Anda di halaman 1dari 9

PERANAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGEMBANGAN


JENIS SASTRA ANAK SD

Oleh :

1. Ni Luh Paramita Cahyani (1711031257)


2. Ni Kadek Rika Barbara (1711031258)
3. Ni Putu Giriani (1711031259)
4. Ni Putu Sri Damayanti (1711031292)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
TAHUN 2019
Peranan Keterampilan Membaca Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan
Pengembangan Jenis Sastra Anak Sd

A. Pendahuluan
Pembelajaran membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus
diajarkan di sekolah dasar, di samping keterampilan yang lainnya ( menulis,
menyimak, berbicara), karena keterampilan membaca mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dalam mencari pesan
atau memahami makna di dalam bacaan. Pembelajaran membaca di sekolah dasar
menentukan keberhasilan siswa untuk memiliki keterampilan membaca
dikemudian hari yang bermula dari pengenalan huruf, membaca persuku kata, kata
hingga kalimat. Dengan demikian, pembelajaran membaca berawal dari proses
yang baik agar memperoleh hasil belajar memebaca yang baik dan benar. Setiap
orang menyadari bahwa membaca merupakan keterampilan yang penting. Kegiatan
membaca membutuhkan latihan.
Membaca membutuhkan kebiasaan. Tanpa banyak latihan atau
membiasakan membaca, maka setiap orang bisa diyakini tidak memiliki
kemampuan membaca yang baik pula. Membaca telah mendapat perhatian dan
porsi yang khusus dalam kegiatan belajar. Siswa yang kesulitan membaca tidak
sedikit dan hal ini akan berkonsekuensi terhadap sulitnya dalam memahami materi
pelajaran
Berdasarkan latar belakang diatas, di dapat rumusan masalah yaitu
bagaimana peranan keterampilan membaca untuk meningkatkan pemahaman dan
pengembangan jenis sastra anak SD yang bertujuan untuk mengetahui peraanan
keterampilan membaca dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar
sehingga dengan membaca siswa akan memahami berbagai jenis sastra- sastra anak.

B. Pembahasan
1. Pemelajaran Membaca
Menurut santosa (dalam Ismawati&Umaya 2012:50) Pada hakikatnya aktivitas
membacaterdiri dari dua bagian, yakni membaca sebagai proses dan membaca
sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental,
sebagai produk mengacu mengacu pada konsekuensi aktivitas saat membaca. Ada
beberapa aspek yang terlibat dalam proses membaca, yakni (1) aspek sensori, yaitu
kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis. (2) aspek perseptual, yaitu
kemampuan untuk mengintepretasikan apa yang terlihat sebagai simbol. (3) aspek
skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur
pengetahuan yang telah ada. (4) aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat
inferensi dan evaluasi dari materi yang dibaca, dan (5) aspek afektif, yaitu aspek
yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan
membaca. Interaksi dari kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan
pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara
penulis dengan pembaca.
Tujuan pembelajaran membaca di antaranya (1) menikmati keindahan yang
terkandung dalam bacaan. (2) memberikan kesempatan kepada siswa menikmati
bacaan. (3) menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan. (4) menggali
simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topic. (5) menghubungkan
pengetahuan baru dengan skemata siswa. (6) mencari informasi untuk pembuatan
laporan yang akan disampaikan dengan lisan atau tertulis. (7) melakukan penguatan
atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat siswa sebelum membaca. (8)
memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti
sesuatu yang dipaparkan dalam bacaan. (9) mempelajari struktur bacaan, dan (10)
menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan guru atau penulis bacaan.
Strategi membaca meliputi hal-hal berikut, (1) pemahaman kalimat. (2)
pola-pola organisasi paragraf, misalnya paragraf naratif biasanya digunakan untuk
cerita secara berurutan dengan plot lurus. Paragraf naratif biasanya memiliki unsur
latar (setting),tema, pemaparan sifat-sifat tokoh atau karakter, dan sebagaiannya.
Teknik pembelajaran membaca, meliputi kegiatan prabaca, bertujuan menggugah
perilaku siswa dalam menyelesaikan penelaahan bacaan. Meliputi: gambaran awal,
petunjuk untuk melakukan antisipasi, pemetaan sematik, menulis sebelum
membaca, dan drama/simulasi (creative drama) untuk meningkatkan pemahaman
sebelum cerita dibacakan. Kegiatan inti membaca, meliputi: strategi metakognitif,
cloze procedure, pertanyaan pemandu. Kegiatan pascabaca, meliputi: memperluas
kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual,
pementasan teater actual, menceritakan kembali, dan penerapan hasil membaca
1) Pemelajaran Membaca Permulaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengajaran membaca,
sebagaimana dikemukakan berikut ini: (1) peningkatan ucapan (2) kesadaran
fonetik (bunyi) (3) hubungan antar bunyi-huruf (4) kemampuan mengingat (5)
orintasi dari kiri ke kanan, dan (6) keterampilan kosa kata dan makna kata..
2) Pemelajaran Membaca Lanjut
Proses mmbaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1)
aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2)
aspek persepyual, yaitu kemampuan untuk menginterpiretasikan apa yang
dilihat sebagai simbol, (3) aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan
berpikir, kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang
dipelajari, dan (4) aspel afektif.

2. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca


Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, guru
dianjurkan menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca dan kegiatan
pascabaca dalam pemelajaran membaca.
1) Kegiatan Prabaca
Kegiatan prabaca ini dilakukan untuk menggugah perilaku siswa dalam
menyelesaikan masalah dan memotivasi untuk menelaah materi bacaan.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan pada tahap prabaca adalah sebagai berikut.
(a) Gambaran awal
Gambaran awal cerita, yang berisi informasi yang berkaitan dengan
isi cerita dapat meningkatkan pemahaman. Gambaran awal dapat
membantu siswa menggugah skematanya untuk memusatkan perhatian
mereka sebelum membaca.
(b) Petunjuk untuk melakukan antisipasi
Petunjuk antisipasi merupakan sarana kegiatan awal membaca yang
bermanfaat. Sebelum mulai membaca, siswa diminta memberikan respons
terhadap pernyataan yang disampaikan oleh guru sesuai dengan
pengalaman yang mereka alami dan mendiskusikannya.
(c) Pemetaan sematik
Pemetaan semantik ini merupakan strategi prabaca yang baik
diterapkan sebab kegiatan yang dilakukan adalah memperkenalkan
kosakata yang akan ditemukan dalam bacaan dan mengunggah skemata
siswa untuk memahami topic bacaan.
(d) Menulis sebelum membaca
Menulis sebelum membaca membantu siswa agar lebih terlihat dalam
kegiatan membaca. Siswa disuruh menulis pengalaman pribadi yang
relevan dengan kehidupan mereka.
2) Kegiatan Membaca
Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
pemahaman siswa melalui kegiatan membaca, yaitu strategi metakognitif,
pertanyaan pemandu, serta cloze procedure.
(a) Strategi Metakognitif
Strategi ini dapat meningkatkan keterampilan membaca seseorang.
Metakognitif berkaitan dengan pengetahuan seseorang akan penggunaan
intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau
mengontrol penggunaan kemampuan intelektual tersebut Dalam proses
metakognitif, membaca perlu mengajukan pertanyaan untuk memahami
bacaan.
(b) Pertanyaan pemandu
Pertanyaan pemandu dapat dikemukakan oleh guru atau dapat juga
oleh siswa pada saat membaca. Pertanyaan pemandu sering digunakan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap isi bacaan. Siswa berlatih
mengingat fakta dengan cara mengubah fakta menjadi pertanyaan
mengapa.
(c) Cloze Procedure (Kalimat Rumpang)
Prosedur ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
bacaan dengan cara menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan
dan siswa diminta mengisinya. Di samping itu, prosedur ini baik
digunakan untuk menguji penguasaan tata bahasa, yang meliputi huruf,
suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat.
3) Kegiatan Pascabaca
Beberapa hal yang dapat dilakukan siswa setelah selesai membaca, yaitu :
(a) Memperluas kesempatan belajar: siswa diberi kesempatan mempelajari
apapun yang ingin dipelajari terkait dengan topic yang telah dibaca.
(b) Mengajukan pertanyaan: siswa diberikan kesempatan mengajukan
pertanyaan untuk memperdalam pemahamannya tentang segala informasi
yang dibaca. Pertanyaan siswa hendaknya memperoleh umpan balik dari
guru.
(c) Mengadakan pameran visual: siswa dapat membuat sketsa atau gambar
tentang hal-hal yang diperoleh dalam bacaan. Sketsa atau gambar tersebut
dibahasa dalam kelompok untuk mengetahui keterkaitannya dengan
bacaan.
(d) Pementasan teater aktua : teks yang dibaca dapat diubah oleh siswa
menjadi bentuk drama dan selanjutnya siswa menampilkan dalam bentuk
dialog dengan karakternya terntentu.
(e) Menceritakan kembali : setelah selesai membaca teks, siswa menceritakan
jembali isi bacaan dengan berbagi cara.
(f) Penerapan hasil membaca : kegiatan ini merupakan upaya pemanfaatan
schemata baru untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa,
sehingga schemata baru tersebut akan bertahan lebih lama dalam otak
siswa.

3. Model –Model Pembelajaan Membaca


Mengingat kegiatan membaca dan menulis sering dilakukan secara terpadu
dan aktivitas membaca dapat memberikan pengaruh positif dalam belajar menulis,
maka aktivitas menulis dapat dilaksanakan secara terpadu dengan aktivitas
membaca. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh strategi pembelajaran
membaca yang dapat dipadukan dengan aktivitas menulis.
1). Membaca Cerita/ Dongeng dan Aktivitas Menulis
Setelah selesai membaca sebuah teks cerita/ dongeng, ajaklah siswa
melakukan berbagai aktivitas latihan menulis yang bervariasi.
Aktivitas- aktivitas yang dilakukan siswa yaitu:
a. Menuliskan nama-nama tokoh dalam cerita dan member komentar secara
tertulis terhadap karakter tokoh
b. Melengkapi bagian akhir cerita yang sudah dibaca
c. Menuis kembali cerita secara ringkas dengan kalimat dan kata-kata sendiri
d. Menuliskan pernyataan rasa senang atau tidak senang terhadap jalan
ceritanya
2). Membaca Puisi dan Aktivitas Menulis
Melalui aktivitas membaca puisi dan menuliskan perasaan terhadap puisi
yang telah dibaca siswa memperoleh kesempatan berlatih menulis resensi
sederhana.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Bacalah sebuah puisi yang anda sukai
b. Ceritakan isi puisi tersebut secara tertulis dengan susunan kalimat atau kata-
kata pilihan sendiri, sehingga puisi tersebut menjadi prosa.
c. Tuliskan perasaan anda terhadap puisi yang sudah dibaca.
d. Tulislah sebuah puisi yang anda minati, lalu bacakan puisi tersebut di depan
orang lain/ teman-teman anda.
3). Membaca dan Membaca Petunjuk, Pengumuman, Poster, Iklan, dan Surat
Tulisan tentang petunjuk cara menggunakan sesuatu memberikan kemudahan
kepada pembaca untuk menggunakan benda/barang tersebut. melalui
pengumuman, sebuah informasi dapat disampaikan kepada khailayak ramai. Poster
atau iklan pun memuat informasi tentang hebatnya suatu produk kosmetika,
sehingga pembaca tertarik untuk menggunakannya. Sepucuk surat mampu
menyebabkan seseorang senang karena kabar dari sepucuk surat tersebut. dengan
membaca semua jenis tulisan, sesorang memiliki pengetahuan tentang tulisan yang
dibacanya. Pengetahuan tersebut akan diaktualisasikan dengan berlatih menulis
berbagai tulisan yang sejenis. Artinya, seseorang dapat menulis berdasarkan
contoh-contoh tulisan yang telah dibaca.
4). Menulis Rangkuman Bacaan
Setelah selesai membaca sebuah cerita, artikel atau buku , kita dapat menulis
rangkuman atau ringkasannya dengan langkah-langkah yaitu:
a. Temukan gagasan utama atau tema setiap paragraf dari sebuah bahan
bacaan
b. Berilahtanda-tanda tertentu pada bahan bacaan tersebut serta membuat
catatan sehubungan dengan gagasan pokok atau tema bacaan.
c. Berdasarkan tanda-tanda dan catatan yeng telah dibuat, tulislah ringkasan
bahan bacaan dengan hanya mengemukakan gagasan-gagasab utrama atau
tema-tema yang terdapat dalam setiap paragraf atau yang terdapat dalam
setiap subjudul buku yang dibaca.

4. Bentuk Karya Sastra


Kegiatan membaca pada intinya adalah untuk memahami tulisan yang
memiliki makna dalam bacaan. Hal ini akan tercapai apabila siswa telah
menentukan tujuan membaca. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat bentuk-
bentuk sastra anak. Berdasarkan bentuknya karya sastra anak dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu prosa, puisi dan drama.
1. Prosa
Zulfahnur (dalam Supriyadi, 2006, hlm. 27) mengungkapkan pengertian
dari prosa yaitu „ … suatu pengungkapan/ekspresi apa yang dirasakan, diketahui,
dan dimaksudkan pengarang baik langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan bahasa yang bebas‟. Adapun bentuk prosa untuk anak yaitu dongeng,
hikayat, roman, novel, cerita gambar, dan cerita pendek.
2. Puisi
Waluyo (dalam Supriyadi, 2006, 44) mendefinisikan bahwa „puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya‟. Karya sastra ini berbeda
dengan yang lainnya yang memerlukan pilihan kata yang tepat namun imajinatif.
Oleh karena itu, agar terlihat perbedaannya, pada membaca puisi harus diterapkan
mengenai membaca dengan menggunakan rima dan irama.
3. Drama
Menurut Supriyadi (2006, hlm. 52) bahwa “pengertian drama secara luas
dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sastra yang isinya tentang hidup dan
kehidupan disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerakan „action‟. Drama
juga diartikan sebagai suatu cerita yang dipentaskan di atas panggung atau
dipentaskan tidak langsung”.

C. Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
membaca adalah proses yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan
sikap-sikap baru. Membaca juga dapat diartikan bahwa membaca itu merupakan
aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari
dalam diri pembaca dan faktor luar. Secara garis besar tujuan membaca itu luas
sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai tujuan tersendiri yang
bersifat spesifik.Selain itu, membaca juga dapat diartikan sebagai jenis
kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan
kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Jadi,
semakin banyak dan sering seseorang membaca, maka semakin kaya pula ia
akan pengetahuan dan pengalamannya, yang berarti semakin banyak pula modal
yang dimilikinya untuk membaca. Demikian kebiasaan membaca itu
berkembang, maka sejalan dengan itu berkembang pula pengetahuan seseorang.

Daftar Pustaka

Dibia,dkk, 2007, Pendidikan Bahasa Indonesia 2, Singaraja


Ismawati Esti dan Umaya Faras, 2012, Belajar Bahasa Di Kelas Awal, Yogyakarta,
Penerbit Ombak

Anda mungkin juga menyukai