Anda di halaman 1dari 24
PD TINGKAT SATU 2.1. Masalah Nilai Awal (Initial-Value Problem) Di dalam PD sering kita dihadapkan pada permasalahan dari : = f(x,y) terhadap kondisi y(xo) = yo, di mana x9 sebuah titik dalam ey dx R dan yp sembarang bilangan real. Problem tersebut : dy selesaikan or = f(x,y) terhadap (xo) = yo dikatakan masalah nilai awal. Kondisi (x) = yo disebut kondisi awal. Contoh 2.1: Dapat diketahui bahwa y = ce‘ adalah keluarga penyelesaian untuk PD y‘ = y dalam interval R. Jika kita ambil keadaan khusus, katakanlah (0) = 3, kemudian subtitusikan x = 0, y=3 ke dalam solusi y = ce‘, diperoleh 3=ce° =c. Jadiy = 3e" adalah solusi dari masalah nilai awal y’=y_ terhadap y(0) = 3. 13 2.2. PD yang Variabel-Variabelnya Bisa Dipisahkan dy Secara umum PD tingkat satu dinotasikan Faye )=0 /atau ay. oa = f(x,y). Bentuk yang paling sederhana dari PD tingkat satu adalah PD yang variabel-variabelnya sudah terpisahkan, atau lebih dikenal dengan PD terpisah. PD ini mempunyai bentuk : P(x) dx + Qi) dy=0 (2.1) Metode penyelesaian untuk PD dalam persamaan [2.1] ini adalah dengan jalan meng-integralkan langsung , sehingga diperoleh solusi fungsi yang dikehendaki. : Contoh 2.2: Selesaikan 2x dx+y>dy=0 Solusi : Dengan mengintegralkan langsung foxdr+Jy¥dy=c an c adalah solusi umum yang diminta. Contoh 2.3: (Casi solusi umum dari PD 2 = 1+e™ Soles PD wecsebut bisa ditulis sebagai dy = (1 + e™) dx. Kemudian langsung domain fay=[U+e) dx Ding gas y=r+ Zette. Di samping PD bentuk [2.1] tersebut, sebenarnya ada j juga enti Jain, tetapi PD ini bisa dibawa ke bentuk [2.1]. PI i dikenal dengan PD yang variabel-variabelnya bisa dipisahkan. Amati bahwa PD dalam [2.2] ini sebenarnya bisa dipisahkan antara variabel x dan variabel y. Sehingga metode penyelesaian untuk PD tersebut adalah dengan memisahkan variabel-variabelnya sehingga menjadi PD bentuk [2.1], kemudian langsung diintegralkan. Jadi dengan perkalian silang, PD bentuk [2.2] menjadi : h(y) dy = g(x) dx yang identik dengan PD bentuk [2.1]. Sedangkan persamaan berikutnya bisa disederhanakan menjadi Contoh 2.4: Cari solusi umum dari PD 2xy* dx + (xy + 7xy) dy = Solusi : PD tersebut bisa ditulis sebagai : 207 — ee 0 2x x ite oe dy = =a oe 2In(x¥+7)+Iny=Inc C "G47? Contoh 2.5: 15 dy x-4 Selesaikan enera GS B= 3 terhadap kondisi awal y(1) = 2. Solusi : PD tersebut bisa disederhanakan menjadi 1 dy =(1- = ) de Kemudian dengan meng-integralkan kedua sisi diperoleh y=x-In |x-3| +c Untuk y(1) = 2, (ini berarti x = 1, dan y = 2), didapatkan, 2=1-In|-2| +e c=14+In2 Jadi didapatkan penyelesaian khusus y=x-ln |x-3 | + 1+ In 2; atau y=xt1+in nN » Contoh 2.6: Selesaikan PD sin x cos? y dx - cos x sin y dy =0 terhadap (0) =0 Solusi : Pertama-tama dicari solusi umum terlebih dahulu, sin x dx siny Ss dy =0 cosx cos” y 2 sinx siny J - J—y dy =e cosx cos* y #Incosx +——_ =c cosy Sekarang untuk y(0) = 0 subtitusikan ke solusi umum diperoleh, di -I 0+ —~=c in COS ZG c=l 1 Jadi solusi Khusus adalah - In cos x + =l1 cosy Contoh 2.7: . dy x Selesaikan persamaan Fees = terhadap y(4) = 3. Solusi : Dengan memisahkan variabel-variabelnya, kemudian diintergralkan, J yay = -Jxdx Be +y= “2 (dengan mengganti konstanta 2c; = c ?) Sekarang dengan y(4) = 3; diperoleh 16+9 = 25=c* . Jadi masalah nilai‘awal memberikan solusi khusus x7 + y* = 25, yang merupakan lingkaran melalui titik (4,3) dengan pusat O(0,0). Sedangkan untuk persamaan differensial berbentuk : dengan selalu dapat direduksi menjadi PD yang variabel- variabelnya bisa dipisahkan. Dalam hal ini pemisahan dilakukan dengan subtitusi wu = ax + by + c. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini. Contoh 2.8: 1 xtyt+l Selesaikan & elesaikan —~- = dx Solusi : Andaikan u=x+y+1 duldx = | + dy/dx , atau jit 1; sehi yl oe ; sehingga du) 1 a du il+u dx u udu ltu | i 1 Jd-7pZ) dus Idx u-In(l+uw=x+C) x+y+ l-In@t+y+2)=x4+C) y+ 1-In@@+y+2) = x+y+2=ce’ ( dimana mengganti c=e'*') 2.3. Persamaan Differensial Homogen Sebelum sampai pada pengertian tentang PD homogen, terlebih dahulu kita kenal apa yang disebut fungsi homogen. Definisi 2.1: Suatu fungsi disebut homogen berderajad n jika f(kx,ky) = f(x,y); di mana k adalah konstanta dan tidak sama dengan 0 (nol). Contoh 2.9: Fungsi f(x,y) = 2x + y adalah fungsi homogen berderajad 1, sebab : f(kx,ky) = 2(kxr) + ky =k(Qx+y) =k f(x,y) Contoh 2.10: Fungsi f(x,y) = /x°+y? adalah fungsi homogen berderajad 3/2; sebab: f(kex,ky) = (lex)? + (ky)? =? f(xy) Contoh 2.11: Fungsi f(x,y) = 2x +y adalah bukan fungsi homogen, sebab : fi(kex,ky) = (kx)? + ky = k(2ke + y) #k f(xy) Definisi 2.2: Suatu persamaan differensial M(x,y) dx + N(x,y) dy=0 disebut PD homogen jika fungsi M(x,y) dan N(x,y) merupakan fungsi homogen dengan derajad yang sama. Contoh 2.12: © (x+y) dx+(x-y)dy=0 adalah PD homogen berderajad 1 © (-y') dx+3x’ydy=0 adalah PD homogen berderajad 3 © (¢+y°) dx +(x -xy) dy=0 adalah PD homogen berderajad 2 Metode Penyelesaian Untuk menyelesaikan PD homogen M(x,y) dx + N(xy) dy = 0 digunakan subtitusi |y = wx atau juga bisa dengan subtitusi § =) di mana u dan vy adalah variabel-variabel dependen yang baru. Misalnya 19 ks ph subuusi y= maka dy = w de de sehingga PD homogen menjadi PD yang variabel-variabelnya bisa dipisahkan. Contoh 2.13: Selesaikan PD (x7 +y*) dx + (x? - xy) dy=0 Solusi : perhatikan bahwa fungsi M(x) dan N(xy) dari PD tersebut merupakan fungsi homogen berderajad 2. Andaikan kita ambil subtitusi : yur dy=udx+xdu;, maka PD menjadi : (2 +027) dx + (7 -10?)(u dx + x du) =0 Sdxt we dx+Cudx+x du- wx dx- ux du=0 x( 14+) dxt+x (1-u) du=0 dx | I= i * itu 5 ie + Se1+ 7 7 au=0 Inx-u+2In(1+u)+Inc=0 du=0 eee 2 tn a + =) + Ine =0; dengan menggunakan aturan x logaritma, solusi umum tersebut bisa ditulis sebagai : e(xt+yy= xe™ Contoh 2.14: Cari penyelesaian umum dari persamaan differensial : x sin > (yd +xdy) + y eos © (x dy-y dr) =0 x Solusi : Dengan mengambil subtitusi y = ux, maka dy = u dx + x du, PD menjadi : xsinu [ux de + x(x du + u dx)] + wx cos u [x(x du + u dx) - ux dx] =0 x sin u (ux dx +x° du + ux dx) + ux cos u (2 du + ux dx - ux dx) =0 xsin u (<2 du + 2ux dx) + ux cos u (x* du) = 0 Que sin u dx +x° sin udu + ux’ cos udu =0 2uxe sin u dx + xX (sin u + u cos u) du =0 2x sinu+ucosu = a pede =O Xe usinu 2; sinu+ucosu J=dx+J ——— du =0 x usinu 21Inx+In (usin u) =Inc, x (usinu)=c 2, sin 2y= c xy sit > =c adalah penyelesaian umum yang diminta. Contoh 2.15: q@ Selesaikan PD : x = =y+xe™ terhadap y(1)=1. Solusi : PD tersebut bisa ditulis dalam bentuk : _ ytxet ae =24e% x dengan subtitusi : SEIS atau : |S Sutx al sehingga PD menjadi : =ut+e" dx e* du= = dengan mengintegralkan kedua sisi diperoleh : -e“+c=Inx -e* +c=Inx untuk y(1) = 1, diperoleh : -¢'+c=0 atauc=e! Jadi solusi dari masalah nilai awal tersebut adalah e"! - e”* = In x. Persamaan Differensial Nonhomogen PD dengan bentuk : “eed tends slaxebyrerdy=0 (24) dengan ajb2 - arb; # 0 disebut PD nonhomogen. Untuk menyelesaikan PD bentuk [2.4] tersebut digunakan subtitusi sebagai berikut : di mana h dan k adalah konstanta yang merupakan penyelesaian dari sistem persamaan a,x + byy + cy = 0 dan azx + boy + c2 = O. Subtitusi ini akan membawa PD bentuk [2.4] menjadi PD homogen berbentuk : Selanjutnya PD diselesaikan dengan metode penyelesaian untuk PD homogen. Contoh 2.16: Selesaikan persamaai oy raves esi n—— = Pe dk x+y-1 Solusi : PD tersebut bisa ditulis sebagai : (-1+y+3) dx+(x+y-l) dy=0 = Dari persamaan -x + y + 3 = 0 dan x + y - 1 =O diperoleh solusi x =2 dan y = -1. Kemudian ambil subtitusi berbentuk : seein fh : (-u-2+v-1+3)du+(u+2+v-1-1)dv=0 (-u + v) du + (w+ vy) dv =0 yang merupakan PD homogen. Sekarang ambil subtitusi : sehingga PD homogen menjadi, (-u + su) du + (u + su) (s du+uds)=0 -udu + su du + su du +w ds + s*u du + suds =0 (cut 2su + s°u) du + (u? + su?) ds =0 u(-1 +25 +5°) du+w(1+s)ds=0 udu l+y Se ee u 1+2s+s* g du l+s =) | ea ! u Ries ie ae ) 1 Z Inu+ > InC1+2s+s")=Ine u(-14+2s+s)!?=¢ ¥ y? @2)Cl42—s-4)7 = 6 u u ytl YAOISN an 22). EEeaee— i (x-2)[ Ba pees ¢ adalah solusi umum yang diminta. 23 PD yang variabelnya bisa dipisahkan digunakan langkah-langkah sebagai berikut : akan membawa PD ke bentuk : P(x,u) dx + Q(x,u) du = O yang variabelnya bisa dipisahkan. Perhatikan kembali PD berbentuk : ydx+xdy=0 PD tersebut dapat dikategorikan sebagai PD terpisah (variabel- variabelnya bisa dipisahkan) dan juga merupakan PD homogen. Tetapi di sisi lain, PD tersebut bisa juga dapat dipandang sebagai differensial dari produk x dan y; yaitu : d(xy)=y dx+xdy =0 Dengan mengintegralkan langsung dapat diperoleh fungsi implisit : aya : sebagai solusi dari PD tersebut. Di dalam kalkulus telah kita pelajari bahwa jika z = f(x,y), maka differensial total dari fungsi tersebut adalah : F a =a ate ten, Es Rot 251 © Sekarang jika f(x,y) =c, dengan menggunakan aturan [2.5] tersebut : F iF ~~ dx+—— dy=0 Seo Atau dengan kata lain, jika diketahui keluarga kurva f(x,y) = c, kita bisa membentuk persamaan differensial tingkat satu dengan jalan menghitung differensial total. Contoh 2.17: (i) Jika x* - 5xy +? =c, maka PD-nya adalah : (2x - Sy) dx + (-5x + 3y’) dy =0 (ii) Jika y - cos x*y = 2, maka PD-nya adalah : 2xy sin x*y de + (1 +7 sin xy) dy =0 Problem kita sekarang adalah, jika misalnya diketahui persamaan differensial : (2x - Sy) dx + (-Sx + 3y°) dy =0 26] @ dari contoh 2.17(i), dapatkah kita mengidentifikasi (baca: mencari solusi) sedemikian ekivalen dengan statemen d(x - Sxy+ y) =0? Perhatikan bahwa persamaan [2.6] ini bukan persamaan differensial terpisah dan juga bukan persamaan differensial homogen. i i bahwa menurut aturan differensial total : ini berarti bahwa : z = M(xy), an = N(@xy) (22.7) @ 25 Sf MG, Dari = Moxy), maka 5 fo F_ Of N(xy) | 5 =N(x,y), maka Re Sr ee Metode Penyelesaian Dari salah satu hubungan dalam persamaan [2.7], es a My) Of (x,y) = M(x,y) 6x, kemudian dintegralkan, foxy) = [MUxy) d+ 0) ps1 © Kemudian [2.9] ini diturunkan ke y; diperoleh : TE = § Mix) &*Q'0) berdasarkan hubungan [2.7], maka ‘Contoh 2.18: Selesaikan persamaan (cos y + y cos x) dx + (sin x- x sin y) dy=0 26 Solusi : a(x y) =-siny+cosx oy ON (x,y) : ——— =cos x-siny Karena sae = oo maka PD merupakan PD eksak; sehingga, metode penyelesaiannya adalah : xy) = M(x,y) de = (cos y + y cos x) de f(x,y) =J (cos y + y cos x) dx + Q(y) f(x,y) = x cos y + y sin x + Q(y); kemudian diturunkan ke y, F(x) ¥ sin x - x sin y =-x siny + sinx + Q’(y) Q’(y) = 0; berarti Q(y) = ¢, sehingga f(x,y) = x cos y + y sin x + Q(y) f(x,y) =x cos y+ y sin x + cy; atau xcos y+ysinx=c merupakan solusi umum yang diminta. =-xsiny+sinx+Q’Q) Metode penyelesaian dari PD eksak ini bisa juga kita mulai dari hubungan : a = N(x,y) atau Sf(x,y) = N(x,y) 5, kemudian diintegralkan ke y, f(xy) = JN(y) 5+ RO) 2.1 @ Sy) ao: wu y = x I N(xy) 6 + RQ) 6 M(xy) = <— J N@wy) 5+ R'Q), ox dari persamaan ini akan diperoleh harga R’(x); selanjutnya dengan mengintegralkan langsung diperoleh harga R(x). Harga R(x) yang 27 Selesaikan persamaan differensial : (cos x sin x - xy’) dx + y(1- x*) dy = O terhadap y(0) = 2. Solusi : a =-2xy= Ben sehingga PD merupakan PD eksak. 1 f(xy) =Jy(1- 7) dy + RQ) = 5 ¥* (1x) + RG) FO) ER) ox cos x sin x - xy? = - xy? + R(x); sehingga : R’(x) = cos x sin x , dan berarti R(x) = -Jcos x (- sin x) dx 1 R(x) =- J cos x d(cos x) =- 2 cos*x + ¢13 sehingga, 1 of 1 1 : f(xy) = a P11 -7) +R) = 5 y(-x) - rs cos*x + ¢); atau > { 9°(1 - 2) - cos*x} = c merupakan solusi umum. Sedangkan untuk (0) = 2 : 5 (401-0) - 1} =; berarti c = 3/2. Jadi solusi dari masalah nilai awal y(0) = 2 adalah : 1oey Z oa i 3 ba - x7) - cos*x} = 3/2 atau y* (1 - x7) -cos*x=3. Selesaikan persamaan (e* + y) dx + (2 + x + ye’) dy = O terhadap masalah nilai awal y(0) = 1° Solusi : = 28 OM (x,y) _, _ Ny) iy Ox G(x,y) = (e+ y) de fny) =I (e+ y) dx + QQ) f(xy) = e* + xy + QO) FE ~ x4Q0) (2+x+ye’)=x+Q’() roa yy as Co de Q'0) =2 +e" DS esa oe QO) =J (2+ ye’) dy QO) = 2y + ye” - e+ 1 sehingga f(x,y) = e* + xy + Q(y) f(x,y) = e* + xy +2y + ye’- e+c) solusi umumnya adalah e* + xy + 2y + ye’-e” =c. Sekarang, untuk y(0) = 1, 1+0+2+e-e=c berartic=3. Jadi solusi dari masalah nilai awal y(0) = 1 adalah : e+xy+2yt+yet+e’=3. sehingga PD merupakan PD eksak. Pertanyaannya adalah bagaimanakah bentuk fungsi “(x,y) tersebut ?. Untuk mencari fungsi “(x,y) ini, perhatikan persamaan [2.12]. Syarat cukup dan perlu supaya PD menjadi PD eksak adalah : 29 Pada dasarnya untuk mengetahui faktor integrasi dari PD tersebut adalah sangat sulit. Biasanya dalam problem-problem tertentu bentuk fungsi dari faktor integrasi dimaksud itu diketahui. Misalnya, suatu faktor integrasi itu merupakan fungsi dari x, fungsi dari y, fungsi dari (x + y), fungsi dari (x? + y*), fungsi dari xy; atau kelipatannya, dan sebagainya. Contoh 2.21: Selesaikan persamaan : (x + y) dx + (y - x) dy = 0 dengan faktor © integrasi fungsi dari z= +? ‘ Solusi : Kita selidiki dulu PD-nya, OM ON OM ON P F =1 dan 5 71s karena af oe maka PD tidak eksak. Untuk mencari faktor integrasi s(x,y) kita gunakan hubungan persamaan [2.12} Gre kG St by uy & (y= x21 (4 yyy # a= 6z ou 1-(-1) =2¢a7 + yy) # p= ———* 2 ee oe M=-( +9) z Sul =- Hz Inv=-Inz Hata +y =a sehingga PD menjadi : H{(x+y) dx+(y-x) dy} =0 xt+y ve, x Sy! + a5? dy =0 merupakan PD eksak (silahkan di cek kebenarannya ! ); sehingga : _ x+y x,y) = Pty: Fi foe) = {aor & +Q0) 1 2. x f(x,y) = 2 In? + y’) + are tan = +Qy) Fa ey S86) 5 e+y + Pay +Q’0) y-x yrx vty x<4y +Q’0) 31 Q’() = 0; berarti Q(y) = c; sehingga solusi umum dari persamaan tersebut adalah : 1 - x f(xy) = 2 In? +*) + are tan Fi +c); atau 1 3 ine +y) + arctan =e. Contoh 2.22: Selesaikan persamaan (2x°y* + x°y*) dx + (x*y* - 2x’y°) dy = 0 dengan faktor integrasi fungsi dari z = xy. Solusi OM = =4xy +3xry % y oy = 4xy° jadi PD bukan PD eksak. Sehingga perlu dicari faktor integrasi; gree & x & oz Hue oe oo &&® oz menggunakan hubungan dalam persamaan [2.12], diperoleh : H((Qxry’ + xy’) det (wy? - 2x’y') dy} =0 (2x + y) dx + (x- 2y)dy=0 (merupakan PD eksak, silahkan di cek); selanjutnya solusinya adalah, f(x,y) =J (2x +y) dx + QO) f(x,y) = (2 + xy) + QO) Jadi solusi umumnya adalah : f(x,y) =27 + xy + QQ) = +xy-y? +c); atau: x t+xy-y=e. Latihan 2 PD Terpisah dan Variabel-variabel yang bisa Dipisahkan Selesaikan persamaan berikut : 1. (Sx°y +27y) dx + Ty’ dy =0 2. (xy? + 4y*) dx + Qy +1) dy=0 3. 3xy dx + (xy? +x) dy=0 Fyye' + yx) dx + dy=0 5. (4x0y ¢x°y’) dx + 2y dy =0 @2 = cos 2x dx 7. (x+ 1) dy=xdx 8. xy’ = 4y fo xy? Tx (AQ, (4y + yx?) dy - 2x +397) dx =0 33 11. 2y(+ 1) dy =xdx 12. e’ sin 2x dx + cos x (e*” - y) dy=0 13.x J1-y? de=dy Selesaikan persamaan differensial berikut terhadap kondisi awal yang diberikan ! 14. (1 +24) dy+x(1+4y?)dx=0; y(1)=0 15. x7) y(-1) =-1 16: =— 3 p(2)=2 dx 2 17.—=4(7 +1); x(w/4)=1 dy 18.y’ +xy=y 3; y()=3 Persamaan Differensial Homogen 19. (x-y)dx+xdy=0 20. x dx + (y- 2x) dy=0 21. 7 + yx) dx-x dy=0 22. (y+x) dy=(y- x) dx 23. 2x*y dx = (3x° + y*) dy 24. (x7 + xy - y*) de + xy dy =0 25. (x - y*) dx + 3xy* dy=0 26. (x7 + 2xy +y*) dr +xydy=0 Selesaikan PD homogen berikut untuk kondidi awal yang diberikan ! y yI)=2 28.27 =Gxy+y)dr ; y(l)=-2 29. (x7 + 2y*) dx=aydy : y(-l)=1 30x + ye") dx- xe dy=0 ; y(1)=0 (y? + 3xy) dx = (4x7 +xy) dy; y(1)=1 32. Pde+(P+ayt+y)dy=0 ; yO)=1 34 ee ang bisa dihomogenkan (33. Qc-y) dy =(x+y-6) de 4. (x+y+ 1) dx+(2x+2y+1)dy=0 35. (2x -y +4) dx +(x-2y+5)dy=0 36. (x + 2y + 1) de - (2x +4y +3) dy=0 (37) Gx + 2y +1) de- x4 2y- 1) dy=0 38. (2x + 3y-7) dx - (3x+2y-8)dy=0 39. (2x + 3y + 1) de + Gx +4y +2) dy=0 40,\(2x + 3y - 12) de +(y-x+1) dy=0 Persamaan Differensial Eksak (cos y + y cos x) dx + (sin x - x sin y) dy=0 42. (7 + y*) dx + 2xy dy=0 43. 2xy dx + (x - 1) dy=0 44. (©? - y cos xy) dx + (2xe” - x cos xy + 2y) dy=0 45. (Sx + 4y) dx + (4x - 8y*) dy =0 46. (2y*x - 3) dx + (2yx? + 4) dy=0 47. (2x + y) dx-(x+6y) dy=0 48. (x + y) (x- y) dx + x(x - 2y) dy=0 49. (y* - y’ sin x - x) dx + (3xy* + 2y cos x) dy =0 50. (x? + y*) dx + 3xy? dy=0 51. (3x7y + &°) dx + (x? + xe” - 2y) dy =0 52: (1-49) de+ (1 ee x y 53. (1 - 2x? - 2y) dy = (4x? + 4xy) de 54. (4x°y - 15x? - y) dx + + 3y*- x) dy =0 55. (tan x - sin x sin y) dx + cos x cos y dy=0 Selesaikan masalah nilai awal untuk persamaan differensial berikut ini !. 56. (x+y) de+(2xy+x?-I)dy=0 ; y(I)=1 57. (e°+y) dx+(2+x+ye)dy=0 ; yO)=1 35 58. (4y + 2x-5) dx + (6y+4x-1)dy=0 ; y(-l)=2 59. (y* cos x - 3x*y - 2x) dx + (2y sinx-x°+Iny)dy=0; y(0)=0. 60. Cari nilai k supaya PD berikut menjadi PD eksak : (y? + kay? - 2x) dx + Bay? + 20x°y*) dy =0 Persamaan Differensial tidak Eksak 61. (x+y) dx + x In x dy = 0 dengan faktor integrasi fungsi_ z= I/x CH dx + (4y + 9x°) dy = 0 dengan faktor integrasi fungsi_ z= y* 1 63. -y" dx + (x° + xy) dy = 0 dengan faktor integrasi fungsi_ z= —— xy 64. (-xy sin x + 2y cos x) dx + 2x cos x dy = 0 dengan faktor integrasi ey 65. y(x + y + 1) dx + (x + 2y) dy = 0 dengan faktor integrasi z = e* 66. (2y* + 3x) dx + 2xy dy = 0 dengan faktor integrasi z = x 67. (¢ + Lay - y°) dx + (y? + 2xy - 7) dy = 0 dengan faktor integrasi z=(x+y)? 36

Anda mungkin juga menyukai