Anda di halaman 1dari 9

125 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm.

94-100

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU


BERBASIS LINGKUNGAN

Prasetyo Adi Nugroho


Universitas Negeri Surabaya, Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya
e-mail: prasetyoadin@yahoo.com

Abstract: Developing Environment-Based Teaching-Learning Model for Integrated Social Studies.


Environment-based Social studies teaching-learning activities in schools with Adiwiyata program indicate
that such activities are isolated from real life of the learners. This study aims to analyze the feasibility and
effectiveness of the development of integrated environtment-based Social studies teaching-learning activi-
ties to realize the powerful learning of Social Science and environment-based teaching-learning in schools.
Using Research and Development method by referring to Four-D Model, the developed teaching-learning
model fits for use based on the assessment of experts, with the highest score of 96.4%. The model was de-
clared as effective to develop the knowledge and attitude of care of the students for the environment
through writing activities. The result of the calculation of the average individual mastery in the pre-test is
of 65.6 and post-test of 74.4. This result suggests that the increase in score is of 8.8. Based on the calcula-
tion of the classical mastery, the students achieved the pre-test of 29.4% and post-test of 76.4%, which
shows the significant rise of 47%. Writing activities for students is an effort of the teachers to receive and
develop the potential of the students. This is in line with the concept of humanistic psychology.

Keywords: instructional model, integrated social studies, environment

Abstrak: Pengembangan Model Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis Lingkungan. Pembelajaran


IPS berbasis lingkungan di sekolah mengindikasikan bahwa pembelajaran tersebut terisolasi dari ke-
hidupan nyata peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan dan keefektifan hasil
pengembangan model pembelajaran IPS terpadu berbasis lingkungan hidup untuk mewujudkan karakteris-
tik powerful learning IPS dan kurikulum berbasis lingkungan program Adiwiyata. Menggunakan metode
Research and Development dengan merujuk Four-D Model, model pembelajaran yang dikembangkan
layak digunakan berdasarkan penilaian ahli, dengan skor tertinggi 96,4%. Model pembelajaran dinyatakan
efektif untuk mengembangkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan melalui kegiatan menulis. Hasil
perhitungan rata-rata ketuntasan individual pada pre-test adalah sebesar 65,6 dan post-test sebesar 74,4.
Hasil ini menunjukan kenaikan skor sebesar 8,8. Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan klasikal, siswa
dinyatakan tuntas pada pre-test sebesar 29,4% dan post-test sebesar 76,4 %, yang menunjukkan kenaikan
secara signifikan sebesar 47%. Kegiatan menulis bagi siswa merupakan upaya guru dalam rangka mene-
rima dan mengembangkan potensi siswa. Hal ini sejalan dengan konsep psikologi humanistik.

Kata kunci: model pembelajaran, ips terpadu, lingkungan

Pendidikan lingkungan hidup merupakan stra- anekaragaman hayati, krisis cadangan energi, polusi
tegi responsif terhadap perubahan tekanan lingkung- udara, polusi air, dan polusi tanah. Organitation for
an alam global. Sebagaimana disampaikan Susilastri Economic Cooperation and Development juga menya-
dan Rustaman (2015:263), Organitation for Economic takan bahwa ledakan jumlah penduduk dan berbagai
Cooperation and Development menjelaskan bahwa aktivitas pemenuhan kebutuhan yang tidak memper-
faktor ledakan jumlah penduduk diindikasikan se- hatikan etika lingkungan berimplikasi pada perubahan
bagai penyebab utama peningkatan permintaan ke- terhadap tekanan alam global. Oleh karena itu, pen-
butuhan akan makanan, energi, dan perluasan lahan didikan lingkungan hidup menjadi komitmen global
pemukiman. Permintaan diwujudkan dengan tereduk- dalam mengatasi masalah lingkungan. Sebagaimana
sinya hutan, krisis sumber air bersih, kehilangan ke- yang disampaikan Muhaimin (2014:5), United Nation

125
126 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 125-133

Conference on Environment and Development men- Menteri Lingkungan Hidup (2011:11) menjelaskan
definisikan pendidikan lingkungan hidup sebagai tentang kurikulum berbasis lingkungan bahwa,
a proses aimed at developing a world population Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi ling-
that is aware of and concerned about the total envi- kungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan keru-
ronment and its associated problems, and which has sakan lingkungan hidup pada komponen mata pela-
the knowledge, attitudes, motivations, commitments, jaran wajib, dan/atau muatan lokal, dan/atau pengem-
and skills to work individually and collectively to- bangan diri.
ward solutions of current problems and the preven-
tion of new ones.
Pernyataan tersebut memiliki maksud pendidik-
an lingkungan hidup di Indonesia diselenggarakan
Definisi tersebut merupakan penjabaran dari dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri dan terin-
visi pendidikan lingkungan hidup dan komitmen tegrasi dengan mata pelajaran lain. Pendidikan Ling-
global dalam menghadapi permasalahan lingkungan kungan Hidup (PLH) sebagai mata pelajaran yang
hidup. Indonesia memposisikan program Adiwiyata berdiri sendiri diselenggarakan dalam muatan lokal
sebagai perwujudan pendidikan lingkungan hidup. dengan subjek Pendidikan Kebersihan dan Ling-
Sejalan dengan definisi tersebut, program Adiwiyata kungan Hidup, sedangkan PLH terintegrasi dengan
berusaha mengembangkan sekolah peduli dan ber- mata pelajaran lain diselenggarakan secara terpadu
budaya lingkungan (Menteri Lingkungan Hidup, di dalam semua mata pelajaran.
2013:5). Program Adiwiyata mengemban misi men- Tabel 1 menunjukkan indikator pencapaian ku-
dorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga rikulum berbasis lingkungan berdasar Peraturan Men-
sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup teri Lingkungan Hidup (2013:23-25) yang dibagi
(Menteri Lingkungan Hidup, 2011:2). Pelaksanaan menjadi dua standar. Standar pertama adalah indi-
program didasarkan pada empat standar implemen- kator pencapian terkait kualitas pendidik. Standar
tasi, yaitu (1) kebijakan sekolah berbasis lingkungan, kedua adalah indikator pencapaian terkait kualitas
(2) kurikulum berbasis lingkungan, (3) kegiatan ling- hasil pembelajaran berbasis lingkungan. Kurikulum
kungan bersifat partisipatif, dan (4) pengelolaan sara- berbasis lingkungan menggambarkan bentuk sosial
na dan prasarana ramah lingkungan. yang diharapkan tercapai dalam pembelajaran ling-
Kurikulum berbasis lingkungan merupakan lang- kungan hidup.
kah strategis dalam melaksanakan pembelajaran ber-
basis lingkungan hidup untuk mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah terkait kon-
disi lingkungan sekitar dan pelestarian lingkungan.

Tabel 1. Indikator Kurikulum Berbasis Lingkungan

Standar Implementasi
1. Tenaga pendidik memiliki a. Menerangkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peser-
kompetensi dalam ta didik secara aktif dalam pembelajaran;
mengembangkan kegiatan b. Mengembangkan isu lokal dan/ atau isu global sebagai materi pembelajaran lingkungan
pembelajaran lingkungan hidup sesuai dengan jenjang pendidikan;
hidup
c. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran lingkungan hidup;
d. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan didalam kelas, labo-
ratorium, maupun diluar kelas;
e. Mengikut sertakan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran
lingkungan hidup;
f. Mengkomunikasikan hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup;
g. Mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah ling-
kungan hidup, serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
2. Peserta didik melakukan a. Menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup,
kegiatan pembelajaran ten- mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup;
tang perlindungan dan b. Menerapkan pengetahuan lingkungan hidup yang diperoleh untuk memecahkan masalah
pengelolaan lingkungan lingkungan hidup dalam kehidupan seharihari;
hidup
c. Mengkomunikasikan hasil pembelajaran lingkungan hidup dengan berbagai cara dan media
Nugroho, Pengembangan Model Pembelajaran … 127

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Plus Al- Di satu pihak habitus diciptakan melalui praktik/tin-
Kautsar Malang. Di sekolah ini didapati bahwa peser- dakan, di pihak lain habitus adalah hasil tindakan yang
ta didik kurang memiliki pengetahuan dan kesadaran diciptakan dakam kehidupan sosial.
terhadap penurunan kualitas lingkungan sekitar kota Habitus menyediakan prinsip-prinsip yang mem-
Malang. Berdasarkan analisis ujung depan, ditemu- berikan aktor sebuah pilihan dan actor memilih strategi
kan bahwa proses menciptakan pengetahuan dan ke- yang akan digunakan dalam kehidupan sosial. Dalam
sadaran warga sekolah terhadap upaya pelestarian kehidupan sosial terdapat sejumlah lingkungan semi-
fungsi lingkungan menekankan kegiatan lingkungan otonom seperti kesenian, keagamaan, dan ekonomi
berbasis partisipasi. Aktivitas peduli lingkungan diben- yang semuanya dengan logika membangkitkan keyak-
tuk oleh peraturan yang disebut disiplin lingkungan. inan di kalangan aktor mengenai sesuatu yang diperta-
Kegiatan tersebut diwujudkan dengan (1) pembentuk- ruhkan dalam lingkungan (Ritzer & Goodman,
an piket, (2) lomba kebersihan, (3) pemeliharaan ta- 2011:525). Peraturan atau disiplin lingkungan dan ke-
man, (4) pengomposan, dan (5) daur ulang. Kegiatan wajiban merawat kebersihan menjadi satu-satunya pili-
tersebut membentuk perilaku peserta didik untuk han dan strategi dalam melakukan aktivitas dan in-
beraktivitas peduli dan berbudaya lingkungan. teraksi di lingkungan sekolah Adiwiyata yang dengan
kata lain dapat disebut habitus peduli lingkungan.
Pengetahuan, kesadaran dan aktivitas peserta
didik tentang lingkungan dan pelestarian fungsi ling-
kungan bermakna sebagai produk dari habitus peduli
lingkungan. Sejalan dengan hal tersebut Sulisantri dan
Rustaman (2015:268) melaporkan bahwa,
“Keberhasilan program Adiwiyata baru sampai pada
pembiasaan siswa untuk bertindak tertib seperti tertib
membuang sampah, tidak merusak tanaman, tidak
menyakiti atau membunuh hewan, meminimalisir
penggunaan kendaraan bermotor serta melaksanakan
reuse, reduce dan recycle.”
Sulisantri dan Rustaman (2015) menambahkan
Gambar 1. Disiplin Lingkungan bahwa belum terindikasi adanya perilaku yang didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran yang mendalam se-
Disiplin lingkungan merupakan salah satu ben- hingga dalam laporannya diasumsikan bahwa siswa
tuk nyata kegiatan lingkungan yang bersifat partisi- hanya melaksanakan perilaku tertib di lingkungan se-
patif. Gambar 1 ditujukan kepada pelanggar pera- kolah namun belum tentu di luar sekolah. Pernyataan
turan kebersihan. Pelanggar disiplin lingkungan tersebut tidak bisa digeneralisasi, namun patut menjadi
akan dikenakan denda sebesar Rp50.000,00. Pada perhatian para sivitas akademika untuk mewujudkan
konteks yang sama, observasi 19 Juli 2016 diperoleh tujuan pendidikan nasional dan pendidikan lingkungan
data bahwa guru memberi tugas kepada peserta hidup.
didik baru untuk membawa tanaman dalam pot. Pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan IPS
Guru menetapkan peraturan bahwa tanaman tersebut memiliki visi yang sejalan. Masyarakat dan lingkungan
harus dirawat dengan baik oleh siswa dan siswa menjadi kajian utama dalam IPS. Merujuk pada NCSS,
akan mendapat sanksi apabila tanaman tersebut Supardan (2015:12) menyampaikan bahwa visi ilmu
mati. Temuan tersebut menunjukan terjadi pengua- sosial adalah untuk “help young people make informed
tan disiplin lingkungan untuk mendukung kegiatan and reasoned decisions for public good as citizens of a
lingkungan berbasis partisipasi. culturally diverse, democratic society in an interde-
Pengembangan pengetahuan dan pelestarian pendent world.” Pernyataan NCSS dapat diposisikan
lingkungan ditekankan melalui kegiatan lingkungan sebagai komitmen untuk mengatasi masalah lingkun-
berbasis partisipasi dengan disiplin lingkungan seba- gan alam maupun sosial. Hal ini merupakan persamaan
gai kontrol. Disiplin lingkungan memiliki keterkait- visi dalam IPS dan Pendidikan lingkungan hidup.
an dengan konsep habitus. Merujuk pada Bourdieau, Manusia dan lingkungan menjadi tema sentral
Ritzer dan Goodman (2011:523) mengatakan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan IPS di SD sam-
habitus menghasilkan dan dihasilkan kehidupan sosial. pai dengan SMA yang tujuannya adalah mengenal
128 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 125-133

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan jar sebagai pengalaman (Suprijono, 2013:11) men-
masyarakat dan lingkungannya; dan memiliki ke- dorong perlunya pengembangan strategi dalam ben-
mampuan dasar untuk berpikir logis kritis, rasa ingin tuk model pembelajaran sebagai kerangka konsep-
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampil- tual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
an dalam kehidupan sosial (Permendikbud, 2014: mengorganisasi pengalaman belajar.
488). Perhatian IPS terhadap pendidikan lingkungan Model pembelajaran IPS terpadu secara idealis
dinyatakan dalam salah satu standar isi Kurikulum adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan
2013 yaitu “Dinamika Interaksi Manusia dengan karakteristik IPS dari awal hingga akhir kegiatan.
Lingkungan Alam, Sosial, Budaya dan Ekonomi.” IPS berbasis lingkungan hidup berusaha mengkaji
Hal ini mengindikasikan adanya keterkaitan visi da- berbagai perubahan lingkungan alam manusia secara
lam pendidikan IPS dan pendidikan lingkungan kritis dan terintegrasi antara ilmu-ilmu sosial, huma-
hidup. Secara garis besar keduanya menempatkan niora, dan ilmu alam. Sejalan dengan NCSS (1994)
manusia dan lingkungan sebagai kajian sentral da- yang menegaskan IPS sebagai ilmu sosial terpadu
lam pembelajaran. untuk mempromosikan kompetensi kemanusiaan,
Berkaitan dengan kesenjangan penyelenggara- karakteristik IPS digambarkan oleh NCSS sebagai
an pembelajaran IPS berbasis lingkungan di sekolah pembelajaran yang powerful yang ditandai dengan
Adiwiyata SMP Plus Al-Kautsar Malang sebagai- pengalaman belajar yang (1) bermakna, (2) terpadu,
mana disebut di atas, kita dapat merujuk pada kon- (3) berbasis nilai, (4) menantang, (5) mengaktifkan
sep powerful learning yang dirumuskan oleh Na- (NCSS, 2002:12-13).
tional Council for Social Studies (NCSS, 2002:12- Pengembangan model pembelajaran IPS berbasis
13) sebagai rujukan pembelajaran IPS secara teoritis. lingkungan hidup adalah upaya dalam mengorgani-
Indikator kurikulum berbasis lingkungan me- sasikan pengalaman belajar IPS dan pendidikan ling-
nuntut aktivitas kognitif mengingat, memahami, kungan. Untuk itu peneliti melakukan pengembangan
mengorganisasi, menerapkan, menganalisis, meny- pada (1) materi pembelajaran berbasis lingkungan,
intesis, dan mengevaluasi (Supardan, 2015:151). (2) pengorganisasian kegiatan pembelajaran, dan (3)
Aktivitas kognitif tersebut sejalan dengan karakter- evaluasi pencapaian kompetensi siswa. Fokus pengem-
istik pembelajaran bermakna menurut NCSS, se- bangan model berusaha untuk merepresentasikan ka-
dangkan pembelajaran IPS yang bersifat book- rakteristik powerful learning IPS dan kurikulum ber-
oriented berimplikasi pada (1) terjadi kesenjangan basis lingkungan.
antara praktik pembelajaran IPS di sekolah Adiwi- Sebagaimana disebut di depan, penelitian ini
yata secara teoritis dengan praktis, (2) peserta didik bertujuan untuk memberikan paparan mengenai pe-
kurang menyadari isu penurunan kualitas lingkun- ngembangan model pembelajaran IPS terpadu berba-
gan, dan (3) aktivitas recycle dianggap sebagai ket- sis lingkungan hidup pada sekolah Adiwiyata SMP
erampilan yang perlu dikembangkan di luar bidang Plus Al-Kautsar Malang. Tujuan umum tersebut di-
IPS, misalnya dalam pembelajaran Seni Budaya. jabarkan pada tujuan khusus sebagai berikut: (1)
Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS dan Program menganalisis validitas atau kelayakan hasil pengem-
Adiwiyata perlu dikembangkan model, strategi, me- bangan model, dan (2) menganalisis keefektifan ha-
tode, dan media berbasis lingkungan hidup. Prinsip sil pengembangan model pembelajaran IPS terpadu
belajar yang menyangkut perubahan perilaku, proses berbasis lingkungan hidup di sekolah Adiwiyata.
sistemik yang dinamis-konsruktif-organic, dan bela-

Tabel 2. Kesenjangan Pembelajaran IPS berbasis Lingkungan


Karakteristik IPS Temuan Keterangan
1. Pembelajaran Bermakna Tidak tampak Guru menekankan pembelajaran Book Oriented
2. Pembelajaran bersifat terintegrasi Tidak tampak Unit pelajaran tidak menggambarkan ide ekonomi, geografi, sejarah,
dan sosiologi secara terpadu.
3. Pembelajaran berbasis nilai Tampak a. Guru menekankan penguatan tindakan aspek sikap spiritual dan
sosial
b. Guru tidak menyediakan arena penalaran berbasis nilai
4. Pembelajaran bersifat menantang Tampak Guru menekankan peserta didik menyelesaikan tujuan pembelajaran
5. Pembelajaran mampu mengaktifkan Tampak Siswa aktif dalam menyelesaikan tugas dalam lembar kerja
Nugroho, Pengembangan Model Pembelajaran … 129

Tabel 3. Subyek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


Tahap
Langkah Per-Tahap Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data
penelitian
1. Define a. Analisis ujung depan  Rencana pelaksanaan pembelajaran IPS kelas VIII Studi pustaka; observasi lapan-
SMP Plus Al-Kautsar Malang gan, dan wawancara
 Guru dan aktivitas pembelajaran yang diselenggara-
kan
b. Analisis Siswa  Siswa kelas VIII SMP Plus Al-Kautsar Malang Wawancara dan laporan tugas
siswa; observasi
c. Analisis tugas; kon-  Dokumen silabus mata pelajaran IPS Buku paket Studi pustaka
sep; dan tujuan pem- IPS kelas VII
belajaran.  Buku paket pendidikan lingkungan hidup kelas VII
 Literatur etika lingkungan
2. Design a. Penyusutan standar  Dokumen silabus mata pelajaran IPS Buku paket Studi pustaka; Observasi lapan-
tes IPS kelas VII gan
 Buku paket pendidikan lingkungan hidup kelas VII
b. Pemilihan format  Dokumen silabus mata pelajaran IPS
 Buku paket IPS kelas VII
 Buku paket pendidikan lingkungan hidup kelas VII
 Literatur model pembelajaran IPS Terpadu
 Masalah lingkungan hidup
3. Develop a. Penilaian Ahli Hasil penilaian kelayakan model pembelajaran IPS ber- Lembar validasi
basis lingkungan hidup
b. Uji Coba Lapangan Hasil belajar siswa meliputi aspek pengetahuan, sikap Tes hasil belajar; dan Doku-
dan keterampilan mentasi

METODE PENELITIAN Analisis tahap develop menggunakan analisis statis-


tik diskriptif.
Sebagai kegiatan Research and Development,
penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti langkah-
langkah penelitian dan pengembangan yang mengacu HASIL DAN PEMBAHASAN
pada Four-D Model yang meliputi define, design, Sebagaimana disebutkan di atas, penelitian ini
develop, dan dessimination (Thiagarajan, Semmel, mengembangkan (1) materi pembelajaran berbasis
& Semmel, 1974). Namun langkah terakhir, dessi- lingkungan, (2) kegiatan pembelajaran, dan (3) eva-
mination, tidak dilakukan dalam penelitian ini. Pene- luasi pencapaian kompetensi siswa.
litian ini sampai pada tahap develop yaitu, penilaian
ahli untuk menganalisis kelayakan/validitas model
Pengembangan Tema: Materi IPS berbasis
dan uji coba lapangan untuk menganalisis keefektifan
Lingkungan
model menggunakan eksperimen one group pre-test-
post-test design. Seting penelitian ini adalah Lemba- Tema pembelajaran IPS berbasis lingkungan
ga Pendidikan SMP Plus Al-Kautsar Malang. Pene- dikembangkan dengan mengkaji isu lokal masalah
litian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 dengan lingkungan. Tema “Penyempitan Lahan Pertanian di
subyek penelitian dan pengumpulan data sebagaima- Kota Malang” dikembangkan dengan mengidentifi-
na dirangkum pada Tabel 3. kasi karakteristik keterpaduan dalam IPS. Permasa-
Tabel 3 memaparkan subjek penelitian dan tek- lahan penyempitan lahan pertanian mengindikasikan
nik pengumpulan data pada masing-masing tahap. adanya aspek historis, geografis, sosiologis, dan eko-
Pengembangan instrumen didasarkan pada powerful nomi secara terpadu.
learning IPS dan kurikulum berbasis lingkungan se- Aspek historis terkait permasalahan alih fungsi
bagai kerangka teoritis. Analisis tahap define dan de- lahan pertanian yang telah terjadi sejak pemerintah-
sign dilakukan secara kualitatif dengan langkah (1) an Hindia-Belanda. Aspek geografis terkait dengan
koleksi data, (2) reduksi data, (3) penyajian dan klasi- (a) pengaruh iklim, (b) geostrategis kota Malang,
fikasi data, dan (4) penarikan kesimpulan dan verifi- dan (c) kondisi Tanah. Kajian pada aspek geografis
kasi. Kehadiran peneliti sebagai observer partisipan. memberi implikasi pada aspek sosiologis dan ekonomi.
130 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 125-133

Konsep kajian Sejarah: Konsep kajian Sosiologi:


1. Pendudukan pemerintah 1. Interaksi Sosial
Kolonial di Malang 2. Mobilitas sosial
3. Kekuasaan pemerintah
Kolonial

Tema: Pen-
yempitan La-
han
Pertaian

Konsep kajian Ekonomi: Konsep kajian Geografi:


1. Produksi hasil pertanian, 1. Iklim
2. Perdagangan tanah 2. Geostrategis
3. Pembangunan perbelan- 3. Tanah
jaan modern
4. Perdagangan sandang,
pangan papan.

Gambar 2. Pengembangan Materi IPS Berbasis Lingkungan

Aspek sosiologis terkait dengan berbagai bentuk in- pada pendidikan lingkungan di Nigeria. Isu yang di-
teraksi sosial, dan mobilitas sosial yang terjalin antar angkat menunjukan adanya penekanan pada pem-
anggota masyarakat dan pemerintah. Aspek ekono- belajaran berbasis lingkungan. Isu tersebut juga
mi terkait dengan berbagai aktivitas ekonomi agraris mengindikasikan adanya penekanan pada upaya un-
maupun non agraris: (a) produksi hasil pertanian, (b) tuk menghadirkan dunia nyata dalam pembelajaran.
perdagangan tanah, (c) pembangunan perbelanjaan Terungwa dan Torkwase (2013) mendiskusikan im-
modern, dan (d) perdagangan kebutuhan sandang, plikasi perbedaan iklim dan perubahan lingkungan.
pangan, dan papan di kota Malang. Gambaran aspek Secara singkat dipaparkan usaha mendorong kesa-
sejarah kota Malang, aspek sosiologis, dan ekonomi daran peserta didik terhadap bencana banjir.
terkait erat dengan bagaimana gambaran tentang kon- Pengembangan kajian “Penyempitan Lahan
disi iklim, geostrategis, dan tanah di kota Malang. Pertanian di Kota Malang” sebagai materi berbasis
Tema penyempitan lahan pertanian didasarkan lingkungan juga didukung hasil penelitian Stevenson
atas standar isi kurikulum 2013 sebagai kriteria ruang (2011). Stevenson melaporkan hasil pengamatannya
lingkup materi untuk mencapai kompetensi lulusan dengan judul “Sense of Place in Australian Envi-
(Permendikbud, 2013:1). Standar isi yang dimaksud ronmental Education Research: Distinctive, Missing
adalah dinamika interaksi manusia dengan lingkung- or Displaced?” Laporan tersebut menyatakan bahwa
an alam, sosial, budaya, dan ekonomi (Permendik- kajian spasial sering digunakan dalam penelitian pen-
bud, 2013:73). Kajian “Penyempitan Lahan Pertanian didikan lingkungan. Stevenson melakukan analisis
di Kota Malang” merupakan pengorganisasian tema terhadap artikel yang dipublikasikan Australian Jour-
pembelajaran berdasarkan permasalahan sesuai dengan nal of Environmental Education (AJEE) dari tahun
konsep model pembelajaran terpadu (Akbar, 2013: 1990 hingga 2000. Argumen final dalam artikel ter-
65-68). Pengorganisasian tema dalam penelitian ini sebut menyatakan bahwa kajian lingkungan meru-
terkait dengan thematic standard yang ditetapkan pakan faktor penting dalam penelitian pendidikan
NCSS (2002) dengan fokus (1) time, continuity and lingkungan.
change dan (2) people, place, and environments. Mo-
del pembelajaran IPS berbasis lingkungan digambar- Sintaks Model Pembelajaran IPS Berbasis
kan dalam salah satu komponen Program Adiwiyata Lingkungan
yaitu organisasi materi pembelajaran berdasarkan per-
masalahan lingkungan hidup. Struktur pembelajaran IPS berbasis lingkungan
Pengkajian masalah lingkungan hidup juga di- sebagai sintaks dalam model pembelajaran (Joyce,
laporkan oleh Terungwa dan Torkwase (2013) yang Weil, & Calhoun, 2009:7) meliputi (a) orientasi, (b)
membahas Flood Disaster sebagai isu lingkungan elisitasi ide, (c) restrukturisasi ide, (d) aplikasi, dan
Nugroho, Pengembangan Model Pembelajaran … 131

(e) review. Sintaks pembelajaran ditetapkan berdasar- wa penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
and learning. Pembelajaran kontekstual ini memban- dilakukan secara berimbang sehingga dapat diguna-
tu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya kan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta
dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan Tabel 4. Teknik Penilaian dan Instrumen
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Peneliaian
(Suprijono, 2013:67). Sintaks pembelajaran yang
ditetapkan merupakan langkah untuk mendukung Aspek
Teknik Instrumen
komponen-komponen pembelajaran yang bersifat Penilaian
kontektual. Penerapan pembelajaran kontekstual di- 1. Sikap 1. Observasi sikap spiri- 1. Lembar
tual dan sikap sosial Observasi
paparkan oleh Rachmah (2014:151) dengan meli-
2. Pengetahuan 2. Tes Tulis dan Penu- 2. Uraian
batkan tujuh komponen pembelajaran yang dinilai gasan
efektif, yaitu kontrukstivisme, bertanya atau quetion- 3. Keterampilan 3. Portofolio 3. Daftar cek
ing, menemukan atau inquiry, masyarakat belajar
atau learning community, pemodelan atau modeling,
refleksi, dan penilaian autentik. Validitas Model
Prinsip pengelolaan pembelajaran dan prinsip Perangkat pembelajaran terdiri atas organisasi
reaksi yang digambarkan dalam sintaks di atas me- materi, lembar kerja siswa, silabus, rencana pelaksa-
rujuk paradigma konstruktivisme sosial Vygotsky. naan pembelajaran, dan instrument pretes-postes.
Asumsi dasar konstruktivisme sosial Vygotsky ada- Penilaian dilakukan oleh dua validator. Validator
lah pertama, bahasa sebagai aspek sosial, dan alat pertama memiliki kualifikasi Profesor Doktor dan
berpikir (Suprijono, 2013:32) atau cognitive tool da- validator kedua berkualifikasi Doktor. Berdasarkan
lam pembentukan makna (Ormrod, 2008:55). Kedua, penilaian validator pertama, perangkat model pembe-
membimbing anak pada rentang zone of proximal lajaran IPS terpadu berbasis lingkungan hidup yang
development (Ormrod, 2008:58) dengan mengguna- dikembangkan dinyatakan layak dan valid untuk
kan pemagangan kognitif dan scaffolding membantu digunakan dalam penelitian. Berdasarkan penilaian
mencapai kemampuan potensial anak (Ormrod, 2008: validator kedua, perangkat model yang dikembang-
63). kan dinyatakan dapat digunakan dengan revisi. Pe-
Pembelajaran menekankan interaksi sosial de- nilaian difokuskan pada lembar kerja siswa, silabus,
ngan teman sebaya dan guru, sehingga terjadi proses dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan
berpikir untuk memaknai dan penyampaian makna hasil penilaian, perlu dilakukan revisi dengan mem-
melalui mekanisme bahasa. Dalam proses komuni- perhatikan Permendikbud No. 22 Tahun 2016.
kasi, terjadi pertemuan antara pemaknaan spontan
dan pemaknaan sistematis-logis. Scaffolding dalam
rentang zona perkembangan proksimal memfasilitasi Tabel 5. Hasil Penilaian Ahli
terjadinya perkembangan aktual peserta didik menuju Materi Keunggulan Lokasi
perkembangan potensial. Pernyataan peserta didik Skor
Indonesia
mengenai kondisi tanah dan lahan dan berbagai per- Lembar Kerja Siswa Skor = 96,4 %
masalahnya serta gagasan dan ide untuk mengatasi Silabus Skor = 92,6 %
masalah tersebut merupakan faktor penting dalam Rencana pelaksanaan pembelajaran Skor = 92,5 %
pembelajaran ini. Oleh karena keberhasilan peserta Pretes-postes Dapat digunakan
didik menggunakan bahasa dalam menjelaskan mak- dengan revisi
na suatu obyek baik fisik maupun simbolik meng-
gambarkan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan analisis terhadap lembar kerja sis-
Penilaian wa dan instrument penilaian, ditemukan bahwa pe-
Penelitian ini mengembangkan pengukuran ha- serta didik mampu menampilkan pengatahuan peserta
sil belajar peserta didik dalam bentuk instrument didik mengenai kondisi lingkungan di kota Malang.
penilaian otentik dengan merujuk pada Permendik- Pengetahuan tersebut meliputi kesadaran peserta di-
bud No. 58 tahun 2014 tentang kurikulum IPS SMP dik terhadap terjadinya penyempitan lahan pertanian
(2014:514). Dalam penilaian otentik, dijelaskan bah- kota Malang, keadaan kota Malang pada masa lalu,
132 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 125-133

dan aktivitas ekonomi agraris dan non agraris di kota kait aktivitas menulis bagi peserta didik. Psikologis
Malang. humanistik merupakan upaya guru menerima dan
Kompetansi sikap peserta didik berkaitan erat mengembangkan potensi siswa. Menulis merupakan
dengan sikap peduli lingkungan. Semula peserta didik aspek multidimensional yang melibatkan keterlibat-
memiliki sikap spiritual yang telah terbentuk di dalam an sebagian besar komponen berpikir peserta didik
lingkungan sekolah. Semula peserta didik telah me- serta sebagai salah satu sarana mengembangkan po-
miliki sikap peduli lingkungan yang dikontrol habi- tensi peserta didik dalam bidang kepenulisan.
tus peduli lingkungan di sekolah. Sikap spiritual dan
sosial peserta didik yang telah terinternalisasi merupa- Keefektifan Model Pembelajaran
kan efek dari kegiatan lingkungan berbasis partisipa-
si. Berdasarkan hasil observasi, sikap peserta didik Berdasarkan perhitungan hasil belajar penge-
ditunjukan dalam bentuk nyata seperti membersih- tahuan peserta didik atau ketuntasan individu kelas
kan kelas dan merawat tanaman. VIII, rata-rata skor pre-test menunjukan sebesar 65,6
Hasil belajar tentang sikap pada uji coba model dan post-test menunjukan rata-rata skor 74,4 sehing-
menunjukkan adanya pengembangan sikap peserta ga terjadi kenaikan skor sebesar 8,8. Berdasarkan
didik tentang kepedulian terhadap lingkungan. Hal perhitungan ketuntasan individu, hasil belajar pada
ini ditunjukan dengan sikap responsif peserta didik pre-test menunjukan bahwa dari 17 siswa hanya 4
terhadap masalah lingkungan dan peserta didik berusa- siswa yang dinyatakan tuntas. Sedangkan pada per-
ha memberi gagasan atau ide untuk melindungi ling- hitungan hasil belajar post-test tercatat bahwa dari
kungan. Gagasan tersebut ditulis dalam sebuah lembar 17 siswa terdapat 13 siswa dinyatakan tuntas.
kerja siswa dalam bentuk uraian dan puisi. Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan me-
Kompetensi keterampilan peserta didik dikem- nentukan ketuntusan klasikal untuk memperoleh da-
bangkan melalui kegiatan menulis karena kegiatan ta prosentase hasil belajar berdasarkan pre-test dan
ini mendorong peserta didik untuk mengingat, me- post-test. Ketuntasan klasikal berdasarkan pre-test
mahami, mengorganisasikan, menerapkan, menga- menunjukan bahwa 29,4% siswa dinyatakan tuntas.
nalisis, menyintesis, dan mengevaluasi materi yang Sedangkan ketuntasan klasikal berdasarkan post-test
sudah dipelajari sehingga mampu menggambarkan menunjukan bahwa 76,4% siswa dinyatakan tuntas.
ranah sikap dan pengetahuan (Supardan, 2015:151). Berdasarkan data tersebut, terlihat kenaikan prosen-
Karena aktivitas menulis merupakan bersatu- tase ketuntasan klasikal pre-test dan post-test yaitu
nya pengetahuan dan kebijakan dalam proposisi me- sebesar 47%.
ngenai tiga elemen penting yaitu bagaimana menga- Berdasarkan uraian diatas, setelah mengguna-
takan hal yang benar, bagaimana mengatakan hal kan model pembelajaran IPS terpadu berbasis ling-
benar dengan baik, dan bagaimana meyakinkan bah- kungan, hasil belajar siswa kelas VIII mengalami
wa yang dikatakan seseorang terlihat memiliki nilai peningkatan secara signifikan. Dari data hasil perhi-
edukasi yang penting, maka ketiga elemen tersebut tungan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan
digunakan untuk memperoleh hasil yang baik dalam yaitu: (1) model pembelajaran yang dikembangkan
pembelajaran. Aktivitas menulis mampu menggam- secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar
barkan kompetensi peserta didik pada ranah penge- aspek pengetahuan IPS berbasis lingkungan sekitar,
tahuan, sikap, dan keterampilan. Aktivitas menulis (b) model pembelajaran yang dikembangkan efektif
dalam pembelajaran memiliki keterkaitan dengan per- untuk membangun keterampilan menulis siswa se-
nyataan National Council for Social Studies (2002: bagai keterampilan abstrak, (3) model pembelajaran
13) tentang powerful learning dalam pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk membangun sikap
IPS, yaitu bahwa (1) guru dan siswa menggunakan peduli terhadap lingkungan melalui kegiatan menulis.
langkah berpikir reflektif dan melakukan pembuatan
keputusan selama pembelajaran berlangsung, (2) sis- SIMPULAN
wa membangun pemahaman baru sebagai proses
mengkonstruksi pengetahuan, (3) dalam proses pem- Dalam penelitian ini model pembelajaran IPS
belajaran guru memperlihatkan ketertarikan pada terpadu berbasis lingkungan hidup mempunyai karak-
kemampuan berpikir dan argumen beralasan dari teristik: (1) menekankan pada keterampilan berpikir
siswa. dan bertindak, (2) memfasilitasi pengembangan isu
Pernyataan Purnamaningsih, Alsa, dan Kumara lokal dan global masalah lingkungan sebagai materi
(2004) tentang psikologi humanistik sejalan dengan pelajaran, (3) memfasilitasi peserta didik memper-
pendapat Supardan dan National Commission on oleh dan menggunkan pengetahuan, kepercayaan dan
Writing serta National Council for Social Studies ter- sikap, (4) unit pelajaran menggambarkan ide ekonomi,
Nugroho, Pengembangan Model Pembelajaran … 133

geografi, sejarah dan sosiologi, (5) menyediakan arena tuntas pada pre-test sebesar 29,4% dan post-test se-
untuk melakukan refleksi dengan diskusi, debat, meng- besar 76,4%, sehingga terjadi kenaikan secara signifi-
gunakan dokumen otentik, simulasi, penelitian lain kan sebesar 47%. Kegiatan menulis menuntut peserta
untuk berpikir kritis dan pengambilan keputusan, (6) didik mampu mengingat, memahami, mengorganisa-
pembelajaran bersifat interaktif sebagai upaya mem- sikan, menerapkan, menganalisis, menyintesis, meng-
fasilitasi pengembangan pemahaman fenomena sosial evaluasi atas materi yang sudah dipelajari. Kegiatan
yang penting. menulis mampu menggambarkan ranah sikap, kete-
Berdasarkan penilaian ahli, model pembelajar- rampilan dan pengetahuan. Kegiatan menulis sejalan
an dinyatakan layak digunakan dengan skor tertinggi dengan konsep psikologi humanistik yaitu upaya guru
96,4%. Model pembelajaran dinyatakan efektif un- menerima dan mengembangkan potensi siswa.
tuk mengembangkan pengetahuan dan sikap peduli Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sivitas
lingkungan melalui kegiatan menulis sebagai kete- pendidikan IPS dan ilmu sosial dapat mengembang-
rampilan abstrak. Berdasarkan hasil perhitungan rata- kan kajian sosial dalam lingkup regional, nasional dan
rata ketuntasan individual pada pre-test sebesar 65,6 global dengan mengembangkan tema bersifat kon-
dan post-test sebesar 74,4. Skor demikian menun- tekstual untuk membangun pengetahuan, sikap, dan
jukkan kenaikan skor sebesar 8,8. Berdasarkan hasil keterampilan peserta didik sebagai anggota warga
perhitungan ketuntasan klasikal, siswa dinyatakan negara yang baik.

DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Ban- Rachmah, H. 2014. Pengembangan Profesi Pendidikan
dung: PT. Rosdakarya. IPS. Bandung: Alfabeta.
Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 2009. Models of Ritzer, G. and Goodman D.J. 2010. Teori Sosiologi Mod-
Teaching. Edisi Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka ern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pelajar. Stevenson, R.B. 2011. Sense of Place in Australian En-
Menteri Lingkungan Hidup. 2011. Buku Panduan Adiwi- vironmental Education Research: Distinctive,
yata 2011. Missing or Displace? Australian Journal of Envi-
Muhaimin. 2014. Pengembangan Model Problem Based ronmental Education, Vol. 27(1), 2011: 46-55
Learning dalam Ecopedagogy untuk Peningkatan Supardan, D. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan So-
Kompetensi Ekologis Mata Pelajaran IPS. (Diser- sial: Perspektif Filosofi dan Kurikulum. Jakarta:
tasi Doktor yang tidak dipublikasikan), Universitas Bumi Aksara.
Pendidikan Indonesia, Bandung. Diunduh dari http:// Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Prak-
respitory.upi.edu Online (diakses 26-02-2016). tik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
NCSS. 2002. National Standards for Social Studies Teach- Susilastri, D.S. & Rustaman, Y.N. 2015. Student’s En-
ers. Volume 1, 2002 vironmental Literacy Profile in School-Based Na-
Ormrod, J.E. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Anak ture and in School that Implement the Adiwiyata
Tumbuh dan Berkembang Jilid 1. Jakarta: Penerbit Program. Makalah. Seminar Nasional Konservasi
Erlangga dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam 2015.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Terungwa, U.C. & Torkwase, I.C. 2013. Current Issues in
Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelak- Flood Disaster: Challenges and Implications for
sanaan Program Adiwiyata. Science and Technology to Enhance Environmental
Permendikbud 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Education. Academic Journal of Interdiciplinary
SMP. Pedoman Mata Pelajaran IPS Studies. Vol 2 No. 6 Agustus 2013.
Purnamaningsih, E.H., Alsa, A. & Kumara, A. 2004. Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel, M.I. 1974. In-
Pengembangan Model Belajar Mengajar Mata structional Development for Training Teachers of
Pelajaran IPS SD untuk Mendukung Implementasi Expectional Children. Minneapolis, Minnesota:
Kurikulum Berbasis Kompetensi di Propinsi Su- Leadership Training Institute/Special Education,
matera Selatan. Universitas Gajah Mada. Jurnal University of Minnesota.
Psikologi. 2004, No. 1, 15-27.

Anda mungkin juga menyukai