Anda di halaman 1dari 8

Ilmu Negara

1. Pengertian Negara
 Istilah Negara : Istilah “negara” diterjemahkan dari kata Staat (Bahasa
Belanda dan Jerman), yang mula-mula dipergunakan pada Abad XV di Eropa
Barat dan dianggap dialihkan dari kata status atau statum (Bahasa Latin
klasik); State (Bahasa Inggris); dan Etat (Bahasa Perancis). Secara etimologis,
kata status adalah istilah abstrak yang menunjukkan keadaan yang tegak dan
tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
 “negara” adalah legacy (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan
untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan
menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
 Negara adalah suatu organisasi yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah
dalam suatu wilayah yang ditaati oleh rakyatnya. Negara diartikan sebagai
organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-
cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
 Menurut John locke, negara merupakan sebuah badan atau organisasi hasil
dari perjanjian yang diputuskan masyarakat.
 Menurut saya, negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah
tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya
memiliki kedaulatan.
 Kata “negara” mempunyai dua arti:
o Masyarakat atau wilayah yang merupakan satu kesatuan politis. Dalam
arti ini maka India, Korea Selatan dan Brazilia adalah negara.
o Lembaga pusat yang menjamin kesatuan-kesatuan politis itu.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian negara adalah organisasi
di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati
oleh rakyat; kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
2. Pengertian Ilmu Negara
 Istilah Ilmu Negara diambil dari istilah Staatsleer (Bahasa Belanda), yang
diambil dari istilah Staatslehre (Bahasa Jerman). Dalam Bahasa Inggris
disebut Theory of State atau The General Theory of State atau Political
Theory. Dalam Bahasa Perancis disebut Theorie d’etat.
 Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki
sendi-sendi pokok dan pengertian pokok tentang negara.
 Menurut George Jellinek (Bapak Ilmu Negara), Ilmu Negara (Staatsleer)
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian-
pengertian pokok tentang Negara dan Hukum Tata Negara.

3. Pembagian ilmu Negara


 Oleh George Jellinek, Ilmu Negara dibagi dua yaitu:
o Ilmu Negara dalam arti sempit (Staatswissenschaften)
 Golongan ilmu pengetahuan negara yang menekankan pada
negara sebagai objeknya (Staatswissenschaft dalam arti sempit)
yaitu: HTN, HAN/HPN, dan Hukum Antar Negara (Hukum
Internasional)
o Ilmu Pengetahuan Hukum (Rechtswissenschaften)
 yaitu Ilmu pengetahuan negara yang menekankan pada segi
hukumnya, seperti Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum
acara Pidana.
 Ilmu Negara dalam arti sempit (Staatswissenschaft) mempunyai tiga
bagian yaitu:
o 1). Beschreibende Staatswissenschaft (Statenkunde)
 Ilmu pengetahuan yang melukiskan atau menceritakan
tentang negara (History of State). Sifat ilmu kenegaraan ini
adalah deskriptif. Hanya menggambarkan dan melukiskan
unsur-unsur negara dan aspek-aspek tentang negara.
peristiwa-peristiwa yang terjadi yang berhubungan dengan
negara.
o
o 2). Theoretische Staatswissenschaft (Staatslehre)
 Theoretische Staatswissenschaft mengadakan penyelidikan
lebih lanjut atas bahan-bahan yang dikumpulkan oleh
Beschreibende Staaswissenschaft dengan cara mengadakan
analisis-analisis dan memisahkan mana yang mempunyai
ciri-ciri khusus, kemudian mengadakan penyusunan hasil-
hasil penyelidikan itu dalam satu kesatuan yang teratur dan
sistematis. Inilah ilmu kenegaraan yang merupakan ilmu
pengetahuan yang sebenarnya.
o 3). Praktische Staatswissenschaft
 Praktische Staatswissenschaft adalah ilmu pengetahuan
yang tugasnya mengupayakan agar hasil penyelidikan
Theoretische Staatswissenschaft dapat dilaksanakan di
dalam praktek dan pelajaran yang diberikan itu semata-
mata mengenai hal-hal yang berguna untuk tujuan praktek.

4. Kedudukan ilmu Negara


 Ilmu negara merupakan ilmu yg sangat di butuhkan oleh suatu bangsa dlm
bernegara. Pada dasarnya, negara adalah sebuah organisasi yg memiliki
anggota, yaitu warga negaranya. Dalam ilmu pengetahuan, kedudukan ilmu
negara sangatlah penting. Karena kita semua hidup dlm suatu organisasi yg di
sebut negara. Yang mana di dlm nya mengatur pihak2 yg menjadi anggotanya.
Sehingga hidup kita tidak terombang ambing.

5. Objek ilmu Negara


 objek Ilmu Negara yaitu negara yang bersifat abstrak-umum-universal
tersebut, maka yang dikaji dalam Ilmu Negara adalah kapankah sesuatu itu
dinamakan negara, apakah yang disebut negara, apa hakekat negara,
bagaimana bentuk-bentuk negara dan seterusnya. Dengan perkataan lain, yang
menjadi pokok kajian dalam Ilmu Negara adalah:
o Asal mula negara (Yang dimaksud adalah asal mula terbentuknya
o negara dalam arti abstrak-umum-universal);
o Hakekat negara (Yang dimaksud adalah hakekat dari negara yang
bersifat abstrak-umum-universal. Sebagaimana diketahui bahwa syarat
terbentuknya negara (syarat formil) adalah ada daerah-nya yang
tertentu, ada rakyatnya, dan ada pemerintah-nya yang berdaulat. Suatu
negara pada hakekatnya adalah negara yang tidak hanya memenuhi
syarat-syarat formil tersebut tetapi juga harus dipenuhi syarat-syarat
materiil yaitu adanya sifat-sifat keteraturan dan kesatuan); dan
o Bentuk-bentuk negara dan Pemerintah (Yang dimaksudkan adalah
kemungkinan-kemungkinan bentuk yang diadakan oleh negara, dan
keragaman bentuk negara tersebut tidak mengubah hakekat negara)

6. Unsur-unsur Negara
 Untuk terbentuknya negara ada beberapa unsur yang harus dipenuhi. Menurut
Pasal 1 Montevideo Convention on Rights and Duties of States of 1933, unsur-
unsur negara adalah:
o a permanent population; (Rakyat)
o a defined territory; (Wilayah)
o a government; (Pemerintah)
o a capacity to enter into relations with other state (Pengakuan dari
negara lain)

7. Teori asal mula Negara


 MENURUT TEORI PERJANJIAN
o Menurut Grotius, sebelum ada negara, kehidupan rakyat pada
masyarakat-masyarakat primitif sangat kacau karena setiap orang
bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya.
Masyarakat menjadi tidak tertib. Karena inilah kemudian didirikan
negara dengan kekuasaan mutlak. Sebagai penganut teori hukum alam,
Grotius berpendapat bahwa lahirnya suatu negara terjadi karena
diselenggarakannya perjanjian. Manusia merupakan makhluk sosial,
oleh karena itu dalam dirinya selalu ada hasrat untuk hidup
bermasyarakat (appetitus socetatis) . Disamping itu, manusia juga
punya rasio yang menuntunnya untuk hidup bermasyarakat serta
mencapai tujuan bersama dalam menciptakan ketertiban dan
keamanan. Oleh sebab itu, tugas tersebut lalu diserahkan kepada raja
dalam sebuah perjanjian.
o Menurut Hobbes, manusia tidak sejak semula berhakikat sosial.
Sebelum negara didirikan, manusia hidup dalam keadaan alamiah
(state of nature). Setiap individu merupakan ancaman potensial bagi
manusia lain, oleh karena itu dimusuhi. Manusia bersikap seperti
serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). Keadaan ini disebut
bellum omnium contra omnes (perang antara semua melawan semua).
Karena itu, lalu diadakan perjanjian masyarakat (social contract).
Bagi Hobbes, hanya terdapat satu macam perjanjian yaitu pactum
subjektiones atau perjanjian pemerintahan dengan mana semua
individu berjanji menyerahkan semua hak-hak kodrat mereka yang
dimiliki ketika hidup dalam keadaan alamiah kepada seseorang atau
sekelompok orang yang ditunjuk untuk mengatur kehidupan mereka.
o Menurut Locke, pertama individu dengan individu lainnya
mengadakan suatu perjanjian masyarakat untuk membentuk suatu
masyarakat politik. Pembentukan negara adalah frase pertama dan
dilakukan dengan suatu pactum unionis. Selanjutnya suatu
permufakatan yang dibuat berdasarkan suara terbanyak dapat dianggap
sebagai tindakan seluruh masyarakat itu karena persetujuan individu-
individu untuk membentuk negara mewajibkan individu-individu lain
untuk menaati negara yang dibentuk dengan suara terbanyak itu.
Dengan demikian Locke menambah pactum uniones dengan pactum
subjektionis.
o Rousseau hanya mengenal satu perjanjian saja yaitu pactum unionis
yang merupakan perjanjian masyarakat yang sebenarnya. Rousseau
tidak mengenal pactum subjektionis yang membentuk pemerintah yang
ditaati. Yang berdaulat ialah rakyat sedangkan pemerintah hanya
menjadi wakilnya saja. Apabila pemeirntah tidak menjalankan
urusannya sesuai dengan kehendak rakyat, maka pemerintahan itu
harus diganti. Kedaulatan rakyat yang dijalankan tersebut merupakan
kedaulatan yang didasarkan pada kehendak umum (volunte generale)
o Menurut teori ini, negara bisa ada karena perjanjian masyarakat.
Semua warga mengadakan perjanjian untuk mendirikan suatu
organisasi yang melindungi dan menjamin kelangsungan hidup
bersama. So, nggak ada paksaan untuk bernegara dalam teori ini.
Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau,
dan Montesquieu.
 TEORI KEKUATAN
o Dalam Teori Kekuatan, negara yang pertama adalah hasil dominasi
dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara
terbentuk dari penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan
pendudukan kelompok etnis yang lebih kuat terhadap kelompok etnis
yang lebih lemah dimulailah proses pembentukan negara.
o Dalam Teori Kekuatan, faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai
faktor tunggal dan terutama yang menimbulkan negara. Negara
dilahirkan karena pertarungan kekuatan, dan yang keluar sebagai
pemenang adalah pembentuk negara itu.
 TEORI KEKUATAN
o Voltaire
 Seorang raja yang pertama ialah seorang prajurit yang
beruntung (bernasib baik mengalahkan prajurit-prajurit lainnya)
o Karl Marx
 Negara ialah alat bagi orang-orang yang kuat ekonominya
untuk menguasai orang yang lemah ekonominya. Jadi kekuatan
dalam bidang ekonomi menyebabkan seseorang/golongan
tersebut untuk memaksakan kehendaknya terhadap yang lemah
dan menguasai yang lemah.
 TEORI PATRIAKHAL
o Dalam Teori Patriarkhal, ayahlah yang berkuasa dalam keluarga, dan
garis keturunan ditarik dari pihak ayah. Keluarga berkembang biak dan
terjadilah beberapa keluarga yang ke semuanya dipimpin oleh kepala
keluarga induk (ayah). Lambat laun keluarga-keluarga merupakan
kesatuan etnis yang besar dan terjadilah suku patriarkhal (gens) yang
pertama. Kepala-kepala suku merupakan primus inter pares, sampai
saat dibentuk pemerintahan yang disentralisasi. Suku-suku inilah yang
kemudian menjadi persekutuan-persekutuan etnis yang beragam, dan
inilah benih pertama dari negara. Negara adalah perkelompokan dari
beberapa suku.
 TEORI ORGANIS
o Negara dianggap atau dipersamakan dengan makhluk hidup, manusia
atau binatang. Individu yang merupakan komponen-komponen negara
dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup.
o Menurut Nicholas da Cusa (1401-1464), kehidupan negara dapat
disamakan dengan anatomi makhluk hidup. Pemerintah disamakan
dengan tulang belulang manusia. Undang-undang sebagai urat syaraf,
raja sebagai kepala, dan para individu sebagai daging makhluk hidup
itu.
 TEORI PATRIMONIAL
o Karena raja mempunyai hak milik terhadap daerahnya maka semua
penduduk di daerahnya harus tunduk kepadanya. Sebagai contoh
adalah negara-negara pada abad pertengahan di mana hak memerintah
dan menguasai timbul dari pemberian tanah. Dalam keadaan perang
sudah menjadi kebiasaan bahwa raja-raja menerima bantuan dari kaum
bangsawan untuk mempertahankan negaranya dari serangan-serangan
musuh dari luar. Jika perang sudah selesai dengan kemenangan raja
maka sebagai tanda jasa bagi para bangsawan yang ikut membela dan
membantunya mendapat sebidang tanah sebagai hadiah.
 TEORI ALAMIAH
o Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles. Menurut
Aristoteles, negara adalah ciptaan alam. Kodrat manusia membenarkan
adanya negara karena manusia pertama-tama adalah makhluk politik
dan baru kemudian makhluk sosial. Karena kodrat itu maka manusia
ditakdirkan untuk hidup bernegara.
o Negara adalah organisasi yang rasional dan etis yang memungkinkan
manusia mencapai tujuan dalam hidupnya, untuk mencapai yang baik
dan adil. Karena itu Aristoteles melihat tujuan dan raison d’tre dari
negara adalah dalam memberikan dan mempertahankan hidup yang
baik bagi individu yang merupakan komponen-komponen negara.
 Teori Historis (Teori Evolusionistis atau Gradualistic Theory)
o Lembaga-lembaga sosial tidak dibuat tapi tumbuh secara evolusioner
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial
yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia
maka lembaga-lembaga itu tidak luput dari pengaruh tempat, waktu,
dan tuntutan-tuntutan zaman.

Anda mungkin juga menyukai