Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Praktikum Mekanika Tanah I merupakan salah satu persyaratan dari


Kurikulum Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Batanghari.
Praktikum ini menitik beratkan pada penyelidikan mengenai keadaan suatu
tanah yang akan digunakan sebagai tempat berdirinya suatu bangunan.
Hasilnya berupa data - data yang selanjutnya dianalisa sampai struktur
bangunan dapat ditentukan, tipe fondasi dan lain-lain sesuai dengan sifat-sifat
yang dimiliki oleh tanah tersebut. Hal-hal tersebut sangat penting untuk
menunjang segi ekonomis dan segi keselamatan baik untuk bangunan,
pemakai maupun pekerja yang ada dan sebagainya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Secara garis besar maksud dan tujuan diadakannya Praktikum
Mekanika Tanah I ini adalah untuk mengetahui dan memahami segi
teknis dari penyelidikan tanah baik di laboratorium maupun di lapangan.
Sedangkan mahasiswa dengan adanya praktikum ini, dapat
mempraktekkan teori – teori yang ada dalam mata kuliah Mekanika Tanah
I yang didapat pada saat kuliah secara langsung, sehingga mahasiswa
diharapkan dapat memahami apa yang dipelajari pada Mekanika Tanah I.
Selain itu juga pengetahuan tentang mekanis yang terjadi pada suatu jenis
tanah dapat bertambah dengan dilakukannya pengujian serta
bertambahnya pengalaman dalam penggunaan peralatan yang digunakan
dalam praktikum.

1
Adapun secara khusus maksud dan tujuan praktikum ini adalah :
1. Mengetahui segi teknis dan karakteristik dari suatu tanah
2. Mengetahui bentuk dan jenis dasar tanah yang dipakai dalam
praktikum Mekanika Tanah
3. Mengetahui proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada
praktikum mekanika tanah di lapangan

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengetahui segi teknis dan karakteristik dari suatu tanah ?
2. Bagaimana bentuk dan jenis dasar tanah yang dipakai dalam praktikum
Mekanika Tanah ?
3. Bagaimana proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada praktikum
mekanika tanah di lapangan ?

1.4 Lokasi Penelitian


200m di Samping Grage City Mall

1.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan laporan ini adalah sebagai berikut :


 BAB I Pendahuluan membahas mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan Praktikum Mekanika Tanah serta sistematika pembahasan laporan
ini.
 BAB II Pengambilan Sampel mengungkapkan maksud dan tujuan, teori
dasar, peralatan yang digunakan, prosedur percobaan, contoh perhitungan
dan analisa.
 BAB III Penyelidikan Tanah Di Lapangan penjelasan mengenai
penyelidikan dilakukan di lapangan mengenai Sand Cone, DCP, dan Uji
Sondir.

2
 BAB IV Penyelidikan Tanah Di Labarotorium mengungkapkan maksud
dan tujuan, teori dasar, peralatan yang digunakan, Prosedur percobaan, dan
analisa mengenai kadar air, Berat isi, Spesific Gravity, Grain Size Analysis,
Atterberg Limit, dan Permeabilty Test.
 BAB V Kesimpulan dan Saran mengungkapkan kesimpulan dari seluruh
percobaan yang dilakukan dan saran-saran yang mungkin diperlukan bagi
praktikum berikutnya

1.6 Ruang Lingkup Praktikum


Adapun praktikum Mekanika Tanah I ini secara garis besarnya di bagi
menjadi 3 macam pengujian, antara lain:
1.6.1. Pengambilan Sample
 Hand Boring
1.6.2. Penelitian di Lapangan
 Penyelidikan Sondir
 Kerucut Pasir (Sandcone)
1.6.3. Penelitian di Laboratorium
 Pengujian Berat Jenis Tanah
 Pengujian Analisa Saringan
 Pengujian Kadar Air
 Pengujian Batas Atterberg
 Analisa Hidrometer

3
1.7 Jadwal Pelaksanaan
1.7.1 Sand Cone : 2 Februari 2016
1.7.2 Pengujian Kadar Air Tanah (Undisturb) : 3 Februari 2016
1.7.3 Hand Boring : 4 Februari 2016
1.7.4 Uji Sondir : 4 Februari 2016
1.7.5 Pengujian Kadar Air Tanah (Disturb) : 5 Februari 2016
1.7.6 Pengujian Berat Isi Tanah : 5 Februari 2016
1.7.7 Atterberg Limit : 9 Februari 2016
1.7.8 Analisis Saringan : 11 Februari 2016
1.7.9 Analisis Hidrometer : 13 Februari 2016
1.7.10 Pengujian Berat Jenis Tanah : 15 Februari 2016

1.8 Metode Pengumpulan Data


1.8.1 Metode dan Objek Penelitian
1.8.1.1 Metode Praktikum
Dalam praktikum ini metode yang digunakan adalah
metode dengan cara penelitian atau pengujian dimaksudkan untuk
menguji sifat fisis dan sifat mekanis tanah. Dari pengujian
tersebut kemudian hasilnya di analisa dan dibuat kesimpulan.

1.8.1.2 Objek Penelitian


Objek yang diteliti dalam pengujian ini adalah pelaksanaan,
pencatatan serta penghitungan hasil penyelidikan tanah di lapangan
dan di laboratorium.

1.8.2 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam praktikum pengumpulan data adalah metode yang


digunakan untuk menyusun laporan ini. Pengumpulan data dilakukan
pada saat proses pengujian berlangsung dan mencatat hasil dari
pengujian tersebut. Praktikum Mekanika Tanah II dilakukan di

4
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon.

Adapun Langkah-langkah untuk pengumpulan data yaitu :

1. Membaca dan memahami prosedur yang ada di buku pedoman ;


2. Mengkuti kegiatan praktikum secara seksama dan teliti ;
3. Mencatat hasil pengujian;
4. Bertanya kepada dosen atau asisten dosen yang bersangkutan
tentang laporan jika ada hal yang kurang dimengerti;
5. Menggunakan buku - buku yang berkaitan langsung dengan
Mekanika Tanah I, khususnya buku panduan praktikum.

1.8.3 Analisa Data


Data-data yang telah terkumpul dari hasil praktikum disajikan
kembali dalam bentuk laporan hasil Praktikum Mekanika Tanah I
sebagai hasil pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sifat fisis dan
sifat mekanis.

5
BAB II

PENGAMBILAN SAMPLE DAN PENELITIAN DI LAPANGAN

2.1.PENGAMBILAN SAMPLE

2.1.1. Bor Tangan (Hand Boring)


2.1.1.1 Teori

Tanah adalah material terbentuk dari himpunan mineral, bahan


organik/anorganik, dan endapan yang relatif lepas. Deposit tanah
dapat terdiri atas butiran-butiran dengan berbagai jenis bentuk dan
ukuran. Ikatan antara butiran tanah disebabkan oleh karbonat, zat
organik, atau oksida-oksida yang mengendap diantara butiran-
butiran.
Partikel tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
 Butiran Kasar :
a. Kerikil (gravel)
b. Pasir (sand)
 Butiran Halus :
a. Lanau (silt)
b. Lempung (clay)
 Batu Kerikil dan Pasir (Gravel and Sand)
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan
berbagai ukuran dan bentuk butiran batu kerikil. Butiran
batu kerikil biasanya terdiri dari pecahan batu, atau terdiri
dari suatu macam zat mineral tertentu, seperti kwartz.
Butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat
mineral, terutama kwartz.

6
 Lempung (Clay)
Lempung terdiri dari butiran yang sangat kecil dan
menujukkan sifat-sifat kohesi dan plastis. Kohesi
menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian bahan itu
melekat satu sama lain. Plastisitas adalah sifat yang
memungkinkan bentuk bahan itu dapat diubah-ubah tanpa
adanya perubahan isi atau dapat kembali ke bentuk asalnya
tanpa terjadi retak-retakan atau terpecah-pecah.
 Lanau (Silt)
Lanau merupakan peralihan lempung dan pasir halus.
Lanau memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah di
tembus air daripada lempung, serta adanya sifat dilatasi
yang tidak terdapat pada lempung. Dilatasi adalah gejala
perubahan isi apabila diubah bentuknya. Lanau
sebagaimana dengan pasir, menunjukkan sifat “quick”
apabila diguncang atau digetarkan.
Pengambilan contoh tanah dilapangan untuk
pengujian dilaboratorium terdiri dari :
a. Contoh tanah permukaan diperlukan untuk tanah uji
laboratorium, yang menggunakan tanah permukaan sebagai
contoh tanah terganggu (misal uji pemadatan).
b. Contoh tanah dari pekerjaan boring
 Contoh tanah tak terganggu (undistrub)
Contoh tanah diambil untuk melindungi struktur asli
tanah tersebut. Contoh tanah ini dibawa ke laboratorium
dalam tempat tertutup, sehingga kadar airnya tidak
berubah.
 Contoh tanah terganggu (disturb)

7
2.1.1.2 Maksud dan Tujuan

Pengambilan sample (sampling) digunakan untuk


mengambil contoh tanah sehingga dapat dilakukan pengujian
laboratorium. Dalam pengambilan sample tanah dapat
dilakukan dengan cara mekanis (handboring) dan hidraulik
(machineboring). Cara pengambilan sample tanah dapat
dilakukan dengan kondisi terganggu (distrubsample) dan
kondisi tanah tidak terganggu (undistrubsample) setelah itu
bisa didapat keterangan mengenai jenis tanah, dan sifat-sifat
fisis pada tanah yang sedang diuji.
Pada mekanika tanah pengambilan sample dilakukan
dengan hand boring. Hand boring adalah pekerjaan
pengeboran yang dilakukan menggunakan tenaga tangan
manusia, dengan tujuan :
a. Mendapatkan keterangan mengenai struktur (profile)
secara visual.
b. Memperoleh indikasi variasi kadar air tanah asli menurut
kedalaman
c. Mendapatkan kedalaman permukaan air tanah.
d. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturb) dan contoh
tanah tak terganggu (undisturb)

8
2.1.1.3 Peralatan

1. Mesin Sondir
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam.
3. Konus.
4. Empat buah angker dengan perlengkapaannya.
5. Dua buah manometer dengan kapasitas 0 – 50 kg/cm2 dan
0 – 250 kg/cm2.
6. Kunci-kunci pipa.
7. Minyak kastroli.
2.1.1.4. Prosedur Percobaan

1. Menentukan lokasi yang akan dibor.


2. Membersihkan tanah yang akan dibor.
3. Memasukkan bor ke dalam tanah dengan memutar stang
bor hingga bor penuh terisi tanah kemudian stang bor
ditarik ke atas.
4. Tanah dalam mata bor dibersihkan dan dikumpulkan
sebanyak 5 kg lalu dimasukkan dalam plastik, sebagai
contoh tanah terganggu (disturb).
5. Mengganti mata bor dengan tabung contoh untuk
mendapatkan contoh tanah tidak terganggu (undisturb).
6. Tabung contoh dimasukkan ke dalam lubang bor dengan
kedalaman yang diinginkan.
7. Memutar stang bor searah jarum jam agar tanah yang ada
pada tabung benar-benar terpisah dari tanah aslinya.
8. Angkat tabung contoh tersebut, ratakan dan bersihkan
kemudian diberi lilin/paraffin.
9. Ulangi langkah nomor 6 dan seterusnya untuk
mendapatkan contoh tanah sebanyak yang diinginkan.

9
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 23674
Cirebon 45312

SAMPLING
ASTM D 2113
Dikerjakan : Kelompok 18 (04-022016)
Dihitung : Kelompok 15 (04-02-2016)

Kedalaman 0,5 m

0,5 m Warna Coklat

Plastisitas Sedang

0,5 m

Kedalaman 0,9 m

Warna Coklat Kehitaman


0,9 m
Plastisitas Lengket

10
2.2. PENELITIAN DI LAPANGAN

2.2.1. Penyelidikan sondir


2.2.1.1. Teori

Yang dimaksud dengan qc adalah perlawanan penetrasi


konus atau perlawanan tanah terhadap ujung konus yang diyatakan
dalam gaya persatuan luas (kg/cm2). JHL adalah jumlah hambatan
lekat perlawanan geser tanah terhadap selubang bikonus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan panjang (kg/cm).

2.2.1.2. Maksud dan Tujuan

Uji sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan


tanah keras serta sifat daya dukung maupun daya lekat setiap
kedalamannya, selain itu untuk mendapatkan nilai perlawanan
penetrasi konus(qc), hambatan lekat (LF), jumlah hambatan lekat
(JHL).Adapun tujuan bagi mahasiwa adalah:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui perlawanan tanah
2. Mahasiswa dapat menghitung perlawanan penetrasi
konus,hambatan lekat.

2.2.1.3. Peralatan
1. Mesin sondir
2. Seperangkat stang sondir yang dilengkapi stang di dalamnya
3. Bikonus
4. Manometer kapasitas 60 kg/ dan 250 kg/
5. Angker
6. Kunci-kunci

11
2.2.1.4. Prosedur Percobaan
1. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah keempat angker
(jangkar) spiral dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki
sondir
2. Jepitlah kaki sondir pada jangkar tadi lalu atur posisi sondir
agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci-kunci
samping. Sebaiknya menggunakan unting-unting.
3. Untuk mengisi oli hydraulik, bukalah baut penutup lubang
pengisian oli dan kedua keran manometer lalu pasang kunci
piston pada ujung piston.
4. Tekan kunci piston ke atas sampe oli keluar dan gelembung-
gelembung udara keluar semua.
5. Setelah udara habis, pasang kedua manometer tadi (kran tetap
terbuka). Isilah oli dari lubang pengisian sampai penuh (kunci
piston ditarik ke bawah). Gerakan kunci piston naik turun
untuk menghilangkan gelembung udara, kemudian tutup
lubang oli setelah terisi penuh .
6. Pasang bikonus/konus pada ujung stang sondir berikut stang
dalamnya, dan tempatkan stang sondir tersebut pada lubang
pemusat tepat di bawah ruang oli (piston).
7. Tiang sondir diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan
spidol mulai dari posisi sekarang (permukaan tanah), gunanya
untuk mengetahui dimana akan dilakukan pembaca manometer.
8. Dorong streker pada posisi lubang terpotong lau putarlah
engkol sampai menyentuhujung atas stang sonder,percobaan
sudah siap dilakukan.
9. Putar engkol sehingga bikonus masuk kedalam tanah,setlah
mencapai 20cm (lihat tanda),engkel pemutar diputar sedikit ke
arah berlawanan dan treker di tarik kedepansehingga posisi
lubang bulat penuh.
10. Buat kran manomemetr 60 kg/ .

12
11. Engkel pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan
ke dalam tanah dengan kecepatan 2cm/detik. Stang dalam akan
menekam piston, tekanan yang terjadi akan terbaca pada
manometer.
12. Tekan stang dalam sedalam 4cm lalu catat angka yang di
tunjukan manometer teruskan penekana sejarak 3 cm lagi dan
catat lagi angka yang ditunjukan manometer.
Angka perama menunjukan tahanan konus (qc) sedangakan
angka yang kedua menunjukan jumlah tahanan ujung konus
dan gesekan.
13. Lakukan penekana setiap interval 20 cm dan amati jarum
manometer.bila tekanan diperkirakan akan melebihi kapasitas
manomete r ,maka tutup manometer tersebut dan buka kran
manometer yang kapasitasnya lebih besar.
14. Setelah mencapai kedalam 1,00 meterstang sondir disambung
dan naikan piston penekan. ulangi prosedur 12 s/d 14 dan
percobaan dihentikan apabila perlawan konus mencapai lebih
besar dari 200 kg/ .
15. Stang yang tertanam dicabut kembali :
 Putar engkel pemutar agar piston terangkat.
 Tarik terker pada posisi lubang penuh.
 Putar engkel pemutar sampai trreker melewati stang kepala
sondir.
 Dorong treker pada posisi lubang terpotong dan putar engkel
pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai pada stang
berikutnya.
 Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian
bawahnya tidak jauh
 Lepaskan stang sondr atas kemudian turunkan engkel
pemutar
 Ulangi prosedur ini untuk stang berikutnya sampai sampai
selesai.

13
2.2.1.5. Perhitungan

A piston = 10 cm²

A sleeve = 150 cm²

A konus = 10 cm²

1. Perlawanan Konus atau qC adalah

Dengan: PK:Tahanan Konus (Bacaan pertama pada


manometer)

qc : Perlawanan penetrasi konus.

2. Perlawanan Geser (fs) adalah

... pada ked. 6,2 m

Dengan: JP : Jumlah Tahanan Ujung Konus (Bacaan kedua


manometer)
PK : Tahanan Konus (Bacaan pertama pada manometer)

3. Hambatan Pelekat (HL)


HL = fs x 20 = 0,6 x 20 = 12 kg/cm²... pada ked. 6,2 m

14
4. Jumlah Hambatan Pelekat (JHL)
JHL =𝛴HL
= 201,1 kg/cm²... pada ked. 6,2 m

5. Friction Ratio (FR) % :

... pada ked. 6,2 m

15
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

LOG BOR
ASTM D 2113
Dikerjakan : Kelompok 15 (04-022016)
Dihitung : Kelompok 15 (04-02-2016)
Diperiksa :

Depth qt JP Qc Fs LF JHL FR
(m) Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 %

0 0 0 0 0 0 0 0

0.2 11 14 11 0.2 4 4 1.818

0.4 20 25 20 0.33 6.6 10.6 1.65

0.6 3 5.5 3 0.167 3.34 13.94 5.567

0.8 5 10 5 0.33 6.6 20.54 6.6

1 8 11 8 0.2 4 24.54 2.5

1.2 15 18 15 0.2 4 28.54 1.333

1.4 16 20 16 0.267 5.34 33.88 1.669

1.6 22 28 22 0.4 8 41.88 1.818

1.8 24 30 24 0.4 8 49.88 1.667

2 25 28 25 0.2 4 53.88 0.8

2.2 95 100 95 0.33 6.6 60.48 0.347

2.4 101 105 101 0.267 5.34 65.82 0.264

2.6 95 100 95 0.33 6.6 72.42 0.347

2.8 50 55 50 0.33 6.6 79.02 0.066

3 49 45 40 0.33 6.6 85.62 0.825

16
3.2 35 40 35 0.33 6.6 92.22 0.943

3.4 20 32 20 0.8 16 108.22 4

3.6 20 26 20 0.4 8 116.22 2

3.8 21 24 21 0.2 4 120.22 0.952

4 19 25 19 0.4 8 128.22 2.105

4.2 22 25 22 0.2 4 132.22 0.909

4.4 20 25 20 0.33 6.6 138.82 1.65

4.6 22 26 22 0.267 5.34 144.16 1.214

4.8 20 25 20 0.33 6.6 150.76 1.65

5 22 27 22 0.33 6.6 157.36 1.5

5.2 20 25 20 0.33 6.6 163.96 1.65

5.4 30 35 30 0.33 6.6 170.56 1.1

5.6 33 37 33 0.267 5.34 175.9 0.809

5.8 35 40 35 0.33 6.6 182.5 0.943

6 33 38 33 0.33 6.6 189.1 1

6.2 35 44 35 0.6 12 201.1 1.714

6.4 35 45 35 0.67 13.4 214.5 1.914

6.6 35 40 35 0.33 6.6 221.1 0.943

6.8 35 39 35 0.267 5.34 226.44 0.763

7 40 45 40 0.33 6.6 233.04 0.825

7.2 26 35 26 0.6 12 245.04 2.308

7.4 25 30 25 0.33 6.6 251.64 1.32

7.6 30 35 30 0.33 6.6 258.24 1.1

7.8 30 32 30 0.133 2.66 260.9 0.443

8 22 28 22 0.4 8 268.9 1.818

8.2 23 28 23 0.33 6.6 275.5 1.435

8.4 20 25 20 0.33 6.6 282.1 1.65

17
8.6 25 30 25 0.33 6.6 288.7 1.32

8.8 35 40 35 0.33 6.6 295.3 0.943

9 35 40 35 0.33 6.6 301.9 0.943

9.2 35 40 35 0.33 6.6 308.5 0.943

9.4 45 50 45 0.33 6.6 315.1 0.733

9.6 35 40 35 0.33 6.6 321.7 0.943

9.8 28 33 28 0.33 6.6 328.3 1.178

10 23 29 23 0.4 8 336.3 1.739

10.2 20 25 20 0.33 6.6 342.9 1.65

10.4 25 30 25 0.33 6.6 349.5 1.32

10.6 25 30 25 0.33 6.6 356.1 1.32

10.8 25 29 25 0.267 5.34 361.44 1.068

11 35 40 35 0.33 6.6 368.04 0.943

11.2 50 55 50 0.33 6.6 374.64 0.66

11.4 97 101 97 0.267 5.34 379.98 0.275

11.6 99 107 99 0.53 10.6 390.58 0.535

11.8 145 150 145 0.33 6.6 397.18 0.228

12 165 170 165 0.33 6.6 403.78 0.2

12.2 150 155 150 0.33 6.6 410.38 0.22

12.4 200 210 200 0.67 13.4 432.78 0.335

Tabel 1. Hasil Pengujian Sondir

18
qc
0 50 100 150 200 250
0

4
Kedalaman

10

12

14

Grafik 1. Hubungan antara kedalaman dengan qc

JHL
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
0

4
Kedalaman

10

12

14

JHL

Grafik 2. Hubungan antara kedalaman dengan JHL

19
FR
0 1 2 3 4 5 6 7 8
0

4
Kedalaman

10

12

14

FR

Grafik 3. Hubungan antara kedalaman dengan Friction Ratio (skala FR dikali 100)

Qc, JHL, FR
0 100 200 300 400 500 600 700 800
0

4
Kedalaman

10

12

14

qc jhl fr

Grafik 4. Hubungan Kedalaman dengan qc, JHL, dan FR

20
2.2.1.6. Kesimpulan
1. Grafik qc
Pada interval 0 – 10,8 m termasuk kedalam tanah teguh, tetapi
pada interval 2 – 2,6m termasuk kedalam tanah sangat kaku, hal
tersebut menunjukkan pada interval tersebut terdapat hambatan
yang besar seperti bebatuan, setelah itu tanah kembali kedalam
tanah teguh.
Pada interval 11 – 11,6m harga qc paling besar 99kg/cm3, maka
termasuk tanah sangat kaku.
Pada interval 11,6 – 12,4m harga qc paling besar 200kg/cm3,
maka termasuk tanah keras.
2. Grafik JHL
Grafik kedalaman dan JHL memperlihatkan penambahan
hambatan lekat yang tidak drastis, ini menunjukkan hambatan lekat
pada tanah tersebut relatif kecil.

Percobaan sondir dilakukan mencapai kedalaman percobaan


ini untuk memberikan gambaran mengenai keadaan tanah dan
menghasilkan data-data daya dukung tanah maksimum dan
hambatan lekat tanah maksimum yaitu :
 Kedalaman max (>150 kg/cm2) : 12.40 m
 BacaanPertama (PK) : 200 kg/cm²
 Bacaan Kedua (JP) : 210 kg/cm²
 Hambatan Lekat Tanah (HL) : 13,4 kg/cm²
 Jumlah Hambatan Lekat Tanah (JHL) : 432.78 kg/cm
 Friction Ratio : 0, 335 %

21
2.2.1.7. Gambar Alat

22
2.2.2. Kerucut Pasir (sand cone)
2.2.2.1. Teori

Pengujian Kerucut Pasir merupakan salah satu jenis pengujian


yang dilaku-kan dilapangan guna menentukan berat isi kering
(kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan dan
dapat dilakukan pada tanah kohesif maupun non-kohesif.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk tujuan yang sama yaitu:

- Metoda Silinder (Drive Silinder method), khusus untuk tanah


kohesif

- Metode Balon Karet (Rubber Ballon method), untuk semua


jenis tanah

- Metoda Nuklir (Nuclear method), untuk semua jenis tanah.

Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui pengujian ini,
biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan
dilapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of
compaction), yaitu perbandingan antara d (kerucut pasir) dengan
dmaks hasil pengujian pemadatan dilaboratorium dalam [%].

2.2.2.2. Maksud dan Tujuan

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan


tanah dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung.

23
2.2.2.3. Peralatan

1. Corong sand cone


2. Botol sand cone
3. Plat sand cone
4. Pasir kwarsa ( yang sudah dikalibrasi )
5. Pahat / kave
6. Sendok tanah / pasir, kuas
7. Paku dan tempat sampel tanah

2.2.2.4. Persiapan

Siapkan alat beserta botol sand cone yang telah diisi pasir dan
telah diketahui beratnya dan siapkan juga permukaan tanah yang akan
diuji dan diratakan.

2.2.2.5. Prosedur Percobaan

a. Persiapan Percobaan
Sebelum pelaksanaan pengujian yang perlu diketahui :
 Berat volume pasir (  pasir ) dalam gr/cm²
 Keran kerucut ditutup.

b. Pelaksanaan Percobaan
 Istilah botol dengan pasir secukupnya. Timbanglah berat botol
bersama pasir = W1 gram.
 Persiapkan permukaan tanah yang akan diuji, sehingga
diperoleh bidang rata dan datar. Letakkan plat dasar diatas
tanah, buat tanda lubang plat pada tanah.
 Buat/gali lubang pada tanah di dalam tanda batas yang telah
dibuat, dengan kedalaman ± 10 cm berbentuk cekungan.
Kerjakan hati-hati dan hindarkan terganggunya tanah sekitar

24
dinding dasar lubang. Perlu sangat hati-hati untuk tanah yang
mudah longsor (tanah non kohesif).
 Kumpulkan/masukkan tanah hasil galian (jangan sampai ada
yang tercecer) dalam cawan yang telah diketahui berat = W3
(berat cawan kosong = W2 gram).
 Dengan plat dasar di atas tanah, letakkan botol pasir dengan
menghadap ke bawah di tengah plat dasar. Buka kran dan
tunggu pasir yang masih dalam botol mengalir mengisi lubang
dan corong, kemudian tutup kran.
 Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih ada dalam
botol kemudian ditimbang = W4 gram.
 Ambil sebagian tanah dalam cawan dan periksa kadar airnya,
misal didapat kadarairnya = w(%).

2.2.2.6. Perhitungan

a. Volume Lubang
[(Berat Pasir  Corong  Botol)  (Berat Pasir dalam Lubang) - (Berat sisa pasir dalam botol)]
Berat Isi Pasir (hasil kalibrasi)

b. Berat Isi Tanah


Berat sampel dalam lubang
Volume lubang
c. α = (Berat Sampel Lolos Ayakan No.40) / (Berat Sampel Dalam
Lubang)
d. β = [(Berat Isi Tanah) * α] / Gs
e. Koreksi
[(Berat pasir  Corong  Botol) -  ]
[(Berat pasir  Corong  Botol) -  ]
f. Berat isi tanah yang dikoreksi = Berat isi tanah x Koreksi

25
g. Berat Isi Kering Material
Berat Isi Tanah yang Dikoreksi
(1  Kadar Air Asli)
h. Berat Isi Kering
Berat Isi Tanah yang Dikoreksi
1  Kadar Air Optimum

Contoh analisa perhitungan uji kerucut


Diketahui :
1. Berat pasir + corong + botol = 7717 gr (W1)
2. Berat pasir dalam corong = 1245 gr (W2)
3. Berat sisa pasir dalam botol = 3796 gr (W3)
4. Berat sample dalam lubang = 3052 gr (W4)
5. Berat sample lolos ayakan no.4 = 1739 gr (W5)
6. Kadar air asli = 27,399% (Air)
7. Kadar air optimum = 27,399 %
Menghitung kadar air,sample di dapat sebagian untuk di timbang

26
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

PENGUJIAN KADAR AIR TANAH


ASTM D 854

Dikerjakan : Kelompok 10 (03-02-2016)

Dihitung : Kelompok 15 (05-02-2016)

No. Contoh dan Kedalaman DISTURB

No. Cawan 5 6 7 8

Berat tanah basah + cawan (gr) 54,04 55,22 64,48

Berat tanah kering + cawan (gr) 45,40 46,34 53,56

Berat air (gr) 8,64 8,88 10,92

Berat cawan (gr) 13,81 13,87 13,85

Berat tanah kering (gr) 31,59 32,47 39,71

Kadar air (w) % 27,35 27,348 27,499

Kadar air rata – rata 27,399

Maka :
berat pasir dalam corong
Kalibrasi 
Vold pignometer
1245

355,98
 3,497 gr/cm3

27
Vol. lubang =
W1 W2  W3
 
 kalibrasi 

 7717 1245  3796
 
 3,497 
 765,227cm3
Berat isi tanah = W4 / Vol. Lubang
= 3052/ 765,227
= 3,988 gr

α = W5 / W4
= 1739/ 3052
= 0.570
β = ( Berat isi tanah x α ) / ( Gs )
= (3,988 x 0,570) / 1,737
= 1,309
(W1 α)
Koreksi =
(W1 β)
(7717  0,570)

(7717 1,309)
 1,000096
Berat isi tanah yang dikoreksi = berat isi tanah x koreksi
= 3,988 x 1,000096
= 3,98838 gr/cm3
berat isi tanah yang dikoreksi
Berat isi kering material =
(1 kadar air asli)
3,98838

1 27,399
 0,14044 gr/cm3

o Berat isi kering = berat isi tanah yang dikoreksi


(1 kadar air optimum)
3,98838

1 27,399
 0.14044 gr/cm3

28
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp.(0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

PENGUJIAN SAND CONE


ASTM D 1556

Dikerjakan : Kelompok 10 (02-02-2016)

Dihitung : Kelompok 15 (01-03-2016)

Diperiksa :

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

No Keterangan Satuan Nilai Nilai Nilai

Berat pasir + corong


1 Gr 7717 7690 7678
+ botol

Berat isi pasir (hasil


2 gr/cm3 3,497 3,511 3,576
kalibrasi)

Berat pasir dalam


3 Gr 1245 1250 1273
corong

Berat sisa pasir dalam


4 Gr 3796 3774 3770
botol

Volume lubang
5 cm3 765,227 759,328 736,857
[(1-3-4)/2]

Berat sample dalam


6 Gr 3052 2666 2635
lubang

7 Berat isi tanah (6/5) gr/cm3 3,988 3,511 3,576

Berat sample lolos


8 Gr 1739 1739 1739
ayakan no.4

9 α (8/6) 0,570 0,652 0,660

10 β [(7xα)/Gs] 1.309 1,318 1,359

11 Koreksi [(1-α)/(1-β)] 1,000096 1,000087 1,000091

29
Berat isi tanah yang
12 gr/cm3 3,98838 3,51130 3,57632
dikoreksi [7x11]

13 Kadar air asli % 27,399 27,399 27,399

Berat isi kering


14 gr/cm3 0,14044 0,12364 0,12593
material [12/(1+13)]

Kadar air optimum


15 % 27,399 27,399 27,399
(laboratorium)

Berat isi kering


16 gr/cm3 0,14044 0,12364 0,12593
[12/(1+15)]

Tabel 2. Hasil Pengujian Sand Cone

2.2.2.7. Kesimpulan

Dari percobaan sand cone diperoleh kepadatan tanah hasil


pemadatan di lapangan. Besar nilai kepadatan yang diperoleh harus
disesuaikan dengan nilai kepadatan hasil percobaan kompaksi yang
dilakukan di Laboratorium, bila nilai yang didapat tidak sesuai maka
permukaan tanah perlu dilakukan pemadatan kembali agar kepadatan
sesuai dengan kepadatan yang diperoleh dari percobaan kompaksi.
Maka nilainya lebih besar dari berat tanah dilapangan,jadi tanah
tersebut perlu pemadatan. Berat isi kering rata – rata 0,130003 gr/cm3

30
2.2.2.8. GambarAlat

31
BAB III

PENELITIAN DI LABORATORIUM

3.1. Kadar Air (Water Content)


3.1.1. Teori
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam masa tanah terhadap berat butiran padat (tanah kering)
dan dinyatakan dalam prosen.
Kadar air tanah merupakan salah satu parameter tanah yang
penting untuk menentukan korelasi antara perilaku tanah dengan sifat-
sifat fisiknya. Oleh sebab itu, pengujian atas kadar air tanah ini
merupakan salah satu pengujian yang selalu dilakukan setiap
penyelidikan tanah.
Pengujian menggunakan metode kering oven (oven drying
method), yaitu memanaskan benda uji pada suhu (110±5)ºC selama 16
s/d 24 jam.
Pada keadaan khusus apabila tanah yang diuji berupa jenis
lempung dari mineral monmorolinote/holosite, gypsum atau bahan-
bahan organik (misalnya tanah gambut), maka suhu pengeringan
maksimum dibatasi sampai 60ºC dengan waktu pengeringan yang lebih
lama.
Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin dilakukan segera
setelah penyiapan benda uji, terutama bila cawan yang digunakan mudah
berkarat.

3.1.2. Maksud dan Tujuan


Untuk menentukan presentase kadar air yang terkandung dalam
tanah yaitu perbandingan berat air yang terkandung dengan berat kering
tanah.

32
3.1.3. Peralatan
1. Cawan
2. Oven
3. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
4. Desikator

3.1.4. Prosedur Percobaan


1. Timbang cawan kosong( W3 )
2. Masukan contoh tanah kedalam masing – masing cawan
3. Timbang berat tanah dan cawan ( W1 )
4. Masukan cawan ke dalam oven selama 24 jam
5. Timbang cawan dan tanahkering ( W2 )

3.1.5. Perhitungan
 Berat cawan + tanah basah = W1 gram
 Berat cawan + tanah kering = W2 gram
 Berat cawan kosong = W3 gram
 Berat Air = (W1 - W2) gram
berat air
 Kadar Air = 100%
berat tanah kering
Contoh Perhitungan
 Berat cawan + tanah basah = 32,62 gram
 Berat cawan + tanah kering = 28,43 gram
 Berat cawan kosong = 13,97 gram
 Berat Air = (W1 - W2) gram
= 32,62 – 28,43
= 4,19 gr
berat air
 Kadar Air = 100%
berat tanah kering

= 4,19 100%
28,43

= 28,976 gr

33
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

ASTM 2216

Lokasi : Samping Grage City Mall Dikerjakan : Kelompok 15 (05-02-2016)

Kedalaman : Dihitung : Kelompok 15 (05-02-2016)

Diperiksa :

No. Contoh dan Kedalaman DISTURB

No. Cawan 1 2 3 4

Berat tanah basah + cawan (gr) 32,62 27,60 18,51 25,78

Berat tanah kering + cawan (gr) 28,43 24,63 17,58 23,04

Berat air (gr) 4,19 2,97 0,93 2,74

Berat cawan (gr) 13,97 14,24 14,04 13,90

Berat tanah kering (gr) 14,46 10,39 3,54 9,14

Kadar air (w) % 28,976 28,585 26,271 29,978

Kadar air rata – rata 28,452

Tabel 3. Hasil Pengujian Kadar Air Disturb

3.1.6. Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadar air merupakan sebuah nilai
yang menyatakan kandungan air dalam suatu tanah, pada contoh tanah
yang kami ambil dari pemukiman warga di Grage City memiliki
kandungan air sebesar 28,452% (disturb).

34
3.2. Berat Jenis (Specific Gravity)
3.2.1. Teori
Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat butir
tanah (Ws) dengan berat air (Ww) yang mempunyai volume (V) sama
pada temperatur tertentu.
Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung indek propertis
tanah(misalnya: angka pori (e), berat isi tanah (γt), derajat kejenuhan (Sr)
dan karakteristik pemampatan (Cc, Cr, Cv) serta sifat-
sifatpentingtanahlainnya.Selain itu dari nilai berat jenis dapat pula
ditentukan sifat tanah secara umum misalnya : tanah organik mempunyai
berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan mineral berat
lainnya (misalnya besi) ditunjukkan dari berat jenis tanah yang besar.

Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00

3.2.2. Maksud dan Tujuan


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis butir tanah
dengan menggunakan picnometer.

3.2.3. Peralatan
1. Piknometer 100 ml
2. Thermometer 50⁰ C
3. Cawan perendam
4. Saringan no. 4, 10, atau 40
5. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
6. Desikator
7. Kompor listrik
8. NiSO3

35
3.2.4. Benda Uji
Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 4, jika menggunakan
pemeriksaan dengan cara AASTHOT-100-82/ASTM C-854-72 tetapi jika
ada hubungannya dengan pemeriksaan hydrometer maka dipergunakan
benda uji yang lolos saringan no. 10 atau no. 40 dengan kering oven pada
suhu 105⁰ - 110⁰ selama 24 jam.
Untuk benda uji lolos saringan no. 4 atau no. 10 minimal 50
gram.Dan untuk benda uji lolos saringan no. 40 minimal 25 gram.

3.2.5. Prosedur Percobaan


1. Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 40 lalu keringkan dalam
oven pada suhu 105⁰ selama 24 jam.
2. Timbang piknometer yang telah bersih dan kering bersama tutupnya
( W1 ).
3. Masukan benda uji ke dalam piknometer ± 25 gram, lalu timbang
bersama tutupnya ( W2 ).
4. Tambahkan air suling sehingga tanah terendam dan diamkan selama 24
jam.
5. Panaskan piknometer yang telah di isi benda uji untuk mengeluarkan
kadar udara dari dalam pori tanah.
6. Setelah didiamkan selama 24 jam kemudian tinbang. ( W3 )
7. Setelah gelembung udara keluar, rendam piknometer tersebut dalam
cawan perendam dan air suling sampai batas leher piknometer, setelah
suhunya konstan, piknometer diisi air sampai penuh kemudian pasang
tutupnya dan timbang. ( W4 )

36
3.2.6. Perhitungan

Berat piknometer + air = W4


Berat piknometer + air + tanah = W3
Berat piknometer + tanah = W2
Berat piknometer = W1
Koreksi temperatur =K
Berat tanah kering = (W2 – W1)
Berat isi butir tanah = Berat tanah + W4
= (W2 – W1) + W1
Berat isi air = Berat total – (Berat piknometer +
air + tanah)
= {(W2 – W1) + W4} – W3
berat tanah
Berat jenis (specific Gravity) / Gs  xK
volume air

Contoh Perhitungan :
Diketahui :
Temperatur = 28ºC
Berat piknometer + tanah = 86,28 gr
Berat tanah = 25 gr
Berat piknometer + air = 156,20 gr
Berat piknometer + air + tanah = 166,84 gr
Berat piknometer = 61,28 gr
Maka :
 Berat total = (berat tanah) + (berat piknometer + air)
= 25 + 156,20
= 181,20 gr
 Volume air = (berat total) – (berat piknometer+air+tanah)
= 181,20 – 166,84
= 14,36ml
 K = didapat dari tabel terhadap temperatur
= 0.998
 Specific gravity = (berat tanah / volume air) x K
= (25 / 14,36) x 0.998
= 1,73

37
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH


ASTM D 854
Lokasi : Samping Grage City Mall Dikerjakan : Kelompok 15 (15-02-2016)

Kedalaman : Dihitung : Kelompok 15 (16-02-2016)

Diperiksa :

No. Kelompok K. 15 K.11 K.18

Temperature (⁰C) 28 27 28

Berat piknometer + tanah (gr) 86,28 73,65 72,06

Berat piknometer (gr) 61,28 48,63 47,02

Berat tanah (gr) 25 25,02 24,99

Berat piknometer + air (gr) 156,20 148,47 148,25

Berat total (gr) 181,20 173,49 173,24

Berat piknometer + air + tanah(gr) 166,84 160,79 160,18

Koreksi temperature K 0,998 0,9983 0,998

Berat isi air 14,36 12,7 13,06

Volume air (ml) 14,36 12,7 13,06

Specific gravity 1,737 1,9667 1,9096

Specific gravity rata – rata 1,8711

Tabel 5. Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah

38
3.2.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang berat jenis tanah yang mengambil
sample di halaman perumahan warga di samping grage city mall,Gs yang
di dapat adalah 1,737 termasuk kedalam tanah organic.

Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00

3.3. Berat Isi (Unit Weight)


3.3.1. Teori
Berat isi merupakan perbandingan antara berat tanah asli dengan
volumenya. Berat volume tanah merupakan berat volume tanah asli
merupakan sifat fisik tanah, jika diketahui kadar air tanah akan dapat
menentukan nilai volume kering tanah tersebut.
Penentuan berat isi bertujuan untuk mendapatkan data yang
digunakan sebagai bagian dari klasifikasi tanah yang membantu dalam
mengukur sifat fisis tanah. Selain itu besaran yang diperoleh ini dapat
digunakan untuk korelasi empiris dengan sifat-sifat teknis tanah. Metode
ini tidak dapat digunakan untuk tanah fraksi kasar

3.3.2. Maksud dan Tujuan


Untuk menentukan berat volume tanah basah. Berat isi/volume
tanah adalah perbandingan antara berat tanah termasuk air yang
terkandung didalamnya dengan volume total.

39
3.3.3. Peralatan
1. Ring Konsolidasi
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
3. Extruder
4. Spatula
5. Cawan
6. Timbangan
7. Oven

3.3.4. Benda Uji


Tanah sample yang berasal dari tabung

3.3.5. Prosedur Percobaan


1. Ring konsolidasi yang dalam keadaan bersih ditimbang (W1)
2. Mengambil sample dari tabung dengan cara menekan ring tersebut
pada tabung sampai ring terisi penuh dengan menggunakan extruder.
3. Meratakan tanah sehingga kedua permukaan tanah memiliki elevasi
yang sama dengan permukaan ring dan membersihkan bagian luar
ring.
4. Menimbang ring + tanah (W2)
5. Menghitung volume tanah dengan mengukur bagian dalam ring.
Berat tanah (W) = W2 – W1

40
3.3.6. Perhitungan
W2 - W1
Berat isi (Ɣ) = gr / cm3
V

Contoh Perhitungan

 Diameter ring (d) = 5,2 cm

 Tinggi ring (t) = 1,435 cm

 Volume ring (V) = π x r2 x t

= π x 2,62 x t

= 30,475 cm3

 Berat ring (W1) = 18,04 gr

 Berat ring + tanah (W2) = 70,90 gr

 Berat tanah (W3) = W2 – W1


= 70,90 – 18,04
= 52,86
W2 - W1
 Berat volume tanah (g) = gr / cm3
V

= 52,86 gr / cm3
30,475

= 1, 735 gr/cm3

41
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

PENGUJIAN BERAT ISI TANAH

ASTM D 2937

Dikerjakan : Kelompok 15 (05-02-2016)


Dihitung : Kelompok 15 (05-02-2016)
Diperiksa :

Nomor Pengujian DISTURB

Diameter ring (d) (cm) 5,2 5,2

Tinggi ring (t) (cm) 1,435 1,435

Volume ring (V) (cm3) 30,475 30,475

Berat ring (W1) (gr) 18,04 18,04

Berat ring + tanah (W2) (gr) 70,90 72,04

Berat tanah (W3 = W2 – W1) (gr) 52,86 54

Berat volume tanah (g = W3/V) (gr/cm3) 1,735 1,772

Berat volume rata – rata (gr/cm3) 1,7535

Tabel 6. Hasil Pengujian Berat Isi

3.3.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh berat isi rata-rata tanah
adalah 1,7535 gram/cm3. Termasuk ke dalam tanah basah

42
3.4. Atterberg Limit
3.4.1. LIQUID LIMIT (BATAS CAIR)
3.4.1.1. Teori
Batas cair adalah nilai kadar air tanah dalam kondisitanah
antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai kadar air tanah dalam
kondisi antara plastis dan semi padat. Batas susut/kerut adalah nilai
kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan padat.
Tanah berbutir halus yang mengandung mineral lempung
sangat peka terhadap perubahan kandungan air. Atterberg telah
menentukan titik-titik tertentu berupa batas cair (Liquid Limit, LL),
batas plastis (Plastic Limit, PL) dan batas kerut/susut (Shrinkage
Limit, SL).
Dengan mengetahui nilai konsistensi tanah maka sifat-sifat
plastisitas dari tanah juga dapat diketahui. Sifat-sifat plastisitas
dinyatakan dengan harga indek plastisitas (Plasticity Index, IP) yang
merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan nilai kadar air
batas plastis (IP=LL – PL).
Nilai IP yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka
terhadap perubahan kadar air dan mempunyai sifat kembang susut
yang besar, serta besar pengaruhnya terhadap daya dukung atau
kekuatan tanah.

3.4.1.2. Maksud dan Tujuan


Pengujian ini di maksudkan untuk mengetahui kadar air
sampel tanah pada peralihan keadaan plastis dan keadaan cair.

43
3.4.1.3. Peralatan
1. Alat batas cair cassagrande
2. Pembuat alur ( grooving tool )
3. Mangkok porselin / plat kaca pengaduk
4. Spatula
5. botol air suling
6. Air suling
7. Cawan empat buah
8. Solet pelumat tanah
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

3.4.1.4. Benda Uji


Tanah dikeringkan kemudian ditumbuk dan disaring dengan
menggunakan saringan no. 40 sebanyak ± 100 gram.

3.4.1.5. Prosedur Percobaan


1. Bersihkan mangkok porselin dari kotoran yang menempel.
2. Atur tinggi jatuh mangkok cassagrande sampai sesuai dengan
tebal alat grooving tool
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan no. 40
lalu letakkan di atas kaca pengaduk
4. Aduk contoh tanah tersebut dengan menggunakan spatula dengan
menambahkan air suling sedikit demi sedikit sampai homogen.
5. Setelah adukan homogen masukkan ke dalam mangkok
cassagrande dan ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan
alas mangkok, dan lapisan yang paling tebal 1 cm.
6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok
tersebut dengan grooving tool melalui garis tengah mangkok
dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.

44
7. Putar engkol pemutar dengan kecepatan 2 putaran/detik sampai
kedua sisi bertemu sepanjang ½ (12, 7 mm ). Catat jumlah
pukulan yang diperlukan.
8. Ambil contoh tanah untuk menentukan kadar airnya.
9. Ulangi prosedur4 sampai dengan 8 dengan kadar air yang berbeda
untuk mendapatkan pukulan yang diperlukan.

CATATAN :Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan


diambil 10 – 20, 20 – 30, 30 – 40, 40 – 50 kali.

3.4.1.6. Perhitungan
1. Masing masing sampel dicari kadar airnya pada jumlah pukulan
yang didapat, kemudian buat grafik antara jumlah pukulan dalam
skala logaritma dan kadar air dalam skala biasa.
2. Tarik garis vertikal dari pukulan 25 sampai menyinggung garis
pengujian, kemudian tarik kesamping di dapat kadar air batas cair
tanah tersebut.

Contoh perhitungan.

Berdasarkan sample no.1

Jumlah ketukan = 16 kali ketukan


Berat cawan + berat tanah basah = 14,15 gr
Berat cawan + berat tanah kering = 12,35 gr
Berat air = 1,8 gr
Berat cawan = 9,78 gr
Berat contoh tanah kering = 2,57 gr
Berat Air
Kadar air = 100%
Berat Tanah Kering

1,8
 100%
2,57
= 70,04

45
3.4.1.7. Gambar Alat

3.4.2. PLASTIC LIMIT (BATAS PLASTIS)


3.4.2.1. Teori
Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum
(dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam
keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah
digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi
retak-retak.
Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam persen ) yang
merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisitasnya. Dapat
diperhitungkan dengan menggunakan rumus :PI = LL – PL

3.4.2.2. Maksud dan Tujuan


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air
sampel tanah pada peralihan keadaan plastis dan keadaan semi padat.

46
3.4.2.3. Peralatan
1. Plat kaca
2. Spatula
3. Batang pembanding
4. Air suling (aquades)
5. Cawan sampel

3.4.2.4. Benda Uji


Ambil sampel tanah lolos saringan no. 40 sebanyak ± 50
gram.

3.4.2.5. Prosedur Percobaan


1. Ambil sampel tanah ± 20 gram yang lolos saringan No.40,
letakkan benda uji di atas pelat kaca, kemudian diaduk sehingga
kadar airnya merata.
2. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari
benda uji itu seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu di
roling di atas plat kaca dilakukan dengan maju mundur kecepatan
80 – 90 roling per menit.
3. Roling dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang
silinder dengan diameter 3 mm. Kalau dalam waktu roling itu
ternyata sebelum benda uji mencapai 3 mm sudah retak maka
benda uji disatukan kembali ditambah air sedikit dan diaduk
sampai rata. Jika tanah yang di roling mencapai diameter < 3 mm
tanpa menunjukan retak-retakan, maka contoh perlu dibiarkan
beberapa saat di udara agar kadar airnya berkurang sedikit.
Kumpulkan batang-batang silinder tanah tersebut dalam dua
moisture can dan dalam satu moisture can sebanyak 5 – 8 gram
untuk menentukan kadar airnya.

47
4. Pengadukan dan roling digulungi terus sampai retak-retakan itu
terjadi pada saat gulungan mempunyai diameter 3 mm dan perlu
diperiksa kadar airnya.

3.4.2.6. Perhitungan
1. Hitung kadar air tanah. Nilai kadar air tersebut adalah nilai batas
plastis
2. Hitung ukuran keplastisan tanah atau Indeks Plastis IP = LL – PL
3. Plotkan harga IP dan LL pada plasticity chart untuk mengetahui
tipe tanahnya

Contoh perhitungan.

Berdasarkan sample no.5

Jumlah ketukan =-
Berat caawn +berat tanah basah = 20,77gr
Berat cawan+berat tanah kering = 18,40 gr
Berat air = 2,37 gr
Berat cawan = 9,85 gr
Berat contoh tanah kering = 8,55 gr
Berat Air
Kadar air = 100%
Berat Tanah Kering

2,37
 100%
8,55

= 27,719 %

Selanjutnya perhitungan di tabelkan,sehingga di peroleh:

Nilai PL rata-rata = 27,596 %

Jika LL = 58,372 %

Maka: IP = LL-PL

= 58,372 – 27,596

= 30,776

48
3.4.3. Tabel Perhitungan

LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

ATTERBERG LIMIT

Lokasi : Samping Grage City Mall Dikerjakan : Kelompok 15 (09-02-2016)

Kedalaman : Dihitung : Kelompok 15 (09-02-2016)


Diperiksa :

Plastic Limit
Liquid Limit (LL) (PL)

Jumlah Ketukan 16 29 35 50 - -

No. Cawan 1 2 3 4 5 6

Berat cawan + Berat 20,99


14,15 17,39 14,86 18,98 20,77
tanah basah (gr)
Berat cawan + berat 18,57
12,35 14,64 13,10 15,71 18,40
tanah kering (gr)
Berat air (gr) 1,8 2,75 1,76 3,27 2,37 2,42

Berat cawan (gr) 9,78 9,72 9,80 9,68 9,85 9,75

Berat contoh tanah 8,82


2,57 4,92 3,3 6,03 8,55
kering (gr)
Berat contoh tanah 11,24
4,37 7,67 5,06 9,30 10,92
basah (gr)
Kadar Air % 70,040 55,890 53,330 54,229 27,719 27,473

Rata-rata kadar air % 58,372 27,596

Tabel 7. Hasil Pengujiam Atterberg

49
LL PL IP SL Catatan :
Kondsi contoh tanah :
1. Asli/Kering Udara
58,372 27,596 30,776 2. Telah disaring / tanpa disaring
3. Berat Mercury (Air Raksa)
Berat Jenis Mercury

MACAM KOHESI
IP SIFAT
TANAH

0 Non Plastis Pasir Non Kohesif

<7 Plastis Rendah Lanau Kohesif Sebagian

Lempung Kohesif
7 – 17 Plastis Sedang
Berlanau

> 17 Plastis Tinggi Lempung Kohesif

50
Jumlah Ketukan
80
16
70
25
60 29 50
35

50
Kadar Air

40

30

20

10

0
1 y = -0,4505x + 73,013 10 100
R² = 0,6715 Jumlah Ketukan

Grafik 5. Grafik antara ketukan dan kadar air

3.4.4. Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Batas cair adalah nilai kadar air
tanah dalam kondisi tanah antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai
kadar air tanah dalam kondisi antara plastis dan semi padat.Batas
susut/kerut adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat
dan padat., padacontoh tanah yang kami ambil dari pemukiman warga di
daerah jalan karang jalak memiliki LL =58,372%, PL = 27,596 %, IP =
30,776%, SL= %
Karna nilai IP lebih besar dari 17,maka sifat tanah plastis
tinggi,macam tanah lempung dan kohesi

51
3.5. Analisis Saringan (Sieve Analysis)
3.5.1. Teori
Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah
mempunyai ukuran dan bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah
kohesif maupun tanah nonkohesif.
Sifat suatu tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir dan
distribusinya.Sehingga didalam mekanika tanah, analisis ukuran butir
banyak dilakukan/dipakai sebagai acuan untuk mengklasifikasikan
tanah.

3.5.2. Maksud dan Tujuan


Test ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi ukuran butir
tanah (gradasi).

3.5.3. Peralatan
1. Mesin pengguncang saringan
2. Seperangkat saringan
3. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram.
4. Talam / loyang
5. Kwas, sikat kuningan, sendok dan alat lainnya

3.5.4. Prosedur Percobaan


1. Timbang berat masing – masing saringan yang akan digunakan.
2. Letakan Pan diatas alat pengguncang lalu susun saringan di atasnya.
3. Masukkan benda uji ke dalam saringan kemudian ditutup.
4. Kencangkan penjepit susunan saringan.
5. Proses shaker selama 15 menit.
6. Setelah selesai diamkan selama 5 menit untuk mengendapkan debu
dalam saringan.
7. Timbang masing – masing yang tertahan di saringan.

52
3.5.5. Perhitungan
1. Menghitung Berat Total
2. Berat total =  berat tanah yang tertahan
3. Persentase tanah tertahan :
4. Persentase yang lolos
5. Jumlah tertahan adalah jumlah komulatif dari tertahan saringan.
% jumlah tertahan :
Berat total  jumlahberattertahan x100 %
BeratTotal

Contoh perhitungan.

Contoh perhitungan pada saringan No. 40


a. Berat total =  berat tanah yang tertahan
= 40,49 gram
b. Hitung prosentase tanah tertahan pada setiap ayakan :
Berat tertahan
x100 %
Berat Total
10,53
x100 %  4,907%
214,61

c. Presentase yang lolos


Berattotal  jumlahberattertahan
x100 %
Berattotal

214,61  40,49
x100 %  81,133%
214,61

53
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

ANALISIS SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)

ASTM 421

Lokasi : Samping Grage City Mall Dikerjakan : Kelompok 15 (11-02-2016)

Kedalaman : Dihitung : Kelompok 15 (11-02-2016)

Diperiksa :

Ukuran Jumlah %
No. Berat Jumlah Berat
Saringan
Saringan Tertahan (gr) Tertahan (gr) Tertahan Lolos
(mm)

4 4,76 0 0 0 100

10 2 6,62 6,62 3,085 96,915

16 1,6 7,16 13,78 3,336 93,579

20 1,19 6,09 19,87 2,838 90,741

30 0,84 10,09 29,96 4,701 86,040

40 0,59 10,53 40,49 4,907 81,133

50 0,42 4,74 45,23 2,209 78,924

60 0,279 14,78 60,01 6,887 72,037

80 0,177 4,07 64,08 1,896 70,141

100 0,149 9,65 73,73 4,496 65,645

200 0,074 17,75 91,48 8,271 57,374

Pan 123,13 57,374 0

Berat Total 214,61

Tabel 8. Hasil Pengujian Analisa Saringan

54
3.5.6. Kesimpulan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis (sieve analysis)
yang lolos saringan No.200 adalah 57,374%,kemudian hasil perhitungan
analisis saringan dan analisis hydrometer di satukan dalam sebuah
gerafik diameter saringan dan persen lolos saringan
 Fraksi Kerikil dengan diameter >4,76mm tidak ada yang tertahan
 Fraksi Pasir dengan diameter 4,76 – 0,074mm terdapat 73,73 gr tanah
yang tertahan, 65,645%.
 Material lolos saringan 200 dengan diameter <0,074 terdapat 17,75 gr
tanah yang tertahan, 57,374%.

3.6. Analisis Hidrometer (Hydrometer Analysis)


3.6.1. Teori
Alat hidrometer yang digunakan makin lama makin turun ke
bawah jika lumpur makin mengendap, sehingga alat hydrometer pada
waktu tertentu menunjukkan angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur
sudah mengendap. Percobaan ini didasarkan pada hubungan antara
kecepatan jatuh dari suatu butiran di dalam suatu larutan, diameter
butiran, berat jenis butiran, berat jenis larutan dan kepekaan larutan.
Supaya mendapatkan hasil yang lebih baik maka digunakan
hidrometer yang berfungsi untuk mengetahui spesific gravity larutan
setiap waktu pengamatan.
Dari hasil tersebut didapatkan data yang setelah diolah akan
diperoleh grafik distribusi butiran yang merupakan hubungan antara
diameter dan prosentase lolos.

3.6.2. Maksud dan Tujuan


Menentukan kadar lumpur dalam tanah, menentukan distribusi
butiran tanah, serta menentukan klasifikasi jenis tanah membandingkan
presentase butiran lanau dan lempung.

55
3.6.3. Peralatan
a. Gelas ukur dengan kapasitas 1000ml
b. Aeometer
c. Mixer
d. Saringan nomer 200
e. Air Suling
f. Termometer
g. Oven dengan pengatur suhu
h. NiSO3
i. Stopwatch
j. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram

3.6.4. Benda Uji


Benda uji di ambil dari analisa saringan yang tertahan di
PAN.Bilaman benda uji yang tertahan di PAN lebih dari 50 gram, maka
cukup diambil 50 gram ( maksimum 50 gram ).

3.6.5. Prosedur Percobaan

a. Persiapan Pengujian
1. Ambil contoh tanah secukupnya, kemudian beratnya ditimbang ±
50 gram.
2. Contoh yang sudah ditimbang, direndam selama ± 24 jam.
3. Contoh tanah yang sudah direndam, kemudian dicuci dengan
saringan no.200, dibiarkan mengendap.
4. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kemudian dilakukan
analysis hydrometer.

56
b. Pelaksanaan Pengujian
1. Contoh tanah yang lolos saringan no.200, kita biarkan hingga
mengendap. Endapan yang tersebut di atas, dimasukkan ke dalam
gelas, kemudian dikocok ke arah horizontal selama 1 menit.
2. Sejalan dengan langkah ke dua siapkan alat hydrometer dan
stopwatch.
3. Segera setelah tabung diletakkan, hydrometer dimasukkan, tepat 1
menit pertama hidrometer dibaca, lalu menit kedua dibaca
kembali kemudian hidrometer diangkat dan pada menit ke 2,5
hidrometer dimasukkan kembali dan dibaca kembali hingga menit
ke-4.
4. Pembacaan dihentikan dan tabung di kocok kembali.
5. Dilakukan pembacaan kembali berulang-ulang hingga dicapai
harga yang sama (umumnya dilakukan 3 kali berturut-turut), jika
hal ini telah dicapai maka larutan dapat homogen.
Usahakan air agak tenang agar pembacaan agak jelas kemudian
dilakukan pembacaan berturut-turut dengan interval waktu pada menit 0
menit, 2, 5, 8, 16, 30, 60 menit kemudian 2, 4, 8, 16, 32, 96 jam.

3.6.6. Perhitungan

 Rc = Ra – Zerro correction + CT (Correction Reading)


Di mana :
Ra = Bacaan aerometer
CT = diperoleh dari tabel berdasarkan temperatur
Zerro corection = tergantung alat yang digunakan
Rc x a
 % Finner (N)  x100 %
Ws
Di mana :
1,65 x Gs
a =
2,65 x (Gs -1)
Ws = 50 gr (berat kering)

57
R = Ra + 0.5
30 x 
K =
g x (Gs - Gw)

L
D  K 
 T
% Finner(N)
 % Finner Akhir = x persentasi yang lolos saringan no.200
100
Dimana :
K = diperoleh dari tabel
L = diperoleh dari tabel berdasarkan nilai R

Catatan :
Bila dalam pengujian didapat Gs yang tidak persis sama, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
1,65 x Gs
a =
2,65 x (Gs -1)

30 x 
K=
g x (Gs - Gw)

Diketahui :
 Zerro correction =2
 Ws = 50 gr
 Ra =9
1,65 x Gs
 a =
2,65 x (Gs -1)
1,65 x 1,737
=
2,65 x (1,737 -1)

= 1,467
 Ct = + 2,50
(didapat dari tabel berdasarkan suhu)
Maka :

58
 Rc = Ra – zero correction + Ct
= 9 – 2 + 2,5

 Rc  a  
= 9,5
N = 100%
 
 Ws 
 9,5 1,467
= 100%
 
 50 
= 27,873
R = Ra + 0.5
= 9 + 0.5
= 9,5
L = didapat dari tabel berdasarkan nilai R
= 14,75
 L/t = 14,75 / 2
= 7,375
30 x 
K =
g x (Gs - Gw)

30x0,0086
=
9,81x(1,737  0,99627

= 0,03451

L
D = K 
T

= 0,03451  7,375
= 0,094
N
% =  persentase lolos saringan no.200
 
100 
 
 27,873 
=  57,374

 

100 
= 15,992

59
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FT – PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Jl. Pemuda No. 32 Telp. (0231) 206558 Fax. (0231) 236742
Cirebon 45312

ANALISA HIDROMETER

ASTM D 422

Dikerjakan : Kelompok 15 (13-02-2016)

Dihitung : Kelompok 15 (02-03-2016)

Diperiksa :

Time
Ra T Rc N (%) R L L/t K D %
(Menit)

0,25 20 28 20,5 60,147 20,5 12,95 51,8 0,03451 0,248 34,509

0,5 15 28 15,5 45,477 15,5 13,75 27,5 0,03451 0,181 26,092

1 12 28 12,5 36,675 12,5 14,25 14,25 0,03451 0,130 21,042

2 9 28 9,5 27,873 9,5 14,75 7,375 0,03451 0,094 15,992

5 6 28 6,5 19,071 6,5 15,25 3,05 0,03451 0,060 10,942

30 5 28 5,5 16,137 5,5 15,40 0,513 0,03451 0,025 9,258

60 4 28 4,5 13,203 4,5 15,55 0,259 0,03451 0,017 7,575

250 4 28 4,5 13,203 4,5 15,55 0,062 0,03451 0,008 7,575

1440 4 28 4,5 13,203 4,5 15,55 0,011 0,03451 0,004 7,575

Tabel 9. Hasil Pengujian Hidrometer

60
100

90

80

70

Persentase
60

50

40

30

20

10

0
0,001 0,01 0,1 1 10
Diameter
Lem Kasar Sedang halus
Pung Lanau Kerikil
Pasir

Grafik 6. Antara diameter dan Persentase

3.6.7. Kesimpulan
 Diameter 0,001 termasuk kedalam jenis tanah lempung
 Diameter >0,001 - <0,1 termasuk kedalam jenis tanah lanau
 Diameter 0,1 – 1 termasuk ke dalam jenis pasir (halus, sedang,
kasar)
 Diameter >1 termasuk ke dalam jenis kerikil
 Diameter paling besar 0,248mm dengan persentase finner
34,059%
 Diameter paling kecil 0,004mm dengan persentase finner 7,575%

61
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari masing – masing praktikum adalah :
4.1.1. Uji Sondir
1. Grafik qc
Pada interval 0 – 10,8 m termasuk kedalam tanah teguh, tetapi
pada interval 2 – 2,6m termasuk kedalam tanah sangat kaku, hal
tersebut menunjukkan pada interval tersebut terdapat hambatan
yang besar seperti bebatuan, setelah itu tanah kembali kedalam
tanah teguh.
Pada interval 11 – 11,6m harga qc paling besar 99kg/cm3, maka
termasuk tanah sangat kaku.
Pada interval 11,6 – 12,4m harga qc paling besar 200kg/cm3,
maka termasuk tanah keras.
2. Grafik JHL
Grafik kedalaman dan JHL memperlihatkan penambahan
hambatan lekat yang tidak drastis, ini menunjukkan hambatan lekat
pada tanah tersebut relatif kecil.

Percobaan sondir dilakukan mencapai kedalaman percobaan


ini untuk memberikan gambaran mengenai keadaan tanah dan
menghasilkan data-data daya dukung tanah maksimum dan
hambatan lekat tanah maksimum yaitu :
 Kedalaman max (>150 kg/cm2) : 12.40 m
 BacaanPertama (PK) : 200 kg/cm²
 Bacaan Kedua (JP) : 210 kg/cm²
 Hambatan Lekat Tanah (HL) : 13,4 kg/cm²
 Jumlah Hambatan Lekat Tanah (JHL) : 432.78 kg/cm
 Friction Ratio : 0, 335 %

62
4.1.2. Sandcone
Dari percobaan sand cone diperoleh kepadatan tanah hasil
pemadatan di lapangan. Besar nilai kepadatan yang diperoleh harus
disesuaikan dengan nilai kepadatan hasil percobaan kompaksi yang
dilakukan di Laboratorium, bila nilai yang didapat tidak sesuai maka
permukaan tanah perlu dilakukan pemadatan kembali agar kepadatan
sesuai dengan kepadatan yang diperoleh dari percobaan kompaksi.
Maka nnilainya lebih besar dari berat tanah dilapangan,jadi tanah
tersebut perlu pemadatan. Berat isi kering rata – rata 0,130003 gr/cm3
4.1.3. Kadar Air

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadar air merupakan sebuah


nilai yang menyatakan kandungan air dalam suatu tanah, pada contoh
tanah yang kami ambil dari pemukiman warga di Grage City memiliki
kandungan air sebesar 28,452% (disturb) dan 27,399% (undisturb).

4.1.4. Berat Isi


Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh berat isi rata-
rata tanah adalah 1,7535 gram/cm3. Termasuk ke dalam tanah basah.

4.1.5. Atterberg Limit


Jadi, dapat disimpulkan bahwa Batas cair adalah nilai kadar air
tanah dalam kondisi tanah antara cair dan plastis.Batas plastis adalah
nilai kadar air tanah dalam kondisi antara plastis dan semi padat.Batas
susut/kerut adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi
padat dan padat., padacontoh tanah yang kami ambil dari pemukiman
warga di daerah jalan karang jalak memiliki LL =58,372%, PL =
27,596 %, IP = 30,776%, SL= %
Karna nilai IP lebih besar dari 17,maka sifat tanah plastis
tinggi,macam tanah lempung dan kohesi

63
4.1.6. Analisa Saringan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis (sieve analysis)
yang lolos saringan No.200 adalah 57,374%,kemudian hasil perhitungan
analisis saringan dan analisis hydrometer di satukan dalam sebuah
gerafik diameter saringan dan persen lolos saringan
 Fraksi Kerikil dengan diameter >4,76mm tidak ada yang tertahan
 Fraksi Pasir dengan diameter 4,76 – 0,074mm terdapat 73,73 gr tanah
yang tertahan, 65,645%.
 Material lolos saringan 200 dengan diameter <0,074 terdapat 17,75 gr
tanah yang tertahan, 57,374%.

4.1.7. Analisa Hidrometer


 Diameter 0,001 termasuk kedalam jenis tanah lempung
 Diameter >0,001 - <0,1 termasuk kedalam jenis tanah lanau
 Diameter 0,1 – 1 termasuk ke dalam jenis pasir (halus, sedang,
kasar)
 Diameter >1 termasuk ke dalam jenis kerikil
 Diameter paling besar 0,248mm dengan persentase finner
34,059%
 Diameter paling kecil 0,004mm dengan persentase finner 7,575%

4.1.8. Berat Jenis


Berdasarkan hasil penelitian tentang berat jenis tanah yang mengambil
sample di halaman perumahan warga di samping grage city mall,Gs
yang di dapat adalah 1,737 termasuk kedalam tanah organic.

Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00

64
4.1.9. Kesimpulan Umum
Kesimpulan yang paling kami pahami adalah:

1. Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukan


pengujian kadar air dan berat isi. Melalui praktikum ini praktikan dapat
memahami tentang hal ini, serta dapat mengaplikasikannya baik di
dalam kegiatan laboratorium .
2. Data yang di peroleh jauh dari kata akurat,dikarenakan kurangnya
sample untuk perbandingan hasil data.
3. Dalam pengambilan sampel di dapat kesimpulan bahwa, dalam tahap
pengambilan sampel setiap beda kedalaman, tekanan tanah
mempengaruhi besarnya kuat tekan alat sondir terhadap keras atau
lunaknya tanah yang di bor dan setiap kedalaman memiliki keras dan
lunak yang berbeda karena kadar air dalam tanah pun mempengaruhi.
Dalam pengerjaan anlisa Hidrometer nilai K dan A sangat berpengaruh
untuk perhitungan selanjutnya.

65
4.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan :

1. Dalam waktu asistensi,asisten dosen yang di tunjuk,tolong lebih bisa


berbagi waktu dengan mahasiswa,agar mahasiswa tidak mengerjakan
hitungan secara sendiri tanpa bingbingan.

2. Waktu pelaksanaan pratikum sebaiknya di tata dengan benar.

3. Harus ada tempat penataan penyimpanan sample masing-masing


kelompok,karena di khawatirkan data sample tertukar dengan kelompok
lain.

4. Waktu pengerjaan laporan dan asistensi sebaiknya diperpanjang, karena


mahasiswa kesulitan dalam hal pengerjaan laporan tersebut
5. Alat-alat sebaiknya dirawat dan diperbanyak jumlahnya, karena hal ini
akan berpengaruh pada ketetepatan pengumpulan data dan laporan
mahasiswa.

66
DAFTAR TABEL

Faktor koreksi terhadap suhu

T (Suhu) Faktor koreksi K T (Suhu) Faktor koreksi K

18 1,0016 25 1,0000
19 1,0014 26 0,9997
20 1,0012 27 0,9995
21 1,0010 28 0,9992
22 1,0007 29 0,9989
23 1,0005 30 0,9986
24 1,0003 31 0,9983

Koreksi Ct terhadap temperatur & Koreksi (a) terhadap (Gs)

BeratJenis
Faktorkoreksi
Temperatur(ºC) Ct Tanah
(a)
(Gs)
15 -1,10 2,85 0,96
16 -0,90 2,80 0,97
17 -0,70 2,75 0,98
18 -0,50 2,70 0,99
19 -0,30 2,65 1,00
20 0,00 2,60 1,01
21 0,20 2,55 1,02
22 0,40 2,50 1,04
23 0,70
24 1,00
25 1,30
26 1,65
27 2,00
28 2,50
29 3,05
30 3,80

67
Perbandingan bacaan hidrometerter koreksi oleh meniskus (R)
dengan jarak yang ditempuh oleh butiran (L, effective depth)

R L R L
0 16,3 Lanjutan........
1 16,1 31 11,2
2 16,0 32 11,1
3 15,8 33 10,9
4 15,6 34 10,7
5 15,5 35 10,5
6 15,3 36 10,4
7 15,2 37 10,2
8 15,0 38 10,1
9 14,8 39 9,9
10 14,7 40 9,7
11 14,5 41 9,6
12 14,3 42 9,4
13 14,2 43 9,2
14 14,0 44 9,1
15 13,8 45 8,9
16 13,7 46 8,8
17 13,5 47 8,6
18 13,3 48 8,4
19 13,2 49 8,3
20 13,0 50 8,1
11 12,9 51 7,9
12 12,7 52 7,8
13 12,5 53 7,6
14 12,4 54 7,4
15 12,2 55 7,3
16 12,0 56 7,1
17 11,9 57 7,0
18 11,7 58 6,8
19 11,5 59 6,6
30 11,4 60 6,5

68
Nilai koreksi (K) terhadap temperature dan Gs

Temp. K
ºC 2,50 2,55 2,60 2,65 2,70 2,75 2,80 2,85
16 0,0151 0,0148 0,0146 0,0144 0,0141 0,0139 0,0137 0,0136
17 0,0149 0,0146 0,0144 0,0142 0,0140 0,0138 0,0136 0,0134
18 0,0148 0,0144 0,0142 0,0140 0,0138 0,0136 0,0134 0,0132
19 0,0145 0,0143 0,0140 0,0138 0,0136 0,0134 0,0132 0,0131
20 0,0143 0,0141 0,0139 0,0137 0,0134 0,0133 0,0131 0,0129
21 0,0141 0,0139 0,0137 0,0135 0,0133 0,0131 0,0129 0,0127
22 0,0140 0,0137 0,0135 0,0133 0,0131 0,0129 0,0128 0,0126
23 0,0138 0,0136 0,0134 0,0132 0,0130 0,0128 0,0126 0,0124
24 0,0137 0,0134 0,0132 0,0130 0,0128 0,0126 0,0125 0,0123
25 0,0135 0,0133 0,0131 0,0129 0,0127 0,0125 0,0123 0,0122
26 0,0133 0,0131 0,0129 0,0127 0,0125 0,0124 0,0122 0,0120
27 0,0132 0,0130 0,0128 0,0126 0,0124 0,0122 0,0120 0,0119
28 0,0130 0,0128 0,0126 0,0124 0,0123 0,0121 0,0119 0,0117
29 0,0129 0,0127 0,0125 0,0123 0,0121 0,0120 0,0118 0,0116
30 0,0128 0,0126 0,0124 0,0122 0,0120 0,0118 0,0117 0,0115

Tabel Deskripsi Tanah Asli Berdasarkan Ukuran Butiran dan Berat


Volume

69
Konsistensi tanah lempung berdasarkan hasil sondir

70
DAFTAR GAMBAR

Uji Sondir

Pembacaan PK dan JP Memasukkan tabung kedalam


tanah

Sandcone

Memasukkan pasir ke dalam Menggali tanah sedalam 10cm


botol

71
Kadar Air

Sample di taruh di masing – Sample di oven selama 24 jam


masing cawan

Berat Isi

Berat ring + tanah 2 Berat ring + tanah 1

Atterberg

Berat cawan + berat tanah Membuat sample plastic limit


kering pada ketukan 29

72
Pada saat pengetukan Pada saat membuat sampel
menggunakan casagrande Liquid Limit
Analisa Saringan

Tanah diguncang dengan Penataan urutan saringan


shieve shaker

73
Analisa Hidrometer

Hidrometer di diamkan selama Menuang tanah yang sudah


24 jam dimixer kedalam gelas ukur
1000ml
Berat Jenis

Memanaskan piknometer Menimbang piknometer


menggunakan kompor listrik

74
75

Anda mungkin juga menyukai