Anda di halaman 1dari 27

 MY STORY

 GALLERY
 ARCHIVE
 BLOG
 ABOUT
 CONTACT

ANITA RAHMAN
13142010154

James Derulo's
Portfolio

MAKALAH SISTEM
MUSKULUSKELETAL ARTRITIS
REUMATOID
ANI TA M UZASI 05. 14 LEAVE A COMM ENT
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT serta karena
ridhoNya dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik
mungkin.Makalah ini kami susun berdasarkan hasil diskusi kami, yakni tentang diagnosa
keperawatan. Makalah ini berisi tentang Konsep Artritis Reumatoid beserta ASKEP nya.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu Nisfil Mufidah S Kep, Ns yang telah
membimbing kami.
Adanya makalah ini memang masih banyak kekurangannya, namun kami berharap
pembaca dapat bertambah wawasan dan pengetahuannya tentang konsep Artritis Reumatoid.
Namun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan
saran dari para pembaca demi menyempurnakan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bangkalan, 14 September 2013

Penyusun

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :


Kami mempunyai salinan dari makalah ini yang bisa kami serahkan ulang jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri( kelompok ) dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah kami tuliskan dalam referensi,serta tidak ada seorang pun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika kemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bangkalan, 14 September2013

Penulis

Kelompok 5

LEMBAR PENILAIAN
MAKALAH DAN PRESENTASI KELOMPOK

FORMAT PENILAIAN MAKALAH (50%)

No Aspek yang Kriteria Penilaian Nil


Dinilai Max
1. Pendahuluan a. Menjelaskan topik, 0-5
deskrips isingkat makalah
b. Spesifik
2. Isi dan Laporan lengkap 0-20
kesimpulan
3. Daftar pustakaa. Menggunakan aturan
penulisan daftar pustaka
yang baik dan benar
b. Jumlah minimal
referensi: buku (3),
internet (5) dan jurnal (1)

4. Penulisan a. Jumlah halaman min. 10 0-10


makalah (bab1 penutup)
b. Penulisan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar termasuk tanda
baca.
c. Logo (5x5 cm)
d. Penggunaan Theme font
times new roman font 12
spasi 1,5
e. Kertas A4 minimal 70
gram
f. Teknik mengutip dari
referensi
g. Kelengkapan from
penilaian (wajib ada)
5. Proses a. Keaktifan konsultan 0-10
Konsultasi b. Kemampuan diskusi
(responsive dan analisis)
NILAI TOTAL (max 50)

KOMENTAR FASILITATOR
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………

PRESENTASI KELOMPOK (maksimal 50)

NO ASPEK YANG NILAI


DINILAI
1. Kemampuan 0-10
mengemukakan intisari
makalah
2. Kemampuanmenggunakan 0-10
media dan IT
3. Kemampuan berdiskusi 0-30
(responsif, analisis)
Nb: Untuk nilai presentasi kelompok, Jika tidak hadir makanilai otomatis 0. Jika ingin
menambah nilai, ada penugasan dari pengampun dengan nilai maksimal 20 (menghadap
wajib h+1)
Soft Skill yang dinilai selama diskusi : team work, komunikasi
Komentar fasilitator :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….

Penilaian mahasiswa lain/audien (maksimal 100)

POINT ASPEK YANG DINILAI


PENILAIAN
Selama proses  Aktif bertanya
diskusi (nilai  Aktif memberikan
65-100) ide/pendapat
 Inovatif dan kreatif dalam
memberikan pendapat
 Kemampuan analitik dalam
mengajukan pertanyaan dan
memberikan solusi

Mahasiswa yang tidak hadir


1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria penilaian
a. Mahasiswa yang bertanya/memberikan pendapat/menyimpulkan penilaian sama seperti di
atas
b. Mahasiswa hadir tapi tidak bertanya/memberikan pendapat/menyimpulkan, penilitian 60
c. Mahasiswa tidak hadir (nilai otomatis 0), kalau menginginkan nilai tambahan menghadap
pengampu ,h+1, nilai maksimal 56

DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................ iii
LEMBAR PENILAIAN............................................................................. iiv
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan......................................... ..............................................
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................
2.1 Anatomi dan Fisiologi S. Muskuluskeletal................................
2.2 Definisi Artritis Reumatoid.......................................................
2.3 Etiologi.......................................................................................
2.4 Klasifikasi..................................................................................
2.5 Patofisiologi...............................................................................
2.6 Manifestasi Klinis......................................................................
2.7 Pemeriksaan Diagnostik.............................................................
2.8 Penatalaksanaan Medis..............................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................
3.1 Pengkajian..................................................................................
3.2 Diagnosa....................................................................................
3.3 Intervensi...................................................................................
BAB 4 PENUTUP.......................................................................................
4.1 Kesimpulan................................................................................
4.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Artritis reumatoid adalah penyakit multisistem kronis yang penyebabnya tidak diketahui.
Terdapat berbagai manifestasi sistemik pada penyakit ini, karakteristiknya adalah peradangan
yang menetap pada cairan sendi (sinovitis), biasanya menyerang area sekitar sendi dengan
distribusi yang simetris. Potensi dari inflamasi yang terjadi pada cairan sendi dapat
menyebabkan kerusakan kartilago, erosi pada tulang, dan perubahan yang lebih lanjut pada
integritas sendi sebagai tanda khas pada penyakit ini. Walaupun berpotensi merusak, artritis
reumatoid cukup bervariasi. Beberapa penderita hanya menunjukkan penyakit oligoartikular
yang ringan dengan durasi yang singkat disertai dengan kerusakan sendi yang minimal,
sedangkan pada penderita yang lain dapat menunjukkan poliartritis progresif yang ditandai
kerusakan fungsional.
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik,
mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita
gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur
dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami
keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak
mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur
65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan(HealthyPeople,1997).
Dan jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan membuat rematik jadi keluhan
favorit. Penyakit otot dan persendian ini sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan
jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes(Health-News,2007).

1.2 Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi system muskulosleletal?
2. Apa definisi dari Artritis Reumatoid?
3. Apa saja etiologi dari Artritis Reumatoid?
4. Bagaimana klasifikasi Artritis Reumatoid?
5. Bagaimana patofisiologi dan WOC dari Artritis Reumatoid?
6. Apa saja manifestasi klinis pada pasien Artritis Reumatoid?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan pada pasien Artritis Reumatoid?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk penderita Artritis Reumatoid?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita Artritis Reumatoid?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mempelajari penyakit Artritis Reumatoid yang berhubungan dengan
system muskuloskeletal
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan mempelajari anatomi dan fisiologi system muskuloskeletal
2. Untuk mengetahui definisi dari Artritis Reumatoid
3. Untuk mengetahui etiologi dari Artritis Reumatoid
4. Untuk mengetahui klasifikasi Artritis Reumatoid
5. Untuk mengetahui dan mempelajari patofisiologi dan WOC Artritis Reumatoid
6. Untuk mengetahui dan mempelajari mempelajari manifestasi klinis Artritis Reumatoid
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic pada pasien Artritis Reumatoid
8. Untuk mengetahui dan mempelajari penatalaksnaan medis dan keperawatan dari Artritis
Reumatoid
9. Untuk memepelajari asuhan keperawatan Artritis Reumatoid

1.4 Manfaat
Mahasiswa bertambah ilmu dan wawasannya tentang penyakit Atritis Reumatoid yang
berhubungan dengan sistem musculoskeletal.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan fisiologi Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem
ini terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur pendukung lainnya ( tendon, kartilago,
ligament, fasia, dan bursae ). (Noer S, 1996)
2.1.1 Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari
embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi tulang. Proses
ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat
menimbunya garam kalsium.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
a. Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
c. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan )
d. Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.
Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya :
 Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang dibentuk
oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular
)
 Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu
lapisan luar dari tulang yang padat.
 Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar
adalah tulang cancellous.
 Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
 Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan
dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal patella (kap lutut)
2.1.2 Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
1. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk memberikan
pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panas
2. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan
pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah
control keinginan.
3. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control
keinginan.
Fungsi sistem muskuler/otot:
a. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan
tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan
pemendekan otot.
b. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot
saat rileks.
d. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
2.1.3 Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein
(kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
2.1.4 Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat
tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi
melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
2.1.5 Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung
yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
2.1.6 Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana
digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon
dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak
seperti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.
2.1.7 Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.
2.1.8 Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk
memudahkan terjadinya gerakan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
1. Synarthrosis (suture) Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya
terdiriatas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya
adalahkartilago. Contoh: Tulang belakang.
3. Diarthrosis Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri
daristruktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel(siku), sendi
putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).

2.1 Definisi Artritis Reumatoid

Artritis Reumatoid (Rheumatoid arthritis) is a chronic inflammatory disease with primary


manifestation poliartritis progressive and involve all the organs, jadi merupakan suatu
penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001)
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak diketahui
penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial, yang
menyebabkankerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. (Doenges, E Marilynn,
2000 : hal 859)
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.(Kapita Selekta Kedokteran,
2001 : hal 536)
Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (
Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165 )

2.2 Etiologi
Penyebab dari artritis reumatoid belum dapat diketahui secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam
2 bagian, yaitu:
a. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan
rhematoid factor
b. Infeksi dengan kecenderungan virus (Infeksi Streptokokkus hemolitikus dan Streptococcus
non-hemolitikus)

2.3 Klasifikasi
Dibawah ini merupakan tabel revisi kriteria untuk klasifikasi dari artritis reumatoid
dari American Rheumatism Association tahun 1987.

Kriteria Definisi
Kekakuan pagi hari pada sendi atau disekitar sendi,
1. Kekakuan pagi hari
lamanya setidaknya 1 jam
Setidaknya tiga area sendi secara bersama-sama dengan
peradangan pada jaringan lunak atau cairan sendi. 14
2. Artritis pada tiga kemungkinan area yang terkena, kanan maupun kiri
atau lebih area sendi proksimal interfalangs (PIP), metakarpofalangs (MCP),
pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, dan
sendi metatarsofalangs (MTP)
3. Artritis pada sendi Setidaknya satu sendi bengkak pada pergelangan tangan,
tangan sendi MCP atau sendi PIP
Secara bersama-sama terjadi pada area sendi yang sama
4. Artritis simetris
pada kedua bagian tubuh
5. Nodul-nodul Adanya nodul subkutaneus melewati tulang atau
reumatoid permukaan regio ekstensor atau regio juksta-artikular
Menunjukkan adanya jumlah abnormal pada serum faktor
6. Serum faktor
reumatoid dengan berbagai metode yang mana hasilnya
reumatoid
positif jika < 5% pada subyek kontrol yang normal
Perubahan radiografik tipikal pada artritis reumatoid pada
7. Perubahan radiografik tangan dan pergelangan tangan
radiografik posteroanterior, dimana termasuk erosi atau dekalsifikasi
terlokalisasi yang tegas pada tulang.
Untuk klasifikasi, pasien dikatakan menderita atrtritis reumatoid jika pasien
memenuhi setidaknya 4 dari 7 kriteria diatas. Kriteria 1 - 4 harus sudah
berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis klinis,
tidak dikeluarkan pada kriteria ini.

2.4 Patofisiologi dan WOC

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,


eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini terjadi
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke
tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

Membran syinovial pada pasien reumatoid artritis mengalami hiperplasia, peningkatan


vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini
sangat berperan dalam respon immun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, reumatoid
artritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex class II antigen HLA-
DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari molekul HLA class II adalah untuk
mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa reumatoid
artritis disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa berupa
antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru ini sejumlah
antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated protein dan human cartilage
glycoprotein 39.
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial
fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk mensekresikan
matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui
pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan interleukin-17. Interleukin-1,
interleukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan
ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin
meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses
patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar
reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun
kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara
keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga
menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada
synovial penderita reumatoid artritis.

WOC AR

 Invasi virus

 Mekanisme imunitas

Nyeri dipersepsikan
Produksi interleukin-1, interleukin-6 & TNF-α
Peningkatan vaskularisasi
sinovitis
Reaksi antigen - antibody
Sekresi matrik metaloproteinase
Inflamasi /
ARTRITIS REUMATOID

odem
Mk : Gangguan rasa nyaman: nyeri
Sendi synovial menebal
Mengikuti peredaran darah
Masuk kepersendian
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T
Stimulasi monosit, makrofag
Terjadi infeksi
Terjadi granulasi
Membentuk pannus
Gangguan nutrisi pd sendi (kartilago)
Kartilago nekrosis
Osteoporosis lokal
Penurunan kekuatan otot
Kelemahan fisik
Pembatasan /Intoleransi aktivitas
Mk : Gangguan mobilitas fisik
Erosi tulang sendi
Deformitas skeletal
Perubahan penampilan tubuh
Mk : Gangguan citra tubuh
Destruksi sendi
2.5 Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan
terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-
jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak
berlangsung lama.
b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
c. Poliartritis simetris sendi perifer atau semua sendi bisa terserang,panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki,
pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga
d. Artritis erosive atau sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik
menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X
e. Deformitas atau pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea,
deformitas beoutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang
yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami
ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total
f. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini
sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan
bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.

2. Tanda dan gejala sistemik


• Lemah, demam, tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:

a. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema
karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan

b. Stadium Destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut
pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa dan terakhir ankilosis tulang.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


a. Tes serologi
- Sedimentasi eritrosit meningkat
- Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
b. Pemerikasaan radiologi
- Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
- Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, subluksasi dan ankilosis
c. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada
foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA ) adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu
sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan synovial
11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :


• Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu
• Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
• Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 4 minggu.

2.7 Penatalaksaan
Tujuan terapi dari artritis reumatoid adalah (1) mengurangi nyeri, (2) mengurangi
inflamasi, (3) menjaga struktur persendian, (4) mempertahankan fungsi sendi, dan (5)
mengontrol perkembangan sistemik.

Adapun penatalaksanaan dari artritis reumatoid adalah sebagai berikut:


Obat-obatan
a. Non-steroid anti-inflammatoy drugs (NSAID)
Kelompok obat ini mengurangi peradangan dengan menghalangi proses produksi
mediator peradangan. Tepatnya, obat ini menghambat sintetase prostaglandin atau
siklooksigenase. Enzim-enzim ini mengubah asam lemak sistemik andogen, yaitu asam
arakidonat menjadi prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan radikal-radikal oksigen. Obat
standar yang sudah dipakai sejak lama dalam kelompok ini adalah aspirin.
Selain aspirin, NSAID yang lain juga dapat menyembuhkan artritis reumatoid.
Produksi dari prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan ini memberikan efek analgesik,
anti-inflamasi, dan anti-piretik.
b. Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD)
Kelompok obat-obatan ini termasuk metotrexat, senyawa emas, D-penicilamine, antimalaria,
dan sulfasalazine. Walaupun tidak memiliki kesamaan kimia dan farmakologis, pada
prakteknya, obat-obat ini memberikan beberapa karakteristik.
Pemberian obat ini baru menjadi indikasi apabila NSAID tidak dapat mengendalikan artritis
reumatoid. Beberapa obat-obatan yang telah disebutkan sebelumnya tidak disetujui
oleh U.S Food and Drugs Administration untuk dipakai sebagai obat artritis reumatoid.
Tujuan pengobatan dengan obat-obat kerja lambat ini adalah untuk mengendalikan
manifestasi klinis dan menghentikan atau memperlambat kemajuan penyakit.

Terapi glukokortikoid
Terapi glukokortikoid sistemik dapat memberikan efek untuk terapi simptomatik
pada penderita artritis reumatoid. Prednison dosis rendah (7,5 mg/hari) telah menjadi terapi
suportif yang berguna untuk mengontrol gejala. Walaupun demikian, bukti-bukti terbaru
mengatakan bahwa terapi glukokortikoid dosis rendah dapat memperlambat progresifitas
erosi tulang.

Operasi
Operasi memiliki peranan penting dalam penanganan penderita artritis reumatoid
dengan kerusakan sendi yang parah. Meskipun artroplasti dan penggantian total sendi dapat
dilakukan pada beberapa sendi, prosedur yang paling sukses adalah operasi pada pinggul,
lutut, dan bahu. Tujuan realistik dari prosedur ini adalah mengurangi nyeri dan mengurangi
disabilitas.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Identitas
Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, dll.
b. Keluhan Utama
Pada pasien dengan artritis reumatoid, mengeluh nyeri sendi dan nyeri tekan disertai dengan
kemerahan dan bengkak pada jaringan lunak sekitar sendi.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provoking (Sebab Masalah)
Apakah yang menyebabkan klien merasa nyeri pada sendi yang disertai dengan kemerahan
dan bengkak pada jaringan lunak.
Q : Quality (Kualitas, kuantitas masalah)
Kaji tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien, apakah nyeri yang dirasakan :
Ringan : 0 – 3
Sedang : 3 – 7
Berat : 7 – 10
Dan apakah selama aktivitas dapat melakukan kesehariannya.
R : Reagent (Tempat, area yang dirasakan )
Tanyakan pada pasien, apakah dapat menunjukkan letak lokasi nyeri yang dirasakan ?
S : Sifikti & Skill (Usaha yang dilakukan)
Tanyakan usaha apakah yang telah dilakukan oleh pasien untuk mengatasi nyeri ?
T : Time (Waktu)
Berapa lama rasa nyeri yang dialami pasien biasanya ?
(Obat dapat menuntaskan penyakitnya / rasa nyeri hanya dalam jangka waktu sementara)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan kepada pasien, apakah mempunyai riwayat penyakit infeksi lain ? atau gangguan
sistem hormonal yang berhubungan dengan faktor genetika / keturunan ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan pada pasien, apakah ada keluarga yang menderita penyakit “AR” ?
f. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
g. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi dan palpasi untuk masing-masing sendi, amati warna kulit, ukuran, dan
pembengkakan.
2. Lakukan pengukuran ROM pada sendi-sendi synovial:
 Catat jika ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
 Catat jika ada krepitus
 Catat jika terjadi nyeri saat sendi digerakkan
3. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot:
 Catat jika ada atrofi
 Catat jika ada tonus yang berkurang
 Ukur kekuatan otot

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi, perubahan patologis oleh
artritis rheumatoid.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi terhadap aktivitas, penurunan
kekuatan otot.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas skeletal, ketidakseimbangan
mobilitas, perubahan penampilan tubuh.

3.3 Rencana Intervensi


a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi, perubahan patologis oleh
Artritis Rheumatoid.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 1x60 menit nyeri yang dirasakan
klien dapat berangsur berkurang
Kriteria Hasil :
 Menunjukkan nyeri hilang / terkontrol
 Dapat tidur / istirahat dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
Intervensi :
Mandiri
1. Berikan kompres hangat pada daerah sendi yang sakit
R / : untuk meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit, dan
menghilangkan kekakuan pada pagi hari
2. Ajarkan tehnik relaksasi, sehingga mengurangi persepsi nyeri
R / : untuk mengurangi persepsi nyeri

Health Education
3. Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba atau menyentak
R / : untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terjadi

Kolaborasi
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesic sesuai program terapi
R / : untuk membantu dalam menurunkan rasa nyeri

Observasi
5. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas. (skala 0 -10) dan tanda inflamasi
R / : untuk mengetahui perkembangan nyeri

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, intoleransi


terhadap aktivitas, penurunan kekuatan otot.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat bergerak /
mampu dengan sengaja bergerak dalam ligkungan fisik.
Kriteria Hasil :
 Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya atau pembatasan kontraktur.
 Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan / atau kompensasi
bagian tubuh.
 Mendemonstrasikan teknik / perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Intervensi :
Mandiri
1. Bantu klien untuk latihan rentang gerak pasif / aktif
R / : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot, dan stamina umum.
2. Atur posisi fisiologis
R / : Pengaturan posisi fisiologis dapat membantu perbaikan sirkulasi oksigenasi local dan
mengurangi penekanan local jaringan

Health Education
3. Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi
R / : Untuk mempertahankan fleksibelitas sendi sesuai kemampuan

Kolaborasi
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik klin
R / : Kemampuan mobilisasi ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim
fisioterapi

Observasi
5. Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
R / : Untuk mendeteksi perkembangan klien

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan mobilitas,


perubahan penampilan tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 1x24 jam pasien dapat terjadi
perubahan pada gaya hidup / kemampuan fisik untuk melanjutkan peran.
Kriteria hasil :
 Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit.
 Adanya perubahan gaya hidup.
 Menyusun tujuan / rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi :
Mandiri
1. Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada pasien / orang terdekat.
R / : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan
orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi / konseling lebih lanjut.
Health Education
2. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
R / : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan
menghadapinya secara langsung
3. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
R / : Meningkatkan perasaan kompetensi / harga diri, mendorong kemandirian dan
mendorong partisipasi dalam terapi.

Kolaborasi
4. Rujuk ke ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi
R / : Dapat memfasilitasi perubahan peran yng penting untuk perkembangan perasaan

Observasi
5. Pantau perubahan mobilitas pasien
R / : untuk mengetahui perkembangan mobilitas pasien

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi
tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Tanda dan gejala
pada umumnya berupa nyeri pada persendian, bangkak (rheumatoid nodule), dan kekakuan
pada sendi terutama setelah bangun pada pagi hari.

4.2 Saran
Mengingat arthritis rheumatoid merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada lansia
namun tidak menutup kemungkinan untuk menyerang usia muda maka penanganan penyakit
ini diupayakan secara maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik melalui
tenaga kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Price, Silvia. 2005. Patofisiologi – Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, ed 6. Vol 2.


Jakarta : EGC

Iskandar, Kuliah. 2012. Makalah Atritis Rematoid.


http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-atritis-rematoid.html diakses 14 Sep
2013 pukul 11.05 WIB

Lukman, 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem


Muskuluskeleat. Jakarta : Salemba Medika

Ramadahani, Dian. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan AR.


http://dianramadahani.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan_2.html diakses 14 Sep 2013 pukul 11.10 WIB

Srirye, N. 2011. Laporan Pendahuluan Artritis.


http://nsrirye.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-arthritis.html diakses 14 Sep 2013
pukul 11.25 WIB
 — Share It —

anita muzasi
NO RELATED POST AVAILABLE

Next PostPosting Lebih BaruPrevious PostPosting Lama


0 Komentar:

Posting Komentar
POPULAR POSTS

 MAKALAH SISTEM MUSKULUSKELETAL ARTRITIS REUMATOID


 askep hnp
 MAKALAH SISTEM MUSKULUSKELETAL ARTRITIS REUMATOID
 materi 5
 materi 3
 tugas membuat web, ANITA RAHMAN 13142010154 materi 1
 materi 4
 tugas membuat web ,ANITA RAHMAN 13142010 materi 2

CONTACT US

Nama

Email *
Pesan *

MENGENAI SAYA

ANITA MUZASI
Lihat Profil Lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

 ▼ 2013 (8)
o ▼ Desember (3)
 MAKALAH SISTEM MUSKULUSKELETAL ARTRITIS REUMATOID...
 MAKALAH SISTEM MUSKULUSKELETAL ARTRITIS REUMATOID...
 askep hnp
o ► September (5)

ANITA RAHMAN
13142010154
CONTACT

© Copyright 2015 Blogger Templates Designed by VeeThemes.com, Powered by Blogger

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Uraian Kerja R&D
    Tugas Uraian Kerja R&D
    Dokumen6 halaman
    Tugas Uraian Kerja R&D
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Kurang AKTIF BERTANYA
    TUGAS Kurang AKTIF BERTANYA
    Dokumen8 halaman
    TUGAS Kurang AKTIF BERTANYA
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Laporan Peeling Scrub
    Laporan Peeling Scrub
    Dokumen16 halaman
    Laporan Peeling Scrub
    Nadya Paramita Rahayu
    0% (1)
  • Tugas Kelompok CPOB Quality Control
    Tugas Kelompok CPOB Quality Control
    Dokumen5 halaman
    Tugas Kelompok CPOB Quality Control
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • My Story
    My Story
    Dokumen27 halaman
    My Story
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Analisa Titrimetri
    Analisa Titrimetri
    Dokumen7 halaman
    Analisa Titrimetri
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • COVID-19 Patofisiologi dan Diagnosa
    COVID-19 Patofisiologi dan Diagnosa
    Dokumen7 halaman
    COVID-19 Patofisiologi dan Diagnosa
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • COVID-19 Patofisiologi dan Diagnosa
    COVID-19 Patofisiologi dan Diagnosa
    Dokumen7 halaman
    COVID-19 Patofisiologi dan Diagnosa
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tugas
    Tugas Tugas
    Dokumen9 halaman
    Tugas Tugas
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • RA-PENGENDAPAN
    RA-PENGENDAPAN
    Dokumen3 halaman
    RA-PENGENDAPAN
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Ana Fix
    Tugas Bu Ana Fix
    Dokumen9 halaman
    Tugas Bu Ana Fix
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Uji Aldehid dan Keton
    Uji Aldehid dan Keton
    Dokumen11 halaman
    Uji Aldehid dan Keton
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Pak Freddy
    Pak Freddy
    Dokumen4 halaman
    Pak Freddy
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Aspek Cpob
    Aspek Cpob
    Dokumen21 halaman
    Aspek Cpob
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • JAHE EMPRIT
    JAHE EMPRIT
    Dokumen5 halaman
    JAHE EMPRIT
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Soal Ujian
    Soal Ujian
    Dokumen86 halaman
    Soal Ujian
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • DOREMI
    DOREMI
    Dokumen6 halaman
    DOREMI
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Makalah Masker Wajah
    Makalah Masker Wajah
    Dokumen34 halaman
    Makalah Masker Wajah
    Nadya Paramita Rahayu
    100% (1)
  • Limbah Farmasi
    Limbah Farmasi
    Dokumen3 halaman
    Limbah Farmasi
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Penimbangan
    Penimbangan
    Dokumen1 halaman
    Penimbangan
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Limbah Farmasi
    Limbah Farmasi
    Dokumen3 halaman
    Limbah Farmasi
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • JAHE EMPRIT
    JAHE EMPRIT
    Dokumen5 halaman
    JAHE EMPRIT
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Kurang AKTIF BERTANYA
    TUGAS Kurang AKTIF BERTANYA
    Dokumen8 halaman
    TUGAS Kurang AKTIF BERTANYA
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kehadiran
    Tugas Kehadiran
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kehadiran
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Monica Laudy
    Monica Laudy
    Dokumen3 halaman
    Monica Laudy
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Daslab 2018 B
    Tugas Daslab 2018 B
    Dokumen2 halaman
    Tugas Daslab 2018 B
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Monica Laudy
    Monica Laudy
    Dokumen3 halaman
    Monica Laudy
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • JAHE EMPRIT
    JAHE EMPRIT
    Dokumen5 halaman
    JAHE EMPRIT
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • DOREMI
    DOREMI
    Dokumen6 halaman
    DOREMI
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Queen Tugas
    Queen Tugas
    Dokumen11 halaman
    Queen Tugas
    Nadya Paramita Rahayu
    Belum ada peringkat