Anda di halaman 1dari 48

Saya Senantiasa Mengutamakan Kesehatan Penderita

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya


www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id

Insert:Menteri
turan 15
Pera . 08 Th 20
No entang
t ram
Prog dalian
en
Pengsistensi i
Re kroba d
i t
Antim ah Saki
Ru m

Mengenal & Mencegah Pelayanan IGD RSUD Dr. 10 Cara Langsing Alami
Nyeri Punggung Bawah / 06 Soetomo yang Dijamin BPJS / 23 Tanpa Jalani Diet / 27

Januari 2016 Vol. 20 No. 1 ISSN : 14106450


Initial Assessment oleh JCI Consultant yang terdiri dari Richard Wright, Terence Shea, Marale
Atechian dan Francine Westergaard berfoto bersama Plt. Direktur, para Wakil Direktur, pejabat
struktural, dan semua anggota pokja. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4-13 Januari 2016.
daftar isi Januari 2016 Vol. 20 No. 1

29 RUANG WANITA
02 • Bihun Jagung COVER :
Jamur Tiram
Menteri Kesehatan RI
• Chicken Katsu Prof. Dr. Nila Farid Moeloek, dr,
ARTIKEL KESEHATAN SpM(K) memukul gong sebagai
tanda dibukanya Workshop & Join
1. Laktat Penanda Awal Sepsis dan Asidosis Symposium Regenerative Medicine
Laktat
2. Mengigau : Berbahayakah ?
30 RUANG UNIK & LUCU & SITOKINES 8 : (Symposium of Tropic
– Infection & HIV AIDS Surabaya di
Ruang Pertemuan PDT lt. 7
3. Nutrisi yang Dapat Mencegah Demensia RSUD Dr. Soetomo pada Sabtu 14
November 2015, didampingi Plt.
4. Nyeri Punggung Bawah Direktur RSUD Dr. Soetomo dr.

32 kuis
mimbar
Harsono, dari belakang-kedepan
Dr. Heri Suroto, dr, SpOT(K), Dr.
Ferdiansyah, dr, SpOT, Djoko Santoso,

08 BERITA FOTO dr, SpPD, K-GH, Ph.D, FINASIM dan


Prof. Dr. Budi Santoso, dr, SpOG(K).

Dari Redaksi
SELAMAT TAHUN BARU 2016, semoga menjadi tahun
sukses semuanya untuk RSUD Dr. Soetomo yang kita cintai,
terutama dalam menghadapi Akreditasi RS oleh JCI. Perlu
kerja keras, kompak semuanya dan biaya besar agar dapat
• Puncak Acara Harlah RSUD Dr. Soetomo ke 77
lulus JCI seperti rumah sakit-rumah sakit lainnya. Dengan
• Jalan Sehat dalam rangka Memperingati
semangat juang pemuda kita harus bisa, terutama yang
Harlah RSUD Dr. Soetomo ke 77
menangani banyak yang muda-muda.
• Jalan Sehat dalam rangka Memperingati Hari
Dalam Berita Foto, bayak kegiatan RSUD Dr. Soetomo 3
Diabet Sedunia
bulan terakhir. Di Sekilas Info ada yang harus kita ketahui
• Lokakarya Strategi Pengendalian Resistensi
semua mengenai Kriteria Pelayanan IGD yang Dijamin BPJS,
Antimikroba di RS
demikian juga di Artikel Kesehatan ada 4 topik menarik yang
• Seminar Antibiotik Bijak Cegah Resistensi
perlu kita ketahui.
• Temu Ilmiah Tahunan & Rakernas Hisfarsi 2015
Selamat membaca dan jangan lupa mengisi Sudoku

januari 2016
• Pengantar Purna Tugas & Pengantar Tugas
obat anti pikun yang murah meriah.
• Peringatan Hari ibu
• Perayaan Natal RSUD Dr. Soetomo-FK Unair
• Workshop & Join Symposium Regenerative
Medicine & Sitokines 8 Susunan Redaksi
• Belajar materi Akreditasi JCI
Pelindung : dr. Harsono - Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Penasehat : dr. Endang Damayanti, M.Kes, M.Hum - Wakil Direktur dan Keuangan
• Bangun Trapsila Purwaka, dr., SpOG(K) - Plt. Wakil Direktur Pelayanan Medik &

20 SEKILAS INFO Keperawatan • Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS - Wakil Direktur Penunjang Medik •
Bangun Trapsila Purwaka, dr., SpOG(K) - Wakil Direktur Pendidikan Profesi & Penelitian.
Pimpinan Redaksi : Sunarso Suyoso, dr., Sp.KK(K) - Kepala Instalasi PKRS & Humas 1
1. Inilah 8 Makanan Penguat Wakil Redaksi : Tutik Murniati, SE
Otak Dewan Redaksi : Roestiniadi Djoko Soemantri, dr., Sp.THT-KL(K) • Didi Aryono
2. Informasi Penting Budiyono, dr., SpKJ(K) • Pranawa, dr., Sp.PD.KGH, Agus Hariyanto, dr., SpA (K),
3. Kriteria Pelayanan IGD RSUD Syaiful Islam, dr., Sp.S, Dr. Esti Handayani, dra. Apt.MARS • Rahayu Warni Kusasih,
Dr. Soetomo yang Dijamin SKM • Rama Krishna, SKM • Ruri Mustikarani, S.Sos • Yasta Dwi Amanda, SKM
oleh BPJS Tata Usaha : Widyowati, Zainal Mutakin, S.Sos, Susana Shinta A.
4. No To Pressure Ulcer Alamat : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6 - 8 Surabaya • Telp. 5501086,
5. Waspada Bahaya Konflik 5501088, 5501123 • eMail: kontak@rsudrsoetomo.jatimprov.go.id •
Laten Website: www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id • Foto-foto : ZM
6. 10 Cara Kurus Alami Tanpa
Jalani Diet Redaksi menerima sumbangan foto atau karangan, berupa tulisan
7. Penerapan Evidence Based ilmiah, pengalaman kerja, ide cerita, anekdot, suka duka dan lain-
Keperawatan lain yang menyangkut kesehatan. Redaksi berhak mengurangi atau
menambah, tanpa mengubah isi.
artikel kesehatan

LAKTAT
PENANDA AWAL SEPSIS DAN ASIDOSIS LAKTAT
May Fanny Tanzilia1, Leonita Anniwati2, Aryati3
1
PPDS Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
2
Kepala Divisi Kimia Klinik Departemen/Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
3
Kepala Departemen/Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya

A
sam laktat atau sering disebut laktat adalah salah satu
substansi yang diproduksi oleh sel tubuh sebagai
produk akhir metabolisme anaerob sel tubuh.1,2 Laktat
pertama kali diisolasi pada abad ke-18 dari susu yang telah
menjadi asam (basi). Tahun 1918, para ilmuwan mendapatkan
kasus asidosis metabolik berhubungan dengan penurunan
aliran darah dan keadaan shock. Era tahun 1970 dan 1980,
Huckabee dan Cohen mendeskripsikan sindroma klinik
asidosis laktat yang kita kenal hingga saat ini.1
Pemeriksaan laktat digunakan untuk mendeteksi
peningkatan kadar laktat di dalam darah yang dapat
disebabkan karena hipoksia, peningkatan produksi maupun
gangguan ekskresi laktat dari dalam darah.2-4 Laktat
didapatkan meningkat pada keadaan sepsis, shock, serangan
jantung, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, diabetes yang
tidak terkontrol, gangguan keseimbangan asam basa darah
(pH abnormal), dan lain-lain.2

METABOLISME LAKTAT
Metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi
terdiri dari 2 (dua) bentuk yaitu aerob dan anaerob yang
dibedakan berdasarkan ketersediaan oksigen dalam tubuh.
Metabolisme aerob terjadi ketika kandungan oksigen di
dalam tubuh cukup. Mitokondria akan menggunakan
glukosa dan oksigen untuk menghasilkan ATP (adenosine
januari 2016

triphosphate) sebagai sumber utama energi.2


Berbeda dengan metabolisme aerob, metabolisme Gambar 1. Metabolisme aerob dan anaerob dalam tubuh4
anaerob terjadi saat tubuh berada dalam keadaan
kekurangan oksigen dan atau mitokondria tidak berfungsi dan cairan serebrospinal rendah. Produksi laktat oleh sel
dengan baik. Metabolisme anaerob akan menghasilkan otot, sel darah merah, otak dan jaringan yang lain akan
energi meskipun dalam jumlah kecil (2 mol ATP).1,2 meningkat ketika tubuh kekurangan oksigen atau ketika
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Asam laktat (laktat) adalah produk akhir dari metabolisme jalur metabolisme yang utama (metabolisme aerob) untuk
anaerob. Sekitar 65% dari total laktat yang diproduksi akan menghasilkan energi terganggu.
digunakan oleh liver terutama untuk glukoneogenesis (laktat Makin banyak laktat yang diproduksi (hiperlaktatemia)
akan diubah menjadi glukosa).4 Laktat akan terakumulasi maka makin banyak laktat yang akan terakumulasi dan
2
di dalam darah ketika produksi laktat jauh lebih cepat mengakibatkan asidosis laktat. Asidosis laktat terjadi
dibanding metabolisme laktat di liver.2,3 bila laktat > 3 mmol/L dengan peningkatan H+. Asidosis
Metabolisme aerob diawali dengan konversi piruvat laktat akan mengakibatkan pH menjadi abnormal dan
menjadi asetil-CoA melalui fosforilasi oksidatif dan akan muncul keluhan lemah otot, nafas cepat, mual, muntah,
menghasilkan 38 mol ATP sedangkan pada metabolisme berkeringat bahkan koma.2-4
anaerob terjadi konversi piruvat menjadi laktat tanpa ada
fosforilasi oksidatif. Metabolisme anaerob menghasilkan PENYEBAB ASIDOSIS LAKTAT
energi yang lebih sedikit dibanding metabolisme aerob (2 Berdasarkan mekanisme yang terjadi, asidosis
mol ATP). laktat dapat disebabkan oleh 2 kelompok yang
berbeda. Kelompok tipe A adalah jenis yang paling
ASIDOSIS LAKTAT banyak menyebabkan asidosis laktat. Tipe A (hipoksik)
Kadar laktat dipengaruhi oleh kecepatan antara produksi berhubungan dengan kondisi yang menyebabkan
dan metabolisme laktat serta tergantung perfusi jaringan pengambilan oksigen oleh paru tidak adekuat sehingga
yang adekuat. Normalnya, kadar laktat di dalam darah aliran darah dan perfusi jaringan menurun (oksigenasi
jaringan menurun). Tipe A dapat disebabkan karena sepsis, Semakin tinggi kadar laktat semakin
shock, hipovolemia, serangan jantung, gagal jantung
kongestif, penyakit paru yang berat, edema paru, anemia parah kondisi suatu penyakit. Kadar
berat. laktat yang melebihi batas normal
Kelompok kedua (tipe B - metabolik) tidak berhubungan pada pasien yang dicurigai sepsis
dengan pengangkutan oksigen tetapi karena kebutuhan
oksigen yang meningkat ataupun karena gangguan merupakan petunjuk untuk segera
metabolik, seperti penyakit liver, penyakit ginjal, diabetes memulai dan tidak menunda terapi.
yang tidak terkontrol, leukemia, AIDS, toksin (sianida,
metanol, etanol), infeksi berat, neoplasia. Tipe B juga dapat
disebabkan berbagai macam obat seperti salisilat dan
metformin, latihan berat (misal lari maraton), gangguan darah vena harus diambil segera dan lengan pasien harus
herediter metabolik (misal methylmalonic aciduria, dalam keadaan rileks (bila perlu diistirahatkan terlebih
propionic acidemia, kelainan oksidasi fatty acid) serta dahulu) sebelum dan selama darah diambil.2,3 Pemeriksaan
gangguan primer fungsi mitokondria.2,3 laktat darah arteri sering dilakukan bersamaan dengan
analisis gas darah. Hasil pada sampel darah arteri lebih
APLIKASI KLINIS akurat karena efek pemasangan torniket yang berlebihan
Derajat keparahan hipoksia jaringan (jaringan tubuh dapat diminimalkan.2
kekurangan oksigen) dan asidosis laktat yang terjadi dapat
ditentukan dari kadar laktat pasien. Kadar laktat akan NILAI RUJUKAN
meningkat cepat saat terjadi penurunan suplai oksigen Nilai rujukan kadar laktat darah vena dan arteri
sehingga laktat dipakai sebagai indikator hipoksia yang ditunjukkan pada tabel 1. Nilai rujukan kadar laktat cairan
lebih awal dibanding pH.2,4 serebrospinal bervariasi berdasarkan usia (terutama pada
Pemeriksaan serial laktat digunakan untuk evaluasi anak). Sejak lahir hingga usia 15,5 tahun mulai dari 1,78 –
(monitoring) pasien dengan penyakit kritis karena dapat 1,88 mmol/L (16 – 17 mg/dL). Kadar laktat dalam urine 24
menentukan tingkat keparahan penyakit dan menentukan jam adalah 5,5 – 22 mmol/hari.3
prognosis secara objektif.4 Semakin tinggi kadar laktat
semakin parah kondisi suatu penyakit. Kadar laktat yang
melebihi batas normal pada pasien yang dicurigai sepsis
merupakan petunjuk untuk segera memulai dan tidak
menunda terapi.1,2
Pemeriksaan laktat pada cairan serebrospinal dapat
membedakan penyebab infeksi selaput meningen
(meningitis) apakah karena bakteri atau virus. Kadar laktat
yang meningkat signifikan menunjukkan kemungkinan
infeksi bakteri sedangkan pada infeksi virus, kadar laktat
normal atau hanya sedikit meningkat.
Kadar laktat pada cairan serebrospinal pada keadaan
normal sama dengan kadar laktat dalam darah. Gangguan Tabel 1. Nilai rujukan kadar laktat pada darah vena dan arteri3

januari 2016
sistem saraf pusat dapat menyebabkan kadar laktat
berubah tanpa terpengaruh kadar laktat dalam darah. RINGKASAN
Kadar laktat cairan serebrospinal meningkat dalam Laktat dapat dipakai sebagai penanda awal sepsis dan
keadaan perdarahan intrakranial, meningitis bakteri, hipoksia jaringan. Kadar laktat yang meningkat dapat
epilepsi dan kelainan sistem saraf pusat.3 menunjukkan derajat keparahan hipoksia dan asidosis
laktat yang terjadi. Selain itu, laktat dapat dipakai juga untuk
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

PEMERIKSAAN KADAR LAKTAT DI LABORATORIUM menentukan mikroorganisme penyebab meningitis.


PATOLOGI KLINIK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo DAFTAR PUSTAKA
Surabaya melayani pemeriksaan laktat dengan Blomkalns L Andra. Lactate – A Marker for Sepsis and
menggunakan alat otomatis Dimension® clinical chemistry Trauma. www.emcreg.org (Diunduh pada 20 3
system (Siemens). Metode yang dipakai adalah metode November 2015).
enzimatik.3,5 Sampel berupa darah vena (whole blood Lactate. www.labtestonline.com (Diunduh pada 20
ataupun plasma), dalam kasus tertentu dapat dipakai November 2015).
darah arteri maupun cairan serebrospinal.3 Burtis A Carl, Edward R Ashwood, David E Bruns.
Antikoagulan yang dipakai adalah sodium fluoride/ Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular
potassium oxalate (tabung abu-abu).5 Tidak ada persiapan Diagnostics. 5th Ed., Missouri, Elsevier, 2012; 26; 722-
khusus yang diperlukan, pada beberapa kasus pasien perlu 723, 1630.
istirahat sebelum darah diambil dan mungkin diperlukan Bishop L Michael, Edward P Fody, Larry E Schoeff. Clinical
puasa terlebih dahulu, namun hal ini jarang terjadi.2,3 Chemistry Techniques, Principles, Correlations. 6th Ed.,
Sebisa mungkin hindari pemasangan torniket saat Philadelphia, Lippincott Williams and Wilkins, 2010;
pengambilan sampel darah vena karena bendungan darah 15; 378-380.
dapat meningkatkan kadar laktat sehingga menyebabkan Lactic Acid. Insert kit Dimension® clinical chemisty system.
hasil tidak akurat. Apabila torniket terpaksa digunakan, Siemens. 2008.
artikel kesehatan

“MENGIGAU”: Berbahayakah ?
Wardah Rahmatul Islamiyah
Ketua Sleep Disorder Center Dep. Neurologi
FK Univ. Airlangga

S
etiap manusia di dunia ini pernah mengalami kondisi
mengigau atau nglindur pada saat tidur. Kebanyakan
di antara mereka menganggap hal ini merupakan
kondisi normal yang seringkali terjadi pada saat seseorang
mengalami kelelahan atau banyak pikiran. Tapi apakah
benar pandangan masyarakat tersebut? Beberapa orang
mulai merasa resah terhadap kondisinya ketika keluhan
tersebut muncul di setiap tidurnya, mengucapkan atau
melakukan hal yang memalukan, atau sudah mengganggu
orang di sekitarnya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai
perilaku “mengigau” dalam pandangan neurologi.
Bila kita mencari bahasa asing atau bahasa ilmiah
mengigau maka akan muncul istilah parasomnia. Mengigau
bisa dalam bentuk ucapan kata-kata yang terucap tanpa
disadari atau perilaku yang dilakukan seakan-akan bertujuan
pada saat seseorang sedang tidur. Pada saat seseorang tidur,
maka dia akan mengalami 2 tahap stadium tidur, yaitu
stadiun NREM (non rapid eye movement) dan REM (rapid eye
movement). Dalam satu kali tidur, seseorang bisa mengalami
kedua stadium beberapa kali secara bergantian. Menurut
para ahli, ketika memasuki stadium REM, maka pada saat itu
seseorang sedang mengalami mimpi. Sehingga stadium ini
sering dikenal dengan istilah stadium mimpi, yang ditandai
munculnya gerakan bola mata secara cepat ke kiri dan ke yang memperagakan isi mimpinya (dikenal dengan istilah
kanan pada saat seseorang tidur dan menghilangnya tonus REM sleep behavior disorder-RBD). Kondisi parasomnia REM
otot. ini disebabkan oleh adanya gangguan fungsi batang otak
januari 2016

(pons) yang seringkali merupakan tanda menuju proses


Benarkah seseorang mengigau karena neurodegeneratif. Bentuk lain dari parasomnia REM ini
memperagakan mimpinya ? adalah sleep paralysis (“tindihen”).
Menurut beberapa literatur, parasomnia ternyata bisa Selain disebabkan oleh karena parasomnia, perilaku
terjadi pada kedua stadium tidur (NREM dan REM). Contoh aneh pada saat tidur juga bisa merupakan bentuk kejang.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

parasomnia yang muncul pada saat stadium NREM adalah Untuk memastikan apakah parasomnia atau kejang maka
munculnya fase bingung ketika seseorang dibangunkan perlu dilakukan pemeriksaan polisomnografi.
secara mendadak, berjalan sambil tidur (sleep walking), Bila membaca tinjauan di atas maka dapat disimpulkan
dan mimpi buruk yang sangat mengerikan (sleep terror). bahwa mengigau tidaklah selalu disebabkan oleh isi
4 Pada umumnya setelah mengalami parasomnia NREM, mimpi seseorang.
seseorang mengalami kondisi amnesia terhadap perilaku
yang dikerjakannya. Kondisi ini sering kali karena otak Berbahayakan bila saya mengigau ?
(cortex cerebri) dalam kondisi belum benar-benar terjaga Parasomnia NREM seringkali dijumpai pada masa
dari stadium tidur dalam ketika seseorang terbangun kanak-kanak, dengan prevalensi 1 – 4%. Pada kasus
akibat provokasi tertentu yang muncul secara mengejutkan parasomnia NREM pada umumnya terjadi kurang dari
atau berulang. Hal ini bisa juga disebabkan oleh karena lima menit. Akan tetapi bila keluhan menjadi lebih
munculnya ketidakstabilan komponen otak (biomarker) yang lama maka kondisi ini mulai perlu mendapat perhatian
bertugas mempertahankan stadium NREM. Ketidakstabilan khusus. Kelainan ini seringkali disebabkan oleh karena
komponen tersebut seringkali disebabkan oleh karena efek efek samping penggunaan obat tidur dalam dosis tinggi
samping penggunaan obat-obatan yang memiliki efek atau dikombinasi secara tidak rasional. Selain obat tidur,
sedasi (mengantuk). beberapa obat lain juga dapat menjadi penyebab kelainan
Sedangkan parasomnia yang muncul pada stadium REM ini. Mimpi buruk pada kasus parasomnia NREM berupa
adalah berupa perilaku baik berupa ucapan atau tingkah laku tangisan atau teriakan yang muncul mendadak pada saat
NUTRISI YANG DAPAT MENCEGAH TERJADINYA
DEMENSIA
tidur. Seringkali pada saat kondisi ini muncul seseorang
akan tampak panik dan bisa melakukan hal-hal yang
membahayakan dirinya seperti melompat dari tempat Oleh : Wiwin Yeti Windayati, SKM
tidur atau dari jendela kamar tanpa disadari. Hal ini tentu
saja menjadi bahaya bagi penderita.
Pada parasomnia REM, kelainannya berupa REM sleep
behavioral disorder (RBD). Kondisi ini seringkali muncul
D emensia adalah penurunan kemampuan mental yang
biasanya berkembang secara perlahan dimana terjadi
gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan
pada populasi dewasa muda (usia < 40 tahun). Kelainan ini untuk memusatkan perhatian dan bisa terjadi kemunduran
seringkali muncul akibat penggunaan obat antidepresan kepribadian.
atau pada kelainan genetik berupa narkolepsi. Pada Pada usia muda, Demensia bisa terjadi secara
mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun
narkolepsi seseorang bisa tertidur dengan cepat dalam (missal karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-
kondisi emosional tertentu dan bisa terjadi berulang sel otak. Demensia biasanya timbul secara perlahan dan
kali. Bila kelainan ini muncul pada lanjut usia seringkali menyerang usia diatas 60 tahun. Namun Demensia bukan
merupakan tanda munculnya penyakit neurodegeneratif merupakan bagian dari proses penuaan yang normal.
seperti Parkinson, Alzheimer atau Demensia Lewy bodies. Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-
Pada saat muncul RBD, ucapan yang dikeluarkan pasien hal yang detil, tetapi penderita demensia bisa lupa akan
dalam suara keras dan cenderung agresif. Bentuk ucapan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.
yang dikeluarkan pada saat mengigau berbeda dengan Pikun merupakan gejala umum Demensia, walaupun
pikun itu sendiri belum berarti indikasi terjadinya
perilaku pasien pada saat bangun. RBD juga seringkali
Demensia. Orang yang menderita Demensia sering tidak
dikaitkan dengan gangguan tidur lain yaitu “mengorok” dapat berfikir dengan baik dan berakibat tidak dapat
atau dikenal dengan istilah obstructive sleep apnea. beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka lambat
Bentuk parasomnia REM yang lain dan sering dijumpai laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan
di masyarakat adalah “tindihen” atau sleep paralysis. permasalahan, dan perlahan menjadi emosional, sering
Prevalensinya 7.6%, pada anak sekolahan prevalensinya menjadi tidak terkendali.
28.3% dan meningkat pada pasien psikiatri yaitu 31.9%. Banyak penyakit/sindrom menyebabkan Demensia,
Pada kondisi ini tonus otot tetap menghilang (sehingga seperti stroke, Alzheimer, Parkinson, AIDS, dll. Demensia
juga dapat diinduksi oleh defisiensi niasin.
anggota gerak tidak dapat bergerak), akan tetapi otak
Gejala Demensia biasanya dimulai secara perlahan
sudah dalam kondisi bangun. Seringkali kondisi ini disertai dan makin lama makin parah. Terjadi penurunan ingatan,
munculnya halusinasi yang menakutkan. Sleep paralysis penurunan kemampuan untuk mengingat waktu dan
seringkali merupakan bagian dari kelainan narkolepsi. penurunan kemampuan untuk mengenali orang, tempat
Jadi bahayakah bila seseorang mengalami mengigau? dan benda.
Maka jawabannya adalah tergantung pada jenis Pencegahan terjadinya Demensia dapat dilakukan
parasomnianya. Akan berbahaya bila durasinya menjadi dengan rangsangan dan latihan otak. Hal ini bertujuan agar
lebih lama, berulang, membahayakan diri atau sudah fungsi otak tidak menurun secara drastic. Caranya dengan
memberikan perhatian penuh terhadap apa yang sedang
mengarah pada kelainan neurologis.
dilakukan si penderita dan berusaha untuk memelihara
daya konsentrasinya. Selain itu asupan gizi yang memadai
Bisakah mengigau dihilangkan ? bagi para lansia harus benar-benar diperhatikan.

januari 2016
Untuk dapat menjawab pertanyaan ini tentu saja perlu Penderita Demensia memiliki kadar choline acetyi-
pemeriksaan yang teliti terkait bagaimana deskripsi dan tranferase yang rendah. Enzim ini sangat dibutuhkan
riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan obyektif dengan untuk membentuk acetylcholine sebagai bahan kimia otak
pemeriksaan polisomnografi. Dengan pemeriksaan ini yang berfungsi meningkatkan daya ingat dalam proses
seseorang akan direkam kondisi otak, otot, saluran nafas, belajar. Bahan makanan yang mengandung lesitin (bahan
dan jantung selama periode tidur. Melalui pemeriksaan pembentuk acetylcholine) yang cukup tinggi antara lain
kuning telur, hati, produk kedelai dan serealia.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

polisomnografi, ketika muncul perilaku aneh pada Zat gizi lainnya yang dapat menyokong peningkatan
saat tidur maka dokter bisa membedakan apakah itu daya ingat adalah thiamin (B1), Riboflavin (B2), karoten,
parasomnia atau kejang, dan menghubungan perilaku zat besi dan vitamin E. Minimnya asupan thiamin akan
tersebut dengan gangguan tidur lain. Selain itu perlu mempengaruhi lemahnya aktivitas otak. Thiamin bisa
disingkirkan kemungkinan efek samping obat-obatan diperoleh dari gandum, bekatul, kacang-kacangan, daging 5
tertentu dan penyakit medis atau psikiatri lain. Jadi tanpa lemak dan serealia yang difortifikasi (ditambahkan
bila kebiasaan mengigau anda atau orang sekitar anda vitamin kedalamnya).
sudah mulai terganggu dan membahayakan diri Anda Bahan makanan yang dianjurkan :
Telur, gandum, ragi, kedelai dan produk kedelai lainnya
maka segera periksakan diri anda pada ahli gangguan (seperti tahu, dan tempe) merupakan bahan pangan
tidur. Penentuan diagnosis sedini mungkin akan sangat sumber lecithin dan cholin).
membantu proses penyembuhannya. Brokoli dan biji bunga matahari, membantu
meningkatkan daya kerja otak karena mengandung zat
Referensi besi, asam folic dan vitamin C. Biji bunga matahari dan
Howell MJ, 2012. Parasomnis : An Update Review. minyaknya juga mengandung vitamin E.
Neurotherapeutics 9:753-775 Beras merah, kacang-kacangan, sayuran dan susu
POKDI Gangguan Tidur PP PERDOSSI, 2014. Parasomnia merupakan bahan pangan yang kaya vitamin B1.

in Panduan Tatalaksana Gangguan Tidur. Surabaya : CV
Sumber : - Wirakusumah, Emma S. Menu Sehat untuk Lanjut
Shad. 88-94 Usia. Jakarta, Puspa Swara ,2001. - Id.m. Wikipedia.org. 2014
artikel kesehatan

NYERI PUNGGUNG BAWAH


Hanik Badriyah Hidayati, dr., SpB, Staf Neurologi / FK UNAIR - RSUD Dr. Soetomo Surabaya

N
yeri punggung bawah merupakan penyebab umum sesuai dengan peran utamanya menyangga berat badan
nyeri dan disabilitas terutama pada orang dewasa (Suharjanti, 2014)
usia produktif. Penyakit ini menjadi penyebab umum Bangunan vertebral dan paravertebral mendapat
penderita mengunjungi dokter umum dan ruang rawat persyarafan dari cabang syaraf spinal dimana serabut
darurat dan sering sebagai alasan tidak masuk kerja. National nyerinya mencapai ligamentum intraspinal, periosteum,
Institute for Clinical Excellence (NICE) memperkirakan biaya lembaran luar annulus fibrosus dan kapsula sendi. Dengan
perawatan semua jenis nyeri punggung bawah mencapai demikian bangunan tersebut adalah bangunan peka nyeri
1000 juta dolar tiap tahun (Baker, 2008). (Suharjanti, 2014)
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu kasus Akar syaraf spinal memiliki karakteristik unik yang
yang banyak dikonsultasikan ke bagian neurologi dan bedah berperan dalam terjadinya sindrom nyeri spinal dimana
saraf. Kebanyakan pasien yang mengeluh nyeri punggung akar syaraf tidak memiliki epineurium dan perineurium
bawah akut akan mengalami kekambuhan setelah sembuh sehingga tidak memiliki barier syaraf-darah yang baik,
sehingga keluhan ini sering mengganggu aktivitas dan menyebabkan akar syaraf rentan terhadap trauma
menurunkan produktivitas (Suharjanti, 2014). kompresi dibanding syaraf tepi dan rentan terhadap
edema endoneural (Argoff, 1998).
DEFINISI
Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan ETIOLOGI
di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal Banyak kondisi yang menyebabkan nyeri punggung
maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa di bawah, tetapi sebagian besar berkaitan dengan rangsang
antara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah mekanik pada vertebra dan jaringan di sekitarnya, seperti
yaitu di daerah lumbal atau lumbosakral dan sering disertai tertera dalam tabel di bawah ini (Suharjanti, 2014).
dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki (suharjanti, Mekanik Non mekanik Viseral
2014) Lumbar strain/sprain Neoplasma Organ pelvis
Penyakit degenerative Tumor metastase Prostatitis
EPIDEMIOLOGI Spondylosis Multipel myeloma Endometriosis
Sekitar dua per tiga populasi dewasa pernah mengalami Kerusakan sendi facet Limfoma Penyakit inflamatoris
nyeri punggung bawah pada suatu waktu. Nyeri punggung Hiperostosis skeletal Leukemia pelvis
bawah menempati urutan kedua setelah penyakit idiopatik difus Tumor medulla - kronis
Spondylosis spinalis Kelainan ginjal
pernafasan sebagai alasan penderita mengunjungi dokter Spondylolestesis Tumor Nefrolitiasia
(Deyo, 2001). Estimasi prevalensi nyeri punggung bawah di Herniasi diskus retroperitoneal Pyelonefritis
Amerika Serikat sekitar 5-20% dan di Eropa sekitar 25-45% Stenosis spinalis Infeksi Abses sekitar ginjal
dari populasi (Suharjanti, 2014). Di Indonesia prevalensi Osteoporosis dengan Osteomyelitis Kelainan vaskuler
nyeri punggung bawah sebesar 18% (Suryamiharja, 2011). fraktur Septik discitis Aneurisma aorta
- Kompresi Abses epidural/ abdominal
Nyeri punggung bawah diderita laki-laki dan perempuan Fraktur paraspinal Kelainan aortoiliaka
dalam perbandingan yang sama, dengan onset paling sering
januari 2016

Kelainan congenital Endokarditis Penyakit


antara usia 30 dan 50 tahun. Nyeri punggung bawah adalah Kifosis Artritis inflamatoris gastrointestinal
penyebab paling umum dari kecacatan yang berhubungan Skoliosis berat Spondilitis Pankreatitis
dengan pekerjaan pada usia di bawah 45 tahun. Setiap tahun Paget’s disease ankylosing Kolesistitis
Sindroma reiter Perforated bowel
3 % sampai 4% populasi cacat temporal dan 1 % populasi Inflamatory bowel
usia produktif cacat permanen (Argoff, 1998, Deyo, 2001). disease
Reumatika
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

KLASIFIKASI polimyalgia
Nyeri punggung bawah dapat dibagi menurut durasi
penyakit yaitu; pertama nyeri punggung bawah akut jika DIAGNOSTIK
durasi nyeri kurang dari 4 minggu, kedua nyeri punggung Diagnosis anatomi yang tepat sulit diperoleh, sehingga
6 bawah subakut jika durasi nyeri 4-12 minggu, ketiga sering membuat dokter dan pasien merasa frustasi.
nyeri punggung bawah kronik jika durasi nyeri lebih Daripada melakukan usaha yang melelahkan, umumnya
dari 12 minggu. Selain itu nyeri punggung bawah dapat lebih berguna menjawab tiga pertanyaan sebagai
dikelompokan dalam 3 kategori besar berdasar etiologi berikut: Adakah penyakit sistemik yang menyebabkan
yaitu; pertama nyeri punggung bawah nonspesifik (>85%), rasa sakit? Adakah tekanan sosial atau psikologis yang
kedua nyeri punggung bawah disertai radikulopati atau dapat memperberat atau memperpanjang rasa sakit?
stenosis spinalis (3-4%), ketiga nyeri punggung bawah Adakah defisit neurologis yang mungkin memerlukan
dengan penyebab spesifik, seperti tumor (0,7%), fraktur tindakan bedah? Bagi sebagian besar pasien, pertanyaan-
kompresi (4%), infeksi (0,01%), dan sindrom kauda equine pertanyaan ini bisa dijawab dari anamnesis dan
(0,04%) (Suharjanti, 2014) pemeriksaan fisik yang cermat, pencitraan sering tidak
diperlukan (Deyo, 2001)
ANATOMI Riwayat penyakit dari anamnesis yang akurat dan
Kolumna vertebra dibentuk oleh serangkaian 33 vertebra pemeriksaan fisik yang tepat akan memudahkan dalam
yang terdiri atas; 7 vertebra cervical, 12 vertebra thorakal, 5 penentuan diagnosis nyeri punggung bawah. Penderita
vertebra lumbal, 5 vertebra sacral dan 4 koksigeal. Vertebra sering mengeluh nyeri pada pagi hari dan akan bertambah
lumbal lebih berat dan besar disbanding vertebra lainnya nyeri dengan membungkuk, mengangkat, juga perlu
diperhatikan apakah nyerinya timbul pertama kali atau bahwa resorbsi material herniasi diskus dapat terjadi dalam
berulang. Pada penderita dengan nyeri berulang biasanya beberapa waktu. Perlu pertimbangan yang matang antara
nyeri akan memberat. Ditemukanya red flag (tabel di manfaat dan efek samping obat-obatan sebelum memulai
bawah ini) biasanya digunakan untuk mendapatkan terapi . (Argoff, 1998, Moreland, 1989, Suryamiharja, 2011).
diagnosis banding antara nyeri punggung bawah spesifik Untuk nyeri punggung bawah akut dapat diberikan
dan non spesifik sehingga dapat menentukan langkah parasetamol, NSAID selektif (misalnya celecoxib) dan
untuk penatalaksanaannya (Suharjanti, 2014) nonselektif (misalnya diclofenak), relaksan otot, opioid,
injeksi titik picu (steroid+lidokain) dan injeksi epidural untuk
KEMUNGKINAN nyeri radikuler (Suryamiharja, 2011).
RIWAYAT PEMERIKSAAN FISIK Untuk nyeri punggung bawah kronik selain analgesik dan
ETIOLOGI
Kanker Kuat : metastasis kanker Lemah : nyeri relaksan otot dapat diberikan antikonvulsan ( pregabalin,
ke tulang vertebra, gabapentin, karbamazepin, okskarbamazepin, fenitoin), anti
Sedang : penurunan berat keterbatasan depresan (amitriptilin, duloxetin, venlafaxin), penyekat alfa
badan tanpa sebab gerak tulang (klonidin, prazosin),opioid, dan kortikosteroid (Suryamiharja,
jelas belakang 2011).
Lemah : kanker, nyeri
memberat atau Terapi non farmakologis dapat meliputi terapi latihan,
tidak membaik manipulasi spinal, tirah baring, korset lumbal, kompres
dengan istirahat hangat dan stimulasi medulla spinalis. Terdapat bukti dari
Sindrom kauda Kuat : inkontinensia urin Kuat : kelemahan 2 RCTs berkualitas tinggi bahwa exercise aktif adalah efektif
equina dan alvi, retensio motorik untuk nyeri punggung bawah. Stimulasi medula spinalis
urin, kelemahan dan defisit merupakan salah satu teknik yang paling efektif untuk kasus
dan gangguan sensoris, nyeri kronik yang refrakter dengan modalitas konservatif
sensoris yang penurunan
progresif tonus spinkter yang lain (Barolat, 1999, Konstantinou, 2013 Suharjanti,
ani, sadle 2014).
anesthesia Terapi bedah dapat dipertimbangkan pada keadaan
Lemah : penurunan sebagai berikut (Suryamiharja, 2011);
gerak tulang - Setelah satu bulan dirawat konservatif tidak ada
belakang
kemajuan
Fraktur Kuat : trauma signifikan Lemah : nyeri tulang - Iskhialgia yang berat sehingga pasien tidak mampu
Sedang : pemakaian steroid belakang,
jangka panjang penurunan menahan nyerinya
Lemah : umur > 70 gerak tulang - Adanya gangguan miksi, defekasi dan seksual
tahun, riwayat belakang - Ada bukti klinis terganggunya radiks
osteoporosis - Ada kelemahan otot tungkai bawah
Infeksi Kuat : nyeri berat dan Kuat : panas, infeksi
operasi tulang saluran PENCEGAHAN
belakang lumbal kencing, luka Obesitas dan merokok secara epidemiologi berhubungan
dalam 1 tahun yll region tulang
Sedang : penggunaan belakang dengan nyeri punggung bawah. Pada pekerja berat, merokok
suntikan intra vena, Lemah : nyeri tulang merupakan faktor resiko terjadinya nyeri punggung bawah.
imunosupresi, belakang, Fitnes berhubungan dengan penyembuhan nyeri punggung
nyeri berat, operasi penurunan bawah. Training, edukasi, dan intervensi ergonomik dapat
tulang belakang gerak sendi mengurangi nyeri punggung bawah. Ketidaknyamanan
lumbal lama dalam bekerja memiliki dampak besar pada disabilitas

januari 2016
Lemah : nyeri memberat
atau tidak membaik punggung, sehingga intervensi pra trauma dapat sangat
dengan istirahat berguna untuk pencegahan penyakit ini (Argoff, 1998).

Pada pasien dengan skiatika atau pseudoklaudikasio, DAFTAR PUSTAKA


tes laseq harus dilakukan, namun tes ini sering negatif 1. Argoff CE, Wheeler AH, 1998. Spinal and Radicular Pain Disorder.
pada stenosis spinalis. Elevasi kurang dari 60 derajat Neurologic Cinics 1998; 16: 833-849
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

adalah abnormal, menyokong kompresi atau iritasi akar 2. Baker ADL, 2008. Back pain : background, aetiology, diagnosis
syaraf. Pemeriksaan neurologi selanjutnya difokuskan and treatment. Elsevier 2008; 302-308
pada kekuatan dorsofleksi ankle dan ibu jari kaki (L5), 3. Barolat G, 1999. Review Article Spinal Cord Stimulation for
plantar fleksi (S1), reflex lutut dan ankle (L4 dan S1). Chronic Pain Management. Elsevier 1999; 258-262
Sembilan puluh persen akar syaraf L5 dan S1ikut terlibat 4. Deyo RA, 2001. Primary Care Low Back Pain. N Engl J Med 2001; 7
pada herniasi diskus lumbal (Deyo, 2001). 344: 363-370
Pedoman baku merekomendasikan foto polos untuk 5. Konstantinou K, Jordan JL, 2013. Chapter 6, Physical and
pasien dengan panas, penurunan berat badan tanpa sebab psychological treatments, In : Managing Sciatica and Radicular
jelas, riwayat kanker, defisit neurologi, penyalahgunaan Pain in Primary Care Practise. Springer Healthcare 2013; 87-104
obat dan alkohol, umur di atas 50 tahun dan trauma. 6. Moreland LW, Mendez AL, Alarcon GS, 1989. Spinal Stenosis: A
Kegagalan perbaikan dalam waktu 4-6 minggu sebaiknya Comprehensif Review of The Literature, In: Seminars in Arthritis
juga dilakukan foto polos. CT dan MRI seharusnya dilakukan and Rheumatism Vol 9 no 2, W.B Saunder Company, 1989;127-
pada pasien dengan indikasi kuat adanya infeksi, kanker, 149
atau defisit neurologi menetap (Deyo, 2001). 7. Suharjanti I, 2014.Treatment Up Date in Musculoskeletal Pain
Focus on Low Back Pain, In: Suharjanti, et al Clinical Practice in
PENATALAKSANAAN
Neurology, Surabaya: AirlanggaUniversity Press, 2014; 207-217
Perawatan konservatif dan nonoperatif merupakan
8. Suryamiharja A, Purwata TE, Suharjanti I, Yudiyanta (Ed),
strategi awal bila tidak dijumpai kelainan neurologi
2011. Konsesus Nasional Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri
seperti kelainan spinkter dan kelumpuhan. Pertimbangan
terapi non bedah didukung oleh studi klinis dan otopsi Neuropatik, Surabaya: AirlanggaUniversity Press, 2011; 29-33.
seputar soetomo

PUNCAK ACARA HARLAH RSUD DR. SOETOMO KE 77


DI AIRLANGGA CONVENTION CENTER (ACC) RABU 8 DESEMBER 2015

RSUD Dr. Soetomo bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim sekaligus memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 51, tampak
acara dibuka oleh sambutan Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo dr. Harsono yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur H. Soekarwo beserta ibu.
januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Pada kesempatan tersebut Gubernur Jawa Timur H. Soekarwo menandatangani MOU Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
dengan Kapolda Jatim Irjen Polisi Anton Setiadji (kiri) dan penandatangan MOU Academic Medical Standards (AMC) dengan Rektor Universitas
Airlangga (UNAIR) Prof. Dr. Moh. Nasih, SE, MT, AK, CMA. (Kanan) penandatanganan Komitmen gerakan SADAR (Sikap Arif & bijaksana
Dapat Atasi Resistensi antibiotik) dan prasasti peresmian ‘Pusat Nyeri’ RSUD Dr. Soetomo.
Jalan Sehat dalam Rangka Memperingari Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke-77
Jumat, 13 Nopember 2015

januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

ukardi
mad S
ti m , Dr. Ah agai tanda
rov Ja endera seb n
ekdap ilakuka
p a k atas S ngibarkan b alan sehat d yawati
Tam me J ar
n dan t. Usai karyawan k mroh 2
as balo n seha ra U
melep ulainya Jala iah untuk pa diah Utama 8 buah
dim n h a d g a n h a u n u n g
ndia en ag ini
pengu r. Soetomo d uah, seped tronik. Acara .
U D D to r 2 b h e le k ta hun
R S a m o ad ia eti a p
seped cam h rutin s
orang, berbagai ma lenggarakan
se r ta d is e
seputar soetomo

JALAN SEHAT DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI DIABET SEDUNIA


DISELENGGARAKAN OLEH SMF PENYAKIT DALAM RSUD Dr. SOETOMO - FK UNAIR
Minggu, 15 Nopember 2015
januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

10

Jalan sehat diikuti oleh masyarakat yang tergabung dalam


cabang-cabang PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia)
yang ada di Surabaya.
Lokakarya Strategi Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
Gedung Pusat Diagnostik Terpadu lantai 7, Senin 18 Nopember 2015

januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

11

Kegiatan Lokakarya ini diikuti oleh 38 RS di Surabaya & Jawa Timur, acara dibuka oleh dr. Harsono selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Jatim dan Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo & Prof. Dr. Soetojo, dr, SpU selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
seputar soetomo

Seminar Antibiotik Bijak Cegah Resistensi


Dalam Rangka Antibiotic Awareness Week Indonesia 2015
Sabtu, 21 Nopember 2015

Pembicara Seminar Hari Paraton, dr, SpOG(K) Acara dibuka oleh Dirjen BINFAR Kemenkes RI, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD.
selaku Ketua PPRA Kemenkes & dr. Nurul Dirjen BINFAR Kemenkes RI, para pembicara berfoto bersama
Itqiyah Hariadi, SpA dari YOP (Yayasan Orang perwakilan RSUD Dr. Soetomo, Dr. Joni Wahyuhadi, dr, SpBS, perwakilan FK Unair
tua Peduli) saat sesi tanya jawab. Prof. Dr. Kuntaman, dr, MS, SpMK(K), dan para pendiri Komunitas SADAR Antibiotik.

Pemberian hadiah kepada pemenang Juara 1, 2, 3 Lomba Poster Antibiotik Awareness Week (AAW) 2015.
januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

12

Penandatanganan Deklarasi Bersama Pekan Kepedulian Antibiotik untuk Indonesia.


Pertemuan Ilmiah Tahunan & Rapat Kerja Nasional HISFARSI 2015
Sheraton Hotel, Kamis 5 Nopember 2015

Tampak Dirjen Kefarmasian & Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD didampingi oleh Ketua Umum PERSI,
Dr. Dr. Sutoto, M.Kes & Ketua Panitia Muhammad Yahya, Drs, Apt, SpFRS.

Seminar Kesehatan Populer ’Waspada Stroke (Cegah & Kenali)’


Oleh GRIU Graha Amerta – Sabtu, 7 Nopember 2015

januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

13

Acara diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia (29 Oktober) dengan pembicara M. Saiful Islam, dr, SpS(K) dan
Sony Wibisono, dr, SpPD,K-EMD, FINASIM.
seputar soetomo

PENGANTAR PURNA TUGAS & PENGANTAR TUGAS


DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO DAN WADIR UMUM & KEUANGAN
RSUD Dr. SOETOMO – RABU, 16 DESEMBER 2015
januari 2016

Tampak serah terima Direktur RSUD Dr. Soetomo oleh dr. Dono Anondo, MPH (kiri) kepada dr. Harsono dan Wadir Umum Keuangan Drs.
Pungky Hendriastjarjo, M.Ak kepada dr. Endang Damayanti, M.Mkes, M.Hum, selanjtnya berjabat tangan dengan para tamu.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

14

Osaka Jepang .pada


pengelolaan limbah di
dal am ran gka pen genalan manajemen ti, Ap t, Sp FR S, Bidang Perbekalan
mo aya
n Tam u Os aka Jep ang ke RSUD Dr. Soeto g Me dik RS UD Dr. Soetomo Dra. Sri Wid si RS UD Dr. Soetomo.
Kunjunga h Wadir Penunjan bah di Instalasi Sanita
2015 yang diterima ole lihat pengelolaann Lim
Jum’at 27 Nopember talasi Sanitasi. Pa ra tam u jug a me
& Peralatan Medik & Ins
PERINGATAN HARI IBU DI IRNA OBGYN RSUD Dr. SOETOMO
SELASA – 22 DESEMBER 2015

Irna Obgyn
pemberia memperi
n setangka ngati Hari Ibu ditan

januari 2016
Merak (H i bunga m dai denga
eni awar oleh n
Keperawa Susilowati, S.Keb) kepala Ru
ang
tan Irna O kepada K
membagik b epala
an cindera gyn (Warsiti, S.Ke
mata kep b) serta
ad
Irna Obgyn a Pasien-pasien di
. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

15

Kunjungan Tamu Osaka Jepang ke RSUD Dr. Soetomo


dalam rangka pengenalan manajemen pengelolaan
limbah di Osaka Jepang .pada Jum’at 27 Nopember
2015 yang diterima oleh Wadir Penunjang Medik RSUD
Dr. Soetomo Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS, Bidang
Perbekalan & Peralatan Medik & Instalasi Sanitasi.
Para tamu juga melihat pengelolaann Limbah di
Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Soetomo.
seputar soetomo

Perayaan Natal
Bersama RSUD Dr. Soetomo dan FK. Unair
Sabtu, 16 Januari 2016
januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

16

Pada acara tersebut diisi ceramah rohani dengan pembicara Rm. Ignatius Suparno, CM.
Kepala Instalasi PKRS dan Humas Sunarso Suyoso, dr, SpKK(K) (2001-2016) didampingi Wakilnya Didi Aryono Budiyono, dr, SpKJ(K) (2001-2015) foto bersama para Supervisor
PKRS & Humas dan staf Instalasi PKRS & Humas pada acara Rapat Koordinasi Supervisor PKRS & Humas serta keduanya berpamitan oleh karena pensiun
pada Rabu 27 Januari 2016.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya


januari 2016

17
seputar soetomo
januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

18

Pertemuan Koordinasi & Sinkronisasi Kinerja seluruh Unit Kerja di RSUD Dr. Soetomo dibuka oleh Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo
dr. Harsono didampingi oleh para Wakil Direktur atas dari kiri Wakil Direktur Diklit Bangun Trapsila Purwaka, dr, SpOG(K), Wakil
Direktur Penunjang Medik Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS, Wakil Direktur Umum & Keuangan dr. Endang Damayanti, M.M.Kes, M.Hum
diselenggarakan di Hotel Luminor Surabaya tanggal 22-24 Januari 2016. Pertemuan diselenggarakan untuk menunjang Akreditasi
JCI dengan Narasumber dari kiri Badan Perencana Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur (Enni Hartuti, SH, MM), Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur (Yuni Arlini, SE, MM), Wadir Umum & Keuangan RSUD Dr. Soetomo sebagai
Moderator, Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Dwi Suyanyono, SH, MM) dan dari Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jatim (Drs. Tri Yuwono, M.Si).
Workshop & Join Symposium Regenerative Medicine & SITOKINES 8
(Symposium of Tropic – Infection & HIV AIDS Surabaya)
PDT lantai 7 RSUD Dr. Soetomo - Sabtu 14 November 2015

Tampak Kiri atas Sambutan pembukaan oleh Plt.


Direktur RSUD Dr. Soetomo dr. Harsono, kanan
sebelum acara dimulai menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Acara tersebut diselenggarakan atas kerjasama
antara Instalasi Bank Jaringan RSUD Dr. Soetomo dan
FK Unair dalam rangka memperingati Hari Lahir RSUD
Dr. Soetomo ke 77 dan HUT Instalasi Bank Jaringan
RSUD Dr. Soetomo ke 2. Pada kesempatan tersebut
Menkes RI memberikan ceramah yang membahas
Transplantasi di RSUD Dr. Soetomo,
Gambar Kiri Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo, Prof.
Farid Anfasa Moeloek, dr, SpOG, Ainul Yaqin, S.Si,
M.Si, Apt (Sekretaris MUI Jatim), dan Dr. Hasdy bin
Haron (dari Nasional Transplan Resource Center
Kuala Lumpur Hospital) sebagai pembicara, Prof. Dr.
(HC) Dahlan Iskan dan Dr. Ferdiansyah, dr, SpOT.

januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

19

Setelah acara usai Menkes RI rapat bersama Tim PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antimikroba) RSUD Dr. Soetomo membahas acara
World Antibiotic Awareness Week Indonesia 2015 yang diselenggarakan pada 16-25 November 2015.
seputar soetomo

BELAJAR MATERI AKREDITASI JCI DI PEKAN RAYA AKREDITASI (PERAK)


RSUD Dr. SOETOMO, 23-27 NOPEMBER 2015
januari 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

20

Ditandai dengan pengguntingan pita oleh Plt. Direktur dr. Harsono didampingi oleh para Wakil Direktur dan pejabat struktural di RSUD Dr.
Soetomo. Acara PERAK tersebut dikemas layaknya pameran dimana tiap stannya terdiri dari satu hingga tiga Pokja sesuai standar akreditasi
JCI. Meski bersifat edukasi tetapi materi yang disampaikan dikemas semenarik mungkin agar para pengunjung tidak bosan dan dapat
memahami materi JCI dengan baik. Tampak Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo dan jajaranya juga mempelajari di semua Pokja.
sekilas info

Inilah 8
Makanan
Penguat
Otak
Otak memiliki tugas yang
komplek dengan mengatur
ribuan fungsi tubuh. Untuk
itu, diperlukan asupan nutrisi
yang tepat guna meningkatkan 5. Teh Hijau
kekuatan otak. Penelitian yang dilakukan tim riset dari University of Basel
menemukan teh hijau bisa meningkatkan fungsi konektifitas
otak, mencegah demensia dan bisa meningkatkan memori
otak bahkan mengurangi risiko penyakit parkinson. Minum
Seperti yang dilansir dw.de Berikut, 8 makanan penting teh hijau 2 cangkir hingga 3 cangkir tanpa gula untuk
untuk meningkatkan kekuatan fungsi otak. merasakan manfaatnya.

1. Brokoli 6. Cokelat Hitam


Jenis sayuran ini membantu memicu pertumbuhan sel- Makanan ini mengandung antioksidan terbaik bagi
sel baru di otak serta menghubungkan sel-sel secara alami tubuh, termasuk otak. Kandungan flavonoid dalam cokelat
sehingga bisa meningkatkan fungsi dan memori otak. hitam bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah ke
Mengkonsumsi semangkuk brokoli tiga kali seminggu otak. Sebuah penelitian yang dilakukan Wheeling Jesuit
merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan University di West Virginia membuktikan cokelat hitam bisa

januari 2016
kekuatan otak. meningkat konsentrasi.
Untuk meningkatkan kekuatan otak, tambahkan sedikit
2. Kenari cokelat hitam pada makanan sehari-hari.
Kenari mujarab untuk membantu meningkatkan
kekuatan otak karena mengandung asam lemak omega-3 7. Blueberry
tertinggi dibanding jenis kacang-kacangan lainnya. Mengkonsumsi blueberry bisa membantu otak lebih
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Omega-3 bisa melindungi otak karena meningkatkan tajam karena buah ini mengandung flavonoid. Buah ini
fungsi neurotransmitter. juga bisa meningkatkan memori, fungsi kognitif otak,
melindungi otak dari radikal bebas berbahaya, yang
3. Ikan Salmon bisa merusak jaringan otak dan sering dikaitkan dengan 21
Otak manusia terbuat dari 60 persen lemak. Dengan hilangnya memori. Mengkonsumsi blueberry setiap hari
begitu, dibutuhkan asupan lemak asam agar otak bisa bisa mengurangi risiko Parkinson dan Alzheimer.
berfungsi baik. Ikan salmon kaya akan omega 3, yang bisa
meningkatkan kekuatan otak dan mengandung asam 8. Bayam
docosahexaenoic (DHA) yang bisa mencegah penyakit Bayam kaya kalium, yang bisa membantu merawat
Alzheimer konektifitas otak, meningkatkan daya fikir dan daya ingat.
Bayam juga kaya akan antioksidan yang bisa melindungi sel-
4. Tomat sel otak dari kerusakan.
Tomat adalah buah yang paling mudah ditemui dan Bukan hanya itu, bayam juga mengandung magnesium,
bisa meningkatkan kekuatan otak karena mengandung folat, vitamin E dan vitamin K, yang membantu menurunkan
sumber antioksidan dan lycopene yang bisa mengatasi risiko demensia, yakni penurunan fungsional yang
kerusakan radikal bebas pada sel-sel otak yang bisa disebabkan kelainan pada otak. sumber : womanitely.com
menyebabkan demensia. Mengkonsumsi tomat setiap
hari bisa mendorong memori otak lebih tajam. Sumber : Kabar Islam.Net-2014
sekilas info

Informasi Penting
Sehubungan dengan pelayanan pasien IGD di RSUD Dr. Soetomo dengan ini
kami sampaikan sebagai berikut :

1. Sesuai dengan kebijakan BPJS dan sesuai elemen penilaian JCI pasien
IGD dilakukan di triage dengan labelisasi warna Biru-Merah-Kuning-
Hijau.

2. Labelisasi sesuai dengan tingkat keparahan dan kecepatan pelayanan


yang dibutuhkan, yaitu :

Kategori
No Diskripsi Kategori Respon Maksimal Respon Time
Triage
1. BIRU Sangat Gawat Resusitasi CITO
2. MERAH Gawat Langsung dilakukan Segera
tindakan darurat
3. KUNING Cukup Gawat Butuh tindakan darurat 60-120 menit
4. HIJAU Fals IGD

3. Bagi Peserta BPJS :


a. Form assesmen triage setelah diisi oleh dokter triage harus
ditunjukkan pada staf BPJS yang ada di IGD sebagai dasar penerbitan
surat jaminan. Khusus untuk label hijau (Fals IGD) tidak diterbitkan
surat jaminan/SEP (tidak dijamin oleh BPJS).
b. Selanjutnya form assesmen triage asli yang telah diisi lengkap
januari 2016

(tanda tangan dokter dan stempel) dijadikan satu dengan surat


jaminan/SEP, sebagai persyaratan klaim.
c. Bila form assesmen asli dan SEP asli tidak ada, IKPK tidak dapat
memproses klaim lebih lanjut.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

4. Ketentuan triage dengan labelisasi tersebut berlaku mulai tanggal 1


Oktober 2015.
22

Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo

Ttd

Dr. Harsono
Kriteria Pelayanan IGD RSUD Dr. Soetomo
Yang dijamin oleh BPJS
I. Kategori 1 (Biru) – SANGAT GAWAT – Resusitasi – CITO :
1) Sumbatan jalan nafas berat, 2) Nafas dewasa > 30 atau < 8 x, anak < 20, bayi
< 40, 3) Saturasi 02 < 92 %, 4) Simptomatik bradycardia atau tachycardia, 5)
Capillary Refill time > 2 detik, 6) Tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau MAP <
70 mmHg, 7) Kesadaran menurun GCS < 9, 8) kejang, 9) Perdarahan aktif.

II. Kategori 2 (Merah) – GAWAT – Langsung Segera Dilakukan Tindakan Darurat –


Segera :
1) Sumbatan jalan nafas ringan, 2) Nafas dewasa > 30 atau < 8 x, anak > 40, bayi
> 60, 3) Hipertensi Emergensi, 4) Temperatur > 38,5oC, 5) Penurunan kesadaran,
GCS 9 - < 12 sebab apapun, 6) Nyeri dada, nyeri jantung, abdominal pain pasien >
65 tahun, 7) Semua nyeri dengan VAS > 7, 8) Luka bakar daerah wajah atau > 20%,
9) Retensio Urine, 10) Urine < 0,5 ml/Kg BB/jam, 11) Inpartu kala 2, 12) Luka
Terbuka, 13) Patah Tulang Terbuka, 14) Dislokasi sendi, 15) Muntah / Diare dengan
dehidrasi sedang-berat, 16) Cedera anggota tubuh/ luka terbuka, 17) Trauma
pada mata dengan gangguan visus, 18) Penurunan Visus mendadak, 19) Pasien
Psikiatri yang membahayakan dirinya atau orang lain, 20) Partus prematurus, 21)
Kehamilan dengan komplikasi (Jantung, SLE, DM), 22) Preeclamsia, 23) Ketuban
pecah, 24) Inpartu kala I fase aktif.

III. Kategori 3 – CUKUP GAWAT – Butuh Tindakan Darurat – 60-120 menit :


1) Benda asing dijalan nafas atau GI tract atas tanpa sesak nafas, 2) Jejas

januari 2016
dada tanpa nyeri tulang iga, tanpa kesulitan pernafasan, 3) kesulitan menelan
tanpa kesulitan pernafasan, 4) Cedera kepala tanpa penurunan kesadaran, 5)
Cedera ringan, luka lecet, 6) Radang sendi, 7) Nyeri dengan VAS 4-7, 8) Nyeri
mata, Radang atau benda asing dengan ataupun tanpa gangguan visus, 9) Nyeri
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

perut tidak spesifik, 10) In partu kala 1, 11) Bayi pucat, lemah, mengantuk atau
kesulitan minum, 12) Demam pada bayi < 3 bulan, 13) Gangguan perilaku, 14)
Permintaan Visum et Repertum. 23

Khusus Kecelakaan Lalu Lintas harus ada laporan laka dari



kepolisian / wajib lapor ke polisi.

Untuk Kecelakaan Kerja, wajib lapor sebagai peserta BPJS



Ketenagakerjaan.
sekilas info
on
w I n ovati
Ne

NO TO PRESSURE ULCER
Timer Turning Schedule (TTS)
Alat Pengingat Mobilisasi Pada Managemen Luka Dekubitus Dan Cegah Luka Dekubitus
Oleh : Erfandi Ekaputra Dan Team TTS
januari 2016

Poster dan Abstrak TTS Presentasi Poster di JEIM Malaysia


Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

PERJALANAN ALAT TTS DARI “PERSI AWARD pada tembok dekat pasien, permasalahannya adalah
24 2014”JAKARTA MENUJU “JEIM (JOINT EFFORT kertas sering hilang, rusak dan bahkan keluarga/pasien
INDONESIA MALAYSIA) 2015” MALAYSIA sering lupa untuk melakukan mobilisasi rutin. Alat ini
Demi Sebuah profesi keperawatan tercinta dan dibuat untuk mencegah terjadinya luka dekubitus dan
pengabdian bagi masyarakat, sebuah perjalanan panjang juga mempercepat proses penyembuhan luka dekubitus.
yang melelahkan dalam mencapai sebuah mimpi besar Mungkin sekilas alat ini tampak kelihatan sederhana, tetapi
untuk mencipta dan mewujudkan sebuah hasil karya dampaknya sangat besar sekali pada proses pencegahan
inovasi, maka terwujudlah sebuah alat yang spektakuler dan peningkatan penyembuhan luka tekan.
yang bernama TTS (Timer Turning Schedule) yaitu sebuah Pada akhir tahun 2014 tepatnya bulan September
Alat yang mempunyai bentuk sederhana, tepat guna terdapat sebuah ajang bergengsi AWARD yang diprakarsai
dengan rangkaian kombinasi antara konsep jam pengingat oleh sebuah perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia.
(weker) dengan jadwal mobilisasi yang mempunyai Sebenarnya Event ini tiap tahun selalu diadakan, dan
setting jam. Bermula dari permasalahan kurang efektifnya selalu saya tunggu tetapi tidak tahu mengapa sering
program mobilisasi pada luka dekubitus, karena cara/ selalu terlewati dan biasanya saya baru mengetahui jika
metode yang digunakan hanya menggunakan sehelai sudah ada pemenangnya lewat media atau informasi dari
kertas sebagai jadwal mobilisasi yang selalu ditempelkan teman, kemungkinan penyebabnya kurangnya sosialisasi
informasi dan hal ini sudah saya sampaikan kepada pihak dari bagian IPS Rumah Sakit, walaupun melalui proses yang
penyelenggara di Rumah Sakit yaitu Bidang Pemasaran. sulit. Maka terciptalah sebuah Alat TTS yang lebih baik dan
Dan Alhamdulillah untuk pelaksanaan PERSI AWARD tahun kemungkinan nanti kita tetap terus melakukan revisi-revisi
ini sudah ada perubahan yaitu melalui sosialisasi yang untuk kesempurnaan alat tersebut.
bagus dengan memberikan poster-poster di setiap sudut Pada bulan April kita dapat undangan dari Forum Kerja
papan pengumuman Rumah Sakit, terima kasih bidang sama antar organisasi luka, stoma dan Inkontinensia tingkat
pemasaran sudah mengapresiasi permintaan kita dan Asia Tenggara dalam acara 2 nd JOINT EFFORT INDONESIAN
semoga kedepan dapat tercipta sebuah inovasi-inovasi MALAYSIAN (JEIM) WOUND, OSTOMY & CONTINENCE WORK
bagus demi kemajuan Rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya. SHOP & CONFERENCE dengan tema No To Pressure Ulcer Di
Awal ikutnya ajang AWARD ini, bermula dari sebuah Kuala Lumpur Malaysia. Pada acara tersebut kita diharapkan
informasi seorang teman di sebuah perpustakaan, hadir untuk mempresentasikan poster dari abstrak tentang
kebetulan dia mencari beberapa referensi untuk sebuah “Aplikasi Alat Timer Turning Schedule (TTS) Terhadap
riset tentang topik yang akan dipresentasikan pada acara Pelaksanaan Mobilisasi Dalam Upaya Mempercepat Proses
tersebut. Dan saat itulah saya memberanikan diri untuk Penyembuhan Luka Dekubitus”.
mendaftarkan diri menjadi peserta lomba. Mulai dari babak Kami dan team TTS mengucapkan terima kasih karena
penyisihan di Rumah sakit dari 4 peserta mengerucut berkat dorongan dan dukungan dari Direktur dan semua
menjadi 2 peserta termasuk TTS (Timer Turning Schedule) staf mulai dari bidang Sekretariat, keuangan yang telah
yang salah satunya yang lolos kebabak final di Jakarta mengurus semua administrasi dan proses pengurusan
untuk berlomba mengadu perhatian juri dengan peserta hak paten alat, serta bidang perawatan beserta staf yang
dari Rumah Sakit lainnya diseluruh Indonesia. Dari memberikan dorongan moril untuk suksesnya kegiatan ini
beberapa katagori kebetulan kita dari RS Dr. Soetomo sehingga pada tanggal 22 April 2015, saya dapat terbang
terdapat dalam satu katagori sehingga berlomba dengan dan berangkat menuju 2nd JEIM Wound, Ostomy And
teman sendiri, dan hasilnya team dari TTS mendapatkan Continence di Kuala Lumpur Malaysia. Dan Selama 3 hari
juara Runner dan alhamdulillah yang terbaik pertama juga disana banyak cerita-cerita hebat tentang perjalanan TTS,
diperoleh peserta dari RS Dr Soetomo Surabaya. Untuk mulai dari apresiasi tentang poster TTS baik testimoni dan
meningkatkan kwalitas dari alat TTS, kita sebagai founder pernyataan-pernyataan panitia dan peserta lainnya bahwa
dari alat tersebut tetap berusaha untuk merevisi dan “temuan alat ini simpel tetapi sangat berarti sekali”, hasil
memperbaiki alat tersebut agar lebih sempurna. Dan salah karya yang hebat, hasil karya yang tepat guna dan banyak
satunya pada awal tahun 2015 kita mencoba lagi untuk lagi. Tetapi yang sangat surpres sekali tanpa disengaja
berusaha melakukan kerja sama dengan seseorang yang tiba-tiba saya ingin sekali menunjukkan secara langsung
lebih kompeten dalam pembuatan alat dengan ketentuan hasil karya kami dan kebetulan saya membawanya,
mencari seseorang yang masih dalam satu team kerja Alhamdulillah hal ini oleh panitia direspon sangat antusias
kesehatan. Sebenarnya sejak awal ide pembuatan alat dan saya diharapkan untuk mempresentasikan secara oral
ini, memang harapannya nantinya akan berkolaborasi alat tersebut pada akhir acara. Dan sejak penampilan alat
dengan petugas dari IPS yang memang setiap hari selalu TTS secara langsung, ternyata banyak peminat dari peserta
berhubungan dengan alat di Rumah Sakit dan bahkan yang tertarik untuk order alat TTS ini. Dan kami dapat
sudah menemukan orangnya dan bahkan sudah pernah kembali dengan membawa beberapa pengalaman menarik
mengajukan proposal TTS bersama ke Bidang LITBANG dan mengesankan bagi kami dan team TTS dan semoga
untuk pengajuan bantuan dana dalam riset, tetapi untuk selanjutnya alat ini dapat bisa bermanfaat dan

januari 2016
kandas ditengah jalan karena kesibukan masing-masing. digunakan oleh semua masyarakat di Indonesia khususnya
Dan Alhamdulillah akhirnya kita dapat menemukan dan dunia umumnya agar kejadian luka dekubitus tidak
seseorang patner kerja yang hebat dibidangnya yaitu terjadi.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

25

PERSI AWARD Indonesia 2014 2nd JEIM Malaysia 2015


sekilas info

WASPADA BAHAYA
KONFLIK LATEN
Oleh : Putra, Pandan II

M
anusia sebagai makhluk yang setiap hari selalu
berinteraksi sosial rentan mengalami konflik,
meskipun yang kita lakukan hanya diam tak
berbicara atau diam tak bergerak, semua rentan mengalami
konflik, bahkan konflik pasti kita hadapi selama kita hidup
oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun seperti dirumah, sering terjadi secara tidak tampak namun dirasakan, hal
ditempat kerja, antar teman sejawat, antara karyawan ini serupa dengan fenomena gunung es. yang tak tampak
dengan pimpinan, atau sebaliknya, semua rentan mengalami lebih banyak ketimbang yang tampak secara fisik, sebagai
konflik, untuk itu konflik bukan sesuatu yang harus kita manusia yang beradab, lebih dewasa, dan lebih bijak,
takuti namun harus kita hadapi guna meningkatkan derajat ketika anda sedang berkonflik hindarilah menghasut
kedewasaan/kebijaksanaan seseorang dalam menyikapi teman anda yang tidak terlibat konflik untuk anda ajak
segala permasalahan hidup, baik secara pribadi, golongan, berkonflik dengan lawan konflik anda, hal ini akan
maupun sosial. Konflik sendiri merupakan masalah internal memperluas fenomena konflik gunung es tersebut karena
dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan konflik yang hanya terjadi dua orang bisa menjadi dua
pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang atau kubu/golongan, untuk itu sebagai manusia yang selalu
lebih. Secara sadar ataupun tidak, terkadang apa yang kita merasa ingin nyaman dan aman dalam suatu tatanan
perbuat mungkin tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sistem sosial, maka jangan menciptakan sebuah konflik,
orang lain sehingga hal ini dinilai sebagai suatu konflik, awal seandainyapun sedang terjadi konflik jangan berupaya
mula konflik merupakan sesuatu yang tidak tampak namun menghasut sejawat anda, komunikasi yang baik seperti
konflik bisa dirasakan, baik oleh orang yang berkonflik salam adalah langkah awal dalam upaya menciptakan
maupun orang lain yang tidak terlibat, nuansa konflik suasana yang nyaman dan tentram terbebas dari konflik.
senantiasa dirasakan, hal inilah yang dinamakan konflik Upaya mengatasi konflik bisa kita lakukan dengan
laten, konflik laten ini meskipun tidak terlihat namun cukup menciptakan resolusi konflik, bila konflik laten ini
mengganggu suatu sistem tatanan sosial, baik organisasi, nuansanya begitu dirasakan maka harus ada seorang yang
pekerjaan, maupun lingkup kecil seperti sebuah keluarga. bijak untuk berusaha menengahi, tidak harus pimpinan,
Apabila konflik laten tersebut terjadi dalam suatu sistem salah satu orang yang berkonflik secara dewasa mengajak
pelayanan maka rasa kekeluargaan dalam sistem tersebut untuk berkomunikasi seterunya adalah salah satu orang
turut terganggu pula, para pengguna jasa layanan sebagai yang beradab, orang yang beradab adalah orang yang
januari 2016

orang yang tidak terlibat konflik juga turut menjadi imbas menghindari konflik dan bila terjadi silang pendapat maka
dari konflik laten tersebut, untuk itu meskipun konflik orang tersebut harus bisa menerima masukkan dari orang
terjadi sebagai suatu keniscayaan namun waspada terhadap lain, karena perbedaan pendapat adalah wajar namun
bahaya konflik laten masih dimungkinkan kita hindari. Sistem orang yang berbesar hati menerima masukkan atau
pelayanan yang sedang mengalami konflik dimanapun itu, pendapat orang lain adalah orang yang dewasa secara
bisa kita lihat dari kurangnya komunikasi didalam sistem psikis, apabila konflik laten yang terjadi belum teratasi,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

tersebut, semakin kurang komunikasi semakin rusak sistem maka bisa jadi konflik ini akan terus berlangung bahkan
tersebut. Sistem pelayanan yang kurang menerapkan seumur hidup, untuk itu bila kita merasa terjadi nuansa
komunikasi yang baik, maka ketidakpuasaan internal konflik laten dilingkungan kita perlu mengkomunikasikan
maupun eksternal sistem dapat bermunculan, komplain, antara dua kubu yang bersilang pendapat tersebut,
26 demo, konfrontasi dan sebagainya merupakan salah cukup utarakan permasalahan yang terjadi, negosiasi,
satu wujud dari kurangnya komunikasi pemberi layanan kompromi hingga win-win solution, maka orang yang
terhadap pengguna layanan, usaha yang tepat kita lakukan bijak dan dewasa psikislah yang berbesar hati menerima
dalam mencegah terjadinya konflik laten adalah komunikasi perbedaan. Sebagai makhluk sosial beradab yang diiringi
yang baik. kecanggihan teknologi maka kita senantiasa tetap
Setiap orang tidak ada salahnya mengucap salam menggunakan komunikasi secara baik dan benar, iklim
pada siapapun dan dimanapun, salam adalah salah satu lingkungan yang kondusif, nyaman dan terhindar dari
wujud komunikasi yang baik, agama menganjurkan kita konflik dapat tercipta seiring dengan komunikasi yang
bersalam pada siapapun, meskipun dalam hati ada selisih dinamis dengan diawali salam, senyum, tanya dimanapun,
pendapat, namun dengan saling berucap salam, orang lain kapanpun, oleh siapapun dengan media komunikasi
tidak akan tahu bahwa sebenarnya sedang terjadi konflik apapun. Mengingat bahayanya konflik laten ini, maka
laten, dengan komunikasi yang baik selain dapat mencegah setiap orang perlu mencegah terjadinya konflik dengan
terjadinya konflik, juga dapat mengatasi konflik yang berusaha berkomunikasi yang baik, antar teman sejawat,
sedang terjadi. Seiring kedewasaan seseorang konflik jarang antar anggota, antar pimpinan, dan antar sistem sosial
terjadi secara fisik namun konflik antar dua orang atau lebih dengan selalu mengedepankan salam, senyum, tanya.
10 Cara Kurus Alami
Tanpa Jalani Diet
Menurunkan berat badan adalah tantangan tersendiri bagi beberapa orang.
Namun sebenarnya Anda bisa kurus tanpa mengikuti peraturan dari program
diet yang banyak disarankan para ahli.

Berikut 10 Cara Kurus Alami Tanpa Jalani Diet, seperti 9. Televisi


yang dilansir merdeka.com Jangan pernah makan sambil menonton televisi. Anda
perlu fokus pada makanan dan mengontrol jumlah yang
1. Naik tangga masuk ke dalam perut. Selain itu, kunyah pelan-pelan
Eskalator atau lift memang lebih nyaman dinaiki. untuk meyakinkan diri bahwa perut sudah kenyang ketika
Tetapi alangkah baiknya jika Anda membiasakan diri makanan habis. Jangan pernah makan sambil menonton
untuk menggunakan tangga demi meningkatkan denyut televisi. Anda perlu fokus pada makanan dan mengontrol
jantung dan membakar lebih banyak kalori. jumlah yang masuk ke dalam perut. Selain itu, kunyah pelan-
pelan untuk meyakinkan diri bahwa perut sudah kenyang
2. Air putih ketika makanan habis.
Jangan malas minum air putih setiap hari. Selain tidak
berkalori, air putih membantu tubuh membersihkan 10. Stres
racun-racun melalui keringat. Terakhir, jangan sampai stres. Sebab stres mengacaukan
sistem hormon dan nafsu makan. Akibatnya, Anda akan
3. Teh hijau semakin makan berlebihan dan gagal menurunkan berat
Selain air putih, ganti minuman Anda dengan teh hijau. badan.
Sebab teh hijau - terutama yang tawar - menurunkan risiko
penyakit jantung, kolesterol, kanker, dan juga membakar Itulah berbagai cara untuk kurus tanpa menjalani
lemak! program diet. Mau mencobanya?

4. Porsi kecil Sumber : Kabar-Islam.Net.2014


Daripada makan tiga kali sehari dalam jumlah besar,
coba ubah kebiasaan tersebut dengan makan lima atau
enam kali sehari dalam porsi kecil. Cara ini juga efektif
membantu Anda menurunkan berat badan.

5. Membagi makanan

januari 2016
Sudah kenyang? Jangan memaksakan diri untuk
menghabiskan karena sayang harganya yang mahal.
Sebaiknya simpan atau bagi makanan tersebut bersama
kerabat. Selain hemat, Anda juga berusaha mengontrol
asupan kalori.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

6. Minuman berkalori
Alasan kuat mengganti segala jenis minuman
dengan teh hijau adalah kerena kebanyakan dari mereka
mengandung banyak kalori. Sebut saja jus, soda, kopi,
27
bahkan susu!

7. Piring kecil
Makan dengan piring kecil akan membatasi Anda dalam
menghabiskan makanan. Jika masih merasa lapar, jangan
tambah dulu tetapi tunggu selama 20 menit. Makanan itu
masih dalam perjalanan untuk mengenyangkan Anda.

8. Keluar rumah
Jangan sebut aktivitas di luar rumah sebagai olahraga.
Sebab Anda bisa melakukan hal menyenangkan seperti
bersepeda, naik gunung, atau jalan-jalan untuk membakar
kalori.
sekilas info

PENERAPAN EVIDENCE BASED KEPERAWATAN


PADA TATANAN NYATA DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
By. Dewi Maryam, M.Kep

E
vidence-based merupakan pendekatan pada dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari
pengelolaan pasien yang mengaplikasikan informasi   pengambilan keputusan klinik. Jadi secara lebih rincinya
dari hasil penelitian yang paling baik  dan sahih lagi, EBM merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti
(the best evidence). Penelitian yang baik adalah yang ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best
dilaksanakan melalui metodologi yang baik. Hasil research evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical
januari 2016

penelitian yang akan kita terapkan pada pengelolaan expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat
pasien biasanya kita ambil dari textbook atau pedoman (patient values).
diagnosis dan terapi atau dari artikel penelitian.  Walaupun Beberapa alasan utama mengapa Evidence based
dari luar negeri, sesungguhnya hanya sedikit literatur yang diperlukan :
baik. Textbook misalnya, isinya sebagian besar mengambil 1. Bahwa informasi-informasi tradisional (misalnya
dari artikel penelitian yang mana artikel tersebut belum yang terdapat dalam text-book) sudah sangat tidak
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

tentu baik. Sesungguhnya lebih baik kita mengambil akurat pada saat ini. Beberapa justru sering keliru dan
acuan pengelolaaan (evidence) pasien dari artikel asli yang menyesatkan, tidak efektif, atau bisa saja terlalu banyak
berisi informasi tentang proses bagaimana peneliti dapat sehingga justru sering membingungkan.
menyimpulkan hasilnya.  Tugas seorang perawat dalam 2. Dalam pendidikannya, dengan bertambahnya
28 memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara pengalaman klinik seseorang maka kemampuan/
komprehensif adalah memilih suatu pendekatan proses ketrampilan klinik juga meningkat. Namun pada
keperawatan secara holistik termasuk hasil penelitian saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat
yang terbaik untuk diterapkan pada kliennya. terbatasnya informasi yang dapat diakses) serta kinerja
Di dalam literatur yang penulis baca hal ini dikenal klinik (akibat hanya mengandalkan pengalaman, yang
dengan Evident based medicine (EBM). Menurut Sackett sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
et al. Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu ilmiah) menurun secara signifikan.
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti Ruang Flamboyan adalah salah satu ruang rawat
ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan inap yang berada dibawah IRNA Bedah, ruangan ini
penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EBM berkapasitas 51 TT dengan BOR sebesar 110% dalam 6
memadukan antara kemampuan dan pengalaman bulan terakhir ini. 62% kasus terbanyak adalah cidera
klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling kepala, sisanya adalah cidera muskuloskletal dan kasus
dapat dipercaya. Pengertian lain dari evidence based lainnya. Pada pasien cidera kepala seringkali dilakukan
medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara restrain pada pasien-pasien yang gelisah. Restrain adalah
sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, Pelayanan menggunakan alat pengikat pada pasien
gelisah, agresif ataupun non kooperatif. Adapun alat orang yang mengalami luka lecet dan memar. Dari evidence
yang digunakan adalah tali, kain ataupun kassa gulung. based ini kami melakukan telaah ilmiah dan brainstorming
Dari data yang kami dapatkan pada bulan Juni s/d untuk mengatasi permasalahan tersebut karena hal ini
Oktober 2014 didapatkan sebanyak 54 pasien yang harus berkaitan erat dengan mutu pelayanan keperawatan.
dilakukan restrain karena tingkat kesadarannya yang Setelah melalui beberapa pertimbangan dan konsultasi
menurun. Sebenarnya petugas ruangan sudah melakukan dengan dokter orthopaedi kami kemudian sepakat untuk
antisipasi agar pasien-pasien yang dilakukan restrain tidak mengganti kain katun dengan stockynet yang kami lapisi
mengalami cidera tambahan seperti luka lecet dan memar dengan kapas sehingga permukaan lebih lentur dan lembut.
dikulit dengan jalan memasang restrain dari kain katun Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan
serta menggantinya dengan segera jika kotor atau basah, kejadian luka lecet di kulit akibat pemasangan restrain dari 7
akan tetapi dari 54 orang pasien tersebut ditemukan 7 kejadian menjadi 0 kejadian.

Pada akhirnya, semua operasi bisnis bisa dirangkum menjadi tiga kata : orang, produk,
dan profit. Jika tak punya orang yang baik, kita tak bisa berbuat banyak untuk meraih
dua yang lainnya.
--- Lee Lococca ---
Pemimpin besar dihormati bukan karena kekuasaan, tapi karena apa yang telah
dilakukan.
--- Pepatah Kuno ---
Pekerjaan besar biasanya diberikan kepada orang-orang yang telah membuktikan
bisa mengerjakan pekerjaan kecil.
--- Ralph Waldo Emerson ---
Langkah pertama untuk akuisisi kebijaksanaan adalah dengan hening,
kedua dengan mendengarkan, ketiga mengingat, keempat praktik,
kelima mengajari orang lain.
--- Solomon Ibn Gariol ---
Salah satu menjadi juara adalah dengan bertindak seperti juara. Anda harus
belajar cara menang dan tidak lari ketika kalah. Semua pernah gagal dan pernah meraih

januari 2016
sukses, anda harus hati-hati agar tidak kehilangan percaya diri atau menjadi terlalu
percaya diri.
--- Nancy Kerrigan ---
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Hari Besar Kesehatan 29

NO TANGGAL KETERANGAN
1 15 Januari Hari Kanker Anak Sedunia
2 25 Januari Hari Gizi
3 27 Januari Hari Kusta Se-Dunia
4 04 Pebruari Hari Kanker Se-Dunia
5 11 Pebruari Hari Penyakit Se-Dunia
6 24 Maret Hari Tuberkolosis Se-Dunia

Sumber : Kalender Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011


Kalender 2013, Tabloid Gaya Hidup Sehat, edisi XIII-41, 4 Januari 2013
ruang wanita

CHICKEN KATSU (3 PORSI)

BAHAN :
- 300 gr daging ayam filet
- 50 gr tepung panir
- 3 siung bawang putih
- Lada secukupnya
- Pala secukupnya
- Garam secukupnya
- 1 butir putih telur
- Minyak goreng untuk menggoreng

BAHAN SAUS :
- 5 Sdm saos tomat
- 3 Sdm saos tiram
- ½ butir bawang bombay

BIHUN JAGUNG JAMUR TIRAM (5 PORSI) PELENGKAP :


- 100 gr kentang rebus
Bahan-bahan : - 50 gr wortel rebus iris panjang
• 300 gr Bihun Kering - 50 gr buncis rebus iris panjang (5 cm)
• 25 gr Jamur Kuping
• 50 gr ayam (potong dadu) CARA MEMBUAT :
• 50 gr udang (buang kulitnya) 1. Haluskan bawang putih, lada, merica dan garam
• 2 Batang Daun Seledri
• Bawang Goreng Secukupnya 2. Rendam ayam filet dalam bumbu yang telah
• Minyak Goreng Secukupnya dihaluskan + 30 menit
3. Kemudian gulingkan ayam dalam putih telur dan
Bumbu Halus : tepung panir bergantian hingga ayam tertutup rata
• 2 Siung Bawang Putih 4. Goreng ayam dalam minyak panas hingga kuning
• 3 Siung Bawang Merah kecoklatan, tiriskan
• 1/2 sdt Kaldu Bubuk 5. Untuk saus : tumis bawang bombay hingga harum,
• Secukupnya Lada Bubuk
januari 2016

• Secukupnya Garam masukkan saos tiram dan saos tomat aduk-aduk


• 1 sdm Kecap Manis hingga tercampur rata dan matang, sisihkan
• 1 sdt Minyak Wijen 6. Tata dalam piring saji, ayam, bahan pelengkap, dan
• 1 sdm Saos Tiram saus sajikan.

Cara Membuat : NILAI GIZI :


Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

1. Rendam bihun kering di dalam mangkok berisi Energi : 245 Kkal, Protein : 19,5 Gr,
air panas dan 1 sdm minyak goreng hingga bihun
mengembang, tiriskan. Lemak : 10,8 Gr, Kabohidrat : 16,9 Gr
2. Rendam jamur kuping kering di dalam mangkok
berisi air panas hingga jamur mengembang, tiriskan
30 kemudian iris. Sisihkan
3. Siapkan penggorengan beri minyak goreng, tumis
bumbu halus hingga harum, masukkan irisan jamur
kuping aduk rata, kemudian masukkan bihun, beri
kaldu bubuk, lada bubuk, garam, kecap manis, minyak
winjen dan saos tiram, aduk sampai tercampur rata
hirigga matang, masukkan irisan daun seledri aduk
rata kembali, siap sajikan dengan taburan bawang
goreng.

NILAI GIZI :
Energi : 245 Kkal, Protein : 8,3 Gr,
Lemak : 3,3 Gr, Karbohidrat : 80 Gr

Resep oleh : Tim Gizi RSUD Dr. Soetomo


unik & lucu

MABUK PASIEN BARU


Tengah malam itu dua orang pemabuk berat saling Hari senin... yaaa pasti padat. Tak hanya jalanan saia
berdebat satu sama lain sambil sesekali mereka tengadah tetapi loket pendaflaran jaminan di tempatku bernaung
ke langit. alias IRJ tercinta. Dan.. loket yang akan mengisi hariku hari
Pemabuk 1 : "Matahari kok sinarnya nggak panas ini adalah loket jaminan pasien baru. Selamat datang di
ya bro ..." sambil nunjuk ke bulan. Surabaya.... (dikarenakan kebanyakan dari luar kota)
Pemabuk 2 : "Mana ada matahari Dan antrian pertama dimulai, seorang lelaki tua
tengah malam begini..itu mah dengan wajah lelah maju menyodorkan nomor antrian 1.
bintang tau.." Pemabuk 1 : Dan temyata beliau adalah keluarga pasien. Aku meminta
"Matahari ah..! !" persyaratan untuk membuat jaminan. Rujukan dari
Pemabuk 2 : "Bintang.. bintang.. bintang..! ! !" Nganjuk ditujukan untuk 2 poli yaitu orthopedi dan rehab
Tiba-tiba lewatlah seorang pemuda, medik.
dan kedua pemabuk itu sepakat Aku : Kartu jaminannya apa pak? Bapak pakai apa?
untuk memastikan apakah itu Bapak : maskin mbak. J AM K EM A S (teriak penuh
matahari atau bintang. semangat)
Pemabuk 1-2 : "Mas .. mas.. tanya nih, itu matahari Aku : jamkesmas pak ya. Bukan jamkemas.
apa bintang ya..?" sambil menunjuk Bapak : enggeh mbak kados ngoten. Lah nggeh niku
ke bulan. kulo mboten sekolah mbak.
Pemuda : "Oh..kurang tau ya ... saya bukan Mboten nggada nyotro, damel maem
orang sini." mawon susah, nopo malih sekolah.
Namung angon wedhus, niku nggeh sanes
Surya Negara - Urologi nggada kulo mbak. (sedikit curhat dengan
muka datar)
Aku : enggeh pak, mpun. Bapak, di rujukan ada 2
poli. Bapak mau ke poli yang mana terlebih
SOK INGGRIS dahulu?
Bapak : niku mbak, poli BALUNG. Dikengken foto
Wakidjan begitu terpesonanya dengan permainan kale dokter PUKEMAS.
piano Nadine. Sambil bertepuk tangan, ia berteriak, "Not Aku : namanya poli orthopedi. Monggo Pak
a play! Not a play!" silahkan ke polinya. (sambil menyerahkan
Nadine bengong. "Not a play?" SEP)
"Yes... Not a play... Bukan main." Bapak : terus fotone piye mbak?
Tukidjo yang menemani Wakidjan terperangah. Aku : nanti dipeniksa dokter dulu. Kalo sudah
"Bukan main itu bukan not a play, Djan." ada formulir untuk foto, bareng langsung
"Your granny (Mbahmu). Humanly I have check my menuju GDC

januari 2016
dictionary kok. (Orang saya sudah periksa di kamus kok)" Bapak : oh DTC mbak. Nggihpun. Suwon
Lalu berpaling ke Nadine. "Lady, let's corner (Mojok Aku : bukan pak. GDC..
yuk). But don't think that are nots (Jangan berpikir yang
bukan-bukan) . I just want a meal together." Melia Ekawati – Instalasi Rawat Jalan
"Ngaco kamu, Djan," Tukidjo tambah gemes.
"Don't be surplus (Jangan berlebihan), Djo. Be wrong
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

a little is OK toch?" Nadine cuman senyum kecil. "I would KOCOK DAHULU
love to, but..."
"Sorry if my friend make you not delicious (Maaf kalau Seorang perawat rumah sakit yang sedang bertugas
teman saya bikin kamu jadi nggak enak)," sambut Wakidjan ingin melihat para pasiennya. Salah satu pasien terlihat
ramah, "Different river, maybe (Lain kali barangkali). I will sedang mengalami kejang-kejang. Lalu sang perawat 31
not be various kok (Saya nggak akan macam-macam kok)." memeriksa keadaan si pasien, temyata tidak ada masalah
Setelah Nadine pergi, Wakidjan menatap Tukidjo atau keluhan apapun.
dengan sebal. "Disturbing aja sih, Djo. Does the language Si perawat heran, lalu bertanya kepada pasien, "kenapa
belong to your ancestor (Emang itu bahasa punya moyang anda ?"
Lu)?" Si pasien menjawab, "saya lupa setelah minum
Tukidjo can kalimat penutup. "Just itchy Djan, because obat, saya tidak membaca bahwa ada aturannya' kocok
you speak English as delicious as your belly button." (Gatel dulu sebelum diminum'. Jadi karena saya terlanjur
aja, Djan, soalnya kamu ngomong Inggris seenak udelmu meminumnya, saya kocok saja di dalam perut.
dewe).
Wakidjan cuman bisa merutuk dalam hati, "His name is dr. Fritia Kusuma W,
also effort." (Namanya juga usaha) Erika Qodaryanti, AMd Fis,
Novia Prihatin, AMd TW
Surya Negara - Urologi - Instalasi : Rehabilitasi Medik
Tebak Siapa Dia
? ?
?
Tulis nama lengkap
dan unit kerjanya !!!
ak :
Ketentuan meneb mp ai dim eja redaksi paling lam
bat 6 minggu
ter ak hir sa
• Jawaban
setelah terbit. terbitan
majalah “Mimbar”
Pe me na ng diu mumkan pada

berikutnya. di ganggu gugat.
mutlak tidak dapat njukkan
• Keputusan juri sendiri dengan menu
Pe me na ng ha rus mengambil hadiah

88
kartu identitas. PKRS Telp. 1086-10
h da pa t dia mb il di kantor Instalasi
• Hadia
pada Jam kerja.
. 75.000,-
Hadiah sebesar Rp

Su Doku Teka-Teki abad ini :


Kita dipersilahkan mengisi kotak-kotak itu dengan angka mulai 1 6
dari 1 sampai 9. Syaratnya tidak boleh ada pengulangan angka di
dalam satu kolom, juga di dalam satu baris, serta didalam setiap 3 9
kotak parsial 3 x 3. Sebagai patokan awal, beberapa kotak telah
diisi dengan angka-angka pembuka, kita kemudian melanjutkan. 2 5 4 3
4 7 3 1
Jawaban Su Doku
8 7 4 1 3 6 5 9 2 7 4
9 5 2 4 7 8 1 3 6 Pemenang Su Doku :
Pemenangnya : 6 7 8
3 1 6 5 9 2 8 7 4
1. Budiyono
6 3 1 2 8 4 7 5 9 ISB (Pencucian) 3 8 5 7
2 8 7 9 1 5 4 6 3 RSUD Dr. Soetomo
4 9 5 3 6 7 2 8 1
2. Sri Hartini, S.Kep.NS 8 4
januari 2016

Sekretariat GBPT
7 6 3 8 4 1 9 2 5 RSUD Dr. Soetomo
6 1
5 4 8 6 2 9 3 1 7
1 2 9 7 5 3 6 4 8
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Jawaban “Kuis Mimbar” Vol. 19, No. 4 :


Angket Berhadiah
32 Tebak Siapa Dia: Artikel apa yang paling anda senangi pada edisi
Murtiningrum Mimbar edisi ini :
Banpol PP Instalasi Rawat Jalan 1. ......................................................................
RSUD Dr. Soetomo ......................................................................

Pemenangnya : 2. ......................................................................
......................................................................
1. Sri Unarti
Ruang Bobo Irna Anak
Pemenang Angket Berhadiah :
RSUD Dr. Soetomo 1. Nurul
2. Mochamad Soleh Instalasi Farmasi IRD lantai 1
SMF Obstetri Ginekologi (sekilas info & artikel unik lucu)
RSUD Dr. Soetomo 2. Zumaroh
Kasir Irna Medik RSUD Dr. Soetomo
(Artikel Kesehatan & Ruang Wanita)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2015

Tentang

PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA


DI RUMAH SAKIT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


a. bahwa peningkatan kejadian dan Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
penyebaran mikroba yang resisten terhadap 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
antimikroba di rumah sakit disebabkan oleh Indonesia Nomor 5584);
penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/
rendahnya ketaatan terhadap kewaspadaan Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
standar; Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
b. bahwa dalam rangka mengendalikan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
mikroba resisten di rumah sakit, perlu 585) sebagaimana telah diubah dengan
dikembangkan program pengendalian Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun
resistensi antimikroba di rumah sakit; 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
c. bahwa berdasarkan pertimbangan 2013 Nomor 741);
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri MEMUTUSKAN:
Kesehatan tentang Program Pengendalian Menetapkan : PERATURAN MENTERI
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit; KESEHATAN TENTANG PROGRAM
PENGENDALIAN RESISTENSI
Mengingat : ANTIMIKROBA DI RUMAH SAKIT.
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004,
tentang Praktik Kedokteran (Lembaran BAB I
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 KETENTUAN UMUM
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Pasal 1
Republik Indonesia Nomor 4431); Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 1. Resistensi Antimikroba adalah kemampuan
tentang Kesehatan (Lembaran Negara mikroba untuk bertahan hidup terhadap efek
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor antimikroba sehingga tidak efektif dalam
144, Tambahan Lembaran Negara Republik penggunaan klinis.
Indonesia Nomor 5063); 2. Pengendalian Resistensi Antimikroba adalah
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 aktivitas yang ditujukan untuk mencegah dan/
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara atau menurunkan adanya kejadian mikroba
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor resisten.
153, Tambahan Lembaran Negara Republik 3. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
Indonesia Nomor 5072); yang selanjutnya disingkat KPRA adalah
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 komite yang dibentuk oleh Kementerian

januari 2016 mimbar i


Kesehatan dalam rangka mengendalikan c. mengembangkan dan meningkatkan
penggunaan antimikroba secara luas baik fungsi laboratorium mikrobiologi klinik
di fasilitas pelayanan kesehatan dan di dan laboratorium penunjang lainnya
masyarakat. yang berkaitan dengan penanganan
4. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut penyakit infeksi;
Pemerintah adalah Presiden Republik d. meningkatkan pelayanan farmasi
Indonesia yang memegang kekuasaan klinik dalam memantau penggunaan
pemerintahan, Negara Republik Indonesia antibiotik;
sebagaimana dimaksud dalam Undang- e. meningkatkan pelayanan farmakologi
Undang Dasar Negara Republik Indonesia klinik dalam memandu penggunaan
Tahun 1945. antibiotik;
5. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati f. meningkatkan penanganan kasus infeksi
atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai secara multidisiplin dan terpadu;
unsur penyelenggaraan pemerintah daerah. g. melaksanakan surveilans pola
6. Menteri adalah Menteri yang penggunaan antibiotik, serta
menyelenggarakan urusan pemerintah di melaporkannya secara berkala; dan
bidang kesehatan. h. melaksanakan surveilans pola
mikroba penyebab infeksi dan
Pasal 2 kepekaannya terhadap antibiotik, serta
Peraturan Menteri ini digunakan sebagai acuan melaporkannya secara berkala.
bagi rumah sakit dalam upaya pengendalian
resistensi antimikroba agar Program Pengendalian Pasal 5
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit berlangsung Pencegahan penyebaran mikroba resisten
secara baku, terukur, dan terpadu. melalui peningkatan ketaatan terhadap
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi
BAB II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b,
STRATEGI dilakukan melalui upaya:
Pasal 3 a. peningkatan kewaspadaan standar;
Strategi Program Pengendalian Resistensi b. pelaksanaan kewaspadaan transmisi;
Antimikroba dilakukan dengan cara: c. dekolonisasi pengidap mikroba resisten; dan
a. mengendalikan berkembangnya mikroba d. penanganan kejadian luar biasa mikroba
resisten akibat tekanan seleksi oleh antibiotik, resisten.
melalui penggunaan antibiotik secara bijak;
dan BAB III
b. mencegah penyebaran mikroba resisten PENYELENGGARAAN
melalui peningkatan ketaatan terhadap Bagian Kesatu
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi. Umum
Pasal 6
Pasal 4 (1) Setiap rumah sakit harus melaksanakan
(1) Penggunaan antibiotik secara bijak Program Pengendalian Resistensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf Antimikroba secara optimal.
a merupakan penggunaan antibiotik secara (2) Pelaksanaan Program Pengendalian
rasional dengan mempertimbangkan dampak Resistensi Antimikroba sebagaimana
muncul dan menyebarnya mikroba (bakteri) dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
resisten. a. pembentukan tim pelaksana program
(2) Penerapan penggunaan antibiotik secara Pengendalian Resistensi Antimikroba;
bijak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) b. penyusunan kebijakan dan panduan
dilakukan melalui tahapan: penggunaan antibiotik;
a. meningkatkan pemahaman dan ketaatan c. melaksanakan penggunaan antibiotik
staf medis fungsional dan tenaga secara bijak; dan
kesehatan dalam penggunaan antibiotik d. melaksanakan prinsip pencegahan
secara bijak; pengendalian infeksi.
b. meningkatkan peranan pemangku (3) Pembentukan tim pelaksana Program
kepentingan di bidang penanganan Pengendalian Resistensi Antimikroba rumah
penyakit infeksi dan penggunaan sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
antibiotik; huruf a bertujuan menerapkan Program

ii mimbar januari 2016


Pengendalian Resistensi Antimikroba Antimikroba sebagaimana dimaksud pada
di Rumah Sakit melalui perencanaan, ayat (2) disesuaikan dengan unsur tenaga
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, kesehatan yang tersedia.
dan evaluasi.
(4)
Penyusunan kebijakan dan panduan Pasal 9
penggunaan antibiotik, melaksanakan Tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi
penggunaan antibiotik secara bijak, Antimikroba mempunyai tugas dan fungsi:
dan melaksanakan prinsip pencegahan a. membantu kepala/direktur rumah rakit dalam
pengendalian infeksi sebagaimana menetapkan kebijakan tentang pengendalian
dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, dan resistensi antimikroba;
huruf d dilakukan sesuai dengan ketentuan b. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam
peraturan perundang-undangan. menetapkan kebijakan umum dan panduan
penggunaan antibiotik di rumah sakit;
Bagian Kedua c. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam
Tim Pelaksana Program Pengendalian pelaksanaan program pengendalian resistensi
Resistensi Antimikroba antimikroba;
Pasal 7 d. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam
(1) Tim pelaksana Program Pengendalian mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
Resistensi Antimikroba sebagaimana program pengendalian resistensi antimikroba;
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a e. menyelenggarakan forum kajian kasus
dibentuk melalui keputusan kepala/direktur pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi;
rumah sakit. f. melakukan surveilans pola penggunaan
(2) Susunan tim pelaksana Program antibiotik;
Pengendalian Resistensi Antimikroba g. melakukan surveilans pola mikroba penyebab
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri infeksi dan kepekaannya terhadap antibiotik;
atas ketua, wakil ketua, sekretaris dan h. menyebarluaskan serta meningkatkan
anggota. pemahaman dan kesadaran tentang prinsip
(3) Kualifikasi ketua tim PPRA sebagaimana pengendalian resistensi antimikroba,
dimaksud pada ayat (1) merupakan seorang penggunaan antibiotik secara bijak, dan ketaatan
klinisi yang berminat di bidang infeksi. terhadap pencegahan pengendalian infeksi
(4) Dalam melaksanakan tugasnya, tim melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan;
pelaksana Program Pengendalian Resistensi i. mengembangkan penelitian di bidang
Antimikroba sebagaimana dimaksud pada pengendalian resistensi antimikroba; dan
ayat (1) bertanggung jawab langsung j. melaporkan kegiatan program pengendalian
kepada kepala/direktur rumah sakit. resistensi antimikroba kepada Direktur/Kepala
rumah sakit.
Pasal 8
(1) Keanggotaan tim pelaksana Program Bagian Ketiga
Pengendalian Resistensi Antimikroba rumah Evaluasi
sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Pasal 10
ayat (2) paling sedikit terdiri atas unsur: (1) Evaluasi terhadap pelaksanaan program
a. klinisi perwakilan SMF/bagian; pengendalian resistensi antimikroba di rumah
b. keperawatan; sakit dilakukan melalui:
c. instalasi farmasi; a. evaluasi penggunaan antibiotik; dan
d. laboratorium mikrobiologi klinik; b. pemantauan atas muncul dan
e. komite/tim Pencegahan Pengendalian menyebarnya mikroba multiresisten.
Infeksi (PPI); dan (2) Evaluasi penggunaan antibiotik di rumah sakit
f. Komite/tim Farmasi dan Terapi (KFT). sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
(2) Keanggotaan tim pelaksana Program a dilakukan menggunakan metode audit
Pengendalian Resistensi Antimikroba kuantitas penggunaan antibiotik dan audit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kualitas penggunaan antibiotik.
harus merupakan tenaga kesehatan yang (3) Pemantauan atas muncul dan menyebarnya
kompeten. mikroba multiresisten di rumah sakit
(3) Dalam hal terdapat keterbatasan tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
kesehatan yang kompeten, keanggotaan tim b dilakukan melalui surveilans mikroba
pelaksana Program Pengendalian Resistensi multiresisten.

januari 2016 mimbar iii


b. pelatihan dan peningkatan kapasitas
Bagian Keempat sumber daya manusia; dan
Indikator Mutu c. monitoring dan evaluasi.
Pasal 11
Indikator mutu Program Pengendalian Pasal 15
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit meliputi: (1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan,
a. perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik; Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota
b. perbaikan kualitas penggunaan antibiotik; dapat memberikan sanksi administratif
c. perbaikan pola kepekaan antibiotik dan terhadap rumah sakit yang melanggar
penurunan pola resistensi antimikroba; ketentuan Peraturan Menteri ini sesuai
d. penurunan angka kejadian infeksi di dengan kewenangan masing-masing.
rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
multiresisten; dan pada ayat (1) dapat berupa:
e. peningkatan mutu penanganan kasus infeksi a. teguran lisan; dan
secara multidisiplin, melalui forum kajian b. teguran tertulis.
kasus infeksi terintegrasi.
BAB V
Bagian Kelima KETENTUAN PENUTUP
Pelaporan Pasal 16
Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada
(1) Kepala/direktur rumah sakit wajib melaporkan tanggal diundangkan.
pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi Agar setiap orang mengetahuinya,
Antimikroba di rumah sakit kepada Menteri memerintahkan pengundangan Peraturan
melalui KPRA dengan tembusan kepada Dinas Menteri ini dengan penempatannya dalam
Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Berita Negara Republik Indonesia.
Kabupaten/Kota.
(2) Pelaporan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di rumah sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara Ditetapkan di Jakarta
berkala setiap akhir tahun sesuai dengan pada tanggal 11 Februari 2015
ketentuan peraturan perundangan.
MENTERI KESEHATAN
Pasal 13 REPUBLIK INDONESIA,
Ketentuan lebih lanjut mengenai Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah ttd
sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan NILA FARID MOELOEK
dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Diundangkan di Jakarta
Pasal 14 pada tanggal 2 Maret 2015
(1) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota
melakukan pembinaan dan pengawasan MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
terhadap program pengendalian resistensi REPUBLIK INDONESIA,
antimikroba di rumah sakit sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing ttd
dengan mengikutsertakan KPRA, asosiasi
perumahsakitan, dan organisasi profesi YASONNA H. LAOLY
kesehatan terkait.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. advokasi, sosialisasi, dan bimbingan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
teknis; TAHUN 2015 NOMOR 334

iv mimbar januari 2016


LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TENTANG
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA DI RUMAH SAKIT

PEDOMAN
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
DI RUMAH SAKIT
I. PENDAHULUAN terpadu, dan menyeluruh sebagaimana yang terjadi di
A. Latar Belakang beberapa negara.
Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: Berbagai cara perlu dilakukan untuk menanggulangi
resistensi antimikroba, antimicrobial resistance, AMR) masalah resistensi antimikroba ini baik di tingkat
telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, perorangan maupun di tingkat institusi atau lembaga
dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan pemerintahan, dalam kerja sama antar-institusi maupun
mutu pelayanan kesehatan. Muncul dan berkembangnya antar-negara. WHO telah berhasil merumuskan 67
resistensi antimikroba terjadi karena tekanan seleksi rekomendasi bagi negara anggota untuk melaksanakan
(selection pressure) yang sangat berhubungan dengan pengendalian resistensi antimikroba. Di Indonesia
penggunaan antimikroba, dan penyebaran mikroba rekomendasi ini tampaknya belum terlaksana
resisten (spread). Tekanan seleksi resistensi dapat secara institusional. Padahal, sudah diketahui bahwa
dihambat dengan cara menggunakan secara bijak, penanggulangan masalah resistensi antimikroba di tingkat
sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan internasional hanya dapat dituntaskan melalui gerakan
cara mengendalikan infeksi secara optimal. global yang dilaksanakaan secara serentak, terpadu, dan
Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah bersinambung dari semua negara. Diperlukan pemahaman
resistensi terhadap antimikroba yang efektif untuk dan keyakinan tentang adanya masalah resistensi
terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, antimikroba, yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan
dan parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak nasional melalui program terpadu antara rumah sakit,
maka penggunaan antibakteri yang dimaksud adalah profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan farmasi, dan
penggunaan antibiotik. pemerintah daerah di bawah koordinasi pemerintah pusat
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia melalui kementerian kesehatan. Gerakan penanggulangan
(AMRIN-Study) tahun 2000-2005 pada 2494 individu di dan pengendalian resistensi antimikroba secara paripurna
masyarakat, memperlihatkan bahwa 43% Escherichia ini disebut dengan Program Pengendalian Resistensi
coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara Antimikroba (PPRA).
lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan Dalam rangka pelaksanaan PPRA di rumah sakit, maka
kloramfenikol (25%). Sedangkan pada 781 pasien yang perlu disusun pedoman pelaksanaan agar pengendalian
dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia resistensi antimikroba di rumah sakit di seluruh Indonesia
coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu berlangsung secara baku dan data yang diperoleh dapat
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol mewakili data nasional di Indonesia.
(43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%). Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa masalah resistensi B. Tujuan
antimikroba juga terjadi di Indonesia. Penelitian tersebut Pedoman ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam
memperlihatkan bahwa di Surabaya dan Semarang pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba
terdapat masalah resistensi antimikroba, penggunaan di rumah sakit, agar berlangsung secara baku, terpadu,
antibiotik yang tidak bijak, dan pengendalian infeksi berkesinambungan, terukur, dan dapat dievaluasi.
yang belum optimal. Penelitian AMRIN ini menghasilkan
rekomendasi berupa metode yang telah divalidasi II. STRATEGI PENGENDALIAN RESISTENSI
(validated method) untuk mengendalikan resistensi ANTIMIKROBA
antimikroba secara efisien. Muncul dan berkembangnya mikroba resisten
Hasil penelitian tersebut telah disebarluaskan ke dapat dikendalikan melalui dua kegiatan utama, yaitu
rumah sakit lain di Indonesia melalui lokakarya nasional penerapan penggunaan antibiotik secara bijak (prudent
pertama di Bandung tanggal 29-31 Mei 2005, dengan use of antibiotics), dan penerapan prinsip pencegahan
harapan agar rumah sakit lain dapat melaksanakan penyebaran mikroba resisten melalui kewaspadaan
“self-assessment program” menggunakan “validated standar.
method” seperti yang dimaksud di atas. Pelaksanaannya Penggunaan antibiotik secara bijak ialah penggunaan
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing- antibiotik yang sesuai dengan penyebab infeksi dengan
masing rumah sakit, sehingga akan diperoleh data rejimen dosis optimal, lama pemberian optimal, efek
resistensi antimikroba, data penggunaan antibiotik, samping minimal, dan dampak minimal terhadap
dan pengendalian infeksi di Indonesia. Namun, sampai munculnya mikroba resisten. Oleh sebab itu pemberian
sekarang gerakan pengendalian resistensi antimikroba antibiotik harus disertai dengan upaya menemukan
di rumah sakit secara nasional belum berlangsung baik, penyebab infeksi dan pola kepekaannya. Penggunaan

januari 2016 mimbar v


antibiotik secara bijak memerlukan kebijakan pembatasan Antibiotik Profilaksis Bedah adalah
dalam penerapannya. Antibiotik dibedakan dalam penggunaan antibiotik sebelum, selama, dan
kelompok antibiotik yang bebas digunakan oleh semua paling lama 24 jam pascaoperasi pada kasus
klinisi (non-restricted) dan antibiotik yang dihemat yang secara klinis tidak memperlihatkan tanda
dan penggunaannya memerlukan persetujuan tim ahli infeksi dengan tujuan mencegah terjadinya
(restricted dan reserved). infeksi luka daerah operasi.
Peresepan antibiotik bertujuan mengatasi penyakit d. Pemberian antibiotik pada prosedur operasi
infeksi (terapi) dan mencegah infeksi pada pasien yang terkontaminasi dan kotor tergolong dalam
berisiko tinggi untuk mengalami infeksi bekteri pada pemberian antibiotik terapi sehingga tidak
tindakan pembedahan (profilaksis bedah) dan beberapa perlu ditambahkan antibiotik profilaksis.
kondisi medis tertentu (profilaksis medik). Antibiotik 2. Kebijakan Khusus
tidak diberikan pada penyakit non-infeksi dan penyakit a. Pengobatan awal
infeksi yang dapat sembuh sendiri (self-limited) seperti 1) Pasien yang secara klinis diduga atau
infeksi virus. diidentifikasi mengalami infeksi bakteri
Pemilihan jenis antibiotik harus berdasarkan hasil diberi antibiotik empirik selama 48-72 jam.
pemeriksaan mikrobiologi atau berdasarkan pola 2) Pemberian antibiotik lanjutan harus
mikroba dan pola kepekaan antibiotik, dan diarahkan didukung data hasil pemeriksaan
pada antibiotik berspektrum sempit untuk mengurangi laboratorium dan mikrobiologi.
tekanan seleksi (selection pressure). Penggunaan antibiotik 3) Sebelum pemberian antibiotik dilakukan
empiris berspektrum luas masih dibenarkan pada keadaan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
tertentu, selanjutnya dilakukan penyesuaian dan evaluasi mikrobiologi.
setelah ada hasil pemeriksaan mikrobiologi (streamlining b. Antibiotik empirik ditetapkan berdasarkan
atau de-eskalasi). pola mikroba dan kepekaan antibiotik
Beberapa masalah dalam pengendalian resistensi setempat.
antimikroba di rumah sakit perlu diatasi. Misalnya, c. Prinsip pemilihan antibiotik.
tersedianya laboratorium mikrobiologi yang memadai, 1) Pilihan pertama (first choice).
komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam 2) Pembatasan antibiotik (restricted/
kegiatan perlu ditingkatkan. Selain itu, diperlukan reserved).
dukungan kebijakan pembiayaan dan pengadaan 3) Kelompok antibiotik profilaksis dan terapi.
antibiotik yang mendukung pelaksanaan penggunaan d. Pengendalian lama pemberian antibiotik
antibiotik secara bijak di rumah sakit. Untuk menjamin dilakukan dengan menerapkan automatic
berlangsungnya program ini perlu dibentuk Tim Pelaksana stop order sesuai dengan indikasi pemberian
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (Tim antibiotik yaitu profilaksis, terapi empirik,
PPRA) di rumah sakit. atau terapi definitif.
e. Pelayanan laboratorium mikrobiologi.
III.
PENGENDALIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI 1) Pelaporan pola mikroba dan kepekaan
RUMAH SAKIT antibiotik dikeluarkan secara berkala
Pengendalian penggunaan antibiotik dalam upaya setiap tahun.
mengatasi masalah resistensi antimikroba dilakukan 2) Pelaporan hasil uji kultur dan sensitivitas
dengan menetapkan “Kebijakan Penggunaan Antibiotik harus cepat dan akurat.
di Rumah Sakit”, serta menyusun dan menerapkan 3) Bila sarana pemeriksaan mikrobiologi
“Panduan Penggunaan Antibiotik Profilaksis dan Terapi”. belum lengkap, maka diupayakan adanya
Dasar penyusunan kebijakan dan panduan penggunaan pemeriksaan pulasan gram dan KOH.
antibiotik di rumah sakit mengacu pada: B. Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan
a. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik terapi di rumah sakit disusun dengan format sebagai
b. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran berikut:
c. Pola mikroba dan kepekaan antibiotik setempat 1. Judul, logo rumah sakit, edisi tahun
2. Kata pengantar tim penyusun
A. Kebijakan penggunaan antibiotik di rumah sakit, berisi 3. Sambutan pimpinan rumah sakit
hal berikut ini. 4. Keputusan pimpinan rumah sakit tentang tim
1. Kebijakan Umum penyusun
a. Kebijakan penanganan kasus infeksi secara 5. Daftar tim penyusun
multidisiplin. 6. Daftar istilah dan singkatan
b. Kebijakan pemberian antibiotik terapi meliputi 7. Daftar isi
antibiotik empirik dan definitif. 8. Pendahuluan
Terapi antibiotik empiris adalah penggunaan a. Latar belakang
antibiotik pada kasus infeksi atau diduga infeksi b. Definisi
yang belum diketahui jenis bakteri penyebab c. Tujuan
dan pola kepekaannya. d. Masa berlaku
Terapi antibiotik definitif adalah penggunaan e. Kelebihan dan keterbatasan pedoman
antibiotik pada kasus infeksi yang sudah 9. Indikasipenggunaan antibiotik:
diketahui jenis bakteri penyebab dan pola a. Profilaksis: tercantum pembagian kelas
kepekaannya. operasi berdasarkan kriteria Mayhall.
c. Kebijakan pemberian antibiotik profilaksis bedah b. Terapi empirik: dasar dan cara pemilihan
meliputi antibiotik profilaksis atas indikasi operasi antibiotikempirik, tercantum diagram alur
bersih dan bersih terkontaminasi sebagaimana indikasi penggunaan antibiotik.
tercantum dalam ketentuan yang berlaku. 10. Daftar kasus dan alur penanganan pasien

vi mimbar januari 2016


11. Klasifikasi dan cara penggunaan antibiotik, yang resisten terhadap paling sedikit 3 kelas
meliputi: jenis, dosis, interval, rute, cara antibiotik.
pemberian, saat dan lama pemberian, efek 2) Indikator pengamatan:
samping antibiotik a. Angka MRSA
12. Catatan khusus (jika ada bagian/divisi yang belum
menyetujui pedoman) Penghitungan berpedoman pada rumus berikut ini:
13. Penutup
14. Referensi Jumlah isolat MRSA
15. Lampiran angka MRSA= ------------------------------------------------------ X 100%
Jumlah isolat Staphylococcus aureus + isolat MRSA
IV. PRINSIP PENCEGAHAN PENYEBARAN MIKROBA
RESISTEN b. Angka mikroba penghasil ESBL
Pencegahan penyebaran mikroba resisten di
rumah sakit dilakukan melalui upaya Pencegahan Penghitungan berpedoman pada rumus berikut ini:
Pengendalian Infeksi (PPI). Pasien yang terinfeksi
atau membawa koloni mikroba resisten dapat jumlah isolat ESBL
menyebarkan mikroba tersebut ke lingkungan, angka ESBL= ----------------------------------------------------- X 100%
sehingga perlu dilakukan upaya membatasi terjadinya jumlah isolat bakteri non-ESBL + bakteri ESBL
transmisi mikroba tersebut, terdiri dari 4 (empat)
upaya berikut ini. Contoh: Klebsiella pneumoniae penghasil ESBL
1. Meningkatkan kewaspadaan standar (standard
precaution), meliputi: jumlah K.pneumoniae ESBL
a. kebersihan tangan angka ESBL=--------------------------------------------------------- X 100%
b. alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, jumlah K.pneumoniae non-ESBL + K.pneumoniae ESBL
masker, goggle (kaca mata pelindung), face
shield (pelindung wajah), dan gaun c. Angka mikroba multiresisten lain dihitung
c. dekontaminasi peralatan perawatan pasien dengan rumus yang sama dengan poin b)
d. pengendalian lingkungan d. Selain indikator di atas, rumah sakit dapat
e. penatalaksanaan linen menetapkan indikator KLB sesuai dengan
f. perlindungan petugas kesehatan kejadian setempat.
g. penempatan pasien e. Untuk bisa mengenali indikator tersebut,
h. hygiene respirasi/etika batuk perlu dilakukan surveilans dan kerja sama
i. praktek menyuntik yang aman dengan laboratorium mikrobiologi klinik.
j. praktek yang aman untuk lumbal punksi 3)
Upaya menekan mikroba multiresisten,
2. Melaksanakan kewaspadaan transmisi dilakukan baik ketika tidak ada KLB maupun
Jenis kewaspadaan transmisi meliputi: ketika terjadi KLB.
a. Melalui kontak a. Jika tidak ada KLB, maka pengendalian
b. Melalui droplet mikroba multiresisten dilakukan dengan dua
c. Melalui udara (airborne) cara utama, yakni:
d. Melalui common vehicle (makanan, air, obat, i. meningkatkan penggunaan antibiotik
alat, peralatan) secara bijak, baik melalui kebijakan
e. Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus) manajerial maupun kebijakan profesional.
Pada kewaspadaaan transmisi, pasien ii. meningkatkan kewaspadaan standar.
ditempatkan di ruang terpisah. Bila tidak b. Jika ada KLB mikroba multiresisten, maka
memungkinkan, maka dilakukan cohorting yaitu dilakukan usaha penanganan KLB mikroba
merawat beberapa pasien dengan pola penyebab multiresisten sebagai berikut.
infeksi yang sama dalam satu ruangan. i. Menetapkan sumber penyebaran, baik
3. Dekolonisasi sumber insidental (point source) maupun
Dekolonisasi adalah tindakan menghilangkan sumber menetap (continuous sources).
koloni mikroba multiresisten pada individu ii. Menetapkan modus transmisi.
pengidap (carrier). Contoh: pemberian mupirosin iii. Tindakan penanganan KLB, yang meliputi:
topikal pada carrier MRSA. a) membersihkan atau menghilangkan
4. Tata laksana Kejadian Luar Biasa (KLB) sumber KLB.
mikroba multiresisten atau Multidrug-Resistant b) meningkatkan kewaspadaan baku.
Organisms (MDRO) seperti Methicillin Resistant c) isolasi atau tindakan sejenis dapat
Staphylococcus Aureus (MRSA), bakteri penghasil diterapkan pada penderita yang
Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), atau terkolonisasi atau menderita infeksi
mikroba multiresisten yang lain. akibat mikroba multiresisten;
Apabila ditemukan mikroba multiresisten pada MRSA biasanya dilakukan
sebagai penyebab infeksi, maka laboratorium juga pembersihan kolonisasi pada
mikrobiologi segera melaporkan kepada tim PPI penderita sesuai dengan pedoman.
dan dokter penanggung jawab pasien, agar segera d) Pada keadaan tertentu ruang rawat
dilakukan tindakan untuk membatasi penyebaran dapat ditutup sementara serta
strain mikroba multiresisten tersebut. dibersihkan dan didisinfeksi.
Penanganan KLB mikroba multiresisten dilakukan Tindakan tersebut di atas sangat dipengaruhi
berdasar prinsip berikut ini. oleh sumber dan pola penyebaran mikroba
1) Mikroba multiresisten adalah mikroba multiresisten yang bersangkutan.

januari 2016 mimbar vii


V. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI, PELAPORAN POLA 2. Pemeriksaan kultur
MIKROBA DAN KEPEKAANNYA Pemeriksaan kultur menurut metode yang baku
Pemeriksaan mikrobiologi bertujuan memberikan dilakukan untuk identifikasi bakteri atau jamur
informasi tentang ada atau tidaknya mikroba di penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
dalam bahan pemeriksaan atau spesimen yang antibiotik atau antijamur. Laboratorium
mungkin menjadi penyebab timbulnya proses infeksi. mikrobiologi hendaknya dapat melakukan
Selanjutnya, apabila terdapat pertumbuhan, dan pemeriksaan untuk menumbuhkan mikroba
mikroba tersebut dipertimbangkan sebagai penyebab yang sering ditemukan sebagai penyebab infeksi
infeksi maka pemeriksaan dilanjutkan dengan uji (bakteri aerob non-fastidious dan jamur).
kepekaan mikroba terhadap antimikroba. 3. Uji Kepekaan Antibiotik atau Antijamur
Akurasi hasil pemeriksaan mikrobiologi sangat Hasil uji kepekaan antibiotik atau antijamur
ditentukan oleh penanganan spesimen pada fase pra- digunakan sebagai dasar pemilihan terapi
analitik, pemeriksaan pada fase analitik, interpretasi, antimikroba definitif. Untuk uji kepekaan ini
ekspertis, dan pelaporannya (fase pasca-analitik). digunakan metode difusi cakram menurut Kirby
Kontaminasi merupakan masalah yang sangat Bauer, sedangkan untuk mengetahui KHM
mengganggu dalam pemeriksaan mikrobiologi, (konsentrasi hambat minimal atau Minimum
sehingga harus dicegah di sepanjang proses Inhibitory Concentration, MIC) dilakukan cara
pemeriksaan tersebut. manual atau dengan mesin otomatik.
Hasil pemeriksaan dikategorikan dalam Sensitif
A. PRINSIP PENGAMBILAN SPESIMEN MIKROBIOLOGI (S), Intermediate (I), dan Resisten (R) sesuai
a) Keamanan. dengan kriteria yang ditentukan oleh Clinical
Setiap tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan Laboratory Standards Institute (CLSI) revisi
spesimen harus mengikuti pedoman kewaspadaan terkini. Masing-masing antibiotik memiliki
standar. Semua spesimen dianggap sebagai bahan rentang S,I,R yang berbeda, sehingga antibiotik
infeksius. yang memiliki zona hambatan lebih luas belum
b) Pedoman umum dalam pengambilan spesimen yang tentu memiliki kepekaan yang lebih baik.
tepat adalah sebagai berikut: Laboratorium mikrobiologi hendaknya melakukan
a. pengambilan spesimen dilakukan sebelum kontrol kualitas berbagai tahap pemeriksaan di
pemberian antibiotik dan mengacu pada standar atas sesuai dengan ketentuannya.
prosedur operasional yang berlaku.
b. pengambilan spesimen dilakukan secara aseptik C. PELAKSANAAN KONSULTASI KLINIK
dengan peralatan steril sehingga mengurangi Konsultasi klinik yang perlu dilakukan meliputi:
terjadinya kontaminasi flora normal tubuh atau 1. Hasil biakan dan identifikasi mikroba diinterpretasi
bakteri lingkungan. untuk dapat menentukan mikroba tersebut
c. spesimen diambil pada saat yang tepat, dari merupakan penyebab infeksi atau kontaminan/
tempat yang diduga sebagai sumber infeksi, kolonisasi. Interpretasi harus dilakukan dengan
dengan volume yang cukup. mempertimbangkan data klinis dan kualitas
d. wadah spesimen harus diberi label identitas spesimen yang diperiksa, bila diperlukan
pasein (nama, nomer rekam medik, tempat dilakukan komunikasi dengan dokter penanggung
rawat), jenis spesimen, tanggal dan jam jawab pasien atau kunjungan ke bangsal untuk
pengambilan spesimen. melihat kondisi pasien secara langsung. Apabila
e. Lembar permintaan pemeriksaan hendaknya diisi mikroba yang ditemukan dianggap sebagai
dengan lengkap dan jelas, meliputi identitas pasien, patogen penyebab infeksi, maka hasil identifikasi
ruang perawatan, jenis dan asal spesimen, tanggal dilaporkan agar dapat digunakan sebagai dasar
dan jam pengambilan spesimen, pemeriksaan yang pemberian dan pemilihan antimikroba. Apabila
diminta, diagnosis klinik, nama antibiotik yang mikroba merupakan kontaminan/kolonisasi
telah diberikan dan lama pemberian, identitas maka tidak perlu dilaporkan.
dokter yang meminta pemeriksaan serta nomer 2. Anjuran dilakukannya pemeriksaan diagnostik
kontak yang bisa dihubungi. mikrobiologi lain yang mungkin diperlukan.
3. Saran pilihan antimikroba.
B. TAHAPAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI 4. Apabila ditemukan mikroba multiresisten yang
Pemeriksaan mikrobiologi terdiri dari beberapa berpotensi menjadi wabah maka harus segera
tahap yaitu pemeriksaan secara makroskopik dan dilaporkan kepada Tim Pencegahan Pengendalian
mikroskopik yang dilanjutkan dengan pembiakan, Infeksi Rumah Sakit (Tim PPI) untuk dapat
identifikasi mikroba, dan uji kepekaan mikroba dilakukan tindakan pencegahan transmisi.
terhadap antimikroba. Apabila mikroba tidak dapat
dibiakkan secara in-vitro maka dipilih metode D. PELAPORAN POLA MIKROBA SECARA PERIODIK
pemeriksaan lain yaitu uji serologi (deteksi antigen Laboratorium mikrobiologi klinik juga bertugas
atau antibodi) atau biologi molekular (deteksi DNA/ menyusun pola mikroba (pola bakteri, bila
RNA), antara lain dengan metode Polymerase Chain memungkinkan juga jamur) dan kepekaannya
Reaction (PCR). terhadap antibiotik (atau disebut antibiogram)
1. Pemeriksaan mikroskopis yang diperbarui setiap tahun. Pola bakteri dan
Pemeriksaan mikroskopis paling sedikit mencakup kepekaannya memuat data isolat menurut jenis
pengecatan Gram, Ziehl Neelsen, dan KOH. Hasil spesimen dan lokasi atau asal ruangan. Antibiogram
pemeriksaan ini berguna untuk mengarahkan ini digunakan sebagai dasar penyusunan dan
diagnosis awal dan pemilihan antimikroba. pembaharuan pedoman penggunaan antibiotik
empirik di rumah sakit.

viii mimbar januari 2016


penggunaan antibiotik di rumah sakit menggunakan
E. FORMAT PELAPORAN POLA MIKROBA DAN sumber data dan metode secara standar.
KEPEKAANNYA A. Sumber Data Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit
1. Tujuan 1. Rekam Medik Pasien
a. Mengetahui pola bakteri (dan jamur bila Penggunaan antibiotik selama dirawat di rumah
memungkinkan) penyebab infeksi sakit dapat diukur secara retrospektif setelah
b. Mendapatkan antibiogram lokal pasien pulang dengan melihat kembali Rekam
2. Dasar penyusunan laporan Medik (RM) pasien, resep dokter, catatan
Hasil identifikasi mikroba melalui pemeriksaan perawat, catatan farmasi baik manual atau
mikrobiologi yang dikerjakan sesuai dengan melalui Sistem Informasi Managemen Rumah
standar yang berlaku. Sakit (SIM RS). Dari penulisan resep antibiotik
3. Pelaporan oleh dokter yang merawat dapat dicatat beberapa
a. Format laporan: hal berikut ini: jenis antibiotik, dosis harian,
1) untuk rumah sakit, laporan berbentuk dan lama penggunaan antibiotik, sedangkan
dokumen tercetak dalam catatan perawat dapat diketahui jumlah
2) untuk diseminasi ke masing-masing antibiotik yang diberikan kepada pasien selama
departemen/SMF/Instalasi, laporan dapat pasien dirawat.
berbentuk cetakan lepas 2. Pengelolaan antibiotik di Instalasi Farmasi
b. Halaman judul: Di rumah sakit yang sudah melaksanakan
1) Laporan pola mikroba dan kepekaan kebijakan pelayanan farmasi satu pintu,
terhadap antibiotik di rumah sakit (tuliskan kuantitas antibiotik dapat diperoleh dari data
nama rumah sakit) penjualan antibiotik di instalasi farmasi.
2) Bulan dan tahun periode data yang Data jumlah penggunaan antibiotik dapat dipakai
dilaporkan untuk mengukur besarnya belanja antibiotik dari
4. Isi laporan: waktu ke waktu, khususnya untuk mengevaluasi
a. Gambaran umum yang berisi: jenis spesimen biaya sebelum dan sesudah dilaksanakannya
dan sebaran spesimen secara keseluruhan program di rumah sakit.
maupun berdasarkan lokasi (misalnya rawat B. Audit Jumlah Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit
jalan/rawat inap non-bedah/rawat inap Untuk memperoleh data yang baku dan dapat
bedah/ICU). diperbandingkan dengan data di tempat lain, maka
b. Pelaporan pola bakteri dibuat berdasarkan badan kesehatan dunia (WHO) menganjurkan
distribusi bakteri penyebab infeksi klasifikasi penggunaan antibiotik secara Anatomical
berdasarkan jenis spesimen. Pola disusun Therapeutic Chemical (ATC) Classification dan
berurutan dari jumlah bakteri terbanyak pengukuran jumlah penggunaan antibiotik dengan
sampai paling sedikit. Jika jumlah spesies defined daily dose (DDD)/100 patient-days.
terlalu sedikit, digabung dalam genus. Defined daily dose (DDD) adalah dosis harian rata-
c. Bila ada data mikroba multiresisten rata antibiotik yang digunakan pada orang dewasa
dengan perhatian khusus misalnya MRSA untuk indikasi utamanya. Perlu ditekankan di sini
(methicillin resistance Staphylococcus aureus), bahwa DDD adalah unit baku pengukuran, bukan
batang Gram negatif penghasil enzim ESBL mencerminkan dosis harian yang sebenarnya
(extended spectrum beta-lactamase), atau diberikan kepada pasien (prescribed daily doses
VRE (vancomycin resistance enterococcus) atau PDD). Dosis untuk masing-masing individu
dilaporkan terpisah. pasien bergantung pada kondisi pasien tersebut
d. Antibiogram yang dilaporkan adalah persen (berat badan, dll). Dalam sistem klasifikasi ATC
sensitif. obat dibagi dalam kelompok menurut sistem
e. Antibiogram dilaporkan berdasarkan lokasi/ organ tubuh, menurut sifat kimiawi, dan menurut
jenis perawatan, jenis spesimen, genus/ fungsinya dalam farmakoterapi. Terdapat lima
spesies mikroba. tingkat klasikasi, yaitu:
f. Frekuensi pelaporan setiap tahun. • Tingkat pertama : kelompok anatomi (misalnya
g. Ringkasan dan rekomendasi meliputi: untuk saluran pencernaan dan metabolisme)
1) Antibiotik yang sensitifitasnya baik (lebih • Tingkat kedua : kelompok terapi/farmakologi
dari 80%) untuk setiap lokasi RS sebagai obat
dasar penyusunan pedoman penggunaan • Tingkat ketiga : subkelompok farmakologi
antibiotik empirik. • Tingkat keempat : subkelompok kimiawi obat
2) Mikroba multiresisten jika ada (penghasil • Tingkat kelima : substansi kimiawi obat.
ESBL, MRSA, VRE, dan Acinetobacter). Contoh:
h. Data mikroba multiresisten dilaporkan juga J anti-infeksi untuk penggunaan sistemik
kepada tim PPI sebagai pelengkap data (Tingkat pertama: kelompok anatomi)
surveilans HAI di rumah sakit. J01 antibakteri untuk penggunaan sistemik
(Tingkat kedua: kelompok terapi/
VI. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUMAH farmakologi)
SAKIT J01C beta-lactam antibacterial, penicillins
Evaluasi penggunaan antibiotik merupakan salah (Tingkat ketiga: subkelompok
satu indikator mutu program pengendalian resistensi farmakologi)
antimikroba di rumah sakit, bertujuan memberikan J01C A penisilin berspektrum luas
informasi pola penggunaan antibiotik di rumah sakit (Tingkat keempat: subkelompok kimiawi
baik kuantitas maupun kualitas. Pelaksanaan evaluasi obat)

januari 2016 mimbar ix


J01C A01 ampisilin ada antibiotik lain yang lebih efektif
(Tingkat kelima: substansi kimiawi obat) Kategori IV B : tidak tepat pilihan antibiotik karena
J01C A04 amoksisilin ada antibiotik lain yang lebih aman
(Tingkat kelima: substansi kimiawi obat) Kategori IV C : tidak tepat pilihan antibiotik karena
ada antibiotik lain yang lebih murah
Penghitungan DDD Kategori IV D : tidak tepat pilihan antibiotik karena
Setiap antibiotik mempunyai nilai DDD yang ditentukan ada antibiotik lain dengan spektrum
oleh WHO berdasarkan dosis pemeliharaan rata-rata, lebih sempit
untuk indikasi utama pada orang dewasa BB 70 kg. Kategori V : tidak ada indikasi pemberian
1. Data yang berasal dari instalasi farmasi berbentuk antibiotik
data kolektif, maka rumusnya sebagai berikut: Kategori VI : data tidak lengkap sehingga
penggunaan antibiotik tidak dapat
Perhitungan numerator : dinilai

jml kemasan X jml tablet per kemasan X Penilaian kualitas penggunaan antibiotik
jml gram per tablet X 100 (Gyssens flowchart)
jumlah DDD = --------------------------------------------------------------
DDD antibiotik dalam gram

Perhitungan denominator:

jumlah hari-pasien = jumlah hari perawatan seluruh pasien


dalam suatu periode studi

2. Data yang berasal dari pasien menggunakan rumus


untuk setiap pasien:

jumlah konsumsi antibiotik dalam gram


jumlah konsumsi AB = -----------------------------------------------------------
(dalam DDD) DDD antibiotik dalam gram

total DDD
DDD/100 patient days = ------------------------------------------------ x 100
total jumlah hari-pasien

C. Audit Kualitas Penggunaan Antibiotik di Rumah


Sakit
Kualitas penggunaan antibiotik dapat dinilai
dengan melihat data dari form penggunaan
antibiotik dan rekam medik pasien untuk melihat
perjalanan penyakit. Setiap kasus dipelajari dengan
mempertimbangkan gejala klinis dan melihat
hasil laboratorium apakah sesuai dengan indikasi
antibiotik yang tercatat dalam Lembar Pengumpul
Data (LPD).
Penilai (reviewer) sebaiknya lebih dari 1 (satu) orang
tim PPRA dan digunakan alur penilaian menurut
Gyssens untuk menentukan kategori kualitas
penggunaan setiap antibiotik yang digunakan. Bila
terdapat perbedaan yang sangat nyata di antara VII.TIM PELAKSANA PROGRAM PENGENDALIAN
reviewer maka dapat dilakukan diskusi panel untuk RESISTENSI ANTIMIKROBA
masing-masing kasus yang berbeda penilaiannya. Agar rumah sakit dapat melaksanakan pengendalian
Pola penggunaan antibiotik hendaknya dianalisis resistensi antimikroba secara optimal, maka
dalam hubungannya dengan laporan pola mikroba dibentuk Tim Pelaksana Program Pengendalian
dan kepekaan terhadap antibiotik setiap tahun. Reisitensi Antimikroba Rumah Sakit (Tim PPRA RS)
Kategori hasil penilaian (Gyssens flowchart): berdasarkan keputusan Kepala/Direktur rumah
Kategori 0 : Penggunaan antibiotik tepat dan sakit.
rasional Tim PPRA rumah sakit dibentuk dengan tujuan
Kategori I : tidak tepat saat (timing) pemberian menerapkan pengendalian resistensi antimikroba di
antibiotik rumah sakit melalui perencanaan, pengorganisasian,
Kategori II A : tidak tepat dosis pemberian antibiotik pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
Kategori II B : tidak tepat interval pemberian A. Kedudukan dan Tanggung Jawab
antibiotik Dalam melaksanakan tugas, Tim PPRA
Kategori II C : tidak tepat rute pemberian antibiotik bertanggung jawab langsung kepada Kepala/
Kategori III A : pemberian antibiotik terlalu lama Direktur rumah sakit. Keputusan Kepala/Direktur
Kategori III B : pemberian antibiotik terlalu singkat rumah sakit tersebut berisi uraian tugas tim secara
Kategori IV A : tidak tepat pilihan antibiotik karena

x mimbar januari 2016


lengkap, yang menggambarkan garis kewenangan Tugas masing-masing unit adalah sebagai
dan tanggung jawab serta koordinasi antar-unit berikut.
terkait di rumah sakit. 1. SMF/Bagian
B. Keanggotaan Tim PPRA a. Menerapkan prinsip penggunaan
Susunan Tim PPRA terdiri dari : ketua, wakil antibiotik secara bijak dan menerapkan
ketua, sekretaris, dan anggota. Kualifikasi ketua kewaspadaan standar.
tim PPRA adalah seorang klinisi yang berminat b. Melakukan koordinasi program
di bidang infeksi. Keanggotaan Tim PPRA paling pengendalian resistensi antimikroba di
sedikit terdiri dari tenaga kesehatan yang SMF/bagian.
kompeten dari unsur: c. Melakukan koordinasi dalam penyusunan
1. klinisi perwakilan SMF/bagian panduan penggunaan antibiotik di SMF/
2. keperawatan bagian.
3. instalasi farmasi d. Melakukan evaluasi penggunaan
4. laboratorium mikrobiologi klinik antibiotik bersama tim.
5. komite/tim pencegahan pengendalian infeksi 2. Bidang keperawatan
(PPI) a. Menerapkan kewaspadaan standar dalam
6. komite/tim farmasi dan terapi (KFT). upaya mencegah penyebaran mikroba
Dalam keadaan keterbatasan Sumber Daya Manusia resisten.
(SDM), maka rumah sakit dapat menyesuaikan b. Terlibat dalam cara pemberian antibiotik
keanggotaan Tim PPRA berdasarkan ketersediaan yang benar.
SDM yang terlibat dalam program pengendalian c. Terlibat dalam pengambilan spesimen
resistensi antimikroba. mikrobiologi secara teknik aseptik.
3. Instalasi Farmasi
C. TUGAS POKOK TIM a. Mengelola serta menjamin mutu dan
1. Tugas Pokok Tim PPRA ketersediaan antibiotik yang tercantum
Uraian tugas pokok Tim PPRA adalah: dalam formularium.
a. membantu Kepala/Direktur rumah sakit b. Memberikan rekomendasi dan konsultasi
dalam menyusun kebijakan tentang serta terlibat dalam tata laksana
pengendalian resistensi antimikroba; pasien infeksi, melalui: pengkajian
b. membantu Kepala/Direktur rumah sakit peresepan, pengendalian dan monitoring
dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik, visite ke bangsal
penggunaan antibiotik rumah sakit; pasien bersama tim.
c. membantu Kepala/Direktur rumah c. Memberikan informasi dan edukasi
sakit dalam melaksanakan program tentang penggunaan antibiotik yang tepat
pengendalian resistensi antimikroba di dan benar.
rumah sakit; d. Melakukan evaluasi penggunaan
d. membantu Kepala/Direktur rumah sakit antibiotik bersama tim.
dalam mengawasi dan mengevaluasi 4. Laboratorium mikrobiologi klinik
pelaksanaan pengendalian resistensi a. Melakukan pelayanan pemeriksaan
antimikoba di rumah sakit; mikrobiologi.
e. menyelenggarakan forum kajian kasus b. Memberikan rekomendasi dan konsultasi
pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi; serta terlibat dalam tata laksana pasien
f. melakukan surveilans pola penggunaan infeksi melalui visite ke bangsal pasien
antibiotik; bersama tim.
g. melakukan surveilans pola mikroba c. Memberikan informasi pola mikroba
penyebab infeksi dan kepekaannya dan pola resistensi secara berkala setiap
terhadap antibiotik; tahun.
h. menyebarluaskan serta meningkatkan 5. Komite/tim pencegahan pengendalian infeksi
pemahaman dan kesadaran tentang prinsip (KPPI)
pengendalian resistensi antimikroba, Komite PPI berperanan dalam mencegah
penggunaan antibiotik secara bijak, penyebaran mikroba resisten melalui:
dan ketaatan terhadap pencegahan a. penerapan kewaspadaan standar,
pengendalian infeksi melalui kegiatan b. surveilans kasus infeksi yang disebabkan
pendidikan dan pelatihan; mikroba multiresisten,
i. mengembangkan penelitian di bidang c. cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang
pengendalian resistensi antimikroba; disebabkan mikroba multiresisten,
j. melaporkan pelaksanaan program d. menyusun pedoman penanganan kejadian
pengendalian resistensi antimikroba luar biasa mikroba multiresisten.
kepada Kepala/Direktur rumah sakit. 6. Komite/tim farmasi dan terapi (KFT)
Dalam melakukan tugasnya, Tim PPRA a. Berperanan dalam menyusun kebijakan
berkoordinasi dengan unit kerja: SMF/ dan panduan penggunaan antibiotik di
bagian, bidang keperawatan, instalasi farmasi, rumah sakit,
laboratorium mikrobiologi klinik, komite/ b. Memantau kepatuhan penggunaan
tim pencegahan pengendalian infeksi (PPI), antibiotik terhadap kebijakan dan
komite/tim farmasi dan terapi (KFT). panduan di rumah sakit,

januari 2016 mimbar xi


c.
Melakukan evaluasi penggunaan d. Monitoring dan evaluasi secara berkala
antibiotik bersama tim. terhadap:
1) laporan pola mikroba dan kepekaannya
D.
Tahapan Pelaksanaan Program Pengendalian 2) pola penggunaan antibiotik secara
Resistensi Antimikroba kuantitas dan kualitas
Pelaksanaan PPRA di rumah sakit dilakukan melalui e. Laporan kepada Kepala/Direktur rumah
beberapa tahapan sebagai berikut. sakit untuk perbaikan kebijakan/
1. Tahap Persiapan pedoman/panduan dan rekomendasi
a. Identifikasi kesiapan infrastruktur rumah perluasan penerapan PPRA di rumah sakit
sakit yang meliputi keberadaan dan fungsi f. Mengajukan rencana kegiatan dan
unsur infrastuktur rumah sakit serta anggaran tahunan PPRA kepada Kepala/
kelengkapan fasilitas dan sarana penunjang. Direktur rumah sakit.
b. Identifikasi keberadaan dan/atau penyusunan
kebijakan dan pedoman/panduan yang VIII. INDIKATOR MUTU PROGRAM PENGENDALIAN
berkaitan dengan pengendalian resistensi RESISTENSI ANTIMIKROBA
antimikroba, antara lain: Dampak keberhasilan program pengendalian
1) panduan praktek klinik penyakit infeksi resistensi antimikroba di rumah sakit dapat
2) panduan penggunaan antibiotik dievaluasi dengan menggunakan indikator mutu atau
profilaksis dan terapi Key Performance Indicator (KPI) sebagai berikut:
3) panduan pengelolaan spesimen a. perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
mikrobiologi Menurunnya konsumsi antibiotik, yaitu
4) panduan pemeriksaan dan pelaporan berkurangnya jumlah dan jenis antibiotik yang
hasil mikrobiologi digunakan sebagai terapi empiris maupun definitif
5) panduan PPI. b. perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
2. Tahap Pelaksanaan Meningkatnya penggunaan antibiotik secara
a. Peningkatan pemahaman rasional (kategori nol, Gyssens) dan menurunnya
1) Sosialisasi program pengendalian penggunaan antibiotik tanpa indikasi (kategori
resistensi antimikroba lima, Gyssens)
2) Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/ c. perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan
panduan penggunaan antibiotik. penurunan mikroba multiresisten yang tergambar
b. Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dalam pola kepekaan antibiotik secara periodik
meliputi: setiap tahun
1) pemilihan SMF/bagian sebagai lokasi d. penurunan angka infeksi rumah sakit yang
pilot project disebabkan oleh mikroba multiresisten, contoh
2) penunjukan penanggung jawab dan tim Methicillin resistant Staphylococcus aureus
pelaksana pilot project (MRSA) dan bakteri penghasil extended spectrum
3) pembuatan rencana kegiatan PPRA untuk beta-lactamase (ESBL)
1 (satu) tahun. e. peningkatan mutu penanganan kasus infeksi
c. Pelaksanaan pilot project PPRA: secara multidisiplin, melalui forum kajian kasus
1) SMF yang ditunjuk untuk melaksanakan infeksi terintegrasi.
pilot project PPRA menetapkan Panduan
Penggunaan Antibiotik (PPAB) dan Kepala/direktur rumah sakit wajib melaporkan
algoritme penanganan penyakit infeksi pelaksanaan dan indikator mutu program pengendalian
yang akan digunakan dalam pilot project resistensi antimikroba di rumah sakit secara periodik
2) melakukan sosialisasi dan pemberlakuan setiap tahun kepada Menteri Kesehatan c.q KPRA dengan
PPAB tersebut dalam bentuk pelatihan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi, dan Dinas
3) selama penerapan pilot project jika Kesehatan Kabupaten/Kota.
ditemukan kasus infeksi sulit/kompleks
maka dilaksanakan forum kajian kasus Laporan dikirimkan kepada:
terintegrasi
4) melakukan pengumpulan data dasar
kasus yang diikuti selama penerapan dan Yth. Menteri Kesehatan
dicatat dalam form lembar pengumpul c.q Komite Pengendalian Resistensi
data Antimikroba
5) melakukan pengolahan dan menganalisis dengan alamat:
data yang meliputi: data pola penggunaan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan
antibiotik, kuantitas dan kualitas Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta
penggunaan antibiotik, pola mikroba dan Selatan 12950
pola resistensi (jika tersedia laboratorium
mikrobilogi)
6) Menyajikan data hasil pilot project dan MENTERI KESEHATAN
dipresentasikan di rapat jajaran direksi REPUBLIK INDONESIA,
rumah sakit
7) Melakukan pembaharuan panduan ttd
penggunaan antibiotik berdasarkan hasil
penerapan PPRA NILA FARID MOELOEK

xii mimbar januari 2016


Dengan Fasilitas Online
di Seluruh Cabang
Kami Mitra Anda Dalam Membantu
Keuangan Anda, melalui :
• Kredit MULTIGUNA, Fasilitas kredit untuk
kalangan profesional (Dokter, PNS) dengan
plafon sampai dengan Rp. 100 juta, Jangka
waktu maksimal 5 tahun, angsuran maksimal
60% dari total pendapatan perbulan.
• KREDIT INVESTASI & MODAL KERJA untuk
kalangan pengusaha.
• KREDIT POLA KEPPRES, Fasilitas kredit yang
diberikan kepada kontrktor berdasarkan surat
perintah kerja.

Kami Siap
Mulai saai ini Bank Jatim dapat menerima
setoran BPIH (Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji)

Memberikan Dengan Kantor kas :


Kantor Kas PDAM
Jl. Prof. Dr. Moestopo No.2 Surabaya

Pelayanan Terbaik Telp./Fax.031-5036454


Kantor Kas Graha Amerta
Jl. Airlangga No.1 Surabaya
Informasi Selengkapnya, Telp.031-5502000 Ext.2040
Hubungi Customer Service Kami Fax. 5012107
PT. BANK JATIM Kantor Kas RS Haji
Cab. RSUD Dr. Soetomo Jl. Manyar Kertoadi Surabaya
Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya Telp./Fax. 031-5929011
Telp : 031-5036676, 5501718 Kantor Kas STIESIA
Fax : 031-5020121 Jl. Manyar Pumpungan Surabaya
Telp./Fax. 031-5927206
hatan
nan Kese
si Pelaya ), Agus
gori Inova prehensif
alam Kate ency Kom dijanto,
hargaan d tal Emerg Dr. Ismoe ahir
am Peng tri Neona mo Prof.
hkan Piag an Obste Dr. Soeto tan Hari L
o menyera PONEK (Pelayan koh di RS
U D ra peringa ke 51.
r. Harson alam aca
oetomo d bagai Tim a lah satu to r (ACC) d atan Nas
ional
SUD Dr. S to, dr, SpOG(K) se gan & Sel. Juga s ention Ce
n te
ari Keseh
Direktur R jan arin gga Conv eringati H
u dan Plt. mbang Tri im Bank J 5 di Airlan r sekaligus memp
ampingi ib ranya Ba sebagai T mber 201
karwo did mo dianta , dr, SpOT u 8 Dese wa Timu
ur H. Soe Dr. Soeto rdiansyah pada Rab rovinsi Ja
Gubernur
Jawa Tim te r di RSUD d an Dr. Fe esehatan sehatan P
okter-dok bar Siam
,
Bidang K Dinas Ke
k epada d Tim Kem n Jasa di a dengan
3 dari kiri ) s ebagai nghargaa ekerjasam
dr, SpA(K iagam pe oetomo b
Harianto, enerima p SUD Dr. S
),DTMH m o ke 77, dimana R
dr, SpA(K Soetom
RSUD Dr.

Anda mungkin juga menyukai