Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Suatu negara berdiri atas beberapa unsur, misalnya adanya wilayah, rakyat, diakui negara
lain dan kedaulatan. Namun suatu negara tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu
sistem yang mengatur gerak atau langkah negara yang akan mereka majukan. Karena negara
akan bersifat pasif dan negatif jika tidak melakukan gerak – gerik apapun.

Dengan adanya sistem, maka rakyat dapat menjalankan kehidupannya dengan teratur, sistem
juga dapat mengontrol arah kemajuan sebuah negara. Dengan adanya cita-cita serta tujuan negara
maka kerja sistem akan lebih efektif. Sistem yang digunakan sebuah negara untuk mengatur gerak
langkah perjalanan sebuah negara inilah yang disebut sistem pemerintahan.

B.RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini antaralain ;
1. Apa saja prinsip-prinsip pokok system pemerintahan Presidensial dan system pemerintahan
Parlementer

C.TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.Memahami apa saja yang menjadi prinsip-prinsip pokok system pemerintahan Presidensial dan
system pemerintahan Parlementer

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN

Apakah macam-macam sistem pemerintahan?

Pada umumnya sistem pemerintahan yang diterapkan di Negara-negara ada dua yaitu sistem
pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Kalaupun ada sistem
pemerintahan lain ,itu merupakan variasi dari kedua sistem tersebut. nama “Parlementer”
menunjukkan bahwa dalam sistem itu para Menteri harus mempertanggung jawabkan kinerja
eksekutifnya pada pihak presiden.

Negara Inggris adalah Negara pertama yang menjalankan sistem Parlementer, Inggris disebut
sebagai “Mother of Parlementer” (induk parlementer). Sedangkan Amerika merupakan pelopor
dari system presidensial. Kedua jenis system pemerintahan itu umum berlaku di Negara
demokrasi.

1. Sistem Perintahan Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem atau keseluruhan prisip penataan hubungan
kerja antar lembaga Negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau
badan legislatif dalam menjalankan pemerintahan Negara. Presiden hanya menjadi symbol kepada
Negara saja. Contoh, kedudukan satu di Inggris, raja di Muangthai, dan Presiden di India.

Seperti halnya di Inggris, dimana seorang raja tak dapat diganggu gugat, maka jika terjadi
perselisihan antara raja dengan rakyat, Menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala
tindakan raja. Sebagai catatan, dalam pemerintahan kabinet parlementer, perlu dicapai adanya
keseimbangan melalui mayoritas partai untuk membentuk kabinrt atas kekuatan sendiri. Kalau
tidak, dibentuk suatu kabinet koalisi berdasarkan kerja sama antar beberapa partai.

1. Karakteristik Parlemen

a. Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, menyusun
kabinat (dewan Menteri). pembentukan kabinet itu akan menyusun sendiri susunan kabinet jika ia
merasa tidak memerlukan koalisi, atau melakukan tawar-menawar dan menyusun bersama kabinet
dangan pemimpin partai politik lain yang akan dilibatkan dalam kabinet koalisi.

2
b. Perdana Menteri dan para Menteri berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi
anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari parlemen.

c. Kepala Negara/Raja berperan sebagai penegak bila terjadi pertentangan antara parlementer dan
kabinet.

2. Prinsip Parlementer

i. Rangkap Jabatan

Konstitusi nagara yang menganut sistem parlementer akan menentukan bahwa mereka yang
menduduki jabatan Menteri harus merupakan anggota Parlemen. prinsip ini berada dengan ajaran
trias politika. Karena dalam trias politika melarang adanya rangkap jabatan atau tumpang tindih
pejabat diantara tiga cabang kekuasaan yang ada.

ii. Dominasi Resmi Parlemen

Parlemen tidak saja membuat undang-undang baru, melainkan juga memiliki kekuasaan
untuk merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku dan menentukan apakah sebuah
undang-undang bersifat konstitusional/tidak. Kemacetan kerja atau deadlock antar legislatif dan
eksekutif yang umum terjadi dalam sistem presidensial tidak ditoleransi dalam sistem parlementer.
Dalam sistem ini kemacetan dipecahkan dengan mengubah keanggotaan dan perilaku salah
satu/kedua belah pihak (parlemen dan kabinet).

3. Kelebihan Parlementer

a) Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.

b) Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif.

c) Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-
hati dalam menjalankan pemerintahan.

3
4. Kelemahan Parlementer

a) Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

b) Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai masa
jabatannya.

5. Induk Sistem dan Contoh Pengaruhnya

1.Induk Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Kepala Negara (raja/ratu)

Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu.
Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja
Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang
anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil
bersidang oleh raja apabila negara memerlukan pajak.

b. Parlemen
Cikal bakal parleman di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat raja yang
terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja.
Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan dana
semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan
mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri.
c. Kabinet
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebut CABAL yang
dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen.
Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa
dipersalahkan atau diminta pertanggungjawaban.

2. Contoh Pengaruh

UUD 1945 dan konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun oleh para pemimpin bangsa
Indonesia sendiri. Jadi ,awal dirancang menggunakan sistem presidansial. Beberapa anggota
BPUPKI menggunkan konstitusi Amerika Serikat sebagai rujukan dalam membahas rancangan
Hukum Dasar. Konstitusi Ris1949 disusun melalui KMB yang berlangsung di Den Haag,Belanda
dan melibatkan utusan Pemerintah Belanda. Karena itu,Indonesia pun menggunakan sistem
pemerintahan parlementer seperti yang digunakan oleh negara Belanda.

4
2. Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem presidensial adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar
lembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara, dimana presiden memainkan peran kunci
dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif.

Dalam sistem ini,kedudukan eksekutif,seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya yang


akan memimpin deprtemennya dan mereka itu bertanggung jwab kepada presiden. Pelaksana
kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR.
Contohnya adalah Amerika Serikat dengan check and balance. Sedangkan Indonsia adalah
pembagian kekuasaan (distribution of power).

1. Karakteristik Presidensial

a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan.

b. Para menteri bertanggung jab kepada presiden, bukan kepala parlemen. Mereka tetap
menduduki jabatannya sebagai menteri selama masih dipercaya oleh Presiden.

c. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada kepercayaan parlemen, melainkan tergantung
para Presiden.

2. Pinsip Presidensial

a. Pemisahan jabatan atau larangan rangkap jabatan

Berbeda dari sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang. Seorang anggota
parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri,demikian juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika
Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga
cabang kekuasaan yang ada.

b. Kontrol dan keseimbangan

Untuk mencegah kemungkinan cabang kekuasaan memperbesar kekuasaannya


sendiri,masing-masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol Presiden dengan
menolak RUU yang diajukan,menolak memberi persetujuan terhadap calon pejabat bawahan
langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden. Presiden diberi kekuasaan untuk
mengontrol kongres dengan hak veto atas UU yang telah disetujui kongres,dan mengontrol MA
dengan mengajukan calon MA.

5
3. Kelebihan Presidensial

a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya.

b. Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.

c. Penyusunan progam kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

4. Kelemahan Presidensial

a. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas.

b. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan


kekuasaan mutlak.

5. Induk Sistem dan Contoh Pengaruhnya

1.Induk Sistem Presidensial

a. Pemisahan kekuasaan negara

Untuk mencegah tiga bahaya yaitu (tirani, pemerintahan massa,dan peluasan


kekuasaan),mereka membentuk pemerintahan negara AS bedasarkan prinsip pemisahan
kekuasaan negara. Konstitusi sudah sepakat bahwa pemerintah yang baru akan terdiri dari 3
cabang dan masing-masing memiliki kekuasaan yang berbeda :

1 legislatif = lembaga pembentukan UU

2 eksekutif = lembaga pelaksana UU

3 yudikatif = lembaga pengadil pelanggar UU

Presiden berwenang memilih anggota kabinet dan memecatnya jika ia menginginkannya.

b. Sistem checks dan balances

Amerika Serikat di bangun sistem checks and balances untuk mencegah satu cabang
kekuasaan menguasai cabang kekuasaan yang lain. Di Amerika terjadi pemisahan kekuasaan
negara ke dalam tiga cabang kekuasaan. Sedangkan Presiden ialah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.

6
2.Contoh Pengaruhnya

Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini penuh berada dalam
kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan
konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti
Kolombia,Kostarika,Meksiko,dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan
presidensial,dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya.

Sistem parlementer dan sistem presidensial umum diterapkan di negara-negara sekarang ini.
Kedua sistem pemerintahan tersebut mempunyai perbedaan sistem parlementer. Presiden hanya
sebagai simbol saja bertanggung jawab adalah parlemen/kabinet. Didalam sistem pemerintahan
presidensial, presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif. Didalam
sistem presidensial tidak diperbolehkan rangkap jabatan karena sudah ada ketentuan dalam
pembagian kekuasaan.

7
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang
kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan
sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan
sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga
2. Azan Sumarwan dan Dianah, SistemPemerintahan,
(http://witantra.wordpress.com/2008/05/30/sistem-pemerintahan).
3. Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press,
2005.
4. Argama, Rizki. 2006. Konstitusi Kekuasaan Inggris. Yogyakarta : Media Perkasa
5. Abubakar, Suardi. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Yudistira
6. http://irfanlanggo.blogspot.com/2009/11/perbandingan Amerika Serikat dengan Inggris.

Anda mungkin juga menyukai