Anda di halaman 1dari 4

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG
2010

TUGAS MATA KULIAH :


ANALISIS LOKASI DAN POLA RUANG
(CRITICAL REVIEW)
Dosen Pengampu : Sri Rahayu, S.Si, M.Si

TEORI TEMPAT PUSAT DAN CONTOH KASUS


(Pertemuan ke 9)

Disusun oleh :

Angga Dwisapta A
L2D 009 050
Critical Review & Contoh Kasus

Christaller menggunakan tiga hal pokok dalam teorinya, yaitu fungsi sentral,
jangkauan ( range ) dan ambang ( threshold ). Fungsi sentral yaitu suatu tempat pusat yang
dibentuk oleh fungsi yang besifat memusat karena fungsi (barang / jasa) berada di titik
tertentu saja. Threshold ( batas ambang ) adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan
untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang. Selain itu, jarak di mana penduduk
masih mau untuk melakukan perjalanan untuk mendapatkan pelayanan atau fungsi tertentu
( range of goods ). Asumsi yang digunakan Christaller adalah:
• Konsumen menanggung ongkos angkutan, maka jarak ke tempat pusat dinyatakan
dalam biaya dan waktu.
• Jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang dinyatakan dalam biaya dan
waktu.
• Konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk mendapatkan barang dan
jasa.
• Kota-kota berfungsi sebagai tempat pusat bagi wilayah disekitarnya.
• Wilayah tersebut adalah suatu dataran yang rata, mempunyai ciri-ciri ekonomis sama
dan penduduknya juga tersebar secara merata.
Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa teori tempat pusat merupakan usaha dalam
melakukan pelayanan di kota, baik pelayanan barang maupun pelayanan jasa. Menurut
Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah menurut pola
berbentuk heksagon ( segi enam ) yang mempunyai dua syarat seperti:
• topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat
pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur
pengangkutan;
• kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi
primer, yang menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara.

Tempat pusat secara hirarki dibedakan menjadi tiga macam, yakni tempat sentral hirarki
3 (K=3) yakni pusat pelayanan bagi daerah sekitarnya, seperti pasar, sering disebut kasus
pasar optimal. Hirarki 4 (K=4) adalah bagaimana meminimasi jarak penduduk untuk
mendapatkan pelayanan fungsi di tempat pusat. Hirarki tersebut bersifat linier, karena tempat
pusat berada pada titik tengah dari setiap sisi heksagon sehingga daerah tersebut dan daerah
di sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur lalu lintas paling efisien, atau
disebut situasi lalu lintas yang optimum. Hirarki 7 (K=7) yakni wilayah ini mempengaruhi
wilayahnya sendiri dan seluruh bagian wilayah – wilayah tetangganya, prinsip utamanya adanya
kemudahan dalam rentang kendali pengawasan pemerintahan, sehingga sering disebut situasi
administratif optimum.

Akan tetapi dengan perkembangan teknologi yang ada dan kemajuan zaman, beberapa
asumsi christaller tidak lagi relevan. Asumsi tersebut yaitu:
• Jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang dinyatakan dalam biaya dan
waktu. Jangkauan dan konsumen karena kemajuan teknologi hanya dinyatakan dalam
biaya saja karena jarak tidak lagi menjadi kendala. Artinya, seseorang dapat melakukan
transaksi dengan orang lain yang berjarak ribuan kilometer dan hanya dalam waktu
yang singkat seperti contohnya ialah pasar online.
• Konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk mendapatkan barang dan
jasa. Konsumen tidak lagi memilih tempat pusat yang paling dekat karena mengacu
pada segi lain seperti kualitas atau keunggulan yang dihasilkan. Seseorang akan
membeli suatu produk yang sama di tempat pusat yang lebih jauh karena
mempertimbangkan kualitas seperti contohnya seseorang membeli pakaian di luar
negeri yang mempunyai kualitas produk yang lebih disbanding produk dalam negeri.

Christaller juga tidak memperhitungkan perilaku masyarakat dalam asumsinya. Padahal


perilaku masyarakat juga mempengaruhi keterjangkauan masyarakat itu sendiri. Sebab,
perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor bagi masyarakat untuk memperoleh suatu
barang. Masyarakat menggunakan suatau barang tidak lepas dari perilakunya sendiriatau
kebiasaan. Oleh karena itu, range dan threshold menjadi relatif.
Selain itu, kelemahan lain teori ini adalah bentuknya yang heksagon dengan syarat
topografi yang homogen. Artinya teori ini tidak dapat diterapkan pada daerah yang terkena
pengaruh lereng dan pengaruh lain dari alam karena akan mengganggu jalur pengangkutan
dan otomatis tidak membentuk pola heksagon. Selain itu kehidupan ekonomi yang homogen
juga kurang baik karena jika melihat kondisi ekonomi indonesia yang saat ini berkembang
pesat, diperlukan keberagaman kehidupan ekonomi agar dapat meningkatkan kualitas
konsumsi dan justru di Indonesia terdapat adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-
padian, kayu atau batu bara sebagai pondasi utama perekonomiannya sehingga jika
menggunakan pola pelayanan heksagonal Christaller, distribusi pelayanan tidak akan berjalan
dengan efisien.
Sementara itu, hal yang masi relevan dengan kondisi saat ini yaitu terkait dengan
keberadaan suatu tempat pusat dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang mendukung
keberadaan fungsi tempat pusat tersebut. Artinya, semakin besar jumlah penduduknya, maka
semakin besar pula pelayanan yang dibutuhkan. Selain itu, hal yang masih relevan adalah
cakupan pelayanan. Semakin penting pelayanan tersebut, maka semakin besar pula
cakupannya hingga pedesaan secara hirarkis.
Sebagai contoh kasusnya adalah pelayanan dibidang keamanan, aparatur dalam hal ini
adalah kepolisian. Di tingkat desa, aparaturnya adalah Hansip atau di beberapa daerah disebut
juga Polisi Desa. Secara hirarkis, desa merupakan tingkatan terendah dengan sedikit jumlah
penduduknya, sehingga pelayanan yang diberikan tidak terlalu besar. Di tingkat kecamatan,
aparaturnya adalah polisi sector, pelayanan yang diberikan lebih besar disbanding desa karena
memiliki arti yang lebih penting peranannya dan lebih besar jumlah penduduknya. Di tingkat
kota aparaturnya adalah polisi resor kota dan ditingkat propinsi aparaturnya adalah polisi
daerah hingga di tingkat nasional oleh POLRI.

Anda mungkin juga menyukai