Anda di halaman 1dari 68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE :1
DURASI WAKTU : 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya
KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm
INDIKATOR :
- Menjelaskan hukum/asas kekekalan energi.
- Membedakan sistem dan lingkungan.
- Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang menerima kalor (endoterm).
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
- menjelaskan hukum/asas kekekalan energi;
- membedakan sistem dan lingkungan;
- membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang menerima kalor (endoterm).
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu bersikap dan berperilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Religius)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
II. MATERI PEMBELAJARAN:
- Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah bentuknya dari jenis satu ke jenis lainnya.
- Sistem merupakan bagian dari alam semesta yang sedang dibicarakan, sedangkan di luar sistem disebut lingkungan.
- Reaksi yang melepaskan kalor ke lingkungan disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang memerlukan kalor disebut reaksi endoterm.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk menyebutkan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan perubahan kalor.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Dengan diskusi informasi, siswa menjelaskan pengertian entalpi suatu zat dan perubahannya.
- Dengan diskusi informasi, siswa menjelaskan hukum atau asas kekekalan energi.
- Dengan diskusi kelompok, siswa mengidentifikasi pengertian sistem dan lingkungan dalam suatu reaksi kimia.
- Melalui diskusi kelompok, siswa mengidentifikasi perbedaan antara reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang membutuhkan kalor
(endoterm).
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang pengertian entalpi, hukum kekekalan energi, pengertian sistem dan lingkungan, serta reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Jelaskan maksud istilah-istilah berikut: sistem, lingkungan, sistem terbuka, sistem tertutup, dan hukum kekekalan energi.
2. Sebutkan dua contoh proses eksotermis dan contoh proses endotermis.
3. Reaksi pemecahan biasanya bersifat endotermis, sedangkan reaksi pembentukan biasanya bersifat eksotermis. Jelaskan mengapa demikian.
B. KUNCI JAWABAN
1. Arti istilah:
a. sistem: segala sesuatu yang kita amati.
b. Lingkungan: segala sesuatu di luar sistem.
c. Sistem terbuka: antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran baik energi maupun materi.
d. Sistem tertutup: antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran energi.
e. Hukum kekekalan energi: hukum yang berbunyi bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
2. Sifat reaksi:
a. Reaksi eksotermis: reaksi dimana kalor berpindah dari sistem ke lingkungan.
b. Reaksi endotermis: reaksi dimana kalor berpindah dai lingkungan ke sistem.
3. Reaksi pemecahan merupakan kebalikan dari reaksi pembentukan. Jika reaksi pemecahan bersifat endotermis maka reaksi pembentukan bersifat eksotermis.
Begitu juga sebaliknya.

C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 25
3. Skor = 25

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 2, 3, 4
DURASI WAKTU : 6 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya
KOMPETENSI DASAR : Menentukan ΔH reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi
ikatan
INDIKATOR :
- Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi.
- Menentukan nilai ΔH reaksi dengan melakukan eksperimen sederhana.
- Menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess.
- Menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar.
- Menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
- menjelaskan macam-macam perubahan entalpi;
- menentukan nilai ΔH reaksi dengan melakukan eksperimen sederhana;
- menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess;
- menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar;
- menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan.
2. Tujuan Nilai karakter
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siawa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)

II. MATERI PEMBELAJARAN :


- Besar entalpi yang dimiliki suatu zat tidak dapat ditentukan, sedangkan yang dapat ditentukan adalah perubahan entalpi (ΔH) yang menyertai suatu
perubahan kimia dan fisika.
- Perubahan entalpi merupakan selisih antara entalpi produk (akhir) dan entalpi reaktan (awal).
- Ada beberapa variabel yang diperlukan untuk menentukan perubahan entalpi, antara lain kapasitas panas dan kalor jenis.
- Alat yang digunakan untuk mengukur kalor reaksi disebut kalorimeter.
- Hasil penjumlahan ΔH untuk proses keseluruhan adalah jumlah semua perubahan entalpi yang berlangsung selama proses. Pernyataan inilah yang
dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor dari Hess (hukum Hess).
- Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi pembentukan zat disebut kalor pembentukan atau entalpi pembentukan.
- Energi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan suatu molekul dalam bentuk gas sebanyak 1 mol.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN :


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan dasar siswa tentang kalor yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari..
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan perubahan entalpi reaksi dalam kalorimeter melalui kerja kelompok di laboratorium.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang percobaan penentuan perubahan entalpi dan siswa membuat laporan hasil percobaan.

PERTEMUAN II (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali pengertian perubahan entalpi dan cara menentukannya yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan hukum Hess untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi.
- Berlatih menentukan perubahan entalpi dengan menggunakan hukum Hess.
- Mendeskripsikan pengertian entalpi pembentukan standar.
- Berlatih menentukan nilai ΔH dengan data perubahan entalpipembentukan standar.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
- Guru dan siswa membuat simpulan tentang cara menentukan perubahan entalpi dengan menggunakan hukum Hess.
- Guru dan siswa membuat simpulan tentang cara menentukan perubahan entalpi dengan data perubahan entalpi pembentukan standar.

PERTEMUAN III (2 x 45 menit)


A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali penentuan perubahan entalpi dengan data perubahan entalpi pembentukan standar yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengertian energi ikatan.
- Berlatih menentukan nilai ΔH dengan data energi ikatan.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang cara menentukan perubahan entalpi. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian
tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Bagaimana bunyi hukum Hess?
2. Diketahui:
ΔHf0 CO2 = -344 kJ/mol
ΔHf0 H2O = -286 kJ/mol
ΔHf0 CH3OH = -284 kJ/mol
Perubahan entalpi pada reaksi (belum setara):
CH3OH + O2 → CO2 + H2O adalah …
3. Diketahui:
A+B
ΔH2
C+D
ΔH1 ΔH3
R+S
ΔH4

Menurut Hukum Hess ΔH1 = …


4. Diket:
C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = -344kJ
H2(g) + 1/2O2(g) → H2O(g) ΔH = -242 kJ
2C(s) + 3H2(g) + 1/2O2(g) → C2H5OH(aq) ΔH = -50 kJ
Tentukan ΔH reaksi umtuk:
C2H5OH(aq) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)

B. KUNCI JAWABAN
1. Bunyi hukum Hess: ” H tidak bergantung dari jalannya reaksi tetapi bergantung dari keadaan awal dan akhir reaksi”
2. CH3OH + 3/2O2 → CO2 + 2H2O
ΔHreaksi =  ΔHfoproduk -  ΔHforeaktan
= [-344 + 2(-286)] – [-284 ]
= -344 – 572 + 284
= - 632 kJ
3. Menurut Hukum Hess ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 – ΔH4
4. C2H5OH(aq) → 2C(s) + 3H2(g) + 1/2O2(g) ΔH = +50 kJ
2C(s) + 2O2(g) → 2CO2(g) ΔH = -688 kJ
3H2(g) + 3/2O2(g) → 3H2O(g) ΔH = -726 kJ
+
C2H5OH(aq) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) ΔH = - 1364 kJ

C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 25
2. Skor = 25
3. Skor = 25
4. Skor = 25

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 5, 6, 7
DURASI WAKTU : 6 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya
KOMPETENSI DASAR : Menentukan ΔH reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi
ikatan
INDIKATOR :
- Membandingkan kalor pembakaran berbagai bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.
- Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyak kalor yang dihasilkan.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
- mendeskripsikan pengertian kalor pembakaran;
- merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kalor pembakaran beberapa bahan bakar;
- mendeskripsikan dampak pembakaran tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyaknya kalor yang dihasilkan melalui diskusi kelompok.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
II. MATERI PEMBELAJARAN :
- Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah bentuknya dari jenis satu ke jenis lainnya.
- Sistem merupakan bagian dari alam semesta yang sedang dibicarakan, sedangkan di luar sistem disebut lingkungan.
- Reaksi yang melepaskan kalor ke lingkungan disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang memerlukan kalor disebut reaksi endoterm.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, dan praktikum

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk menyebutkan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan pembakaran bahan bakar.

B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengertian kalor pembakaran.
- Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kalor pembakaran beberapa bahan bakar.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang percobaan menentukan kalor
pembakaran beberapa bahan bakar.

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk menyebutkan peristiwa pembakaran bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari.

B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
Mendeskripsikan dampak pembakaran tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyaknya kalor yang dihasilkan melalui diskusi kelompok.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang dampak pembakaran tidak sempurna terhadap lingkungan. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil
belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.
PERTEMUAN III (2 x 45 menit)
Evaluasi
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Jelaskan jenis-jenis perubahan entalpi molar!
2. Apa yang dimaksud dengan perubahan entalpi pembakaran?
B. KUNCI JAWABAN
1. Jenis-jenis perubahan entalpi molar:
a. Perubahan entalpi pembentukan (ΔHfo)
b. Perubahan entalpi penguraian (ΔHdo)
c. Perubahan entalpi pembakaran (ΔHco)
2. Perubahan entalpi pembakaran (ΔHco)
Yaitu perubahan entalpi pada pembakaran 1 mol senyawa.
C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 8, 9
DURASI WAKTU : 4 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi
INDIKATOR :
- Menjelaskan pengertian kemolaran dan penggunaannya.
- Menuliskan ungkapan laju reaksi (v).
- Menjelaskan persamaan laju reaksi dan tingkat reaksi serta penentuannya.
- Menentukan tingkat reaksi berdasarkan data hasil eksperimen.
- Membaca grafik kecenderungan orde reaksi.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- menjelaskan pengertian kemolaran dan penggunaannya;
- menuliskan ungkapan laju reaksi (v);
- menjelaskan persamaan laju reaksi dan tingkat reaksi serta penentuannya;
- menentukan tingkat reaksi berdasarkan data hasil eksperimen;
- membaca grafik kecenderungan orde reaksi.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu bersikap dan berperilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Religius)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu bersikap dan menunjukkan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Mandiri)
II. MATERI PEMBELAJARAN :
- Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Kemolaran dinyatakan dengan huruf M.
- Kemolaran dapat digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dengan beberapa cara, antara lain pelarutan zat murni, pengenceran, dan
pencampuran dua larutan yang berbeda konsentrasinya.
- Laju reaksi menunjukkan besar perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu.
- Orde reaksi menunjukkan besar pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum


IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali pengertian mol yang telah dipelajari di kelas X.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengertian kemolaran dan penggunaannya.
- Berlatih menghitung molaritas suatu larutan.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang molaritas dan cara-cara menentukan molaritas.

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali pengertian kecepatan dan laju yang telah dipelajari dalam pelajaran Fisika.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Menuliskan ungkapan laju reaksi melalui diskusi kelas.
- Menuliskan persamaan laju reaksi dan tingkat reaksi melalui diskusi kelas.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang persamaan laju reaksi dan tingkat reaksi. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian
tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Sebanyak 1,6 gram NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam air, sehingga volume larutan mencapai 200 mL. Hitung kemolaran larutan yang terjadi!
2. Larutan HNO3 63% massa mempunyai massa jenis 1,3 gr/mL. Jika Mr HNO3 = 63, hitung kemolaran larutan tersebut!
3. Satu mL larutan HCl 1 M ditambah air hingga larutan mencapai 100 mL. Hitung kemolaran larutan HCl yang terjadi!
4. Pada reaksi: 2 N2O5 → 4 NO2 + O2
laju reaksi berdasarkan N2O5, NO2, dan O2 berturut-turut dinyatakan sebagai V N2O5, V NO2, dan V O2, maka hubungan yang benar adalah ...
a. V O2 = 2 V NO2
b. V O2 = 4 V N2O5
c. V O2 = 1/2 V NO2
d. V O2 = 1/2 V N2O5
e. V O2 = 4 V NO2
B. KUNCI JAWABAN
gt 1000
1. M = Mrt x mL lar

1,6 1000
= x
40 200
= 0,2 M
% x  x 10
2. M =
Mr
63 x 1,3 x 10
=
63
= 13 M
3. V1.M1 = V2.M2
1 mL x 1 M = 100 mL x M2
M2 = 1/100 M
= 0,01 M
4. Perhatikan koefisien reaksi N2O5 : NO2 : O2 = 2 : 4 : 1, maka:
V N2O5: V NO2: V O2 = 2: 4 : 1
V O2: V NO2 = 1 : 4
V O2 = ¼ V NO2
V O2: V N2O5 = 1 : 2
V O2 = ½ V N2O5 (d)

C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 25
2. Skor = 25
3. Skor = 25
4. Skor = 25

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 10
DURASI WAKTU : 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi
INDIKATOR :
- Merancang percobaan dan menentukan variabel tetap (kontrol) dan variabel bebas (manipulasi).
- Membuat dan menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi.
- Menyimpulkan pengaruh konsentrasi, suhu, dan luas permukaan bidang sentuh pada laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan.
- Menuliskan laporan hasil percobaan secara menyeluruh dan mengomunikasikannya.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- merancang percobaan dan menentukan variabel tetap (kontrol) dan variabel bebas (manipulasi);
- membuat dan menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi;
- menyimpulkan pengaruh konsentrasi, suhu, dan luas permukaan bidang sentuh pada laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan;
- menuliskan laporan hasil percobaan secara menyeluruh dan mengomunikasikannya.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)

II. MATERI PEMBELAJARAN :


Laju reaksi dipengaruhi beberapa faktor, antara lain konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, suhu, dan katalis.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali penulisan laju reaksi dan orde reaksi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Merancang dan melakukan percobaan melalui kerja kelompok di laboratorium untuk mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi.
- Merancang dan melakukan percobaan melalui kerja kelompok di laboratorium untuk mengetahui pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju
reaksi.
- Merancang dan melakukan percobaan melalui kerja kelompok di laboratorium untuk mengetahui pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan
pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
Guru menilai keaktifan siswa dalam melakukan percobaan.
A. SOAL
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi!
2. Data reaksi antara logam Zink dengan asam klorida
No Bentuk Logam Zn Konsentrasi HCl
1. Granula 0,50 M
2. Lempeng 0,50 M
3. Serbuk 0,25 M
4. Granula 0,25 M
5. Serbuk 0,50 M
Reaksi yang berlangsung paling cepat terjadi pada percobaan berapa?
B. KUNCI JAWABAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
a. Sifat dan keadaan zat
b. Konsentrasi
c. Suhu
d. Katalis
2. Reaksi yang berlangsung paling cepat adalah reaksi no 5. laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan dan konsentrasi. Makin luas permukaan, laju reaksi makin
cepat dan makin besar konsentrasi laju reaksi juga makin cepat. Pada percobaan 5, bentuk serbuk, luas permukaannya lebih besar dibanding granula atau
lempeng dan kansentrasinya besar.

C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 11, 12
DURASI WAKTU : 4 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KOMPETENSI DASAR : Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam
kehidupan sehari-hari
INDIKATOR :
- Menggunakan diagram energi potensial dari reaksi kimia baik menggunakan katalis maupun tidak.
- Menjelaskan pengertian dan peranan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram.
- Menjelaskan peranan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- menggunakan diagram energi potensial dari reaksi kimia, baik menggunakan katalis maupun tidak;
- menjelaskan pengertian dan peranan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram;
- menjelaskan peranan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu bersikap dan berperilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Religius)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
II. MATERI PEMBELAJARAN:
- Pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu dapat dijelaskan dengan postulat dasar teori tumbukan.
- Konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu berbanding lurus dengan laju reaksi.
- Fungsi katalis dalam reaksi kimia adalah menurunkan energi pengaktifan.
- Konsep laju reaksi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
- Penerapan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi terjadi pada industri makanan.
- Kebanyakan industri kimia menggunakan katalis dalam proses produksinya.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi dengan teori tumbukan melalui diskusi kelompok.
- Mendeskripsikan pengertian energi pengaktifan melalui diskusi kelas.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reakasi dan tentang pengertian energi
pengaktifan.

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
Menyebutkan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi kelompok.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau
tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Apakah yang dimaksud energi aktivasi? Apa peran energi aktivasi dalam kinetika kimia (laju reaksi)?
2. Kenaikan suhu dan konsentrasi akan mempercepat laju reaksi. Bagaimana hal itu dijelaskan dengan teori tumbukan?
3. Apakah yang dimaksud frekuensi tumbukan? Apa hubungan frekuensi tumbukan dengan laju reaksi?
4. Laju reaksi tidak hanya ditentukan oleh frekuensi tumbukan, tetapi juga efektivitas tumbukan. Apa maksudnya?
B. KUNCI JAWABAN
1. Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melangsungkan terjadinya suatu reaksi. Laju reaksi dapat terjadi karena adanya tumbukan.
Tumbukan akan sempurna jika melampaui energi aktivasi.
2. Semakin tinggi konsentrasi, semakin sering partikel mengalami tumbukan. Semakin tinggi suhu, partikel semakin cepat bergerak sehingga semakin sering
mengalami tumbukan.
3. Frekuensi tumbukan adalah jumlah tumbukan yang terjadi antar molekul-molekul pereaksi. Makin tinggi frekuensi tumbukan, laju reaksi makin cepat.
4. Efektifitas tumbukan mengacu pada posisi tumbukan apakah menguntungkan atau tidak. Semakin efektif suatu tumbukan artinya posisi tumbukan
menguntungkan, maka laju reaksi akan semakin cepat.
C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 25
2. Skor = 25
3. Skor = 25
4. Skor = 25

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMK TRISAKTI NGAWI
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 13, 14
DURASI WAKTU : 4 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan
percobaan
INDIKATOR :
- Menjelaskan kesetimbangan dinamis.
- Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- menjelaskan pengertian kesetimbangan dinamis;
- menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
II. MATERI PEMBELAJARAN :
- Dalam suatu kesetimbangan kimia terdapat campuran reaktan dan produk dengan perbandingan tertentu. Jika salah satu komponen dipisahkan maka
komponen yang hilang akan segera terbentuk kembali. Keadaan seperti itulah yang disebut kesetimbangan dinamis.
- Perbandingan antara komponen produk dan reaktan disebut tetapan kesetimbangan.
- Kesetimbangan dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
- Kesetimbangan homogen adalah keadaan setimbang yang terjadi pada zat-zat yang berfase sama.
- Kesetimbangan heterogen adalah keadaan setimbang yang terjadi pada zat-zat yang berfase tidak sama.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengetahui pengertian siswa tentang kesetimbangan kimia.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis melalui diskusi kelas.
- Menyebutkan keadaan setimbang dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi kelas.
- Mendeskripsikan pengertian reaksi kesetimbangan kimia melalui diskusi kelompok.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang kesetimbangan dinamis dan keadaan setimbang dalam kehidupan sehari-hari.

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan siswa tentang pengertian kesetimbangan kimia yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Merancang dan melakukan percobaan untuk mengetahui reaksi kesetimbangan melalui kerja kelompok di laboratorium.
- Mendeskripsikan pengertian tetapan kesetimbangan melalui diskusi kelas.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang percobaan mengetahui reaksi kesetimbangan dan tetapan kesetimbangan. Selanjutnya, guru melakukan penilaian
atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Apakah yang dimaksud kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen? Berikan masing-masing dua contoh.
2. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan (K), yang mungkin, dari proses-proses berikut.
a) 2NaHCO3(s)  Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)
b) 2CaSO4(s)  2CaO(s) + 2SO2(g) + O2(g)
c) 2CO2(g)  2CO(g) + O2(g)
d) 3O2(g)  2O3(g)
e) 2ZnS(s) + 3O2(g)  2ZnO(s) + 2SO2(g)

B. KUNCI JAWABAN
1. Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang mengandung zat-zat yang homogen (berada dalam satu fasa).
Contoh: 3O2(g)  2O3(g)
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan di mana fasa zat-zatnya terdiri dari dua fasa atau lebih.
Contoh: 2NaHCO3(s)  Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)
2. Tetapan kesetimbangan (K):
a) K = [CO2] [H2O]
b) K = [SO2]2 [O2]
[CO ][O2 ]
c) K =
 CO2  2
 O3  2
d) K =
 O2  3
 SO2  2
e) K =
 O2  3
C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 15, 16, 17, 18
DURASI WAKTU : 8 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan
percobaan
INDIKATOR :
- Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier.
- Menyimpulkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan berdasarkan hasil percobaan.
- Menuliskan laporan hasil percobaan secara menyeluruh dan mempresentasikannya.
- Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier;
- menyimpulkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan berdasarkan hasil percobaan;
- menuliskan laporan hasil percobaan secara menyeluruh dan mempresentasikannya;
- menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Kreatif)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu bersikap dan menunjukkan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Mandiri)

II. MATERI PEMBELAJARAN :


- Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi yang tidak pernah tuntas sehingga dapat mengalami pergeseran kesetimbangan jika ada pengaruh dari luar.
- Pergeseran kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume.
- Arah pergeseran kesetimbangan yang disebabkan oleh pengaruh dari luar dapat diramalkan berdasarkan asas Le Chatelier yang berbunyi, ”Jika terhadap
suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.”
- Berdasarkan asas Le Chatelier, dapat diramalkan kondisi optimum untuk memproduksi bahan kimia.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kesetimbangan dinamis yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
Meramalkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume terhadap pergeseran kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan melalui diskusi kelas.

C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume terhadap kesetimbangan.

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume terhadap pergeseran kesetimbangan yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Merancang dan melakukan percobaan melalui kerja kelompok di laboratorium.
- Menyimpulkan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan berdasarkan hasil percobaan melalui diskusi kelompok.
- Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan berdasarkan asas Le Chatelier.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan hasil percobaan yang telah dilakukan tentang faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan.

PERTEMUAN III ( 2 x 45 menit)


A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan yang telah dilakukan.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Membuat laporan hasil percobaan secara individu dan mempresentasikannya di depan kelas.
- Mendeskripsikan kondisi optimum untuk memproduksi bahan kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan melalui diskusi kelompok.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil
belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi.

PERTEMUAN IV ( 2 x 45 menit)
Evaluasi
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
sPerhatikan reaksi berikut :
BiCl( aq ) + H2O ( l ) BiOCl ( s ) + 2HCl ( aq ) ∆H = -a kJ
Apakah yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sebesar- besarnya?
Bagaimanakah tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut diatas?
1. Pada proses pembuatan ammonia tekanan yang digunakan sangat tinggi begitu juga suhunya. Kira – kira mengapa dibuat seperti itu?
Reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ∆H = -92,4 kJ pada suhu 250C.
Suhu pada proses Haber – Bosch = 5000C dan P = 700 atm.

B. KUNCI JAWABAN
1. a. menurunkan suhu reaksi ( sebab ∆H berharga negative artinya reaksi adalah eksoterm ).
b. menurunkan tekanan ( yang berpengaruh terhadap pergeseran kesetimbangan adalah yang berfasa aqua. Penurunan tekanan akan menggeser reaksi kea rah
koefisien aqua yang besar)
c. menambah konsentrasi BiCl(aq)
d. jika yang diinginkan BiOCl maka H2O perlu dikurangi.
2. Pada suhu rendah reaksi berjalan lambat bahkan juga pada suhu 500 0C. Kalau suhu dinaikkan akan menurunkan produk. Salah satu cara adalah dengan
menaikkan tekanan untuk mengurangi reaksi balik pada suhu tinggi. Juga mengambil NH3(g) yang terbentuk segera. Pada tekanan tinggi reaksi bergeser ke arah
produk. Sebab itulah pada Proses Haber – Bosch diberlakukan teanan tinggi dan suhu tinggi.

C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMK TRISAKTI NGAWI
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS/SEMESTER : XI/1
PERTEMUAN KE : 19
DURASI WAKTU : 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KOMPETENSI DASAR : Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan
INDIKATOR :
- Menafsirkan data hasil percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang serta menyimpulkan pengertian tetapan
kesetimbangan (Kc).
- Menghitung nilai Kc berdasarkan konsentrasi kesetimbangan dan sebaliknya.
- Menghitung nilai Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang.
- Menghitung nilai Kp berdasarkan Kc atau sebaliknya.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- menafsirkan data hasil percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang serta menyimpulkan pengertian tetapan
kesetimbangan (Kc);
- menghitung nilai Kc berdasarkan konsentrasi kesetimbangan dan sebaliknya;
- menghitung nilai Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang;
- menghitung nilai Kp berdasarkan Kc atau sebaliknya.
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu bersikap dan menunjukkan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Mandiri)
II. MATERI PEMBELAJARAN:
- Perbandingan antara pereaksi dan hasil reaksi pada suatu reaksi kesetimbangan adalah tetap.
- Hubungan antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kesetimbangan dijelaskan dengan hukum kesetimbangan atau hukum aksi massa.
- Tetepan kesetimbangan diperoleh dari hasil percobaan.
- Tetapan kesetimbangan yang dihitung berdasarkan konsentrasi kesetimbangan disebut Kc.
- Tetapan kesetimbangan yang dihitung berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi disebut Kp.
- Hubungan antara Kc dan Kp sesuai dengan persamaan Kp = Kc(RT)Δn.

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas


IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kesetimbangan dinamis
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan data hasil percobaan melalui diskusi kelas.
- Menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan konsentrasi kesetimbangan melalui diskusi kelas.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang cara menghitung tetapan kesetimbangan.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Sebanyak 0,8 mol HCl, 0,4 mol O2, dan 0,1 mol Cl2 dicampurkan dalam suatu wadah dan mencapai kesetimbangan sesuai reaksi berikut.
4HCl(g) + O2(g)  2H2O(g) + 2Cl2(g)
Saat setimbang diperoleh 0,3 mol Cl2.
a) Hitunglah jumlah mol zat-zat yang lain saat kesetimbangan tercapai.
b) Tuliskan rumus tetapan kesetimbangannya, Kc.
c) Hitunglah nilai tetapan kesetimbangan jika wadahnya bervolume 10 L.
2. Diketahui reaksi kesetimbangan:
PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g)
a) Tuliskan rumus tetapan kesetimbangan Kc.
b) Pada saat kesetimbangan terdapat 0,2 M PCl3, 1,5 M PCl5, dan 0,3 M Cl2 pada suhu 250 oC. Hitunglah nilai Kc.
c) Suatu kesetimbangan lain berisi 0,2 M PCl5 dan 0,1 M PCl3. Hitunglah konsentrasi kesetimbangan Cl2 jika semua konsentrasi diukur pada suhu 250 oC.

B. KUNCI JAWABAN
1. 4HCl(g) + O2(g)  2H2O(g) + 2Cl2(g)
M 0,8 0,4 0,1
R 0,6 0,15
0,2 0,25 0,3 0,3
a. mol HCl = 0,2 mol
mol O2 = 0,25 mol
mol H2O = 0,3 mol

 H 2 O 2  Cl 2  2
b. Kc =
 HCl  4  O2 
2 2
 0,3   0,2 
 10   10 
c. Kc = 4
 0,2   0,25 
 10   10 

0,09
=
 0,04 0,025 = 90

 PCl3  Cl 2 
2. a. Kc =
 PCl5 
 0,2 0,3
b. Kc = = 0,04
1,5
 0,1 Cl 2 
c. 0,04 =
 0,2
8 x 10-3 = 10-1 x Cl2
Cl2 = 8 x 10-2 M
C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Juli 2017


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS/SEMESTER : XI/2
PERTEMUAN KE : 20, 21
DURASI WAKTU : 4 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan teori-teori asam basa


INDIKATOR :
- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut arrhenius
- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut bronsted dan lowry
- Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut bronsted dan lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut arrhenius
- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut bronsted dan lowry
- Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut bronsted dan lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
- Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
3. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu bersikap dan menunjukkan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Mandiri)
II. MATERI PEMBELAJARAN :
- Teori asam basa Arrhenius
Asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+). Contoh:
HCl  H+ + Cl-
HNO3  H+ + NO3-
Basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Contoh:
NaOH  Na+ + OH-
KOH  K+ + OH-
- Teori asam basa Bronsted Lowry
Asam adalah zat yang bertindak sebagai pendonor proton pada basa.
Basa adalah zat yang bertindak sebagai akseptor proton dari asam.
Asam  Basa konjugasi + H+ Basa + H+  Asam konjugasi

- Pasangan asam basa konjugasi
HCl + H2O  H3O+ + Cl-
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1

pasangan asam basa konjugasi


pasangan asam basa konjugasi
- Teori asam basa Lewis
Asam adalah suatu zat yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron
Basa adalah suatu zat yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengertian asam basa menurut arrhenius
- Mendeskripsikan pengertian asam basa menurut bronsted dan lowry
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang teori asam basa arrhenius dan bronsted - lowry

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali pengertian asam basa menurut beberapa teori yang telah dipelajari sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Menjelaskan cara menentukan pasangan asam – basa konjugasi.
- Mendeskripsikan teori asam basa lewis
- Berlatih menentukan pasangan asam – basa konjugasi.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang persamaan cara menentukan pasangan asam – basa konjugasi
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Apa kelebihan teori asam basa Bronsted Lowry dibanding dengan konsep asam basa Arrhenius?
2. Bila diketahui reaksi berikut:
a. HCl + H2PO4 ↔ H3PO4 + Cl-
b. HCOOH + H2O ↔ HCOO- + H3O+
Dari reaksi tersebut, tentukanlah:
a. Asam dan basa konjugasinya
b. Senyawa yang bersifat asam dan senyawa yang bersifat basa
B. KUNCI JAWABAN
1. Teori asam basa bronsted lowry melengkapi kelemahan teori asam basa Arrhenius. Teori Arrhenius lemah karena tidak semua senyawa asam dan basa
menghasilkan ion H+ dan OH- jika dilarutkan dalam air. Teori basa bronsted lowry dapat menjelaskan reaksi asam basa dengan acuan adanya serah terima
proton.
2. Berdasarkan reaksi di atas:
a. Asam1: HCl dan basa1: Cl- , asam2: H3PO4 dan basa2: H2PO4
Asam1: HCOOH dan basa1: HCOO-, asam2: H3O+ dan basa2: H2O
b. Asam: HCl, H3PO4, HCOOH, dan H3O+
c. Basa: Cl-, H2PO4, HCOO-, dan H2O

C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Januari 2018


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/2
PERTEMUAN KE : 22, 23
DURASI WAKTU : 4 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

KOMPETENSI DASAR : Menentukan sifat larutan


INDIKATOR :
- Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat
- Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui sifat larutan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat
- Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui sifat larutan
2. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Kreatif)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar (Ingin tahu)
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
II. MATERI PEMBELAJARAN :
- Asam kuat dan basa kuat
Asam kuat terdisosiasi sempurna di dalam air menghasilkan ion H+ dan anion sisa asamnya.
Contoh asam kuat yang lain:
HBr = asam bromida
HI = asam iodida
HNO3 = asam nitrat
HClO4 = asam perklorat
basa kuat terdisosiasi sempurna di dalam air melepaskan ion OH-.
Contoh basa kuat yan lain:
Senyawa hidroksida dari logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) tergolong basa kuat.
Hidroksida logam alkali IA:
LiOH, NaOH, KOH, RbOH, CsOH
Hidroksida logam alkali tanah IIA:
Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2
- Asam lemah dan basa lemah
Asam lemah terdisosiasi sebagian dalam air.
Misalnya: asam lemah HF, di dalam air terionisasi sebagian menurut reaksi kesetimbangan berikut:
HF(aq) ↔ H+(aq) + F-(aq)
Jika konsentrasi HF mula-mula = M dan derajat disosiasinya = α, maka komposisi zat dalam kesetimbangan adalah :
HF(aq) ↔ H+(aq) + F-(aq)
Mula-mula: M
Terdisosiasi : Mα Mα Mα
Setimbang : M- M α Mα Mα

basa lemah tidak menghasilkan ion OH- secara langsung melalui disosiasinya. Akan tetapi ion OH - dihasilkan melalui reaksi basa lemah tersebut dengan air.
Ammonia (NH3) adalah basa lemah yan bereaksi dengan air menurut reaksi:
NH3(aq) + H2O ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)

- Indikator asam basa


Indikator adalah zat yang warnanya berbeda dalam lingkungan yang sifatnya berlainan, (misalnya asam atau basa). Zat yang dapat digunakan sebagai indikator
asam-basa antara lain: kertas lakmus, larutan metil jingga (metil orange) dan fenolftalin (pp).

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum


IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali perbedaan sifat asam, basa, dan garam dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengertian indikator dan jenisnya
- Mendeskripsikan cara penggunaan indikator
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang indikator, jenis-jenis indikator, dan cara penggunaannya.

PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali pengertian indikator dan cara penggunaannya. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
untuk melakukan percobaan penentuan sifat asam basa larutan.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode praktikum.
- Menentukan sifat asam basa larutan secara kelompok.
- Menuliskan hasil percobaan dan melaporkannya.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang penentuan sifat larutan dengan menggunakan indikator.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Tentukan sifat larutan di bawah ini: (asam, basa, atau netral)
a. NaCl d. CH3COOH
b. H2O e. H2S
c. KOH f. Ca(OH)2
2. Jelaskan perbedaan indikator universal dengan kertas lakmus!
B. KUNCI JAWABAN
1. Sifat larutan:
a. Netral d. Asam
b. Netral e. Asam
c. Basa f. Basa
2. Indikator universal lebih teliti dibanding kertas lakmus. Kertas lakmus hanya bisa menentukan sifat asam atau basa suatu larutan, tapi tidak bisa
menentukan nilai pH. Indikator universal bisa menentukan baik sifat larutan dan nilai pHnya. Tapi kertas lakmus lebih murah dibanding indikator
universal.
C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Januari 2018


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK TRISAKTI NGAWI

MATA PELAJARAN : KIMIA


KELAS/SEMESTER : XI/2
PERTEMUAN KE : 24, 25, 26
DURASI WAKTU : 6 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

KOMPETENSI DASAR : Menghitung pH larutan


INDIKATOR :
- Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa
- Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya sama
- Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan () dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
- Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsetrasinya
- Menjelaskan konsep pH dalam lingkungan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Tujuan Akademik
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
- Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa
- Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya sama
- Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan () dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
- Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsetrasinya
- Menjelaskan konsep pH dalam lingkungan
3. Tujuan Nilai Karakter
- Siswa mampu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya (Kerja keras)
- Siswa mampu melakukan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
- Siswa mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa (Tanggung jawab)
II. MATERI PEMBELAJARAN :
- pH
Derajat keasaman (pH):
p = -log pH = -log [H+] pOH = -loh [OH-]
Hubungan antara pH dan pOH : pH + pOH = 14
Asam lemah, contoh: asam cuka (CH3COOH)
CH3COOH  CH3COO- + H+
Karena asam lemah terionkan sebagian, maka asam ini mempunyai harga Ka.
Rumus pencarian pH: [H+] = Ka.Ma

pH = ½  pKa  1 / 2 log A


- Aplikasi pH dalam kehidupan dan lingkungan

III. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan praktikum

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN I (2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali pengertian asam dan basa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Mendeskripsikan pengertian pH dan cara penentuannya.
- Berlatih menghitung pH asam kuat dan asam lemah.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang cara penentuan pH asam kuat dan asam lemah. Guru memberikan tugas untuk mengevaluasi ketercapaian indikator.
PERTEMUAN II ( 2 x 45 menit)
A. KEGIATAN AWAL
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan metode apersepsi.
Guru memimpin diskusi kelas untuk mengingatkan kembali cara penentuan pH asam yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti dilakukan selama 65 menit dengan metode tanya jawab.
- Guru mendeskripsikan cara penentuan pH basa kuat dan basa lemah.
- Siswa berlatih menentukan pH basa kuat dan basa lemah melalui diskusi kelas.
C. KEGIATAN AKHIR
Kegiatan akhir dilakukan selama 15 menit dengan metode refleksi.
Guru dan siswa membuat simpulan tentang cara penentuan pH basa kuat dan basa lemah.

PERTEMUAN III (2 X 45 menit)


Evaluasi

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
- Buku kimia SMK Kelas XI

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Tentukan pH larutan di bawah ini:
a. 50 mL HCl 0,01 M
b. 20 mL H2SO4 0,02 M
c. 20 mL NH3 0,1 M (Ka = 10-5)
2. Diketahui data beberapa larutan:
Larutan pH
Air ludah 6
Air laut 6,5
Jus jeruk 2
Air seni 4
Asam cuka 3

a. Tentukan urutan keasaman larutan di atas


b. Tentukan [H+] dan [OH-] dari jus jeruk
B. KUNCI JAWABAN
1. pH larutan:
a. pH = - log 0,01 = - log 10-2 = 2
b. [H+] = 2 x 2 x 10-2 = 4 x 10-2
pH = - log [H+]
= - log 4 x 10-2
= 2 – log 4
c. [H+] = √Ka. Ma
= √10-5. 10-1
= √10-6
= 10-3
pH = - log [H+]
= - log 10-3
=3
2. Berdasarkan data di atas:
a. Urutan larutan dari yang paling asam ke basa adalah:
Jus jeruk, asam cuka, air seni, air ludah, air laut.
b. [H+] = 10-2, [OH-] = 10-12
C. SKOR PENILAIAN
1. Skor = 50
2. Skor = 50

Mengetahui, Ngawi, Januari 2018


Kepala SMK Trisakti Guru mata pelajaran

ELLY BUDI W,S.Pd


SUYANTO,S.Pd,M.Pd

Anda mungkin juga menyukai