Anda di halaman 1dari 5

Arsitektur Rumah Batak Toba

Rumah adat Batak Toba yang disebut Rumah Bolon berbentuk empat persegi panjang dan
kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga batih. Lantai rumah kadang-kadang sampai 1,75
meter di atas tanah, bagian bawah dipergunakan untuk kandang babi, ayam, dan sebagainya.
Dahulu pintu masuk mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang horizontal dan
vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak dipakai lagi. Untuk memasuki rumah harus
menaiki tangga yang terletak di tengah-tengah rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil.
Bila orang hendak masuk rumah Batak Toba, orang tersebut harus menundukkan kepala
agar tidak terbentur pada balok yang melintang, hal ini diartikan tamu harus menghormati si
pemilik rumah. Ruangan dalam rumah adat merupakan ruangan terbuka tanpa kamar-kamar,
walaupun yang berdiam di dalamnya lebih dari satu keluarga, bukan berarti tidak ada pembagian
ruangan, karena dalam rumah adat ini pembagian ruangan dibatasi oleh adat Batak yang kuat.

1. Karakteristik
● Rumah tradisional Batak Toba sering disebut Ruma atau Jabu.
● Rumah adat yang berornamen disebut Jabu Batara Guru, rumah adat yang tidak
berornamen disebut Jabu Batara Siang.
● Rumah adat Batak merupakan perlambangan makro kosmos yang terbagi atas tiga
bagian: banua toru (bawah bumi) untuk kaki rumah, banua tonga (dunia) untuk
badan rumah, banua ginjang (singa di langit) untuk atap rumah.

Gambar 1: Rumah Tradisional Suku Batak Toba yang Melambangkan Kosmologi


● “Open‟ sopo, adalah bangunan multifungsi dengan loteng tertutup dan bagian
tengah tanpa dinding. Dapat difungsikan sebagai tempat berkumpul warga, tempat
tidur tamu laki-laki atau pemuda yang belum menikah, dan penyimpanan lumbung
padi.
● Jabu sopo, merupakan tempat tinggal permanen untuk keluarga. Bangunan ini
seperti sopo hanya saja sudah dilengkapi dengan dinding. Tangga berada di luar
dan pintu di dinding depan. Bentuk rumah ini disebut sebagai bentuk rumah yang
banyak dijumpai di Samosir Sargeant & Saleh (1973).
● Ruma Sisampuran merupakan tempat tinggal permanen, pintu berada di dinding
depan. Biasanya terdapat loteng dan balkon di bawah atap.
● Ruma Sitolumbea merupakan tempat tinggal permanen. Tangga berada di bawah
kolong dan pintu masuk berupa tingkap lantai. Terdapat loteng dan balkon di bawah
atap.

2. Tata dan Filosofi Ruang


● Bagian bawah (kolong): tidak berdinding tetapi dikelilingi tiang-tiang pasak yang
dihubungkan satu sama lain. Kolong difungsikan sebagai kandang ternak. Pada
bagian bawah tiang terdapat satu batu pijakan. Konstruksi rumah panggung ini
sangat cocok didaerah tropis guna mengatasi kelembapan tanah dan juga rayap.
● Ruang depan: ada ruangan kecil berbentuk panggung (mirip balkon) dan ruangan
tersebut dinamai sebagai “songkor”. Di kala ada pesta bagi yang empunya rumah
ruangan tersebut digunakan sebagai tempat “pargonsi” (penabuh gendang Batak)
dan ada juga kalanya dapat digunakan sebagai tempat alat-alat pertanian seperti
bajak dan cangkul setelah selesai bertanam padi.
● Ruang tengah: terdapat lobang yang disebut dengan “talaga” untuk menjaga
kebersihan rumah. Semua yang kotor seperti debu atau pasir di lantai disapu keluar
melalui lobang tersebut. Dari sini muncul filosofi “Talaga panduduran, lubang-
lubang panompasan” yang dapat mengartikan bahwa segala perbuatan kawan yang
tercela atau perbuatan yang dapat membuat orang tersinggung harus dapat
dilupakan.
Fungsi: Bagian tengan adalah bagian inti untuk tempat tinggal manusia. Bagian
rumah ini berbentuk ruang lebar tanpa dinding penyekat. Hanya terdapat dua
jendela yang terletak di dinding belakang dan atas di bagian depan atas. Selain
untuk tempat tinggal dan tidur, ruangan ini juga dijadikan tempat menyimpan
perkakas sehari-hari karena rumah tidak memiliki ruang penyimpanan khusus.
● Atap: bagian atas tengah ruangan tidak memiliki ruangan. Bagian depan atas
terdapat balkon untuk tempat pemusik (pargongsi) ketika ada acara menari bersama
(manortor). Atap bagian atas meruncing membentuk pola segitiga. Bagian belakang
lebih tinggi daripada depan hal ini bermakna pandangan hidup orang batak
mengharapkan karir generasi yang ada dibelakang akan lebih tinggi, makmur, dan
maju.

3. Ornamen
● Kepala kerbau yang diukir di atas dinding rumah adat bermakna lambang
kejayaan. Kerbau dianggap sejenis hewan yang perkasa tidak sembarangan
mengganggu manusia, orang yang mengganggu akan di tanduk.

● Gorga Boraspati berbentuk cicak yang


ekornya bercabang. gorga ini diakui
sebagai simbol pelindung manusia.
Cicak biasanya berada di atas rumah.
Jika cicak banyak datang, rumah
tersebut akan terhindar dari nyamuk.
Boraspati sering nampak di rumah manandakan tanaman menjadi subur dan panen
berhasil baik menandakan kekayaan. Namun, Boraspati tidak hanya disimbolkan
oleh cicak saja, tapi bisa juga manusia atau binatang lainnya.
● Sumber warna pada Gorga awalnya berasal dari alam. Untuk warna putih berasal
dari tanah buro, warna merah dari batu hula dan warna hitam dari asap lampu
semporong.

Daftar Pustaka
Ginanjar, Muhammad. Jurnal Resort di Tampahan Toba Samosir dengan Penekanan Arsitektur
Batak Toba. Jurusan Arsitektur. Universitas Islam Indonesia.
Nurmala, Ucu Siti. Jurnal Arsitektur Nusantara: Rumah Adat Batak. Fakultas Teknik. Universitas
Borobudur Jakarta.
Siburian, Tulus Pranto. Jurnal Makna Simbolik Ornamen Gorga Budaya Batak Toba. Fakultas
Seni Rupa. Institut Seni Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai