 1 2 3 4
3.1.6. Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadar air merupakan sebuah nilai
yang menyatakan kandungan air dalam suatu tanah, pada contoh tanah
yang kami ambil dari pemukiman warga di Grage City memiliki
kandungan air sebesar 28,452% (disturb).
34
3.2. Berat Jenis (Specific Gravity)
3.2.1. Teori
Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat butir
tanah (Ws) dengan berat air (Ww) yang mempunyai volume (V) sama
pada temperatur tertentu.
Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung indek propertis
tanah(misalnya: angka pori (e), berat isi tanah (γt), derajat kejenuhan (Sr)
dan karakteristik pemampatan (Cc, Cr, Cv) serta sifat-
sifatpentingtanahlainnya.Selain itu dari nilai berat jenis dapat pula
ditentukan sifat tanah secara umum misalnya : tanah organik mempunyai
berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan mineral berat
lainnya (misalnya besi) ditunjukkan dari berat jenis tanah yang besar.
Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
3.2.3. Peralatan
1. Piknometer 100 ml
2. Thermometer 50⁰ C
3. Cawan perendam
4. Saringan no. 4, 10, atau 40
5. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
6. Desikator
7. Kompor listrik
8. NiSO3
35
3.2.4. Benda Uji
Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 4, jika menggunakan
pemeriksaan dengan cara AASTHOT-100-82/ASTM C-854-72 tetapi jika
ada hubungannya dengan pemeriksaan hydrometer maka dipergunakan
benda uji yang lolos saringan no. 10 atau no. 40 dengan kering oven pada
suhu 105⁰ - 110⁰ selama 24 jam.
Untuk benda uji lolos saringan no. 4 atau no. 10 minimal 50
gram.Dan untuk benda uji lolos saringan no. 40 minimal 25 gram.
36
3.2.6. Perhitungan
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
Temperatur = 28ºC
Berat piknometer + tanah = 86,28 gr
Berat tanah = 25 gr
Berat piknometer + air = 156,20 gr
Berat piknometer + air + tanah = 166,84 gr
Berat piknometer = 61,28 gr
Maka :
Berat total = (berat tanah) + (berat piknometer + air)
= 25 + 156,20
= 181,20 gr
Volume air = (berat total) – (berat piknometer+air+tanah)
= 181,20 – 166,84
= 14,36ml
K = didapat dari tabel terhadap temperatur
= 0.998
Specific gravity = (berat tanah / volume air) x K
= (25 / 14,36) x 0.998
= 1,73
37
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
Diperiksa :
Temperature (⁰C) 28 27 28
38
3.2.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang berat jenis tanah yang mengambil
sample di halaman perumahan warga di samping grage city mall,Gs yang
di dapat adalah 1,737 termasuk kedalam tanah organic.
Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
39
3.3.3. Peralatan
1. Ring Konsolidasi
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
3. Extruder
4. Spatula
5. Cawan
6. Timbangan
7. Oven
40
3.3.6. Perhitungan
W2 - W1
Berat isi (Ɣ) = gr / cm3
V
Contoh Perhitungan
= π x 2,62 x t
= 30,475 cm3
= 52,86 gr / cm3
30,475
= 1, 735 gr/cm3
41
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
ASTM D 2937
3.3.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh berat isi rata-rata tanah
adalah 1,7535 gram/cm3. Termasuk ke dalam tanah basah
42
3.4. Atterberg Limit
3.4.1. LIQUID LIMIT (BATAS CAIR)
3.4.1.1. Teori
Batas cair adalah nilai kadar air tanah dalam kondisitanah
antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai kadar air tanah dalam
kondisi antara plastis dan semi padat. Batas susut/kerut adalah nilai
kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan padat.
Tanah berbutir halus yang mengandung mineral lempung
sangat peka terhadap perubahan kandungan air. Atterberg telah
menentukan titik-titik tertentu berupa batas cair (Liquid Limit, LL),
batas plastis (Plastic Limit, PL) dan batas kerut/susut (Shrinkage
Limit, SL).
Dengan mengetahui nilai konsistensi tanah maka sifat-sifat
plastisitas dari tanah juga dapat diketahui. Sifat-sifat plastisitas
dinyatakan dengan harga indek plastisitas (Plasticity Index, IP) yang
merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan nilai kadar air
batas plastis (IP=LL – PL).
Nilai IP yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka
terhadap perubahan kadar air dan mempunyai sifat kembang susut
yang besar, serta besar pengaruhnya terhadap daya dukung atau
kekuatan tanah.
43
3.4.1.3. Peralatan
1. Alat batas cair cassagrande
2. Pembuat alur ( grooving tool )
3. Mangkok porselin / plat kaca pengaduk
4. Spatula
5. botol air suling
6. Air suling
7. Cawan empat buah
8. Solet pelumat tanah
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
44
7. Putar engkol pemutar dengan kecepatan 2 putaran/detik sampai
kedua sisi bertemu sepanjang ½ (12, 7 mm ). Catat jumlah
pukulan yang diperlukan.
8. Ambil contoh tanah untuk menentukan kadar airnya.
9. Ulangi prosedur4 sampai dengan 8 dengan kadar air yang berbeda
untuk mendapatkan pukulan yang diperlukan.
3.4.1.6. Perhitungan
1. Masing masing sampel dicari kadar airnya pada jumlah pukulan
yang didapat, kemudian buat grafik antara jumlah pukulan dalam
skala logaritma dan kadar air dalam skala biasa.
2. Tarik garis vertikal dari pukulan 25 sampai menyinggung garis
pengujian, kemudian tarik kesamping di dapat kadar air batas cair
tanah tersebut.
Contoh perhitungan.
1,8
100%
2,57
= 70,04
45
3.4.1.7. Gambar Alat
46
3.4.2.3. Peralatan
1. Plat kaca
2. Spatula
3. Batang pembanding
4. Air suling (aquades)
5. Cawan sampel
47
4. Pengadukan dan roling digulungi terus sampai retak-retakan itu
terjadi pada saat gulungan mempunyai diameter 3 mm dan perlu
diperiksa kadar airnya.
3.4.2.6. Perhitungan
1. Hitung kadar air tanah. Nilai kadar air tersebut adalah nilai batas
plastis
2. Hitung ukuran keplastisan tanah atau Indeks Plastis IP = LL – PL
3. Plotkan harga IP dan LL pada plasticity chart untuk mengetahui
tipe tanahnya
Contoh perhitungan.
Jumlah ketukan =-
Berat caawn +berat tanah basah = 20,77gr
Berat cawan+berat tanah kering = 18,40 gr
Berat air = 2,37 gr
Berat cawan = 9,85 gr
Berat contoh tanah kering = 8,55 gr
Berat Air
Kadar air = 100%
Berat Tanah Kering
2,37
100%
8,55
= 27,719 %
Jika LL = 58,372 %
Maka: IP = LL-PL
= 58,372 – 27,596
= 30,776
48
3.4.3. Tabel Perhitungan
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
ATTERBERG LIMIT
Plastic Limit
Liquid Limit (LL) (PL)
Jumlah Ketukan 16 29 35 50 - -
No. Cawan 1 2 3 4 5 6
49
LL PL IP SL Catatan :
Kondsi contoh tanah :
1. Asli/Kering Udara
58,372 27,596 30,776 2. Telah disaring / tanpa disaring
3. Berat Mercury (Air Raksa)
Berat Jenis Mercury
MACAM KOHESI
IP SIFAT
TANAH
Lempung Kohesif
7 – 17 Plastis Sedang
Berlanau
50
Jumlah Ketukan
80
16
70
25
60 29 50
35
50
Kadar Air
40
30
20
10
0
1 y = -0,4505x + 73,013 10 100
R² = 0,6715 Jumlah Ketukan
3.4.4. Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Batas cair adalah nilai kadar air
tanah dalam kondisi tanah antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai
kadar air tanah dalam kondisi antara plastis dan semi padat.Batas
susut/kerut adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat
dan padat., padacontoh tanah yang kami ambil dari pemukiman warga di
daerah jalan karang jalak memiliki LL =58,372%, PL = 27,596 %, IP =
30,776%, SL= %
Karna nilai IP lebih besar dari 17,maka sifat tanah plastis
tinggi,macam tanah lempung dan kohesi
51
3.5. Analisis Saringan (Sieve Analysis)
3.5.1. Teori
Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah
mempunyai ukuran dan bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah
kohesif maupun tanah nonkohesif.
Sifat suatu tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir dan
distribusinya.Sehingga didalam mekanika tanah, analisis ukuran butir
banyak dilakukan/dipakai sebagai acuan untuk mengklasifikasikan
tanah.
3.5.3. Peralatan
1. Mesin pengguncang saringan
2. Seperangkat saringan
3. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram.
4. Talam / loyang
5. Kwas, sikat kuningan, sendok dan alat lainnya
52
3.5.5. Perhitungan
1. Menghitung Berat Total
2. Berat total = berat tanah yang tertahan
3. Persentase tanah tertahan :
4. Persentase yang lolos
5. Jumlah tertahan adalah jumlah komulatif dari tertahan saringan.
% jumlah tertahan :
Berat total jumlahberattertahan x100 %
BeratTotal
Contoh perhitungan.
214,61 40,49
x100 % 81,133%
214,61
53
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
ASTM 421
Diperiksa :
Ukuran Jumlah %
No. Berat Jumlah Berat
Saringan
Saringan Tertahan (gr) Tertahan (gr) Tertahan Lolos
(mm)
4 4,76 0 0 0 100
54
3.5.6. Kesimpulan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis (sieve analysis)
yang lolos saringan No.200 adalah 57,374%,kemudian hasil perhitungan
analisis saringan dan analisis hydrometer di satukan dalam sebuah
gerafik diameter saringan dan persen lolos saringan
Fraksi Kerikil dengan diameter >4,76mm tidak ada yang tertahan
Fraksi Pasir dengan diameter 4,76 – 0,074mm terdapat 73,73 gr tanah
yang tertahan, 65,645%.
Material lolos saringan 200 dengan diameter <0,074 terdapat 17,75 gr
tanah yang tertahan, 57,374%.
55
3.6.3. Peralatan
a. Gelas ukur dengan kapasitas 1000ml
b. Aeometer
c. Mixer
d. Saringan nomer 200
e. Air Suling
f. Termometer
g. Oven dengan pengatur suhu
h. NiSO3
i. Stopwatch
j. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
a. Persiapan Pengujian
1. Ambil contoh tanah secukupnya, kemudian beratnya ditimbang ±
50 gram.
2. Contoh yang sudah ditimbang, direndam selama ± 24 jam.
3. Contoh tanah yang sudah direndam, kemudian dicuci dengan
saringan no.200, dibiarkan mengendap.
4. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kemudian dilakukan
analysis hydrometer.
56
b. Pelaksanaan Pengujian
1. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kita biarkan hingga
mengendap. Endapan yang tersebut di atas, dimasukkan ke dalam
gelas, kemudian dikocok ke arah horizontal selama 1 menit.
2. Sejalan dengan langkah ke dua siapkan alat hydrometer dan
stopwatch.
3. Segera setelah tabung diletakkan, hydrometer dimasukkan, tepat 1
menit pertama hidrometer dibaca, lalu menit kedua dibaca
kembali kemudian hidrometer diangkat dan pada menit ke 2,5
hidrometer dimasukkan kembali dan dibaca kembali hingga menit
ke-4.
4. Pembacaan dihentikan dan tabung di kocok kembali.
5. Dilakukan pembacaan kembali berulang-ulang hingga dicapai
harga yang sama (umumnya dilakukan 3 kali berturut-turut), jika
hal ini telah dicapai maka larutan dapat homogen.
Usahakan air agak tenang agar pembacaan agak jelas kemudian
dilakukan pembacaan berturut-turut dengan interval waktu pada menit 0
menit, 2, 5, 8, 16, 30, 60 menit kemudian 2, 4, 8, 16, 32, 96 jam.
3.6.6. Perhitungan
57
R = Ra + 0.5
30 x
K =
g x (Gs - Gw)
L
D K
T
% Finner(N)
% Finner Akhir = x persentasi yang lolos saringan no.200
100
Dimana :
K = diperoleh dari tabel
L = diperoleh dari tabel berdasarkan nilai R
Catatan :
Bila dalam pengujian didapat Gs yang tidak persis sama, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
1,65 x Gs
a =
2,65 x (Gs -1)
30 x
K=
g x (Gs - Gw)
Diketahui :
Zerro correction =2
Ws = 50 gr
Ra =9
1,65 x Gs
a =
2,65 x (Gs -1)
1,65 x 1,737
=
2,65 x (1,737 -1)
= 1,467
Ct = + 2,50
(didapat dari tabel berdasarkan suhu)
Maka :
58
Rc = Ra – zero correction + Ct
= 9 – 2 + 2,5
Rc a
= 9,5
N = 100%
Ws
9,5 1,467
= 100%
50
= 27,873
R = Ra + 0.5
= 9 + 0.5
= 9,5
L = didapat dari tabel berdasarkan nilai R
= 14,75
L/t = 14,75 / 2
= 7,375
30 x
K =
g x (Gs - Gw)
30x0,0086
=
9,81x(1,737 0,99627
= 0,03451
L
D = K
T
= 0,03451 7,375
= 0,094
N
% = persentase lolos saringan no.200
100
27,873
= 57,374
100
= 15,992
59
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312
ANALISA HIDROMETER
ASTM D 422
Diperiksa :
Time
Ra T Rc N (%) R L L/t K D %
(Menit)
60
100
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
0,001 0,01 0,1 1 10
Diameter
Lem Kasar Sedang halus
Pung Lanau Kerikil
Pasir
3.6.7. Kesimpulan
Diameter 0,001 termasuk kedalam jenis tanah lempung
Diameter >0,001 - <0,1 termasuk kedalam jenis tanah lanau
Diameter 0,1 – 1 termasuk ke dalam jenis pasir (halus, sedang,
kasar)
Diameter >1 termasuk ke dalam jenis kerikil
Diameter paling besar 0,248mm dengan persentase finner
34,059%
Diameter paling kecil 0,004mm dengan persentase finner 7,575%
61
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari masing – masing praktikum adalah :
4.1.1. Uji Sondir
1. Grafik qc
Pada interval 0 – 10,8 m termasuk kedalam tanah teguh, tetapi
pada interval 2 – 2,6m termasuk kedalam tanah sangat kaku, hal
tersebut menunjukkan pada interval tersebut terdapat hambatan
yang besar seperti bebatuan, setelah itu tanah kembali kedalam
tanah teguh.
Pada interval 11 – 11,6m harga qc paling besar 99kg/cm3, maka
termasuk tanah sangat kaku.
Pada interval 11,6 – 12,4m harga qc paling besar 200kg/cm3,
maka termasuk tanah keras.
2. Grafik JHL
Grafik kedalaman dan JHL memperlihatkan penambahan
hambatan lekat yang tidak drastis, ini menunjukkan hambatan lekat
pada tanah tersebut relatif kecil.
62
4.1.2. Sandcone
Dari percobaan sand cone diperoleh kepadatan tanah hasil
pemadatan di lapangan. Besar nilai kepadatan yang diperoleh harus
disesuaikan dengan nilai kepadatan hasil percobaan kompaksi yang
dilakukan di Laboratorium, bila nilai yang didapat tidak sesuai maka
permukaan tanah perlu dilakukan pemadatan kembali agar kepadatan
sesuai dengan kepadatan yang diperoleh dari percobaan kompaksi.
Maka nnilainya lebih besar dari berat tanah dilapangan,jadi tanah
tersebut perlu pemadatan. Berat isi kering rata – rata 0,130003 gr/cm3
4.1.3. Kadar Air
63
4.1.6. Analisa Saringan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis (sieve analysis)
yang lolos saringan No.200 adalah 57,374%,kemudian hasil perhitungan
analisis saringan dan analisis hydrometer di satukan dalam sebuah
gerafik diameter saringan dan persen lolos saringan
Fraksi Kerikil dengan diameter >4,76mm tidak ada yang tertahan
Fraksi Pasir dengan diameter 4,76 – 0,074mm terdapat 73,73 gr tanah
yang tertahan, 65,645%.
Material lolos saringan 200 dengan diameter <0,074 terdapat 17,75 gr
tanah yang tertahan, 57,374%.
Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
64
4.1.9. Kesimpulan Umum
Kesimpulan yang paling kami pahami adalah:
65
4.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan :
66
DAFTAR TABEL
18 1,0016 25 1,0000
19 1,0014 26 0,9997
20 1,0012 27 0,9995
21 1,0010 28 0,9992
22 1,0007 29 0,9989
23 1,0005 30 0,9986
24 1,0003 31 0,9983
BeratJenis
Faktorkoreksi
Temperatur(ºC) Ct Tanah
(a)
(Gs)
15 -1,10 2,85 0,96
16 -0,90 2,80 0,97
17 -0,70 2,75 0,98
18 -0,50 2,70 0,99
19 -0,30 2,65 1,00
20 0,00 2,60 1,01
21 0,20 2,55 1,02
22 0,40 2,50 1,04
23 0,70
24 1,00
25 1,30
26 1,65
27 2,00
28 2,50
29 3,05
30 3,80
67
Perbandingan bacaan hidrometerter koreksi oleh meniskus (R)
dengan jarak yang ditempuh oleh butiran (L, effective depth)
R L R L
0 16,3 Lanjutan........
1 16,1 31 11,2
2 16,0 32 11,1
3 15,8 33 10,9
4 15,6 34 10,7
5 15,5 35 10,5
6 15,3 36 10,4
7 15,2 37 10,2
8 15,0 38 10,1
9 14,8 39 9,9
10 14,7 40 9,7
11 14,5 41 9,6
12 14,3 42 9,4
13 14,2 43 9,2
14 14,0 44 9,1
15 13,8 45 8,9
16 13,7 46 8,8
17 13,5 47 8,6
18 13,3 48 8,4
19 13,2 49 8,3
20 13,0 50 8,1
11 12,9 51 7,9
12 12,7 52 7,8
13 12,5 53 7,6
14 12,4 54 7,4
15 12,2 55 7,3
16 12,0 56 7,1
17 11,9 57 7,0
18 11,7 58 6,8
19 11,5 59 6,6
30 11,4 60 6,5
68
Nilai koreksi (K) terhadap temperature dan Gs
Temp. K
ºC 2,50 2,55 2,60 2,65 2,70 2,75 2,80 2,85
16 0,0151 0,0148 0,0146 0,0144 0,0141 0,0139 0,0137 0,0136
17 0,0149 0,0146 0,0144 0,0142 0,0140 0,0138 0,0136 0,0134
18 0,0148 0,0144 0,0142 0,0140 0,0138 0,0136 0,0134 0,0132
19 0,0145 0,0143 0,0140 0,0138 0,0136 0,0134 0,0132 0,0131
20 0,0143 0,0141 0,0139 0,0137 0,0134 0,0133 0,0131 0,0129
21 0,0141 0,0139 0,0137 0,0135 0,0133 0,0131 0,0129 0,0127
22 0,0140 0,0137 0,0135 0,0133 0,0131 0,0129 0,0128 0,0126
23 0,0138 0,0136 0,0134 0,0132 0,0130 0,0128 0,0126 0,0124
24 0,0137 0,0134 0,0132 0,0130 0,0128 0,0126 0,0125 0,0123
25 0,0135 0,0133 0,0131 0,0129 0,0127 0,0125 0,0123 0,0122
26 0,0133 0,0131 0,0129 0,0127 0,0125 0,0124 0,0122 0,0120
27 0,0132 0,0130 0,0128 0,0126 0,0124 0,0122 0,0120 0,0119
28 0,0130 0,0128 0,0126 0,0124 0,0123 0,0121 0,0119 0,0117
29 0,0129 0,0127 0,0125 0,0123 0,0121 0,0120 0,0118 0,0116
30 0,0128 0,0126 0,0124 0,0122 0,0120 0,0118 0,0117 0,0115
69
Konsistensi tanah lempung berdasarkan hasil sondir
70
DAFTAR GAMBAR
Uji Sondir
Sandcone
71
Kadar Air
Berat Isi
Atterberg
72
Pada saat pengetukan Pada saat membuat sampel
menggunakan casagrande Liquid Limit
Analisa Saringan
73
Analisa Hidrometer
74
75