PHPT Buah Naga
PHPT Buah Naga
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
· A. Latar Belakang
Buah naga atau buah pitaya dewasa ini popular di masyarakat dan diminati
oleh pengusaha karena memiliki harga yang cukup ekonomis. Sebagai bagian dari
kelompok kaktus family cactaceae yang digemari masyarakat untuk konsumsi.
Rasa manisnya dan segar yang dimiliki buah naga menjadikan para konsumennya
akan ketagihan, itu buah naga juga memilikimanfaat berguna bagi kesehatan.
Mahadianto (2007) menyatakan buah naga memiliki cukup banyak khasiat
bagi kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan
darah, menguatkan ginjal, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan
daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam
dan sariawan, menstabilkan tekanan darah, menguragi keluhan keputihan,
mengurangi kolesterol, mencegah kanker usus serta mencegah sembelit dan
memperlancar feses.
Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan yaitu buah naga
daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah
naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus).
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa buah naga ini memiliki manfaat
yang sangat baik sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan peluang pasar
di Indonesia dan asia pun terbuka lebar akan tetapi tentu saja dalam
membudidayakan tanaman ini perlu pengetahuan teknis akan cara budidaya dan
manajemen resiko. Oleh karena meningkatnya budidaya buah naga maka di
perlukan pemahaman terhadap hama dan penyakit buah naga baik jenis jenis nya
dan cara pengendalianya agar resiko kerugian dalam budidaya bisa di minimalkan
atau bahkan di atasi.
B. Tujuan
Tujuan makalah tentang buah naga ini adalah sebagai berikut:
1. Agar para petani buah naga bisa menambah wawasan tentang buah naga setelah
membacanya
2. agar memahami bahwa pengendalian hama terpadu lebih memiliki dampak
yang baik bagi budidaya buah naga.karena akan tercapai keseimbangan
lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman yang memiliki warna buah merah menyala serta bersisik hijau
dan belum lama di usahakan di Indonesia . Hal ini disebabkan karena tanaman ini
adalah pendatang baru dalam dunia pertanian Indonesia yang melengkapi koleksi
jenis-jenis tanaman yang di buduidayakan.Pengembangan tanaman buah naga ini
sesuai untuk di lakukan karena memiliki kecocokan untuk dibudidayakan di
daerah yang memiliki iklim tropis. Dalam penyebaranya hingga saat ini tanaman
buah naga sudah menyebar kepenjuru dunia. Sedangkan daerah asal buah naga
adalah meksiko ,amerika tengah , dan amerika utara . julukan buah naga atau
draygon fruit ini di daerah asalnya dinamai pitaya roja. Penduduk indian dan
sekitarnya seringkali memanfaatkan buah naga ini sebagai konsumsi segar.
Walaupun buah ini asalnya dari amerika , akan tetapi tanaman ini justru
lebih dikenal sebagai tanaman dari asia.karena buah naga dikembangkan secara
besar besaran di asia seperti di Negara Vietnam dan Thailand . Tanaman buah
naga masuk ke daratan asia yaitu di Vietnam ,di bawa oleh orang prancis sekitar
tahun 1870 dibawa dari Guyana,amerika selatan .pada awal masuknya ke Vietnam
sebenarnya diajukan sebagai tanaman hias .karena batangnya berbentuk seperti
segitiga dan berduri sangat pendek sehingga akan tampak seperti tanpa
duri.keunikan batang tersebut membuat tanaman buah naga menjadi hiasan karena
yang sering terjadi adalah batang tanaman berbentuk bulat ataupun segi empat.
C MORFOLOGI
\2.Batang dan cabang Mengandung air berbentuk lendir serta berlapis lilin bila
telah dewasa . warna hijau kebiru- biruan atau ungu. Batang berukuran panjang
dan bentuknya siku dan segitiga. Dengan begitu tanaman ini di katakan aneh
sehingga dijadikan sebagai tanaman hias. Dari batang ini akan tumbuh banyak
cabang
3. Bunga tanaman buah naga ini memiliki bentuk seperti corong yang memanjang
berukuran sekitar 30 cm dan mulai mekar pada saat sore hari kemudian akan
mekar sempurna pada saat malam hari. Setelah mekar warna dari mahkota bunga
pada bagian dalam putih bersih yang didalamnya ada benangsari berwarna kuning
serta akan mengeluarkan bau yang harum.
4. Bentuk buah bulat panjang dan sering kali buah naga ini terletak pada bagian
didekat bagian ujung cabang atau batang. Pada bagian cabang atau batang bisa
tumbuh lebih dari satu dan terkadang berdekatan. Ketebalan Kulit buah sekitar 1-2
cm dan pada bagian permukaan kulit buah ada sirip atau jumbai yang berukuran
sekitar 2 cm.
Bekicot
Bekicot sering menyerang pada saat musim hujan. Bekicot menyerang
tanaman buah naga pada waktu malam dengan cara menggerogoti batang ataupun
cabang tanaman sehingga bagian tanaman yang luka bisa terinfeksi oleh penyakit
sekunder yang disebabkan jamur maupun bakteri.
lakukan pengendalian secara fisik yaitu dengan mengontrol lahan kemudian
mengambil berkicot yang menempel pada tanaman akan Lebih efektif
pengendalian dengan cara ini jika dilakukan pada malam hari, karena hama
bekicot ini memiliki aktifitas yang tinggi pada malam hari.
Semut
Semut seringkali akan muncul pada saat mulai berbunga. karena bunga
buah naga memiliki aroma yang khas serta mengeluarkan cairan yang manis.
Semut akan mengerubungi bunga yang baru saja kuncup hal ini mengakibatkan
mengakibatkan kulit buah berbintik-bintik cokelat. Tentunya hal tersebut akan
mengakibatkan kualitas buah menjadi turun dan harga akan menjadi rendah.
Lakukan pengendalian dengan menabur kapur pada sekitar batang utama.
Burung
Biasanya burung akan menyerang buah naga yang telah masak. Di
perlukan Pemanenan yang tepat waktu agar dapat mengurangi resiko dari
serangan burung tersebu
Tanaman buah naga tidak terlalu banyak jenis penyakit yang menyerang .
Yang sering terjadi penyakit akan mulai menyerang tanaman akibat dari sanitasi
kebun tidak dijaga dengan baik. segera lakukan penanganan apabila tanaman buah
naga terserang penyakit agar tidak menyebar pada tanaman buah naga yang lain.
beberapa penyakit yang biasa ditemui pada tanaman buah naga dan teknik atau
cara pengendalian yang dapat dilakukan.
Busuk Bakteri
Disebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas sp. Gejala penyakit busuk
bakteri ditandai oleh adanya pembusukan pada bagian pangkal batang, terdapat
lendir berwarna putih kekuningan pada bagian daerah serangan, serta tanaman
tampak kusam dan layu.
sanitasi kebun secara rutin perlu dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini,
cegah genangan air dengan memperbaiki drainase, cabut tanaman terserang dan
tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya. pembuangan tanah
tersebut kalau bisa jangan sampai tercecer kemudian taburi dengan kapur lubang
bekas titik tanam agar bisa meningkatkan pH tanah lokal. Semprot daun serai,
bawang putih, kunyit, serta bawang merah sebagai pestisida nabati. Bahan-bahan
tersebut direbus dan disemprot pada tanaman. Cara lainya bisa juga dengan
pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
Fusarium
cendawan Fusarium oxysporium yang menyebabkannpenyakit ini.Gejala
serangan ini di tandai dengan tanda seperti cabang tanaman berkerut, layu dan
busuk berwarna cokelat. lakukan sanitasi kebun untuk mengendalikan serangan
hama ini secara rutin, perbaikan drainase agar mencegah adanya genangan air,
cabut tanaman yang terserang dan tanah disekitar titik tanam harus dibuang jauh
dari areal budidaya. Upayakan pembuangan tanah tersebut tidak sampai tercecer.
tingkatkan pH tanah local dengan menaburi kapur pada bekas lubang titk tanam.
Semprotan tanaman dengan menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai,
bawang putih, kunyit, dan bawang merah. Bahan-bahan direbus kemudian
semprotkan pada tanaman. Upaya lainya adalah dengan pemanfaatan agensia
hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
\
BAB III
PEMBAHASAN
Buah naga saat ini merupakan bisnis yang telah banyak dilakukan di
berbagai tempat di wilayah Negara Indonesia baik di Pulau Jawa maupun
Sumatera. Usaha budidaya buah naga yang memiliki keuntungan besar menarik
minat banyak pihak untuk menggeluti bidang ini. Tetapi haarus disadari bahwa
usaha tani buah naga juga memiliki resiko serangan penyakit yang cukup tinggi.
Di perlukan langkah langkah dan cara mengelola penyakit-penyakit buah naga
secara komprehensif berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu.
Perlu kita pahami prinsip yang mendasar dari PHT yaitu segitiga penyakit serta
Hukum Liebig. Tanaman yang sakit harus memenuhi tiga hal yaitu yang pertama
pathogen atau penyebab virulen dan jumlahnya cukup, yang kedua tanaman
tersebut rentan dan yang ketiga lingkunganya mendukung. Jika satu hal saja dari
tiga tidak terpenuhi, maka tidak terjadi penyakit tumbuhan, inilah yang dikenali
sebagai teori segitiga penyakit. Dan yang kedua adalah Hukum Liebig, bahwa
yang menentukan dari produktivitas tanaman itu bukan faktor yang paling
kuat/melimpah namun justru faktor yang paling lemah/pembatas, jadi kemampuan
untuk menganalisa dan mengenali mengenali faktor yang paling lemah justru akan
secara nyata meningkatkan dari produktivitas tanaman.
Di kebun buah naga pada berbagai tempat di wilayah pulau Jawa dan pulau
Sumatera, , terdapat dua jenis penyakit buah naga yang penting untuk di ketahui
yaitu penyakit busuk buah/busuk batang . Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Macrophoma sp. dan penyakit bercak batang yang disebabkan oleh Phomopsis sp.
. Kedua duanya memiliki sifat-sifat yang hampir serupa , masuk dalam ordo dan
famili yang sama. gejala yang terjadi adalah busuk pada bagian buah atau batang,
sedangkan pada penyakit bercak batang akan menampakkan gejala bercak-bercak
kecil pada batang. Sifat darikedua penyakit ini yaitu bertahan hidup di sisa-sisa
tanaman sakit seperti potongan dari batang atau buah. Selain dari itu khusus untuk
Phomopsis, memiliki tanaman inang yang banyak misalnya terong, karet.
Penularan jarak jauh bisa juga terjadi melalui bibit, sedang kalau antar tanaman
bisa melalui percikan air. Curah hujan dan suhu yang tinggi bisa memperberat
serangan.
Cara mengendalikan
tanaman buah naga harus di usahakan bisa tumbuh optimum dengan cara
memilih tempat tanam yang sesuai(tanah tekstur lempung berpasir, memiliki
drainase baik curah hujan optimum 1500 mm/tahun dan tersebar merata.
Optimalkan pemupukan yang sesai dengan tanah setempat
Lakukan tingkatan ketahanan terhadap penyakit dengan cara mengoptimalkan
pemupukan dan perlakuan PGPR (plant growth promoting rhizobacteria).
Kemudian harus cukup unsur kalium dan kalsium karena memiliki peran dalam
ketahanan tanaman .lakukan PGPR degna mencelupkan stek bibit sebelum di
tanam. Serta penyiraman.
Penyakit akan melakukan infeksipada periode kabasahan batang atau buah yang
lama mimalnya 4 jam. Usahakan agar permukaan tanah tidak basah terlampau
lama akan menjadi penting. Jika dalam pengairan menggunakan irigasi sprinkler
hindari penyiraman menjelang malam.
Gunakan mulsa organic (jerami dan alang alang) pada sekitar tanaman untuk
dapat mengurangi percikaan percikan air . perhatikan rumput –rumputan yang
tidak clean weeding, hanya di rapikan juga bisa mengurangi percikan.
Lakukan monitoring yang intensif ,,, paling penting pada musim hujan jika
ditemukan busuk buah segera ambil dan bakar (jang buang sembarangan karena
bisa jadi sumber penyakit).. setelah itu gunakan fungisida baik sintetik, botanis
atau hayati. Karena jika fungisida dilakukan dulu tanpa pengambilan buah yang
terserangmaka aplikasi fungisida justru akan menularkan patogen.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit
Biasanya hama yang seringn menyerang adalah bekicot, pengendalian
bisa dengan cara manual yaitu ronda pada saat sore hinga malam hari, kemudian
kondisi lahan yang bersih, bekicot dapat ditekan. Sedang untuk hama burung
seringnya menyerang buah yang masak, cara mengendalikan bungkus buah
dengan plastik yang telah dilubangi pada bagian bawahnya.
Di awal penanaman sering terjadi pembusukan pada bagian pangkal
batang berwarna kecoklatan dan ada bulu putih, pembusukan bisanya diakibatkan
dari kelembapan tanah yang berlebihan sehingga menyebabkan muncul jamur,
penyebabnya adalah Sclerotium rolfsii Sacc. sering terjadi khusunya pada bibit
stek yang tidak memiliki tangkai. Kenalikan dengan semprotkan fungisida 14 hari
sekali,apabila terdapat gejala kekuningan pada bagian pangkal batang maka
semprot seluruh bagian sulur khususnya bagian yang ada gejala kekuningan.
jika kondisi serangan jamur atau gejala kekuningan ini sudah relatif banyak,
lakukan penyemprotan fungisida 1 minggu sekali dengan jenis fungisida yang
berbeda. Apabila untuk perawatan dan pencegahan, perlakuan penyemprotan
fungisida dilakukan setiap 1 bulan sekali. Apabila untuk mendapat kesehatan
tanaman agar maksimal, perlu penyemprotan pupuk daun dengan interval setiap 1
bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Hasilkan Buah Naga Kualitas Prima”, Trubus, Bonus, Mei 2003.
Rukmana, Rahmat, Ir. Dan Hj. Yuyun Yuniarsih Oesman, B.Sc., Kaktus, Cet.5
(Yogyakarta: Kanisium, 2003). Sutejo, Mul Mulyani, Ir. Dan A.G.
Kartasaspoetra, Ir., Pupuk dan Cara Pemupukan (Jakarta: Bina Aksara, 1988).