Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
Yang dibina oleh Joko Utomo, S.Si, M.Sc dan disajikan pada hari
Kamis, 03 Oktober 2019
Disusun oleh :
A. TUJUAN
Dengan cara menentukan perbesaran mikroskop
a. Menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda(yang dilihat dengan
mata kanan), dengan skala pembanding(yang dilihat dengan mata kiri).
b. Menerapkan prinsip mata berakomodasi maksimum.
c. Menerapkan prinsip mata tidak berakomodasi.
d. Mampu menset lensa dengan tepat.
B. LATAR BELAKANG
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros berarti kecil dan scopein
berarti melihat. Jadi mikroskop adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat mata (Rahman, Alhafiz. 2015). mikroskop pertama ditemukan oleh
Zcharias Jansen dan Hans Jansen dengan menggunakan lensa cembung dan
cekung pada tahun 1590, perbesarannya mencapai 150x. kemudian
disempurnakan Campini (1668).
Penemuan ini mendorong peneliti lain seperti Galileo Galilei pada 1690
dengan penemuannya mikroskop Galileo dan Anthony Van Leeuwenhoek
(1632-1723) yang berhasil membuat mikroskop yang lebih hebat dari mikroskop
yang telah ada pada saat itu tanpa mempelajarinya secara formal, hingga
mencapai perbesaran 270x. Dengan mikroskop buatannya Anthony berhasil
menemukan dunia baru hanya dari setetes air yang kemudian berkembang
menjadi cabang ilmu biologi mikrobiologi saat ini(Prasetia, Tri. 2017).
8 14 15 25 8 14 18 30
1 25 30
±0,05 ±0,05 ±0,05 ±0,05 5 ±0,05 ±0,05 ±0,05 ±0,05 5
7 17,5 15 25 7 17,5 18 30
2 25 30
±0,05 ±0,05 ±0,05 ±0,05 3 ±0,05 ±0,05 ±0,05 ±0,05 3
Ket:Sobj = jarak benda ke lensa objektif S’ok = jarak bayangan ke lensa okuler
S’obj = jarak bayangan ke lensa objektif n1 = besar skala sebenarnya
Sok = jarak benda ke lensa okuler n2 = besar skala setelah diamati
F. PEMBAHASAN
Mikroskop merupakan alat bantu pengelihatan. Miroskop dapat melihat
benda-benda berukuran mikroskopis yang tidak dapat dilihat dengan mata
langsung. Percobaan yang dilakukan menggunak kit optik didapatkan data
sebagaimana diatas.
Dengan variabel pada mata berakomodasi
Variabel terikat : perbandingan skala benda (n2/n1)
Variabel bebas : jarak benda ke lensa objektif (Sobj)
Variabel kontrol : jarak lensa okuler ke bayangan (S’ok)
Pada mata tidak berakomodasi
Variabel terikat : perbandingan skala benda (n2/n1)
Variabel bebas : jarak benda ke lensa objektif (Sobj)
Variabel kontrol : jarak lensa okuler ke bayangan (Sok)
Pada percobaan pertama untuk mencari titik fokus lensa objektif, diletakkan
lampu pada jarak 8 cm dari lensa, kemudian dihasilkan bayangan yang berjarak
14 cm di belakang lensa atau A’. Setelah menentukan titik fokus, selanjutnya
dimasukan lensa okuler dengan jarak 18 cm dari A’. lampu diganti dengan layar
skala A
Pada percobaan 1 mata berakomodasi maksimum lensa okuler diletakkan
pada jarak 15 cm dari A’ atau didekatkan maka dapat dilihat perbandingan
Perbesaran Layar skala A dan ukuran aslinya alah 25/5 atau perbesaran 5 kali.
Sedangkan pada perhitungan secara teoritis didapatkan hasil perberasan (M) =
(6,416 ± 0,031) cm dengan ketidakpastian relatif sebesar 0,5 %
Pada percobaan 2 mata berakomodasi maksimum benda(layar skala A)
diletakkan sedikit mendekati lensa objektif/ Sobj = 7 cm, maka bayangan lensa
objektif / S’obj menjadi 17,5 cm, maka didapatkan hasil perbandingan
perbesaran layar Skala A dengan ukuran aslinya menjadi 25/3 atau menjadi 8,33
kali. Sedangkan pada perhitungan secara teoritis didapatkan hasil perbesaran (M)
= (9,166 ± 0,045) dengan ketidak pastian relatif sebesar 0,05 %
Pada percobaan 1 mata tanpa berakomodasi lensa okuler diletakkan tepat di
titik fokusnya/ Sok, yaitu sebesar 18 cm dari A’ dengan letak benda(layar skala
A) dan seperti pada percobaan 1 mata berakomodasi, maka didapat hasil
perbandingan besar bayangan Layar benda A dengan ukuran sebenarnya sebesar
30/5 atau perbesaran 6 kali. Sedangkan menurut perhitungan secara teoritis
didapatkan hasil perbesaran(M) = 3,890 ± 0,023) dengan ketidakpastian relatif
sebesar 0,06 %
Pada percobaan 2 mata tanpa berakomodasi, lensa okuler diletakkan tepat
difokusnya dari bayangan A’(Sok) sebesar 18 cm dan benda(layar skala A)
seperti pada percobaan 2 mata beraomodasi didapatkan hasil perbandingan besar
layar benda A dengan ukuran sebenarnya adalah 30/3 atau perbesaran 10 kali.
Sedangkan pada perhitungan secara teoritis didapatkan hasil perbesaran (M) =
(5,550 ± 0,033) dengan ketidakpastian relatif sebesar 0,6 %
Dari pembahasn diatas dapat disimpulkan bahwa pada percobaan
berakomodasi hasil yang diperoleh sudah cukup akurat namun tidak presisi dan
pada pengamatn tanpa berakomodasi hasil yang diperoleh tidak akurat dan tidak
presisi.
Faktor munculnya ketidak pastian pengukuran dapat terjadi karena
1. Faktor internal, berasal dari kesalahan pengamat
2. Faktor eksternal, beasal dari cahya, suhu, kelembapan dan lain-lain
3. Ketidak telitian dalam mengukur jarak lensa, benda, dan bayangan
4. Kesalahan dalam penempatan lensa atau benda
5. Kesalahan pada alat ukur yang digunakan
6. Kesalahn dalam pemilihan metode perhitungan(Florencia, Dayana. 2014)
G. KESIMPULAN
1. Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melita benda-benda
mikroskopis yang tidak dapat dilihat oleh mata langsung
2. Mikroskop menggunakan 2 lensa cembung, yaitu lensa objektif dan okuler
3. Lensa objektif memiliki fokus yang lebuh kecil dari ensa okuler
4. Pengamatan menggunakan mikroskop dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan mata berakomodasi dan mata tidak berakomodasi
5. Pada mata berakomodasi lensa okuler didekatkan dengan letak bayangan A’
6. Pada mata tanpa berakomodasi lensa okuler berasa tepat di fokusnya dan
7. Bayangan yang dihasilkan mikroskop ialah maya, terbalik, diperbesar
8. Mikroskop memiliki rumus perbesaran yaitu untuk mata berakomodasi
S ' ob Sn
M 1
Sob Fok
Rahman, Alhafiz. 2015. Penggunaan Motor Servo sebagai Pengatur Fokus Pada
Mikroskop Refleksi Digital Berbasis Modul Mikrokontroler Arduino
UNO. Other thesis, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Prasetia, Tri. 2017. Sejarah Penemuan Mikroskop. (Online),
(https://kupdf.net/download/sejarah-penemuan-mikroskop_58c8efd
6dc0d60ff7e339028_pdf), diakses pada 1 Oktober 2019
Harijati, Nunung; Samino, Setijono; Indriyani, Serafinah; Soewondo, Aris. 2017.
Mikroteknik Dasar. Malang: Universitas Brawijaya Press
Fathoni, Arthur. 2014.Mikroskop (Pengertiang & Pembesaran). (Online),
https://www.zonasiswa.com/2014/08/mikroskop-pengertian-pembesa
ran.html), diakses pada 2 Oktober 2019
Florencia, Dayana. 2014. Lensa Cembung. (Onlone),
(https://www.slideshare.net/dflorencia/fisika-lensa-cembung-39
888398), diakses pada 3 Oktober 2019
Lampiran 1
ANALISIS DATA
1. Berakomodasi maksimum
Percobaab 1
Diketahui :Sobj = 8 cm n1 = 5
S’obj = 14 cm n2 = 25
Sok = 15 cm
S’ok = 25 cm
Ditanya : Fok = ? ΔM = ?
M=?
1 1 1 S ' obj Sn
M 1
Dijawab : fok Sok S ' ok Sobj fok
1 1 14 25
1
15 25 8 9,375
8
14 34,375
75
8 9,375
481,25
75
6,416
Fok = 9,375
2
M 2 M 2 M 2
2 2
Percobaan 2
Diketahui :Sobj = 8 cm n1 = 3
S’obj = 17,5cm n2 = 25
Sok = 15 cm
S’ok = 25 cm
Ditanya : Fok = ? ΔM = ?
M=?
Dijawab :
1
1
1 S ' obj Sn
M 1
fok Sok S ' ok Sobj fok
1 1 17,5 25
1
15 25 7 9,375
8
17,5 34,375
75
7 9,375
601,56
65,625
Fok = 9,375 9,116
2
M 2 M 2 M 2
2 2
Ditanya :Fok=? ΔM = ?
M=?
1 1 1 S ' obj Sn
Dijawab : M1
fok Sok S ' ok Sobj fok
1 1 14 25
18 30 8 11,25
8
350
90 90
3,89
Fok = 11,25
2
M 2 M 2 M 2
2 2
Percobaan 2
Diketahui :Sobj = 8 cm n1 = 5
S’obj = 14 cm n2 = 30
Sok = 18 cm
S’ok = 30 cm
Ditanya : Fok=? ΔM = ?
M=?
1 1 1 S ' obj Sn
M2
Dijawab : fok Sok S ' ok Sobj fok
1 1 17,5 25
18 30 7 11,25
8 437,5
90 78,75
5,55
Fok = 11,25
2
M 2 M 2 M 2
2 2
M 1 M 2
RM RM
1 M1 2 M2
0,023 0,033
3,890 5,550
0,006 0,006
0.5% 0.6%
Lampiran 2
LAPORAN SEMENTARA