Anda di halaman 1dari 3

G.

PEMBAHASAN

Reaksi urea formaldehid merupakan reaksi kondensasi yaitu reaksi


penggabungan 2 molekul atau lebih membentuk suatu molekul yang lebih
sederhana dengan hasil yang berupa molekul sederhana yaitu air. Reaksi ini melalui
2 tahap, tahap pertama adalah reaksi pembentukan gugus hidroksil yang disebut
reaksi adisi. Reaksinya adalah

CH2O + N – H  N – CH2OH

N – CH2O – CH2O  N – CH2 – N

Reaksi ini terjadi antara formaldehid dengan gugus hidroksil aktif pada urea
dengan kecepatan reaksi kimia adalah k, Sedangkan reaksi tahap kedua adalah
reaksi kondensasi. Reaksinya adalah :

N – CH2O + N – CH2O  N – CH2O – N – CH2 + H2O

Reaksi kondensasi adalah reaksi penggabungan dari monometil, reaksi


kondensasi ini merupakan reaksi yang panjang dan sulit ditentukan, pada reaksi
kondensasi dihasilkan gugus alkil.

Reaksi polikondensasi urea formaldehid dilakukan pada suasana asam, karena


pada suasana asam memungkinkan terjadinya adisi dan kondensasi. Sedangkan
pada kondisi basa yang terjadi hanya adisi.

Pada analisa kadar formaldehid bebas, digunakan natrium sulfit

CH2O + Na2SO3 + H2O  OH- – CH2 – Na2SO3 +NaOH

Sesuai dengan stokiometri grek NaOH sama dengan grek formaldehid yang
bereaksi. Sisa NaOH bisa ditentukan dengan analisis volume H2SO4 yang
digunakan untuk titrasi setelah mengetahui grek formaldehid yang bereaksi.

Konstanta laju reaksi menunjukkan mudah tidaknya reaksi berlangsung. Setiap


laju reaksi memiliki nilai k tertentu bergantung pada sifat pereaksi. Semakin besar
nilai k maka reaksi akan semakin cepat berlangsung, begitu pun sebaliknya (Azizah,
2004).
Pada percobaan digunakan formalin 100 mL dan urea 20 gram yang
dicampurkan di dalam labu leher tiga. Kemudian ditambahkan HCl murni yang
berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Pada percobaan, larutan
dipanaskan pada suhu 60°C dan dijaga agar tetap konstan. Sampel diambil 2 mL
sebanyak 2 kali pada suhu 60°C dan dilanjutkan tiap 10 menit sampai data analisa
menunjukkan kadar konstan. Analisa kadar formaldehid menggunakan Na2SO3
(0,5N) dan titrasi H2SO4 (0,3N). Pada percobaan digunakan indikator pp yang
berfungsi sebagai indikator pH.

Pada analisa blanko, digunakan 20 mL aquades yang ditambahkan indikator pp


dan 25 mL Na2SO3 (0,5N) yang kemudian dititrasi dengan H2SO4 (0,3N). Pada
analisa formaldehid, ditambahkan 20 mL aquades, 25 mL Na2SO3 (0,5N) dan
indikator pp. Kemudian dititrasi dengan H2SO4 (0,3N). Pada percobaan terjadi
perubahan warna larutan dari pink menjadi putih.

Pada percobaan ini, agar dapat menentukan orde dan konstanta laju reaksi,
dilakukan metode titrasi untuk menentukan kadar formaldehid bebas yang terdapat
pada urea-formaldehid. Pada percobaan didapat R2 pada orde 0 yaitu 0,8384, pada
orde 1 yaitu 0,8442, pada orde 1,5 yaitu 0,847, dan pada orde 2 yaitu 0,8499.
Didapat orde reaksi pembentukan urea formaldehid merupakan orde 2, karena R2
pada orde 2 adalah yang paling mendekati nilai 1, yaitu 0,8499.

Dari hasil percobaan dapat dilihat, seiring bertambahnya waktu, konsentrasi


formaldehid semakin berkurang. Hal ini disebabkan semakin banyak formaldehid
yang bereaksi dengan urea membentuk urea formaldehid. Dalam reaksi
polimerisasi urea formaldehid, urea sebagai pereaksi pembatas, dimana
perbandingan mol urea : mol formaldehid = 1 : 5, sehingga urea lebih cepat habis
bereaksi daripada formaldehid. Oleh karena itu, sampai pada batas waktu tertentu
konsentrasi formaldehid akan konstan karena tidak bereaksi lagi dengan urea.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi urea formaldehid yaitu :

1. Suhu
Pada reaksi polimerisasi suhu berkisar 60-80°C, bila lebih dari 80°C hasil
reaksinya akan mengalami dekomposisi jika suhu kurang dari 60°C reaktan
tidak bereaksi.

2. Waktu reaksi

Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa bertambahnya waktu reaksi maka
konsentrasi formaldehid akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan
formaldehid yang terus bereaksi dengan urea seiring berjalannya waktu.

3. Pengadukan

Pada percobaan, pengadukan menggunakan magnetic stirrer. Semakin


cepat pengadukan, semakin cepat reaksi berlangsung, karena semakin banyak
gaya tumbukan antar zat pada luas permukaan bidangnya.

4. Jumlah formaldehida

Tingginya jumlah formaldehida bebas dapat menghambat reaksi


kondensasi seperti menghambat terbentuknya methylol dan meningkatkan
derajat percabangan molekul UF (Jermejeff, 2012).

5. Katalis

Penambahan katalis berfungsi untuk menurunkan Energi aktivasi (Ea),


sehingga dapat mempercepat laju reaksinya.

Anda mungkin juga menyukai