Anda di halaman 1dari 25

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Petunjuk Praktikum
Kinetika Kimia. Praktikum Kinetika Kimia merupakan salah satu praktikum yang wajib
diambil bagi mahasiswa semester 5 Jurusan Pendidikan Kimia UIN raden Fatah yang telah
mengambil mata kuliah Kimia Dasar,Kimia Lanjut, Matematika Kimia dan
Termodinamika.
Penuntun Praktikum Kinetika Kimia ini telah mengalami revisi dari Petunjuk
Praktikum edisi sebelumnya. Dalam penyusunan Petunjuk Praktikum ini perlu dilakukan
penyempurnaan, untuk itu kami mohon saran dan masukan dari semua pihak agar Petunjuk
Praktikum Kinetika Kimia ini menjadi lebih baik.

Palembang, 22 Februari 2018

Lab. Kimia UIN Raden Fatah

2
PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Setiap praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Pakailah jas laboratorim dan masker selama praktikum.
3. Sebelum praktikum dimulai, kumpulkan laporan pendahuluan dan jawaban pertanyaan
untuk setiap judul percobaan serta laporan tetap untuk judul praktikum minggu lalu.
4. Dilarang membawa buku penuntun praktikum ke dalam meja kerja, buatlah diagram
kerja & tabel data hasil pengamatan dalam kertas lain.
5. Sebelum praktikum dimulai, setiap praktikan diwajibkan mengikuti pretest.
6. Sebelum praktikum dimulai, bacalah cara kerja dengan teliti sehingga paham urutan
dan maksud setiap langkah.
7. Bekerjalah dengan teliti dan hati-hati. Setiap cara kerja yang belum dipahami,
tanyakan kepada asisten.
8. Dilarang makan dan minum selama dalam laboratorium.
9. Bersihkan dan keringkan meja kerja, jangan membuang sampah dalam bak pencuci.
10. Bacalah etiket botol dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan pengambilan
pereaksi.
11. Selama pemanasan, jangan mendekatkan muka pada zat yang sedang dipanaskan.
12. Pemanasan yang menghasilkan zat beracun dilakukan dalam lemari asam.
13. Cari tahu sifat-sifat zat yang akan digunakan dalam praktikum.
14. Setelah selesai praktikum, bersihkan alat, meja kerja dan ruangan serta periksa kembali
apakah peralatan yang dipergunakan telah lengkap. Jika rusak, pecah atau hilang
segera lapor pada asisten atau laboran.
15. Setelah selesai praktikum, semua data yang diperoleh ditulis dalam tabel dan
dilampirkan perhitungan data yang diperlukan, kemudian ditanda tangani asisten.
16. Selamat bekerja.

3
DAFTAR ISI

Hal

Percobaan I

Pengaruh Konsentrasi Terhadap laju reaksi.......................................................... 7

Percobaan II

Pengaruh Suhu Terhadap laju Reaksi.................................................................... 9

Percobaan III

Pengaruh Suhu Terhadap Reaksi Katalitik Enzimatis Kentang


/Hati/Ragi............................................................................................................. 11

Percobaan IV

Pengukuran Laju Reaksi........................................................................................ 13

Percobaan V

Penentuan Orde Reaksi Dan Laju Reaksi............................................................. 16

Percobaan VI

Pengaruh Katalis pada Laju reaksi....................................................................... 19

Percobaan VII

Kinetika Adsorpsi................................................................................................. 21

Percobaan VIII

Viskositas............................................................................................................... 23

4
SUSUNAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. KULIT LUAR/SAMPUL (Cover)

LAPORAN PRAKTIKUM KINETIKA KIMIA


SEMESTER GANJIL 2018/2019
Judul praktikum

Logo

NAMA : ........................
NIM : ........................
KELOMPOK : ........................

Asisten : ……………………
Dosen : …………………..

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
2018

2. PENULISAN LAPORAN SEMENTARA/JURNAL

Tanggal
PERCOBAAN 1:
JUDUL

I. TUJUAN
II. PRINSIP KERJA
III. BAHAN DAN ALAT
IV. PROSEDUR DAN PENGAMATAN
PERC. PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
A 1
2
3
4
PERC. PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
B 1
2
3
4
Praktikan :
Nama/NIM :
1.......................... Tanda tangan asisten,
2..........................
( )

Praktikan :
Nama/NPM : 1.......................... Tanda tangan asisten,
2..........................
()
3. PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

Tanggal
JUDUL

I. TUJUAN
II. DASAR TEORI (tambahkan referensi lain minimal 3 referensi)
III. ALAT DAN BAHAN (masukkan foto alat dan bahan)
IV. PROSEDUR KERJA(diagram alir beserta foto setiap langkah, kata
perintah diganti menjadi kata kerja misal tutup menjadi menutup)
Contoh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VII. JAWABAN TUGAS
VIII. DAFTAR PUSTAKA

6
Percobaan I
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat memahami reaksi pengendapan koloid belerang
2. Mahasiswa dapat mengukur waktu yang diperlukan agar koloid belerang mencapai
suatu intensitas tertentu
3. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh konsentrasi Natrium Tiosulfat terhadap
laju reaksi pengendapan koloid belerang
4. Mahasiswa dapat menentukan orde reaksi, persamaan hukum laju dan konstanta
laju dari suatu reaksi
5. Mahasiswa dapat menjelaskan contoh pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
dalam kehidupan sehari hari

B. DASAR TEORI
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk persatuan waktu.
Laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan. Jika konsentrasi reaktan semakin besar
maka laju reaksi akan semakin cepat, dan sebaliknya jika konsentrasi reaktan semakin kecil
maka laju reaksi akan semakin lambat. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan
matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Sebagai
contoh, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan A dan B, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
r = k [A]x [B]y
Orde reaksi adalah jumlah semua eksponen dari konsentrasi dalam persamaan laju
reaksi, atau bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan
kecepatan reaksi. Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu
konsentrasi dari hanya satu reaktan, maka reaksi itu dinyatakan ber-orde satu. Hukum laju
reaksi ber-orde satu dapat ditulis r = k [A]1. Jika suatu reaksi kimia berbanding lurus
dengan pangkat dua suatu reaktan maka reaksi itu ber-orde dua atau hukum laju dapat
ditulis r = k [A]2. Orde reaksi tidak tergantung pada konsentrasi reaktan, perhatikan reaktan
A + B menghasilkan AB yang ternyata ber-orde satu terhadap A, namun ber-orde 0
terhadap B. Hal ini karena konsentrasi B tidak mempengaruhi kenaikan laju reaksi.
Percobaan ini bersifat semi kualitatif yang dapat digunakan untuk menentukan
pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi. Reaksi yang diamati adalah reaksi
pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan dengan asam.
Pada percobaan ini yang diukur adalah waktu yang diperlukan agar koloid belerang
mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi pengendapan belereng dapat ditulis sebagai
berikut:

C. ALAT DAN BAHAN


1) Alat
a. Stopwatch 1 buah
b. Erlenmeyer 250 mL 5 buah
c. Gelas kimia 100 mL 3 buah
d. Gelas ukur 25 mL 5 buah
e. Kertas HVS 1 lembar

7
f. Spidol hitam 1 buah
2) Bahan
a. Na2S2O3. 5H2O X gram
b. HCl X mL
c. Aquades X mL
d. Spidol 1 buah

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tempatkan 50 mL natrium tiosulfat 0,15 M dalam Erlenmeyer 250 mL/ gelas kimia
100 mL.
2. Tempatkan gelas kimia tadi diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda silang
hitam yang dibuat pada kertas putih tsb, sehingga ketika dilihat dari atas melalui
larutan tiosulfat, tanda silang itu jelas terlihat.
3. Tambahkan 5 ml HCl 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan nyalakan stop
watch.
4. Larutan diaduk agar pencampuaran menjadi merata, sementara pengamatan dari
atas tetap dilakukan.
5. Catat waktu yang diperlukan sampai tanda silang hitam tidak dapat diamati dari
atas.
6. Suhu larutan diukur dan dicatat
7. Ulangi langkah-langkah di atas dengan volume larutan tiosulfat dan volume air
yang berbeda-beda

Gelas Volume Na2S2O3 Volume [Na2S2O3] Waktu 1/waktu


kimia 0.15 M (mL) H2O (mL) mol L-1 (detik) (detik-1)
1 50 0
2 40 10
3 30 20
4 20 30
5 10 40

E. PERTANYAAN
1
1. Dalam percobaan ini 1/waktu ( 𝑡 ) digunakan untuk mengukur laju reaksi kenapa?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
3. Tentukan orde reaksi terhadap tiosulfat dengan metode grafik dan metode laju awal
(method of initial rates). Bandingkan hasil kedua metode tersebut!
4. Buatlah rancangan percobaan untuk menentukan orde reaksi terhadap HCl dan
jelaskan bagaimana cara menentukan orde reaksi terhadap HCl!
5. Tentukan hukum laju reaksi, orde reaksi total, dan nilai tetapan kesetimbangan
untuk reaksi pengendapan koloid belerang!
6. Jelaskan contoh pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari
hari!

8
Percobaan II
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat memahami reaksi pengendapan koloid belerang
2. Mahasiswa dapat mengukur waktu yang diperlukan agar koloid belerang mencapai
suatu intensitas tertentu
3. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi pengendapan
koloid belerang
4. Mahasiswa dapat menjelaskan contoh pengaruh suhu terhadap laju reaksi dalam
kehidupan sehari hari

B. DASAR TEORI
Suhu berpengaruh terhadap laju reaksi, kenaikkan suhu mengakibatkan laju
reaksi semakin cepat. Sebaliknya penurunan suhu akan mengakibatkan laju reaksi
semakin lambat. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dinyatakan oleh suatu perubahan
dalam tetapan laju reaksi (k). Untuk setiap reaksi, nilai k naik dengan kenaikkan suhu,
besarnya kenaikkan berbeda-beda dari sutau reaksi dengan reaksi yang lain.
Pada suhu yang tinggi, energi molekul–molekul bertambah. Laju reaksi
meningkat dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10 oC akan
menyebabkan kenaikkan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikkan suhu
menyebabkan makin cepatnya molekul–molekul pereaksi bergerak, sehingga
memperbesar kemungkinan terjadi tumbukan yang efektif. Semakin besar kemungkinan
terjadinya tumbukan yang efektif maka laju reaksi akan semakin cepat.
Percobaan ini bersifat semi kualitatif yang dapat digunakan untuk menentukan
pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Reaksi yang diamati adalah reaksi pengendapan
koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan dengan asam. Pada
percobaan ini yang diukur adalah waktu yang diperlukan agar koloid belerang mencapai
suatu intensitas tertentu. Reaksi pengandapan belereng dapat ditulis sebagai berikut:
S2 O32-(aq) + 2H+(aq) → H2O(l) + SO2(g) + S(s)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Gelas ukur
b. Stop Watch
c. Erlenmeyer
d. Thermometer
e. Bunsen, Kaki tiga dan kasa
f. Pipet Volum
g. Penangas air/hot plate & gelas kimia 500 mL
h. Labu ukur 50 mL
2. Bahan
a. Na2S2O3
b. HCl

9
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukkan 10 ml larutan Na-tiosulfat 0,5 M kedalam gelas ukur, lalu encerkan
hingga volumenya mencapai 50 ml
2. Ambil 2 ml HCl 1 M, masukkan ke dalam tabung reaksi, tempatkan gelas ukur dan
tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya ± 350C. Biarkan kedua
larutan tersebu beberapa lama, sampai mencapai suhu kesetimbangan. Ukur suhu
dengan menggunakan termometer dan catat.
3. Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat, dan pada saat yang bersamaan
nyalakan stop watch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas ukur diatas tanda silang
hitam. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi bila
dilihat dari atas.
4. Ulangi langkah diatas untuk berbagai suhu sampai 750C (lakukan untuk 4 suhu yang
berbeda dengan rentang 100C).

Gelas Volume Volume [Na2S2O3] Vol Suhu Waktu 1/waktu


kimia Na2S2O3 0.15 H2O (mL) mol L-1 HCl 1 0
C (detik) (detik-1)
M (mL) M
1 10 40 2 mL 35
2 10 40 2 mL 45
3 10 40 2 mL 55
4 10 40 2 mL 65
5 10 40 2 mL 75

E. PERTANYAAN
1. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi pengendapan koloid belerang?
2. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi ?
3. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri komentar anda
mengenai hal ini!
4. Laju reaksi dinyakan sebagai 1/waktu. Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu
(0C)!
5. Beri komentar mengenai bentuk kurva yang diperoleh!
6. Jelaskan contoh pengaruh suhu terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari hari!

10
Percobaan III
PENGARUH SUHU TERHADAP REAKSI KATALITIK ENZIMATIS
KENTANG/HATI/RAGI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengukur volume busa yang dihasilkan dari reaksi katalitik
enzimatis kentang/hati/ragi pada berbagai suhu
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh penurunan suhu terhadap reaksi katalitik
enzimatis kentang/hati/ragi
3. Mahasiswa dapat memahami pengaruh kenaikan suhu terhadap reaksi katalitik
enzimatis kentang/hati/ragi
4. Mahasiswa dapat memahami pengaruh suhu terhadap reaksi katalitik enzimatis
kentang/hati/ragi
5. Mahasiswa dapat memperkirakan suhu optimum reaksi katalitik enzimatis
kentang/hati/ragi

B. DASAR TEORI
Metabolisme merupakan salah satu ciri kehisupan yang merupakan bentuk
transformasi tenaga atau pertukaran zat melalui serangkaian reaksi bikimia. Dalam
makhluk hidup reaksi metabolisme berlangsung dengan melibatkan suatu senyawa protein
yang disebut enzim. Enzim merupakan protein yang khusus disintesis oleh sel hidup untuk
mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalamnya. Fungsi khusus dari enzim adalah
untuk menurunkan energy aktivasi, mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan yang tetap
tanpa mengubah besarnya tetapan kesetimbangan dan sebagai pengendali reaksinya.
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim hewan suhu optimal
antara 350C dan 400C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu diatas dan dibawah optimalnya,
aktivitas enzim berkurang. Diatas suhu 500C enzim secara bertahap menjadi inaktif karena
protein terdenaturasi. Pada suhu 1000C semua enzim rusak. Pada suhu yang sangat rendah,
enzim tidak bener-benar rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang. Peningkatan
temperature dapat meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai
energy yang lebih besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika
temperature meningkat, proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan
aktivitas molekul enzim

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Thermometer
b. Gelas ukur (3 buah/kelompok)
c. Gelas kimia 50 mL (3 buah/kelompok)

2. Bahan
a. Ragi 5 gr/kelompok
b. Kentang/hati ayam/ragi
c. H2O2 6%
d. Buffer Solution pH 7

11
D. PROSEDUR KERJA
1. Potong kentang/hati ayam dengan ukuran yang sama (0.5 cm x 0.5 cm x 0.5 cm)
{jika dengan ragi masukkan 5 gr ragi tambahkan 1mL air)
2. Siapkan 3 buah gelas ukur, masukkan potongan kentang/hati/ragi pada gelas ukur
tersebut.
3. Masukkan ketiga gelas ukur tersebut ke dalam gelas kimia
4. Masukkan air keran pada gelas kimia 1
5. Masukkan air panas pada gelas kimia 2
6. Masukkan air es pada gelas kimia 3
7. Ukur suhu masing-masing air pada gelas kimia
8. Biarkan selama 5 menit
9. Keluarkan gelas ukur dari gelas kimia
10. Tambahkan masing-masing campuran 5 mL H2O2 dam 5 mL Buffer pH 7 pada
gelas ukur
11. Ukur volume busa yang dihasilkan pada setiap gelas ukur setelah 20 detik

Suhu (0C) Volume busa


Hati ayam Kentang Ragi+Air

E. TUGAS
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim?
2. Plot data suhu vs volume busa ke dalam grafik (gunakan kertas grafik/excel)?
3. Apa yang akan terjadi pada enzim jika suhu diatas suhu optimum?
4. Apa yang akan terjadi pada enzim jika suhu dibawah suhu optimum?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan denaturasi!
6. Jelaskan kenapa digunakan buffer solution pH 7 pada percobaan ini!

12
Percobaan IV
PENGUKURAN LAJU REAKSI

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami reaksi dekomposisi Hidrogen Peroksida/(reaksi antara
Mg/CaCO3 dengan HCl)
2. Mahasiswa dapat mengukur volume gas yang dihasilkan
3. Mahasiswa dapat menghitung laju reaksi awal pembentukan suatu gas
4. Mahasiswa dapat menghitung laju reaksi rata-rata pembentukan suatu gas dari awal
sampai akhir reaksi
5. Mahasiswa dapat menghitung laju reaksi rata-rata pembentukan suatu gas dengan
selang waktu tertentu
6. Mahasiswa dapat menghitung laju reaksi rata-rata pembentukan suatu gas pada
waktu tertentu

B. DASAR TEORI
Mengukur laju reaksi dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan
mengukur:
1. jumlah pereaksi yang digunakan atau bereaksi per satuan waktu, dan
2. jumlah hasil reaksi yang terbentuk per satuan waktu.
Misalnya pada saat mereaksikan logam magnesium dengan asam klorida dengan
reaksi :

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)


Dalam beberapa reaksi, pereaksi dan hasil reaksi dalam keadaan bercampur dan
dalam wujud yang sama. Untuk memisahkannya cukup sulit. Oleh karena itu,
pengukuran laju reaksi akan lebih mudah pada reaksi yang wujud hasil reaksinya
berbeda dengan pereaksi. Pengukuran laju reaksi yang menghasilkan gas dapat
dilakukan dengan mengukur volume gas yang terjadi dalam waktu yang ditentukan
atau mengukur massa setelah beberapa waktu yang ditentukan.
Untuk menentukan laju reaksinya diambil dari kemiringan (gradien) kurva pada
waktu-waktu tertentu dan menggambarkan tangens pada kurva. Langkah-langkahnya
yaitu :
1. Buat garis miring pada titik yang menunjukkan waktu 2 menit.
2. Gambarkan tangens pada kurva.
3. Ukur perubahan jarak vertikal dan perubahan jarak horizontal.
Hitung kemiringan (gradien) dengan rumus:

13
Gambar 4. Menentukan gradien antara volume gas yang dihasilkan dari reaksi
asam dan logam dengan waktu (menit).
Pada diagram, perubahan jarak vertikal = perubahan volume dan perubahan
jarak horizontal = perubahan waktu.

Jadi gradien = = = 6 mL per menit

Gradien pada grafik menunjukkan perubahan volum per satuan waktu atau laju
reaksi, maka laju reaksi di atas adalah 6 mL per menit. Artinya setiap 1 menit
dihasilkan 6 mL hidrogen.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Gelas ukur 25 mL
b. Erlenmeyer
c. Sumbat gabus
d. Pipa kaca bengkok
e. Gelas ukur 250 mL
f. Statif
g. Klem
h. Plastik
i. Karet gelang
j. Stopwatch
k. Baki
2. Bahan:
a. Sepotong pita magnesium (bisa diganti dengan CaCO3/(H2O2 tanpa digunakan
HCl))
b. HCl 1 M
c. Air keran

D. PROSEDUR KERJA
1. Isi baki dengan air dengan kedalaman 8 cm
2. Isi (penuh) 250 mL gelas ukur dengan air, tutup dengan plastik dan ikat dengan
karet gelang.
3. Balikkan gelas ukur yang telah terisi penuh dengan air tersebut. Letakkan dengan
posisi seperti gambar dengan menggunakan statif dan klem

14
4. Lepaskan plastik dan karet gelang dari mulut gelas ukur yang sudah dibalikkan
tersebut
5. Masukkan 25 mL HCl 1 M ke dalam Erlenmeyer
6. Jepitkan pita magnesium pada mulut Erlenmeyer dengan sumbat gabus
7. Pasang pipa kaca bengkok untuk menghubungkan Erlenmeyer dan glas ukur yang
telah berisi air
8. Jatuhkan pita magnesium dalam Erlenmeyer
9. Hitungdan catat volume gas H2 yang dihasilkan setiap 10 detik
10. Masukkan data dalam tabel berikut

Waktu (detik) Volume gas X (mL)


0
10
20
30
40
50
60
70
80
90

E. TUGAS
1. Plot grafik t vs volum gas !
2. Hitung laju reaksi rata-rata pembentukan gas X!
3. Hitung laju reaksi rata-rata pembentukan gas X antara 40 dan 60 detik!
4. Hitung laju reaksi pembentukan gas X pada t = 45 detik !
5. Hitung laju reaksi awal!

15
Percobaan V
PENENTUAN ORDE REAKSI DAN LAJU REAKSI

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida merupakan reaksi orde dua.
2. Mahasiswa dapat Menentukan tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida dengan cara titrasi.

B. DASAR TEORI
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia. Dengan cara
fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak langsung yaitu berdasarkan sifat-
sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran, misalnya daya hantar
listrik, tekanan (untuk reaksi gas). Adsorpsi cahaya dan lainnya. Penentuan secara
kimiadilakukan dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba (reaksi dibekukan).
Setelahselang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode
analisiskimia. Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan mengukur
konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan selang waktu tertentu
selamareaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu dapat dilakukan
denganmengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu menganalisisnya. Misalnya
reaksihidrolisis etil asetat berikut ini :

CH3COOC2H5+ H2O  CH3COOH + C2H5OH


Etil asetat Air Asam asetat etanol

Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asam asetat yang terbentuk
dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu larutan basah. Cara yang lebih
umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara kontinyu salah satu
perubahan fisis yang menyertai reaksi, misalnya untuk reaksi yang membebaskan gas, alat
dirancang agar dapat mencatat volume gas yang terbentuk; untuk reaksi yang disertai
perubahan warna, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan itensitas warna,untuk
reaksi gas yang disertai perubahan jumlah mol, alat dirancang agar dapatvmengukur
perubahan tekanan gas.
Dari percobaan penentuan laju reaksi menunjukkan bahwa laju reaksi akan
menurundengan bertambahnya waktu. Hal itu berari ada hubungan antara konsentrasi zat
yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Umumnya laju reaksi tergantung pada
konsentrasiawal dari zat-zat pereaksi. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum laju reaksi
atau persamaan laju reaksi .Secara umum untuk reaksi
pA  qB + rC
V = K[A]m[B]n
dengan,
V = Laju reaksi (mol dm-3det-1)
K = Tetapan laju reaksi
m = Tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A
n = Tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B
[A] = Konsentrasi awal A (mol dm-3)
[B] = Konsentrasi awal B (mol dm-3)

16
Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua pereaksi. Tingkat
reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak terpengaruh oleh konsentrasi pereaksi,tetapi
hanya tergantung pada harga tetapan laju reaksi (K). Pangkat konsentrasi pereaksi pada
persamaan laju reaksi disebut orde atau tingkat pereaksi.
Pada reaksi diatas berorde X terhadap A dan berorde Y terhadap B, orde reaksi
keseluruhan X+Y. Jadi, jika disebutorde reaksi maka yang dimaksud adalah orde reaksi
keseluruhan. Orde reaksi juga bisadikatakan sebagai besarnya pengaruh konsentrasi
pereaksi pada laju reaksi.

C. ALAT DAN BAHAN


3. Alat:
1. Botol timbang.
2. Labu volumetris 250 mL.
3. Pipet volume 1 mL ; 10 mL dan 20 mL.
4. Labu erlenmeyer bertutup 250 mL dan 100 mL.
5. Labu erlenmeyer 250 mL.
6. Buret 10 mL.
7. Botol semprot.
8. Pipet tetes
9. Stopwatch
4. Bahan:
1. Etil asetat p.a
2. Larutan NaOH 0,02 M
3. Larutan HCl 0,02 M
4. Indikator fenolftalein
5. Akuades

D. PROSEDUR KERJA
1. Sebanyak 5 mL larutan etil asetat 1 M dipipet ke dalam labu volumetris 250 mL
lalu diencerkan sampai tanda batas untuk mendapatkan larutan etil asetat
dengankonsentrasi 0,02 M sebanyak 250 mL.
2. Larutan NaOH dengan konsentrasi tepat 0,02 M disediakan sebanyak 200 mL
danLarutan HCl dengan konsentrasi tepat 0,02 M disediakan sebanyak 150 mL.
3. Dengan menggunakan pipet, sebanyak 50 mL larutan NaOH 0,02 M dan 50 mL
etilasetat 0,02 M dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer bertutup. Sementara
itusebanyak 20 mL larutan HCl 0,02 M dipipet ke dalam masing-masing 5 buah
labuerlenmeyer lainnya.
4. Selanjutnya larutan etil asetat ditambahkan dengan cepat ke dalam larutan NaOH
dandikocok dengan baik. Pada saat kedua larutan tersebut bercampur, stopwatch
dijalankan.
5. Lima menit setelah reaksi dimulai, 10 mL dari campuran reaksi dipipet
dandimasukkan ke dalam salah satu labu yang berisi 20 mL larutan HCl itu dan
diaduk dengan baik. Kelebihan HCl segera dititrasi secepat mungkin dengan larutan
standar NaOH 0,02 M.
6. Pengerjaan pada no.5 dilakukan pada waktu 5, 15, 30,45 dan 60 menit setelah
waktureaksi.

17
7. Sisa campuran reaksi dalam erlenmeyer bertutup dipanaskan hingga mendidih
untuk mempercepat reaksi. Konsentrasi OH− kemudian ditentukan seperti pada
pengerjaan no. 5.

Pengamatan :
Massa piknometer awal = gram
Massa piknometer + etil asetat = gram
Massa etil asetat = gram

t(menit) Volume HCl Volume Volume NaOH


campuran
5 10 mL 10 mL
15 10 mL 10 mL
30 10 mL 10 mL
60 10 mL 10 mL
Panas 10 mL 10 mL

E. TUGAS
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?
2. Apa yang dimaksud laju reaksi dalam percobaan ini?
3. Jelaskan bagaimana reaksi penyabunan etil asetat dan ion hidroksida
4. Apa tujuan titrasi dalam percobaan ini?

18
Percobaan VI
PENGARUH KATALIS PADA LAJU REAKSI

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh penambahan katalisator tertentu pada laju
reaksi

B. DASAR TEORI
. Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses
berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua
waktu.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya
pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain adalah konsentrasi, luas permukaan, temperatur, dan katalis.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan
dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan
reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur
pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Berdasrkan Penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan


utama, yaitu: katalis homogen dan katalis heterogen.
· Katalis heterogen (Adsorpsi) adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen
biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat
yang terdiri dari logam atau oksida logam. Keuntungan penggunaan katalis heterogen
adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah
selesai. Banyak proses industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses
dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Beberapa logam
ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada permukannya,
misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam dengan molekul gas
dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan
19
ikatan itu. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksipereaksi (atau substrat ) untuk
sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah sehingga
memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
· Katalis homogen (Pembentukan senyawa antara) adalah katalis yang berada
dalam fase yang sama. Umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir
reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Erlenmeyer 25 mL
b. Gelas ukur 10 mL
c. Stopwatch

2. Bahan:
a. Hidrogen Peroksida (H2O2) 3%
b. Larutan Tembaga Klorida (CuCl2) 0,5 M
c. Besi Klorida (FeCl3) 0,5M

D. PROSEDUR KERJA
1. Masukkan larutan H2O2 3% masing-masing sebanyak 5 mL ke dalam 3 buah
erlenmeyer yang diberi tanda A, B, dan C
2. Tambahkan larutan CuCl2 0,5 M sebanyak 1 mL kedalam erlenmeyer B dan larutan
FeCl3 0,5 M sebanyak 1 mL kedalam erlenmeyer C
3. Amati ketiga larutan tersebut dan cata waktu sampai tidak ada lagi gelembung-
gelembung gas O2 yang terjadi.

No Erlenmeyer Larutan Waktu (t)


1 A H2O2 3%
2 B H2O2 3% + CuCl2 0,5 M
3 C H2O2 3% + FeCl3 0,5 M

E. TUGAS
1. Bagaimana laju reaksi peruraian H2O2 tanpa katalis dan dengan penambahan
katalis?
2. Apakah zat tersebut berubah saat terjadi reaksi?
3. Zat tersebut disebut katalis, apakah maksud dari katalis?

20
Percobaan VII
KINETIKA ADSORPSI

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mempelajari kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam
asetat dalam larutan

B. DASAR TEORI
Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh
adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena
adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul
pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena
tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat
padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada
absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang
diserap hanya terdapat pada permukaannya.
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi digunakan
untuk menyatakan bahwa ada zat lan yang terserap pada zat itu, misalnya karbon aktif
dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Karbon aktif biasanya dibuat
dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara
(oksigen) yang terbatas.
Proses adsorpsi yang terjadi pada kimisorpsi, partikel melekat pada permukaan
dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari
tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Peristiwa
adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens.
Dimana adsorben yang biasa digunakan dalam percobaan adalah kabon aktif,
sedangkan zat yang diserap adalah asam asetat.
Umumnya adsorpsi bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Kecepatan
adsorpsi karbon aktif terhadap molekul asam asetat dalam larutannya pada tekanan
temperatur yang tetap tergantung pada konsentrasi asam asetat. Adsorpsi dan desorpsi
(pelepasan) merupakan kesetimbangan. Kinetika adsorpsi sebelum kesetimbangan
tercapai dapat dipelajari:
dC
 k Cn
dt
Dimana:
dC/dt = Kecepatan adsorpsi
k = Konstanta adsorpsi
C = Konsentasi adsorbat
N = Orde kecepatan adsorpsi\

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Erlenmeyer 10 buah f. Gelas ukur 25 ml 2 buah
b. Spatula g. Buret 50 ml
c. Cawan h. Statif dan klem
d. Penangas i. Lumpang dan alu
e. Corong j. Stop watch
21
k. Neraca digital m. Pipet tetes
l. Botol semprot

2. Bahan:
a. Asam asetat 0,5 N e. Asam asetat 1 N
b. NaOH 0,5 N f. Kertas saring
c. Karbon aktif g. Aluminium foil
d. Indikator pp h. Aquades

D. PROSEDUR KERJA
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengaktifkan arang dengan memanaskan arang di atas penangas listrik.
2. mengaluskan menggunakan lumpang dan alu.
3. Menyiapkan 8 buah erlenmeyer.
4. Menimbang 1 gram arang aktif sebanyak 8 kali dan memasukkannya ke dalam
masing-masing erlenmeyer
5. Mengambil 4 buah erlenmeyer tersebut lalu mengisi dengan 12,5 ml larutan
asam asetat 1 N pada masing-masing erlenmeyer, kemudian mengisi 4 buah
erlenmeyer lain dengan 12,5 ml larutan asam asetat 0,5 N.
6. Menutup semua erlenmeyer dengan aluminium foil.
7. Mengocok setiap erlenmeyer selama 1 menit dan mendiamkan selama 30 menit
(CH3COOH 0,5 N dan 1 N), 60 menit (CH3COOH 0,5 N dan 1 N), 90 menit
(CH3COOH 0,5 N dan 1 N) dan 120 menit (CH3COOH 0,5 N dan 1 N).
8. Menyaring larutan dengan kertas saring.
9. Mengambil 5 ml filtrat dan menambahkan dengan 2 tetes indikator PP.
10. Menitrasi larutan dengan larutan NaOH 0,5 N.
11. Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk melakukan titrasi.
Perlakuan Volume NaOH 0,5 N (mL)
30 menit 60 90 120
menit menit menit
CH3COOH 0,5 N +
karbon aktif (kocok 1
menit, saring filtrat,
titrasi.
CH3COOH 1 N + karbon
aktif (kocok 1 menit,
saring filtrat, titrasi.

E. TUGAS
1. Apakah yang dimaksud dengan kinetika adsorpsi?
2. Hitunglah nilai k dri percobaan tersebut?
3. Buatlah grafik pada percobaan tersebut?

23
22
Percobaan VIII
VISKOSITAS

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menentukan sifat- sifat molekul suatu makro molekul.
2. Mahasiswa dapat menentukan jari- jari molekul senyawa sederhana.
3. Mahasiswa dapat menentukan massa molekul relative suatu makromolekul.

B. DASAR TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit
suatu benda bergerak dalam fluida.
Viskositas fluida dinotasikan dengan ŋ (eta) sebagai rasio tegangan geser.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar
molekul dan struktur cairan. Viskositas disebabkan karena ada gaya kohesi antar
partikel cair. Alat yang digunakan utuk mengukur besar nilai viskositas adalah
viskometer dan waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan. Viskositas
dipengaruhi oleh suhu, gaya tarik antar molekul,ukuran serta jumlah molekul yang
terlarut.
Menggunakan hukum viskositas Newton, ditemukan bahwa untuk aliran
laminar cairan dalam tabung silinder dengan jari-jari r adalah

Hukum viskositas enstein persamaan sederhana yang diturunkan untuk


menggambarkan perilaku aliran dispersi. Sayangnya, itu hanya berlaku untuk sistem
Newton dan sistem ideal :

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Viskositas Ostwald e. Gelas ukur
b. Gelas kimia f. Kelereng
c. Stopwatch g. Piknometer
d. Neraca ohaus h. mistar

2. Bahan:
a. Etanol Murni
b. Minyak goreng
c. Oli Bekas
d. Aquades
e. Spirtus

24
23
3. PROSEDUR KERJA
Cara Ostwald
1. Bersihkan viscometer dengan larutan yang sesuai (air).
2. Masukan sampel yang akan diuji (etanol, minyak goreng,oli bekas, akuades, dan
spirtus) melalui tabung B (besar) hingga reservoir terbawah, hentikan sampai tinggi
sampel dikiri sama tinggi dengan yang kanan.
3. Masukan Ball pipet pada tabung A lalu hisap sampel hingga mengisi bulp A. tutup
tabung B dengan ibu jari.
4. Siapkan stopwatch, setelah sampel mengisi bulp A, lepaskan ball pipet dan iu jari
secara bersamaan.
5. Ukur waktu yang dibutuhkan, ketika sampel mengalir kembali pada keadaan setara
antara dan kiri dan kanan.
6. Lakukan percobaan secara duplo
7. Lakukan langkah-langkah yang sama untuk masing-masing sampel
8. Hitung massa jenis masing-masing sampel menggunakan piknometer.

Cara Falling Ball


1. Tentukan massa jenis bola dan massa jenis zat cair
2. Siapkan gelas ukur, dan isi dengan sampel sebanyak 100 ml
3. Masukan kelereng kedalam gelas ukur yang berisi sampel
4. Putar tabung 180°, hitung waktu pada saat bola mulai bergerak dr titik awal hingga
titik akhir. Catat waktu pada lembar kerja.
5. Lakukan percobaan secara duplo
6. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk sampel yang lain

Tabel Pengamatan
Pengukuran massa jenis
Sampel Piknometer Piknometer + Volume Massa Jenis
kosong (gram) Sampel sampel
(gram)
Etanol
Oli bekas
Minyak Goreng
Akuades
Spirtus

Metode Ostwald
Sampel Volume Hari-jari pipa Panjang pipa Waktu (t)
sampel (mL) (cm) (cm)
Etanol
Oli bekas
Minyak Goreng
Akuades
Spirtus

224
Metode Falling ball
Sampel Jari-Jari Bola Tinggi Tabung (cm) Waktu (detik)
(cm)
Etanol
Oli bekas
Minyak Goreng
Akuades
Spirtus

4. TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Apa yang dimaksud dengan metode ostwald dan falling ball?
3. Bagaimana viskositas masing-masing zat tersebut?

325

Anda mungkin juga menyukai