Anda di halaman 1dari 3

1.

Alur Pembukaan Rekening Saham


a. Melengkapi persyaratan sbb:
 Fotokopi KTP, KTP, dan buku tabungan, dan NPWP (jika ada)
 2 buah materai
b. Datang ke Galeri Investasi dan mengisi formulir pendaftaran
c. Setelah itu akan mendapat email dari MNC Sekuritas yang berisi perintah untuk
deposit saldo awal sebesar Rp100.000,00
d. Kemudian, setelah selesai dikonfirmasi bahwa kita sudah deposit, kita akan
mendapatkan email yang berisi perintah untuk masuk ke aplikasi MNC Sekuritas
e. Kita sudah bisa melakukan transaksi dengan rekening saham tersebut

2. Macam-macam investasi di pasar modal


- Saham
- Surat Utang (Obligasi)
- Reksa Dana
- Exchange Trade Fund (ETF)
- Derivatif
Namun, Galeri Investasi hanya berfokus pada investasi saham

3. Untuk mengetahui suatu saham itu bagus/tidak dapat menggunakan analisis fundamental.
Analisis fundamental adalah analisis yang mempelajari kondisi fundamental perusahaan
termasuk mempelajari rasio keuangan perusahaan dan umumnya digunakan untuk
menentukan saham yang ingin dibeli/dijual.
Salah satu pendekatan analisis fundamental yang sering digunakan adalah Top Down
Approach, yaitu analisis yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, industry perusahaan,
baru kemudian menganalisis kondisi perusahaannya.
a. Kondisi ekonomi makro
 Suku bunga
Ketika suku bunga tinggi, investor lebih suka menanamkan uangnya di
bank, sehingga menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan. Tapi jika suku
bunga menurun (rendah) maka investor memilih untuk menginvestasikan uangnya
untuk membeli saham.
 Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan harga saham, ketika ekonomi lesu
maka perusahaan ikut memburuk dan nilai saham turun. Namun jika ekonomi
menguat maka perusahaan akan bertambah maju dan harga sahamnya otomatis
naik.
 Faktor kestabilan politik
 Faktor kestabilan politik pun ikut mempengaruhi kondisi dunia usaha dan
tentunya harga saham.
b. Kondisi Sektor dan Industri
Industri yang bertumbuh pesat akan melambungkan harga sahan perusahaan
industry tersebut. Contohnya sector pertambangan pada tahun 2007 harga
komoditasnya meroket tajam akibat harga minyak dunia yang naik drastic. Harga-
harga saham tambang batu bara dan minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan semakin besar. Namun, ketika tahun 2015 harga
minyak dunia turun hingga titik terendahnya, harga saham pertambgangan pun
mengalami kelesuan hingga banyak yang turun drastic.
c. Kondisi Fundamental Perusahaan
Bisa dilihat dari manajemennya apakah solid dan professional, dilihat dari
kondisi keuangan perusahaannya apakah likuid, solvabel, dan rentable, dilihat dari
budaya perusahaannya apakah menjunjung tinggi etika atau tidak. Ada 6 rasio
keungan yang penting dalam analisis fundamental perusahaan, yaitu:
1. Earning Per Share (EPS) Rasio pertama adalah EPS, atau
kepanjangannya adalah Earning Per Share, yang berarti laba bersih per
lembar saham. Bila EPS bernilai Rp100, artinya setiap lembar saham
menghasilkan laba sebesar Rp100. Cara menghitung EPS yaitu jumlah
laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham beredar. Rumus
menghitung EPS adalah: EPS = Laba Bersih : Jumlah Lembar Saham
2. Price to Earning Ratio (PER)
Rasio kedua adalah PER, atau kepanjangannya adalah Price to Earning Ratio,
yaitu rasio yang menggambarkan keuntungan sebuah perusahaan dibandingkan
harga sahamnya. Rumus untuk menghitung PER adalah :
PER = Harga Saham : Laba per Lembar Saham (EPS)
PER adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang
dipakai untuk membeli saham. Misalnya, saham seharga Rp100 dengan EPS
sebesar Rp20 per tahun, artinya saham tersebut memiliki PER sebesar: Rp100 :
Rp20 = 5x.
- Trailing PER : PER yang dihitung berdasarkan EPS tahun lalu
- Forward PER : PER yang dihitung berdasarkan EPS estimasi di masa
mendatang
3. Price to Book Value (PBV) PBV, atau kepanjangannya adalah Price to
Book Value, rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai
harga sebuah perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya. Rumus untuk
menghitung PBV adalah: PBV = Harga Saham : Nilai Buku per Lembar
Saham (BV)
4. Return On Equity (ROE)
ROE, atau kepanjangannya adalah Return On Equity, yaitu rasio perolehan laba
bersih yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih
yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus untuk menghitung ROE adalah:
ROE = Laba Bersih : Kekayaan Bersih
5. Dividend Yield (DY)
Dividend Yield, yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian
dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar.
Rumus untuk menghitung Dividend Yield adalah :
DY = Dividend per Lembar Saham : Harga Saham
6. Debt to Equity Ratio (DER)
DER, atau kepanjangannya adalah Debt to Equity Ratio, yaitu rasio jumlah
hutang dan kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal
bersihnya. Rumus untuk menghitung DER adalah:
DER = Total Kewajiban (Hutang) : Kekayaan Bersih (Modal Sendiri)
Bila DER < 1, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih
sedikit dibandingkan modal bersihnya, sedangkan bila DER > 1, maka
perusahaan memiliki risiko keuangan yang besar. Secara umum, investor
disarankan untuk mencari saham yang memiliki DER tidak lebih dari 1.

Analisis fundamental meliputi perhitungsn nilai wajar (fair price) saham dan
analisis 6 rasio keuangan di atas. Nilai wajar tersebut kemudian dibandingkan
dengan harga pasar.
- Jika nilai wajar lebih tinggi dari harga saham, maka ada potensi keuntungan dan
keputusan yang sebaiknya diambil adalah membeli saham tersebut (sama ketika
nilai saham turun)
- Jika nilai wajar lebih rendah, maka keputusan untuk menjual adalah yang paling
tepat (sama ketika nilai saham meningkat)

Anda mungkin juga menyukai