Anda di halaman 1dari 3

Tingkatkan Mutu Pendidikan, Kemdikbud Siapkan Program PKP untuk Guru

Risna Nur Rahayu, Jurnalis · Jum'at 12 April 2019 21:21 WIB


 Share on Facebook
 Share on Twitter
 whatsapp
 Share on mail
 copy link

Foto: dok. Okezone


 Share on Facebook
 Share on Twitter
 whatsapp
 Share on mail
 copy link
 12TOTAL SHARE
AAA
0 Komentar

JAKARTA - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud,


Supriano, menyatakan bahwa kunci proses pembelajaran yang baik dan benar di sektor
pendidikan adalah peran para guru. Itulah sebabnya pemerintah saat ini memperketat
seleksi penerimaan guru.
“Selain itu untuk memperbaiki model pelatihan dan pembelajaran bagi guru, ke
depannya akan diberlakukan sistem zonasi,” ungkap Supriano dalam acara Pertemuan
Ilmiah Matematika di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, pada Rabu 20 Februari 2019.
Selama ini program pengembangan kompetensi guru berdasarkan hasil uji kompetensi,
yang lebih memfokuskan pada peningkatan kompetensi guru terutama dalam
kompetensi pedagogi dan profesional. Namun seiring meningkatnya tantangan
peningkatan mutu pendidikan, perlu dilakukan pengembangan keprofesian
berkelanjutan guru yang bermuara pada hasil peserta didik.
Menurut Supriano, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas siswa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Ditjen GTK menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP). “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa
melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan
mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Higher OrderThinking Skills/HOTS),” ujar Supriano.
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal
dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK,
kelompok kerja guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling (MGBK), yang selama
ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi
pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan
keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah,
nilai kompetensi guru, capaian nilairata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan
mutu lainnya.
Komunitas guru dan tenaga kependidikan (PKG/KKG/MGMP/MGBK) memegang
peranan penting dalam keberhasilan program ini. Di antara peran tersebut adalah
melakukan pendataan terhadap anggota komunitasnya. Pendataan ini penting karena
komunitas juga berperan dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan program PKP
Berbasis Zonasi di kelompok kerja masing-masing.
“Koordinasi mungkin melibatkan dinas pendidikan setempat, PPPPTK/ LPPPTK-KPTK/
LP2KS, LPMP, balai, maupun UPT. Komunitas juga diharapkan melakukan evaluasi
secara internal berkenaan dengan pelaksanaan program PKB Berbasis zonasi di
kelompok kerjanya. Komunitas yang mendapat bantuan pemerintah untuk pelaksanaan
program PKP berbasis zonasi wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan program
kepada UPT pemberi bantuan pemerintah,” urai Supriano.
Supriano melanjutkan, begitu dominannya peran komunitas guru dan tenaga
kependidikan pada program PKP Berbasis Zonasi ini, menuntut seluruh guru terdaftar
dan terlibat aktif di komunitas sesuai jenjang masing-masing. “Komunitas merupakan
ujung tombak wadah untuk berbagi dan mencari solusi mengenai masalah-masalah
pendidikan yang dihadapi guru di daerah masing-masing. Program PKP Berbasis
Zonasi ini diharapkan dapat menghidupkan dan menggairahkan kegiatan-kegiatan
komunitas dengan lebih bersemangat. Melalui PKG/KKG/MGMP/MGBK, pemerataan
kualitas pendidikan di seluruh Indonesia diharapkan dapat segera tercapai,” pungkas
Supriano.
#AkuCerdasBerbudaya

Anda mungkin juga menyukai