Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
2.1 Autoklaf
Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dengan
memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Alat sterilisasi ini menggunakan metode
uap panas basah bertekanan dengan lama proses sterilisasi adalah 15 menit pada suhu 121
derajat cellcius pada tekanan 1 atm. Temperatur panas uap air pada tekanan atmosfer
hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan meningkat dengan adanya tekanan,
misalnya pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in2) temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan
dibunuh pada temperatur tersebut kurang lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004;
Black, 2008). Autoklaf dapat digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik, dan
larutan yang termostabil.
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan, waktu dan
temperatur, tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang dipakai pada alat
autoklaf berkisar antara 15-20 lb, temperatur yang diizinkan berkisar antara 121-125 °C
(250-256 °F), dan waktu yang dibutuhkan berkisar antara 15-45 menit, tergantung bahan
atau material yang akan dimuat (Morello dkk., 2003). Udara juga merupakan faktor penting
yang memengaruhi keefektifan alat autoklaf. Kehadiran udara pada muatan autoklaf akan
memberi pengaruh kurang baik terhadap penetrasi panas uap air ke kultur media.
Sementara itu, untuk mengecek alat autoklaf masih bekerja baik atau tidak, diperlukan
pengetesan menggunakan indikator biologi. Indikator biologi yang lazim digunakan adalah
endospora Bacillus stearothermophilus. Spora bakteri tersebut dipakai karena sporanya
dapat resistan terhadap panas. Apabila setelah sterilisasi masih ditemukan spora bakteri
tersebut, berarti alat autoklaf sedang bermasalah. Cara pengecekan dimulai dengan
menaruh strip yang mengandung spora bakteri dengan material yang disterilisasi pada
autoklaf. Setelah proses sterilisasi selesai, tiap strip ditempatkan di dalam medium
cair. Apabila terjadi perubahan warna pH indikator pada medium cair, berarti proses
sterilisasi tidak berjalan sukses.
Bagian-bagian autoclave
1) Gravity Displacement Autoclave
Jenis autoclave yang satu ini merupakan standar dan paling umum dari mesin
autoclave. Jenis autoclave yang dapat bekerja pada cakupan suhu antara 121-134 °C
dan waktu 10-30 menit ini, melakukan pemindahan udara dalam ruang autoclave
didasarkan pada gravitasi. Prinsip dasarnya, jenis autoclave ini adalah memanfaatkan
perbedaan massa jenis antara uap dibandingkan dengan udara. Uap mengandung
H2O dalam bentuk gas, sedangkan udara terdiri dari berbagai kandungan material
semisal CO2, H2O dan sebagainya.
Cara kerja jenis autoclave ini dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas
autoclave. Proses ini menyebabkan udara tertekan ke dasar. Setelah uap semakin
banyak dan menekan udara makin ke dasar, kemudian udara akan keluar melalui
suatu saluran yang ada dibagian bawah autoclave. Proses ini menyebabkan
peningkatan suhu dan terjadilah proses sterilisasi.
2) Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoclave jenis ini dilengkapi dengan sebuah pompa yang berfungsi untuk
mengevakuasi sebagian besar udara dari dalam autoclave. Proses pengeluaran udara
yang dimaksudkan untuk menciptakan keadaan vakum ini berlangsung selama 8-10
menit. Setelah kondisi vakum didapatkan, maka uap mulai diinfiltrasi ke dalam
autoclave.
Kevakuman udara dan pengisian uap akan langsung bersentuhan dengan seluruh
permukaan benda yang ada dalam autoclave yang akan menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu dan terjadinya proses sterilisasi. Berbeda dengan jenis autoclave
kebanyakan, pada Prevacuum atau High Vacuum Autoclave bekerja pada suhu 132-
135 °C dengan rentang waktu 3-4 menit.
3) Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Pada prinsipnya, jenis autoclave ini menggunakan uap dan dorongan tekanan di
atas tekanan atmosfer dengan rangkaian yang berulang. Waktu yang dibutuhkan
dalam proses sterilisasi dengan autoclave ini bergantung pada jenis benda yang akan
disterilkan.
Bahaya autoklaf
Autoklaf menggunakan tekanan dan suhu tinggi untuk sterilisasi. Resiko keselamatan
yang berpotensi teadi antara lain.
Terpaparnya panas hingga terbakarnya kulit akibat dari material panas serta dinding dan pintu
autoklaf.
Uap panas dari dalam autoklaf dan matrial yang disterilisasi dapat menghasilkan uap panas.
Cairan yang mendidih dan tumpah di dalam autoklaf.
Tangan dan lengan dapat terluka bakar terkena uap dari dalam autoklaf atau panas dari dinding
dan pintu autoklaf.
Tubuh terluka jika terjadi ledakan autoklaf.
Persiapan Bahan
Pastikan bahan yang akan diautoklaf merupakan bahan yang aman
Sampel berisi pelarut atau bahan yang bersifat mengeluarkan racun jangan diautoklaf
Jangan melakukan autoklaf dengan pintu autoklaf yang tidak terkunci rapat
Glassware harus diinspeksi apakah ada retakan atau tidak
Siapkan dan Bungkus Bahan dengan Pas dan Sesuai
Material kering yang longgar harus dibungkus dengan kertas khusus atau aluminium foil.
Bungkus yang terlalu kencang akan menghalangi masuknya uap danmenurunkan efektivitas
proses
Longgarkan tutup untuk mencegah tekanan yang meningkat. Semua yang diautoklaf harus
ditutupi oleh tutup yang agak longgar
Larutan yang akan diautoklaf tidak melebihi 2/3 wadah. Tutup cairan dengan penutup yang agak
longgar
Glassware harus berbahan borosilikat yang tahan panas
Plastik yang digunakan untuk wadah harus berbahan tahan panas seperti polikarbonat, Teflon,
polipropilen
Semua barang harus diberi label yang tahan terhadap proses autoklaf
Benda tajam harus dikemas dan ditempatkan pada wadah khusus
Tempatkan Barang pda Kontainer Sekunder untuk Perlindungan dari Bahan yang Tumpah
Bahan harus ditempatkan pada wadah atau container sekunder berbahan stainless steel atau
yang cocok dengan autoklaf dan mudah dalam penanganan
Tempatkan wadah cairan, kantong media agar atau bahan yang dapat mendidih ke dalam
wadah sekunder dalam autoklaf
Wadah harus cukup besar untuk memuat tumpahan
Kantong tidak boleh ditutup rapat karena uap tidak bisa masuk jika kantong ditutup terlalu rapat
Sampah Biohazard Harus Diproses Mengikuti Pedoman Pengisian Autoklaf
Gunakan jas laboratoriu, pelindung mata, sarung tangan, dan sepatu tertutup
Letakkan bahan dalam autoklaf. Jangan mencampur bahan yang tidak memiliki kecocokan
antara satu dengan yang lain
Jangan mengisi autoklaf terlalu penuh, sisakan ruangan yang cukup untuk sirkulasi uap. Jika
perlu tempatkan kontainer diatas ruangan tersebut untuk memastikan penetrasi uap dan
menghindari udara terperangkap
Tutup dan kancingkan pintu autoklaf dengan sungguh-sungguh dan baik
Mengoperasikan Autoklaf
Tutup dan kunci pintu autoklaf
Pilih siklus yang tepat. Hal ini perlu didiskusikan dengan asisten laboratorium. Manual
pengguanaan autoklaf harus berada dekat dengan autoklaf
Atur waktu dan suhu yang cukup jika Anda menggunakan siklus dengan pengaturan
Mulai proses autoklaf da nisi log book dengan informasi kontak anda. Biasanya proses autoklaf
selesai dalam 1 – 1.5 jam, tergantung tipe siklus yang digunakan
Jangan berusaha membuka autoklaf saat proses masih dan sedang berlangsung
Jika rasanya terdapat masalah, batalkan siklus autoklaf dan laporkan pada pihak yang
berwenang sesegera mungkin
Mengeluarkan Isi dari Autoklaf
Gunakan sarung tangan, pelindung mata, jas laboratorium, dan sepatu tertutup
Pastikan siklus autoklaf telah selesai; suhu dan tekanan kembali ke kondisi yang aman
Gunakan alat perlindungan diri, berdiri di belakang pintu autoklaf sebagai upaya pencegahan
terpapar uap apanas dan kehati-hatian, buka pintu autoklaf sedikit saja dan tidak lebih dari 1
inchi, biarkan uap keluar dan tekanan kembali normal terlebih dahul
Diamkan selama 10 menit, setelah itu buka pintu autoklaf agar uap keluar dan udara yan
terperangkap dapat bebas. Hal ini mengurangi resiko terhadap pengguna
Jangan memutar-mutar kontainer yang berisi bahan bersuhu tinggi atau melepas sumbat
sebelum kontainer dikeluarkan
Gunakan sarung tangan saat mengeluarkan bahan. Anggaplah semua bahan yang dikeluarkan
dari autoklaf memiliki bahaya yang sangat tinggi oleh suhu yang dimiliki bahan-bahan tersebut
Tutup pintu autoklaf dengan benar
Log Book Pengguna Autoklaf
Pengguna autoklaf harus tercatat dalam log book. Catatan nantinya akan digunakan untuk
pemeliharaan, servis, pelaporan kejadian dan kecelakaan, serta kesalahan yang terjadi saat
penggunaan autoklaf
Daftar log book meliputi nama, nomer telepon, tanggal dan waktu, serta durasi pemakaian
autoklaf
Log book harus dijaga dan selalu berdampingan dengan autoklaf
Contoh log book jika mengganti log book yang baru harus dilampirkan
Pemeliharaan dan Perbaikan
Jangan mengoperasikan autoklaf kecuali jika autoklaf dalam kondisi yang baik setelah perbaikan
Hanya orang yang professional dan terkualifikasi yang diizinkan melakukan perbaikan terhadap
autoklaf
Laporkan kemungkinan adanya kerusakan atau ketidakberfungsian alat
Perbaikan dilakukan oleh ahli yang telah direkrut oleh instansi laboratorium
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf,
oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan
barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan
secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer,
pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan
rusak apabila diberikan panas uap air.
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan sterilisasi
pada oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari 180 °C, barang yang disterilisasi akan
menjadi gosong.
Prinsip kerja oven yaitu sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas. Panas bakal diabsorbsi oleh
permukaan luar obat yang disterilkan sesudah itu merambat kebagian didalam dari permukaan sampai
terhadap selanjutnya suhu sterilisasi tercapai sehingga mikroorganime mati melalui mekanisme oksidasi
sampai terjadinya koagulasi protein sel mikroorganisme. Bekerja terhadap suhu 170-180oC sepanjang 2-3
jam. Untuk alat-alat dari logam dan gelas. Dan 150oC selama ± 1 jam untuk bahan-bahan bersifat minyak,
parafin atau salep.
Cara kerja:
1) Hubungkan drying oven dengan sumber listrik
2) Masukkan peralatan laboratorium yang idamkan disterilisasi sesudah itu atur dengan rapi dan
tutup pintu oven dengan rapat.
3) Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, sesudah itu lampu di drying oven bakal
berkedip.
4) Atur suhu dan waktu yang di idamkan terhadap drying oven. Jika peralatan terbuat dari plastic,
dan bahan yang gampang beralih volume seperti pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak
melebihi 100°C.
Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam
Bila waktu yang diatur sudah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali ke nol. Setelah
selesai biarkan terutama dahulu peralatan laboratorium mendingin didalam oven, setelah
mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata kembali peralatan laboratorium dengan
rapi.
5) Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik sehingga tidak berlangsung perihal yang
tidak diinginkan.
Bagian :
1) Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk membangkitkan ataupun mematikan oven.
Selain itu terkandung tombol untuk menyalakan atau mematiakan kipas.
2) Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik menurunkan kecepatan putaran kipas.
Pada bagian depan oven terkandung 2 layar yang membuktikan suhu. Layar PV membuktikan
suhu alat sedangkan layar SV membuktikan suhu yang diinginkan.
3) Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu
yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan memanfaatkan alat gelas untuk
dimasukkan kedalam oven. Jagalah sehingga selamanya tersedia jarak sekurang-kurangnya 1” pada
bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali memanfaatkan oven didalam keadaan
pintu terbuka. Hindari seringnya mengakses pintu oven waktu sedang digunakan, perihal ini
menimbulkan panas didalam oven berkurang. Selalu memanfaatkan gegep untuk mengambil alih
peralatan dari didalam oven. Hentikan pemakaian oven bila keluar asap terhadap kabel listrik. Segera
cabut steker dari stopkontak.
Angka O.D. yang telah didapatkan kemudian dikonversi dengan menggunakan tabel
logaritma atau kalkulator, sehingga jumlah konsentrasi sel bakteri pada sampel tersebut
dapat diketahui (Benson, 2001).
2.4 Sentrifugator
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu
komponen sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap
komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat tersebut memberikan
gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap dan substansi yang
lebih ringan akan berada di atas. Jika kecepatan sentrifugator semakin meningkat,
komponen yang lebih ringan akan mengendap di dasar. Komponen sel yang mengendap
disebut pellet, dan komponen sel yang tersuspensi di atasnya disebut supernatan. Pellet
yang berhasil didapatkan nantinya akan dipelajari lebih lanjut untuk diketahui fungsinya.
2.5 Inkubator
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu
biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme
bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur
dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator memanfaatkan panas-kering
seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan disediakan dengan memberikan
air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan mikroba. Lingkungan yang basah
memperlambat dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi lingkungan yang bias.
Inkubator memiliki banyak tipe, misalnya inkubator statis, inkubator kocok, dan
inkubator waterbath shaker. Inkubator statis adalah jenis inkubator yang digunakan untuk
mengerami mikroba pada medium padat. Sementara itu, inkubator kocok dan inkubator
waterbath shaker digunakan untuk mengerami mikroba pada medium cair. Pengocokan
pada inkubator kocok dilakukan untuk memberikan pengaruh terhadap temperatur dan
beberapa aspek metabolisme mikroba (Patching & Rose, 1970). Adanya prosedur
pengocokan pada proses inkubasi mikroba sangat bermanfaat pada mikroba yang dikultur di
medium cair, seperti meningkatkan kontak antara mikroba dan medium.
Penggunaan inkubator waterbath shaker memiliki keuntungan dibandingkan dengan
jenis inkubator yang lain. Keuntungannya adalah penghantaran panas lebih cepat dan
merata kepada kultur mikroba, karena penghantaran panas melalui air. Agitasi atau
pergolakan air juga akan meningkatkan aerasi. Namun, inkubator waterbath shaker juga
memiliki kekurangan, yaitu hanya dapat menginkubasi mikroba pada medium cair.
Selanjutnya, timbul masalah khusus mengenai inkubasi terhadap bakteri anaerob. Hal
tersebut disebabkan bakteri anaerob akan terbunuh jika terpapar dengan oksigen. Inkubasi
bakteri anaerob dapat dilakukan pada alat khusus yang mencegah kondisi lingkungan yang
kaya oksigen, yaitu alat yang disebut anaerobic jar. Anaerobic jar mempunyai banyak tipe,
salah satunya adalah yang memanfaatkan teknik GasPak system.
Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system adalah
dengan mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak Generator
dan katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia (GasPak Generator) yang terdiri
dari sodium bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya akan bereaksi dengan air
sehingga menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen. Proses penambahan air dilakukan
sebelum botol ditutup, dengan cara dipipet ke dalamnya. Setelah itu, paladium, yang
terletak di tutup botol, mengkatalisis pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan
oksigen residu. Akhirnya, kandungan oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon
dioksida semakin meningkat, sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
pertumbuhan bakteri anaerob.
Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak, dapat
menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat digunakan seperti
Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi dapat digunakan untuk
melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi pada alat anaerob jar. Namun,
pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu yang lama (harus menunggu tahap
inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga pada medium yang digunakan (Watt
dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang sering digunakan adalah metilen biru.
Metilen biru akan menjadi berkurang warnanya pada kondisi yang kehilangan oksigen.
2.6 Desikator
Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan
menjauhkannya dari uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala sesuatu
yang disimpan di dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya suatu
desiccant, yaitu suatu agen yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di udara pada
lingkungan desikator yang tertutup. Salah satu desiccant yang sering digunakan adalah silika
gel. Silika gel akan berubah warna setelah mengabsorpsi uap air. Perubahan warna pada
silika gel karena reaksi kimia yang terjadi antara silika gel dengan air yang telah diabsorpsi.
Komponen – komponen :
1. Pre-filter, yang menggunakan saringan pertama terhadap debu-debu dan benda-benda yang
kasar. Pori-porinya kira-kira 5 mm sehingga efisiensinya dapat mencapai 95 mm untuk objek-
objek yang ≥ 5 mm.
2. HEPA filter dengan pori-pori 0.3 (m dan terdapat pada bidang keluar udara kearah permukaan
tempat kerja.
Pre-filter harus sering dibersihkan dengan cacum cleaner dan sebaiknya diganti 1 tahun
sekali. Namun HEPA filter diganti setelah melalui pemeriksaan dengan particulate count atau
dengan alat yang disebut magnehelic gauge. Laminar air flow cabinet ada yang dilengkapi
dengan lampu U.V., ada juga yang tanpa. Pada laminar air flow cabinet yang tidak dilengkapi
dengan lampu U.V., blower harus dijalankan terus menerus walaupun laminar air flow cabinet
tersebut sedang tidak dipergunakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan ruang kerja
didalam laminar air flow tersebut. Pada laminar air flow yang dilengkapi dengan lampu U.V.,
dianjurkan agar menyalakan lampu U.V. minimum 30 menit sebelum laminar air flow
digunakan. Ketika laminar air flow sedang digunakan, lampu U.V. harus dimatikan, sedangkan
blower dijalankan. Blower pada laminar air flow cabinet yang dilengkapi dengan lampu U.V.,
hanya dijalankan pada saat laminar air flow sedang digunakan.
Laminar Air Flow sering disebut juga sebagai Biological Safety Cabinet (BSC) yaitu alat yang
berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC/LAF mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum
digunakan. Prosedur penggunaan BSC/FAL adalah sebagai berikut:
1) Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja.
2) Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.
3) Nyalakan lampu neon dan blower.
4) Biarkan selama 5 menit.
5) Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %.
6) Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok dan
biarkan menguap.
7) masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena
memperbesar resiko kontaminan.
8) Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke LAF/BSC sedemikian rupa sehingga efektif
dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
9) Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan yang
berbahan bakar gas.
10) Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
11) setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC
12) Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu tangan
dibasuh dengan desinfektan.
13) Matikan lampu neon dan blower.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Laminar Air Flow (LAF) adalah sebagai berikut :
1) Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan alkohol untuk merendam
peralatan kultur.
2) Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda di depan tempat
bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
3) Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam alkohol (nyala api alkohol yang
terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan jelas di tempat
yang terang HATI-HATI !!!).
4) Jangan mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru disemprot alkohol atau
spiritus.
5) Bersihkan Laminar Air Flow Cabinet, setelah selesai bekerja. Jangan meninggalkan botol
bekas, kapas bekas, dan sebagainya di dalam LAF.
Prinsip Kerja dari Laminar Air Flow (LAF) adalah sebagai berikut :
1) Laminar Air Flow digunakan sebagai meja kerja steril untuk kegiatan inokulasi/ penanaman.
2) Laminar Air Flow mengutamakan adanya hembusan udara steril yang digerakkan oleh
blower yang disaring oleh HEPA Filter.
3) Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow harus dinyalakan minimal 30 menit dan harus
dilakukan penyemprotan dengan alcohol agar alat dan ruang kerja tersebut terjamin
kesterilannya.
4) Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya yang berfungsi sebagai
penghembus udara steril dan lampu TL sebagai penerang.
5) Agar Laminar Air Flow dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan dan perawatan alat
harus selalu dilakukan.
Salah satu faktor yang menentukan di dalam keberhasilan kita melakukan insisiasi kultur
jaringan (mensterilkan bahan eksplan yang berasal dari luar) adalah kuliatas Laminar Air Flow
(LAF), Kualitas LAF ditentukan pada bahan lapisan (filter yang digunakan dalam laminar
tersebut.)
Kebanyakan produk LAF di dalam negri hanya menggunakan filter plakton yang mempunyai
kemampuan menyaring benda hanya sampai beberapa um (mikrometer) saja. Sehingga dalam
pelaksanaannya hasil kerja LAF tersebut tidak optimal. Kemudian ada juga yang kualitasnya
sudah cukup baik, yaitu sudah menggunakan filter steril yang memang khusus untuk menyaring
mikroba. Filter steril ini namanya HEPA dan ternyata yang digunakan banyak oleh produk lokal
adalah HEPA yang kualiatas dua atau dengan kemampuan menyaring 75%.
Ada filter steril yang daya saringnya sangat tinggi dan biasanya digunakan untuk laminar
berstandar internasional, yaitu yang menggunakan HEPA dengan kemampuan menyaring sangat
tinggi yaitu 99.99%. Pada kondisi ini semua partikel bahkan bau pun akan tersaring sehingga
benar-benar kemampuan kerja LAF tersebut sangat dapat diandalkan.
2.8 Vorteks
Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu
botol. Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau guncangan pada
botol sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol tersebut menjadi
tercampur secara merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks harus dilakukan di
ruangan mikrobiological safety cabinet untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Collin &
Lyne, 2004).