Daftar isi
..............................................................................................2
Pengajar :
Noters :
Editor :
Korektor :
..............................................................................................18
Pengajar :
Noters :
Editor :
Korektor :
Gambaran Klinis :
Pada kasus berat dapat terjadi syok hipovolemik dan MOF (Multi Organ Failure)
Cullen’s Sign
LABORATORIUM :
Didapatkan dg kadar rendah di beberapa jaringan, shg tes ini tdk spesifik
Amylase mungkin bisa normal pada PA
Spesifisitasnya rendah
Lipase: ditemukan terutama di Pankreas, mukosa usus dan hati.
Diekskresikan lewat ginjal, sehingga pada gagal ginjal kadar amylase akan
tinggi
Lipase lebih akurat dari pada Amlase untuk mendeteksi PA, Spesifitas lebih
baik (90% vs 75%)
RADIOLOGIS :
Rontgen Thorak/Abdomen:
Kalsifikasi pannkreas ditemukan pada pankreatitis kronik
Dapat terlihat sentinel loop, peninggian hemi-diafragma, efusi pleura
Rontgen Abdomen
Chronic Pancreatitis
Kalsifikasi (Tampak pada 30% pasien)
USG ABDOMEN :
Tampak pembesaran pankreras dan hipoekoik pankreas (acute)
Kalsifikasi
Dilatasi duktus
Pseudokista
USG ABDOMEN :
PSEUDOKISTA
PSEUDOKISTA
MSCT ABDOMEN :
Penunjang diagnosis yg baik untuk deteksi Pankreatitis akut, namun juga dapat
bermanfaat pada pankreastitis kronik
Sensitivitas 60%, specificitas 98%
Dapat ditemukan:
Peripancreatic inflammation
Nekrosis
Pseudokista
Kalsifikasi
Dilatasi common bile duct
pseudokista
Abdominal CT : Chronic
KALSIFIKASI
Prognosis :
Ada beberapa macam sistem skoring utk menentukan prognosis panktreatitis akut
RANSON (Paling populer)
APACHE II
CT severity Index
Imrie Score
Ranson Criteria :
Pada saat masuk RS
Age > 55
TREATMENT :
Prinsip Umum: istirahatkan pankreas
Stop makan minum
Nutrisi Parenteral
Resusitasi cairan
NGT bila diperlukan
Anti-emetik (Metoklopramid/Ondansetron)
Antibiotik :
Terutama untuk gram negatif
Pasien pankreatitis akut ringan tanpa ada penyakit sistemik atau penyakit bilier, dapat
makan dan minum cukup dan tidak terlalu nyeri dapat diterapi rawat jalan.
Pasien diluar itu harus rawat inap
Perforasi Usus
o Definisi
Perforasi usus adalah perforasi atau ruptur pada dinding usus karena berbagai
penyebab sehingga sebagian isi usus terlepas dan masuk ke dalam rongga peritoneum
abdomen kemudian dapat berlanjut menjadi peritonitis dan sepsis.
Berdasarkan penyebab perforasi :
sehingga membentuk abses, efek osmotik dan pergeseran cairan yang lebih banyak ke
lokasi abses lalu diikuti pembesaran abses pada perut
Bila tidak teratasi maka akan terjadi bakteriemia, sepsis, multiple organ failure dan
shock.
o Diagnosis :
1. Anamnesis
Riwayat trauma abdomen (trauma tajam atau trauma tumpul) pada dada
bagian bawah atau abdomen
Riwayat minum aspirin, NSAID atau steroid terutama pada orang tua
Nyeri abdomen :
Perforasi usus ec. ulkus peptic : nyeri abdomen hebat tiba-tiba setelah makan,
nyeri bahu (tanda Kerr), riwayat gastritis, kadang muntah
Perforasi usus ec. divertikulitis atau ec. appendisitis akut : nyeri abdomen di
abdomen kuadran bawah, nyeri abdomen setelah 48 jam akan berkembang
menjadi apendisitis akut pada 30-40% pasien orang tua
Perforasi usus ec. appendisitis akut : nyeri abdomen di abdomen kuadran
kanan bawah kecuali jika berkembang menjadi peritonitis, nyeri abdomen
setelah beberapa jam akan berkembang menjadi apendisitis akut pada pasien
orang muda.
2. Pemeriksaan Fisik :
o Palpasi
Massa atau nyeri tekan
Peritonitis : takikardi, demam, nyeri tekan seluruh abdomen, nyeri ketok, nyeri lepas,
kekakuan dinding perut (nyeri dan kaku karena adanya darah atau cairan usus yang
memberikan rangsangan peritoneum).
Perdarahan intra abdominal : rasa kembung, konsistensi seperti adonan roti.
o Perkusi
Indikasi adanya peradangan peritoneum
4. Pemeriksaan Penunjang
o Laboratorium
Leukositosis : indikasi infeksi
Ligamentum falciparum : tampak sebagai struktur obliq dari kuadran kanan atas
sampai dengan umbilikus terutama saat gas banyak terdapat pada sisi lain ligamentum
Air fluid level (udara bebas) : posisi tegak abdomen, indikasi
hydropneumoperitoneum atau pyopneumoperitoneum.
o USG
Udara terlokalisasi
o CT scan abdomen
Bukti perforasi misalnya perforasi usus ec. ulkus duodenal dengan kebocoran pada
kandung kemih dan panggul kanan dengan atau tanpa udara bebas nyata
Perubahan inflamasi pada jaringan lunak dan abses fokal divertikulosis.
o Penatalaksanaan :
Terapi utama perforasi usus adalah pembedahan berupa :
Laparotomy explorasi
Penutupan perforasi usus dengan pencucian pada rongga peritoneum (evakuasi
medis)
o Tujuan pembedahan :
Memperbaiki masalah dasar anatomi : memperbaiki atau mengangkat bagian usus
yang mengalami perforasi.
Memperbaiki penyebab peritonitis.
Abses abdominal
Kegagalan multi organ dan shock septik
Obstruksi intestinal
o Prognosis :
Tergantung proses penyakit dan lamanya perforasi
ATRESIA ANI
Definisi :
Atresia ani, yang kini dikenal sebagai malformasi anorektal (MAR) adalah suatu
kelainan kongenital yang menunjukkan keadaan tanpa anus atau dengan anus yang
tidak sempurna. Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital yang sering
kita jumpai pada kasus bedah anak.
Etiologi :
Etiologi malformasi anorektal belum diketahui secara pasti.
Akibat dari abnormalitas perkembangan embriologi anus, rektum dan traktus
urogenital, dimana septum tidak membagi membran kloaka secara sempurna.
Epidemiologi :
Malformasi anorektal terjadi pada 1 dari 4000-5000 kelahiran baru. Frekuensi pada
anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.
Klasifikasi :
Pena pada tahun 1995 membuat klasifikasi yang lebih sederhana
Patofisiologi :
Terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena
gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik
sehingga anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang.
Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakal
genitourinari dan struktur anorektal. Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan
pada kanal anorektal
Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan dan perkembangan struktur kolon
antara 7-10 minggu dalam perkembangan fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena
kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina
Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar melalui anus sehingga menyebabkan
fekal tidak dapat dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi.
Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi baru lahir
tanpa lubang anus.
Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan, terdapat tiga letak :
Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
Perut kembung.
Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.