Anda di halaman 1dari 79

06/03/2012

Manajemen Asset Infrastruktur


Program Pascasarjana Teknik Sipil

Teknologi Pengolahan Air


Limbah Domestik
Joni Hermana
Jurusan Teknik Lingkungan
Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

ISI PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. TEKNOLOGI ONSITE SKALA
INDIVIDU
3. TEKNOLOGI ONSITE KOMUNAL
4. TEKNOLOGI SANITASI BERBASIS
MASYARAKAT
5. IPLT

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

1
06/03/2012

Sumber Pustaka:

1. Sebagian besar materi ini berasal dari Materi


Diseminasi Keteknikan Bidang Air Limbah,
Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011
2. Berbagai Sumber dan Literatur sebagai tambahan.

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

PENDAHULUAN

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

2
06/03/2012

SANITASI
Suatu usaha untuk menciptakan
keadaan yang dapat menghindarkan
timbulnya gangguan penyakit

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Problems with conventional sanitation


fertilizer production
from finite resources

food

overexploitation of
mixing of flows, groundwater
misuse of drinking
water for transport
waste disposal in water
sewage sludge bodies
90% untreated

landfill / incineration
Source: www.gtz.de/ecosan

3
06/03/2012

Kualitas hidup yang semakin


buruk !!

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

JENIS BERBAGAI RESIKO KESEHATAN LT

Excreted pathogens Chemical contaminants

• Persistent org.
• Helminths
pollutants, “POP”

• Protozoa • Heavy metals

• Bacteria • Hormone-active
substances
• Viruses
• Antibiotics

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

4
06/03/2012

TINGKAT SURVIVAL PATHOGEN

Prinsip dasar: Faktor kematian:

• Semua patogen yang berasal dari LT akan


• Suhu
mengalami kematian setelah dikeluarkan

• Waktu
Transmisi Penyakit

• Sinar UV
Load

• Kering/lembab
Time

• Kecuali:
perkembangbiakan bakteri yang
menyebabkan keracunan makanan
cacing yang berkembangbiak di host 9
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

PERANGKAT SANITASI

Kebiasaan Higienis Pengelolaan AL

Kesehatan
Pencehagan Penyakit

(yang dipengaruhi oleh


pembuangan LT)

Air Minum
(kualitas, kuantitas)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
10

5
06/03/2012

Konsep Sistem Pengelolaan Air Limbah


Daerah Pelayanan
Kapasitas Penduduk
(Jiwa/Ha)
> 200 < 200

OFF-SITE ON-SITE
DOMESTIK
NON DOMESTIK

Limbah Air Industri Debit Besar Debit Kecil Muka Air Tanah (M)
B3 Non–B3 Air limbah Air limbah > 1,2 < 10
dan air hujan dan air hujan
Treatment SANITARY COMBINED
SEWER SEWER
BAKUMUTU
EFLUEN Tanki Septik Cubluk
INTERCEPTING SEWER
PERSIL INFILTRASI

Spj. Saluran
Bangunan Pengolah Air
Limbah BY PASS

BADAN AIR PENERIMA

SKEMA PEMILIHAN SISTEM


PENGELOLAAN AIR LIMBAH

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

6
06/03/2012

Hubungan Opsi Teknologi dan Investasi

Fokus
Teknologi

(Sumber: UNEP, 2004)

Tangga hubungan antara opsi teknologi dengan


fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id investasi yang harus ditanamkan

SISTEM PENGOLAHAN ONSITE

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

7
06/03/2012

Klasifikasi Air Limbah Domestik

Limbah Cair Rumah Tangga

Berdasarkan karakteristik

Blackwater (20%) Grey Water (80%)

Berdasarkan sumbernya

Toilet, WC Buangan dapur, tempat cuci,


kamar mandi

SEPTIC TANK/CUBLUK
GOT/SALURAN DRAINASE

Karakteristik Air Limbah Domestik


70% air
bersih
80 % grey water
20 % black water

Air Limbah

Minyak/Lemak Bahan Organik Bahan Anorganik


Bahan Tersuspensi Terlarut Terlarut

Pengolahan Fisik Pengolahan Biologis Pengolahan Lanjutan


Contoh : Penangkap Contoh : Saringan Pasir
Contoh : ABR
Minyak dan Lemak, dan dan Karbon Aktif
Bak Pengendap

8
06/03/2012

Skema untuk Mendaur Ulang Air


Limbah Domestik
Greywater PENGUMPULAN

PRA-
PENGENDAPAN PENGOLAHAN

Wetland/Kolam/ PENGOLAHAN
ABR/BIOFILTER UTAMA

DISINFEKSI PENGOLAHAN
LANJUTAN
PENYIMPANAN

DAUR ULANG 17

Konsep Sistem Pengelolaan Air Limbah


Daerah Pelayanan
Kapasitas Penduduk
(Jiwa/Ha)
> 200 < 200

OFF-SITE ON-SITE
DOMESTIK
NON DOMESTIK

Limbah Air Industri Debit Besar Debit Kecil Muka Air Tanah (M)
B3 Non–B3 Air limbah Air limbah > 1,2 < 10
dan air hujan dan air hujan
Treatment SANITARY COMBINED
SEWER SEWER
BAKUMUTU
EFLUEN Tanki Septik Cubluk
INTERCEPTING SEWER
PERSIL INFILTRASI

Spj. Saluran
Bangunan Pengolah Air
Limbah BY PASS

BADAN AIR PENERIMA

9
06/03/2012

TEKNOLOGI ONSITE SKALA


INDIVIDU

1. Septic Tank
2. Septic Tank dengan Bidang Resapan
3. Septic Tank dengan Evapotranspirasi
4. Septic Tank dengan Filter
5. Septic Tank dengan Small Bore
Sewer
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

TIPE-TIPE PENGOLAHAN
SETEMPAT
• Cubluk
• Komposting toilet
• Toilet siram
• Sistem Wetland
• Tangki septik

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


20 http://www.ftsp.its.ac.id

10
06/03/2012

Cubluk
• Cubluk menampung
kotoran dalam lubang
galian tanah di
bawahnya.
• Sistim ini tidak cocok
untuk daerah yang
mempunyai
permukaan air tanah
dangkal

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


21 http://www.ftsp.its.ac.id

KOMPOSTING TOILET
• Dalam lubang toilet dengan
sistim lubang galian/pit
latrine, dekomposisi pada
keadaan aerob dapat
dilaksanakan di atas tanah
• Dengan menggunakan dua
ruangan yang bersebelahan
untuk proses pengomposan
(dekomposisi) yaitu satu ruang
kompos untuk dipakai sebagai
penampungan tinja setiap hari
dan ruang yang disebelahnya
untuk proses dekomposisi.

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


22 http://www.ftsp.its.ac.id

11
06/03/2012

KOMPOSTING TOILET

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
23

KOMPOSTING TOILET

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
24

12
06/03/2012

TOILET SIRAM
• Toilet siram mempunyai
penyekat air yang
berfungsi mencegah bau
dan masuknya serangga
• Tinja dalam toilet diguyur
dengan menyiramkan 2
sampai dengan 3 liter air.
• Pembuangan tinja
dengan sistim toilet siram
dengan ‘lubang galian’
tidak cocok untuk tanah
yang mempunyai muka
air tanah yang tinggi
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
25 http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

13
06/03/2012

TANKI SEPTIK
Tangki septik adalah salah satu cara pengolahan
air limbah domestik yang menggunakan proses
pengolahan secara anaerobik. Proses ini dapat
memisahkan padatan dan cairan di dalam air
limbah. Padatan dan cairan memerlukan dan
harus diolah lebih lanjut karena banyak
mengandung bibit penyakit atau bakteri patogen
yang berasal dari kotoran (feces) manusia. Jika
tidak diolah, maka dikhawatirkan air limbah dapat
menularkan penyakit kepada manusia terutama melalui air
(waterborne disease)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TANKI SEPTIK

1. Tanki septik ber- SNI 03-2398-2002


2. Tanki Septik harus dijamin kedap air
3. Efisiensi pengolahan berkisar 60-70%

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

14
06/03/2012

TANKI SEPTIK

Perhitungan dimensi Septic Tank:


Q = q x p/1000
– Q = debit yang akan diolah septic tank (m3/hari)
– q = laju timbulan air limbah (l/or/hari), 5 – 40
l/or/hari (sistem terpisah), 45 – 300 l/or/hari
(sistem tercampur)
– p = jumlah pemakai (or)
Waktu detensi ≥ 5 hari (sistem terpisah), 2 ≥
tercampur

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

ZONA-ZONA DALAM TANKI SEPTIK

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

15
06/03/2012

Perlu diingat bahwa tangki septik harus dibuat kedap agar cairan yang berasal
dari lumpur tinja tidak merembes keluar dari tangki sehingga berpotensi
mencemari tanah dan air
fakultas tanah
teknik di sekitarnya
sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

• Kapasitas perkolasi tanah berkisar antara (0,5-24) menit/cm dan optimum 8 menit/cm.
• Ketinggian muka air tanah minimum 0,60 m di bawah dasar rencana saluran peresap
atau (1-1,5) m di bawah muka tanah.
• Jarak horizontal dari sumber
fakultas teknik airsipil
(seperti
dansumur) tidak boleh
perencanaan kurang
– ITS dari 10m
surabaya
• Ukuran efektif http://www.ftsp.its.ac.id
butiran tanah maksimum 0,13 mm

16
06/03/2012

TANKI SEPTIK DENGAN BIDANG


RESAPAN
1. Harus memperhatikan perkolasi tanah (0,5 – 24
cm/min)
2. Ketinggian muka air tanah minimum 0,6 – 1,5 m
dibawah dasar rencana saluran peresap
3. Jarak horizontal dengan sumber air minimal 10
m
4. Ukuran efektif butiran tanah maksimum 0,13
mm
5. Diperlukan sumur peresap bila bagian
permukaan tanah kedap air sedangkan bagian
tengahnya porous

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

17
06/03/2012

TANKI SEPTIK DENGAN


EVAPOTRANSPIRASI
Sesuai jika:
Tanah
impermeable >
24 min/cm
Daerah bersuhu
tinggi
Kelembaban
rendah

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TANKI SEPTIK DENGAN FILTER

1. Filter Permukaan Bawah Tanah


2. Filter Anaerobik

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

18
06/03/2012

TANKI SEPTIK DENGAN SMALL


BORE SEWER

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

BAGAIMANA DENGAN GREY


WATER

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

19
06/03/2012

Balai Lingkungan Permukiman

Potongan tangki hibrid Filter

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Pengembangan Daur Ulang Limbah


Domestik (PANDORA-L) oleh TL ITS
Media 1

Media 2

Kamar Mandi Media 3 Tangki


Penampung
Cuci Piring
Cuci Pakaian

ABR Filter
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

20
06/03/2012

Filter Reservoar

Bak Penyaring ABR


Minyak & Lemak
(Grease trap)

Bak
Penampung

Inlet & Bak


kontrol

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

21
06/03/2012

TEKNOLOGI ONSITE KOMUNAL

1. Septic Tank Bersama


2. Septic Tank Bersekat (Baffled Reactor)
3. Biodigester
4. Septic Tank Bersekat dengan Filter
5. Septic Tank Bersekat dengan Filter dan
Tanaman
6. Kolam Aerobik

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TEKNOLOGI ONSITE KOMUNAL

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

22
06/03/2012

TEKNOLOGI ONSITE KOMUNAL

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TANKI SEPTIK BERSAMA

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

23
06/03/2012

TANKI SEPTIK BERSEKAT

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

BIODIGESTER

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

24
06/03/2012

TANKI BERSEKAT DENGAN FILTER

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

25
06/03/2012

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

26
06/03/2012

TANKI SEPTIK DENGAN FILTER DAN


TANAMAN

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TANKI SEPTIK DENGAN KOLAM


AERASI

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

27
06/03/2012

TEKNOLOGI SANITASI BERBASIS


MASYARAKAT

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH


TINJA (IPLT)

1. Karakteristik dan Jenis Lumpur Tinja


2. Tahapan Pengolahan Lumpur Tinja
3. Kebutuhan Data Perencanaan
4. Tahapan Perencanaan IPLT
5. Jenis Teknologi Pengolahan Lumpur
Tinja
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

28
06/03/2012

UNIT-UNITPENGOLAHAN DALAM IPLT

1. Unit Pengumpul
2. Tanki Imhoff
3. Kolam Stabilisasi (Anaerobik –
Fakultatif – Maturasi)
4. Unit Pengering Lumpur
5. Bangunan Pelengkap
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

Karakteristik Lumpur Tinja

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

29
06/03/2012

Karakteristik Lumpur Tinja

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Karakteristik Lumpur Tinja

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

30
06/03/2012

TAHAPAN PERENCANAAN IPLT

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Alternatif Tahapan IPLT < 50.000 PE

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

31
06/03/2012

Alternatif Tahapan IPLT < 100.000 PE

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Alternatif Tahapan IPLT > 100.000 PE

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

32
06/03/2012

OPSI TEKNOLOGI PENGOLAHAN


LUMPUR TINJA

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TANKI IMHOFF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

33
06/03/2012

TANKI IMHOFF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

ALTERNATIF DESAIN BAK


PEMISAH IMHOFF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

34
06/03/2012

DESAIN DETAIL TANKI IMHOFF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

DIMENSI TANKI IMHOFF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

35
06/03/2012

KOLAM ANAEROBIK

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

PENGARUH SUHU DAN WAKTU DETENSI

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

36
06/03/2012

KRITERIA DESAIN KOLAM


ANAEROBIK

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

KOLAM FAKULTATIF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

37
06/03/2012

KOLAM FAKULTATIF

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

KOLAM MATURASI

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

38
06/03/2012

MENETAPKAN DIMENSI KOLAM

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

39
06/03/2012

UNIT PENGERING LUMPUR

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

UNIT PENGERING LUMPUR

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

40
06/03/2012

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

GAMBAR SKEMATIS UNIT PENGERING


LUMPUR

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

41
06/03/2012

LAYOUT UNIT PENGERING


LUMPUR

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

PROFIL MEDIA UNIT PENGERING


LUMPUR

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

42
06/03/2012

PROFIL UNIT PENGERING LUMPUR

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

43
06/03/2012

SISTEM PENGOLAHAN OFFSITE

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

USULAN ALTERNATIF
SISTEM PENGOLAHAN
TERPUSAT

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

44
06/03/2012

Usulan Alternatif Sistem Pengolahan


Terpusat
• Proyeksi Debit
• Perencanaan Pipa Persil
• Perencanaan Pipa Retikulasi
• Perencanaan Pipa Induk (Main/trunk sewer)
• Perencanaan Bangunan Pelengkap pada Sistem
Jaringan
• Perencanaan Kapasitas IPAL
• Perencanaan Lokasi IPAL
• Kebutuhan Lahan IPAL
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id
89

Usulan Alternatif Sistem Pengolahan


Terpusat
• Proyeksi Debit
Prakiraan dari dari konsumsi pemakaian air bersih (used
water), kurang lebih 70% hingga 90% akan menjadi air
limbah yang dapat dibedakan atas greywater dan black
water.
• Perencanaan Pipa Persil

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
90

45
06/03/2012

Usulan Alternatif Sistem Pengolahan


Terpusat
• Pipa Retikulasi

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
91

Usulan Alternatif Sistem Pengolahan


Terpusat
• Pipa Induk (Main/trunk sewer)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
92

46
06/03/2012

Usulan Alternatif Sistem Pengolahan


Terpusat
• Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringan

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
93

Usulan Alternatif Sistem Pengolahan


Terpusat
• IPAL

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id
94

47
06/03/2012

Tabel 1 Koefisien Kekasaran Pipa

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Tabel 2. Nilai Populasi Ekuivalen Untuk


Setiap Kegiatan
No Kegiatan Nilai PE Acuan
1 Rumah Biasa 1 Study JICA 1990
2 Rumah Mewah 1,67 Sofyan M Noerlambang
3 Apartemen 1,67 Sofyan M Noerlambang
4 Rumah Susun 0,67 Sofyan M Noerlambang
5 Puskesmas 0,02 Sofyan M Noerlambang
6 Rumah Sakit Mewah 6,67 SNI 03 – 7065-2005
7 Rumah Sakit Menengah 5 SNI 03 – 7065-2005
8 Rumah Sakit Umum 2,83 SNI 03 – 7065-2005
9 SD 0,27 SNI 03 – 7065-2005
10 SLTP 0,33 SNI 03 – 7065-2005
11 SLTA 0,53 SNI 03 – 7065-2005

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

48
06/03/2012

Tabel 2. Nilai Populasi Ekuivalen Untuk


Setiap Kegiatan (Lanjutan)

No Kegiatan Nilai PE Acuan


12 Perguruan Tinggi 0,53 SNI 03 – 7065-2005
13 Ruko 0,67 SNI 03 – 7065-2005
14 Kantor 0,33 SNI 03 – 7065-2005
15 Stasiun 0,02 SNI 03 – 7065-2005
16 Restoran 0,11 SNI 03 – 7065-2005

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Tabel 3.Konversi Nilai PE Terhadap


Diameter Pipa

MIRING MINIMAL
PE DIAMETER (mm)
(m/m)
< 150 100 0,020

150 - 300 125 0,017

300 - 500 150 0,015

500 – 1.000 180 0,013

1.000 – 2.000 200 0,012

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

49
06/03/2012

Gambar 6. Beberapa bangunan pelengkap


pada perpipaan air limbah

(sumber: Pedoman Pengelolaan Air


Limbah Perkotaan, PU, 2003)

Tabel 4. Jarak Antar MH Pada Jalur


Lurus

Diameter (mm) Jarak antar MH (m) Referensi

(20 - 50) 50 - 75 Materi Training + Hammer

(50 - 75) 75 - 125 Materi Training + Hammer

(100 - 150) 125 - 150 Materi Training + Hammer

(150 - 200) 150 - 200 Materi Training + Hammer

1000 100 -150 Bandung (Jl. Soekarno - Hatta)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

50
06/03/2012

Tabel 5. Alternatif Kapasitas Air


Penggelontor

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 7. Batas Sambungan Rumah

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

51
06/03/2012

Tabel 6. Dimensi Lubang Inspeksi

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Saringan sampah (Screen)

Saringan Material Lepas


• Menggunakan bar screen (saringan batang) untuk
mencegah objek yang kasar karena dapat merusak
pompa dan proses air limbah selanjutnya.
• Ditempatkan sebelum pompa dan sebelum grit
chamber.

52
06/03/2012

Tabel 7. Persyaratan Teknis Saringan

Pembersihan
Pembersihan Cara
Faktor Disain Dengan
Manual
Alat Mekanik
Kecepatan aliran lewat celah (m/dt) 0,3 – 0,6 0,6 – 1

Ukuran penampang batang

Lebar (mm) 4–8 8 – 10

Tebal (mm) 25 – 50 50 – 75

Jarak bersih dua batang (mm) 25 – 75 10 – 50

Kemiringan terhadap horizontal (derajat) 45 – 60 75 – 85

Kehilangan tekanan lewat celah (mm) 150 150

Kehilangan tekanan Max.(saat tersumbat) (mm) 800 800


Sumber: Syed R, Qosim, Waste water teatment plants

Gambar 8. Skematik gambar saringan


sampah

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

53
06/03/2012

Bak Penangkap Pasir (Grit Chamber)

• Grit chamber diperlukan untuk memisahkan


kandungan pasir atau grit dari aliran air limbah.
Kunci dari pemisahan ini adalah mengendapkan pasir
pada kecepatan horizontal tetapi kecepatan tersebut
tidak telalu pelan sehingga bahan-bahan lain
(organik) selain pasir tidak ikut mengendap

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 9. Skematik Grit Chamber

54
06/03/2012

Tabel 8. Kriteria Desain Grit Chamber


(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

Faktor Rencana Kriteria Keterangan

Dimensi Jika diperlukan untuk menangkap pasir


Kedalaman (m) 2–5 halus (0,21 mm), gunakan waktu detensi
Panjang (m) Lebar 7,5 – 20 (td) yang lebih lama.
(m) 2,5 – 7 Lebar disesuaikan juga untuk peralatan
Rasio lebar/dalam 1:1 s/d 5:1 pengeruk pasir mekanik, kalau terlalu lebar
Rasio panjang/lebar 2,5:1 s/d 5:1 dapat menggunakan buffle pemisah aliran
untuk mencegah aliran pendek.

Kecepatan Aliran (m/detik) 0,6 – 0,8 Di permukaan air


Detention time pada
2 – 5 menit
aliran puncak
Pasokan udara
5 - 12 Jika diperlukan untuk mengurangi bau
fakultas
(liter/detik.m panjang teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
tangki)
http://www.ftsp.its.ac.id

Bak Pengendap I (Preliminary


Sedimentation)
• Fungsi utama bak pengendap I adalah
mengendapkan partikel discrete.
• Unit ini juga dapat menurunkan konsentrasi
BOD/COD dalam aliran sehingga membantu
menurunkan beban pengolahan biologis pada
tahapan pengolahan berikutnya.
• Unit ini dapat mengendapkan (50-70)% padatan
yang tersuspensi (suspended solid) dan mengurangi
(30-40)% BOD.

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

55
06/03/2012

Gambar 10. Grafik Surface Loading Rate


(SLR) dan Waktu Detensi (td)

Sumber: Syed R. Qasim, Waste water Treatment plants, CBS publishing Jepan,Ltd., 1985,

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Tabel 9. Design kriteria untuk masing


masing tipikal bak pengendap pertama

(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

56
06/03/2012

Gambar 11. Skema Bak Persegi Panjang


Tipe Aliran Horizontal

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 12. Skema Tipikal Bak Pengendap Pertama


Tipe Aliran Radial Dan Aliran Ke Atas

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

57
06/03/2012

Bak Pengendap II (clarifier)

• Perhatian khusus harus diberikan terhadap


pengendapan flok dalam bentuk MLSS (mixed liquoer
suspended solid) dari proses activated sludge atau
lumpur aktif dengan konsentrasi yang tinggi
mencapai 5.000 mg/l. Clarifier ini merupakan
pengendapan terakhir yang disebut juga dengan
final sedimentation

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 13. Bentuk Bangunan


Secondary Clarifier

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

58
06/03/2012

Dasar-Dasar Proses Pengolahan Biologis


Untuk Air Limbah

• Prinsip pengolahan menggunakan jasa bakteri


(mikroorganisme) untuk menguraikan bahan organik
yang terkandung dalam air limbah dan enzim yang
ada mikroorganisma tersebut akan mengubah bahan
organik menjadi unsur-unsur senyawa sederhana.

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 14. Prinsip Pengolahan Biologis


Secara Aerob dan Anaerob

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

59
06/03/2012

Tabel 10. Ciri-Ciri Bangunan Pengolahan


Biologis Untuk Air Limbah
Beban
Type Pengolahan hidraulik/biologis Keuntungan Kelemahan
Sedimentasi Pengoperasian
Septik tank ditambah dengan 1 m3/m2.hari & perawatan Effisiensi < 30%
stabilisasi lumpur mudah
Sedimentasi Pengoperasian
Imhoff tank ditambah dengan 0,5 m3/m2hari & perawatan Efisiensi < 50%
stabilisasi lumpur mudah
4 m3/m2.hari atau
Kolam Pengolahan Konstruksi
0,3 – 1,2 kg BOD Efisiensi < 50 %
anaerob anaerob mudah
/m3/hari
Kecepatan
Pengolahan influent untuk
UASB 20 m3/m2 hari Aliran
anaerob BOD>100 mg/L
harus stabil
Kolam Pengolahan 250 kg BOD/
Efisiensi > 90% Perlu lahan luas
Fakultatif anaerob dan aerob ha.hari
Kolam Aerasi Tidak
Endapan di
(Aerated fakultas teknik
Pengolahan aerob sipil dan perencanaan – ITS surabaya
menggunakan
http://www.ftsp.its.ac.id dasar kolam
lagon) clarifier khusus

Tabel 10. Ciri-Ciri Bangunan Pengolahan


Biologis Untuk Air Limbah (Lanjutan)

Beban
Type Pengolahan hidraulik/biologis Keuntungan Kelemahan
Kolam
Pengolahan aerob 0,01 kg/m3. hari Efisiensi 70 % Cukup luas
maturasi
Tenaga listrik
0,02 m3/m2.luas
RBC Pengolahan aerob kecil & waktu
media
detensi 3 jam
Dapat melakukan Dapat Beban organik
Phytoremediasi penyerapan 25 – 30 kg/ha mengurangi B3 kecil sehingga
bahan organik dan dan zat tidak untuk
racun radioaktif skala besar
(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

60
06/03/2012

Kolam Aerasi (aerated lagoon)

• Kolam aerasi menggunakan peralatan aerator


mekanik berupa surface aerator yang
digunakan untuk membantu mekanisasi
pasokan oksigen terlarut di dalam air

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Tabel 11. Perbedaan Karakteristik


Berdasarkan Jenis Kolam Aerasi
Kriteria Fakultatif Flowthrough Extended aeration
Konsentrasi solid (mg/l) 30 - 150 30 – 300 4.000 – 5.000
Waktu detensi (hari) 3-6 2-5 0,7 -1
Dalam kolam (m) 3-5 3–5 3–5
Efisiensi penysisihan
75 – 90 70 – 85 95 – 98
BOD (%)
Kebutuhan lahan
0,15 – 0,45 0,10 – 0,35 0,13 – 0,25
(m2/kapita)
Kebutuhan oxigen+) 0,6 – 0,8 0,6 – 0,8 1,2 – 1,8

Aerasi HP*

HP/1000 orang 1,0 – 1,3 1,0 – 1,3 2,0 – 3,0

HP/1000 m3/kolam 1,0 – 1,5 3,5 – 5,2 1,5 – 2,5


*) perhitungan Hourse Power didasarkan bahwa aerator dapat memberikan 1.7 kg O2/HP jam
+ ) Kg O2/Kg BOD removal
(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

61
06/03/2012

Kolam Aerasi Fakultatif

• Tipe ini selaras dengan kolam algae pada pada


kolam stabilisasi, hanya oksigen yang
diperlukan disuplai melalui aerator dan bukan
melalui proses fotosintesis algae

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 15. Skema Kolam Aerasi


Fakultatif

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

62
06/03/2012

Gambar 16. Skema Aerated Lagoon


Flow Through

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 17. Skema Proses Lumpur Aktif


Aerasi Berlanjut (Extended Aeration)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

63
06/03/2012

Gambar 18. Kolam Extended Aeration


Menggunakan Tangki Pengendap Terpisah

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 19. Extended Aeration Lagoon


Dengan Zona Pengendapan

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

64
06/03/2012

Gambar 20. Extended Aerated Lagoon Dengan


2 Sel Dengan Operasi Secara Intermittent

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Lumpur Aktif (Activated Sludge)

• Lumpur aktif adalah seluruh lumpur yang


tersuspensi dan diberi oksigen sehingga
seluruh mikroorganisme aerobik yang ada dan
melekat dengan lumpur menjadi sangat aktif.
Ada dua jenis lumpur aktif yaitu tipe
konvensional dan tipe extended aeration

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

65
06/03/2012

Sistim IPAL extended aeration

Tabel 12. Perbandingan Sistem


Dengan Aerasi

Waktu Rasio Beban


Periode Rasio
Jenis Jenis tinggal Makanan Aerator MLSS
Uraian aerasi Resirku-
pengolahan aliran lumpur / (kg/m3. (mg/l)
(jam) lasi
(jam) Mikroba hari)

Activated
1.500 - 0,25 –
Sludge Plug 5 - 15 0,2 - 0,4 0,3 - 0,6 4-8
2.000 0,5
Conventional

Extended Oxidation 3.000 -


Mix 20-30 0,05–0,15 0,1 - 0,4 18-36 0,5-2
Aeration ditch 6.000
Kolam 250- Inter-
Plug 0,1 0
Aerasi 300 mittent
(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

66
06/03/2012

Gambar 21. Lumpur Aktif Tipe Konvensional


Dengan Oxidation Ditch

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 22. Oxidation Ditch

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

67
06/03/2012

Oxydation Ditch

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Oxydation Ditch

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

68
06/03/2012

Tabel 13. Karakteristik Peralatan Aerator

Transfer Transfer
Sistem Aerasi Uraian Kelebihan Kekurangan
Efisiensi Rate

1. Menggunakan pipa 1. Baik untuk


Sistem diffuser:
atau sungkup pengadukan dan 1. Biaya inisial dan
keramik yang transfer oksigen O&P tinggi
1. Gelembung
berpori 2. Baik untuk 2. Biaya inisial
halus 10 – 30 1,2 – 2,0
2. Menggunakan pipa pengadukan dan tinggi
2. Gelembung 6 – 15 1,0 – 1,6
perforated biaya O&P rendah 3. Biaya inisial dan
sedang 4-8 0,6 – 1,2
3. Menggunakan 3. Tidak mudah tenaga listrik
3. Gelembung
pipa dengan tersumbat, biaya tinggi
besar
orifice O&P rendah

Sistem mekanikal:
1. Dengan
1. Aliran radial 20- 1. Fleksibel,
diameter 1. Biaya awal
60 rpm adukan baik 1,2 – 2,4
impeller lebar tinggi
2. Aliran aksial 300- 2. Biaya awal 1,2 – 2,4
2. Dengan diameter 2. Adukan kurang
1.200 rpm rendah
propellerteknik
fakultas pendeksipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

Tabel 13. Karakteristik Peralatan Aerator


(Lanjutan)
Transfer Transfer
Sistem Aerasi Uraian Kelebihan Kekurangan
Efisiensi Rate
Rendah biaya
Udara & AL dihisap
awal, O&P,
Tubular diffuser kedalam pipa Adukan rendah 7 – 10 1,2 – 1,6
efisiensi transfer
untuk diaduk
tinggi
Tekanan udara
Cocok untuk Perlu pompa
Jet dan AL 10 – 25 1,2 – 2,4
bak yang dalam dan kompresor
horizontal
Drum dilapisi sikat
baja
Cocok untuk
Brush rotor dan diputar Efisiensi rendah 1,2 – 2,4
oxidation ditch
dengan as
horizontal

Submed turbin Adukan tinggi Energi tinggi 1,0 – 1,5

(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

69
06/03/2012

Gambar 23. Proses Ekologi Di Dalam


Kolam Fakultatif

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 25. Skema Kombinasi Unit


Pengolahan Kolam Stabilisasi

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

70
06/03/2012

Gambar 26. Diagram Alir Proses


Pengolahan Air Limbah Dengan RBC

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 27. Skema Sistem Pengolahan Air


Limbah Dengan Sistem RBC

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

71
06/03/2012

Rotating Biological Contactor (RBC)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Rotating Biological Contactor (RBC)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

72
06/03/2012

Gambar Skematik RBC

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 28. Skema Tangki Biofilter

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

73
06/03/2012

Gambar Biofilter (type SAF)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Dasar Perencanaan Extended Aeration dan


Oxidation Ditch
• Beban BOD (BOD Loading rate atau Volumetric Loading
rate)
• Mixed-liqour suspended solids (MLSS)
• Mixed-Iiqour volatile suspended solids (MLVSS)
• Food - to - microorganism (F/M) Ratio
• Hidraulic retention time (HRT)
• Ratio Sirkulasi Lumpur (Hidraulic Recycle Ratio, HRT)
• Umur Lumpur (sludge age)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

74
06/03/2012

Dasar Perencanaan RBC dan Biofilter

• Beban BOD (BOD Loading rate atau Volumetric


Loading rate)
• Ratio volume reaktor terhadap luas permukaan
media (G),
• Hydraulic Loading rate (HLR)
• Waktu Tinggal (Detention Time, Td)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Tabel 14. Hubungan inlet BOD dan


beban BOD

Inlet BOD mg/l LA g BOD/m2.hari

300 30

200 20

150 15

100 10

50 5
Sumber : EBIE Kunio., “Eisei Kougaku Enshu”, Morikita Shuppan kabushiki Kaisha, 1992.

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

75
06/03/2012

Gambar 29. Bak Phytoremediasi

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 30. Pilihan Proses


Pengolahan Lumpur

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

76
06/03/2012

Tabel 15. Kriteria Perencanaan Gravity


Sludge Thickener

Konsentrasi Consentration Beban Laju Beban Efisiensi Over


Awal Thickened Hidraulik Padatan Pengendapan flow TSS
Asal Lumpur
(%) (%) (m3/m2.hr) (kg/m2.hr) (%) (%)

Pengendap I 1,0-7,0 5,0-10,0 24-33 90-14,4 85-98 300-1.000

Trickling
1,0-4,0 2,0-6,0 2,0-6,0 35-50 80-92 200-1.000
Filter
Activated
0,2-1,5 2,0-4,0 2,0-6,0 10-35 60-85 200-1.000
Sludge
Pengendap
0,5-2,0 4,0-6,0 4,0-10,0 25-80 85-92 300-800
I+II
(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah PU, 2006)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Stabilisasi Lumpur dengan Sludge


Digester
• Tujuan stabilisasi lumpur adalah
mengurangi bakteri pathogen, mengurangi
bau yang menyengat dan mengendalikan
pembusukan zat organik. Stabilisasi ini dapat
dilakukan dengan proses kimia, fisika dan
biologi.
• Umumnya proses biologi banyak digunakan
dalam proses pengeraman secara anaerobik
yang disebut anaerobic digester.
fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
http://www.ftsp.its.ac.id

77
06/03/2012

Tabel 16. Desain Kriteria untuk


Pengeraman Anaerobik
Parameter Standard Rate High Rate
Lama Pengeraman (SRT) (hari) 30 – 60 10 – 30
Sludge loading (kg VS/m3.hari) 0,64 – 1,60 2,40 – 6,41

Kriteria volume

Pengendapan I (m3/kapita) 0,03 – 0,04 0,02 – 0,03


Pengendapan I + II (dari activated sludge)
0,06 – 0,08 0,02 – 0,04
(m3/kapita)
Pengendapan I + II (trickling filter) (m3/kapita) 0,06 – 0,14 0,02 – 0,04
Konsentrasi solid (lumpur kering) yg masuk (%) 2–4 4–6
Konsentrasi setelah pengeraman 4–6 4–6

(Sumber : Kriteria Teknis Prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah, PU, 2006)

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

Gambar 31. Skema Anaerobic Sludge


Digester

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

78
06/03/2012

Gambar 32. Kriteria Sludge


Drying Bed

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

TERIMA KASIH
Joni Hermana
Jurusan Teknik Lingkungan
Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313

fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya


http://www.ftsp.its.ac.id

79

Anda mungkin juga menyukai