Anda di halaman 1dari 3

Republik Indonesia Serikat, (bahasa Belanda:Verenigde Staten van Indonesië bahasa

Inggris:Republic of the United States of Indonesia) disingkat RIS, adalah suatu negara
federasi yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak
dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg
(BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for
Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.

Republik Serikat Indonesia. Republik Indonesia ditampilkan warna merah.

Daftar isi
 1 Latar Belakang
 2 Negara konstituen
 3 Referensi
 4 Lihat pula
 5 Pustaka

Latar Belakang
Pada Januari 1942, Jepang menduduki bekas wilayah Hindia Belanda, menggusur pemerintah
kolonial Belanda.[1] Pada 17 Agustus 1945, dua hari setelah Jepang menyerah, pemimpin
kalangan nasionalis Republik Indonesia, Ir. Sukarno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.[2] Pemerintah Negeri Belanda, melihat Sukarno dan para pemimpin Indonesia telah
menyatakan merdeka dari Jepang, memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan
mengembalikannya menjadi wilayah koloni.[3] Namun, Pasukan Komando Inggris Wilayah
Asia Tenggara di bawah pimpinan Lord Louis Mountbatten, yang memiliki tanggung jawab
atas Hindia Belanda, menolak untuk mengizinkan pasukan Belanda mendarat di Jawa dan
Sumatra dan mengakui otoritas Republik Indonesia secara de facto. Namun, Belanda mampu
menegaskan kembali kendali atas sebagian besar wilayah yang sebelumnya ditempati oleh
Angkatan Laut Jepang, termasuk Kalimantan dan Indonesia bagian timur.

Diskusi antara Inggris dan Belanda menghasilkan Penjabat Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Hubertus van Mook yang pada akhirnya mengusulkan penentuan nasib sendiri untuk
persemakmuran Indonesia.[4][5] Pada Juli 1946, Belanda menyelenggarakan Konferensi
Malino di Sulawesi di mana perwakilan dari Kalimantan dan Indonesia bagian timur
mendukung proposal untuk berdirinya Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal,
yang memiliki hubungan dengan Belanda. Republik ini akan terdiri dari tiga elemen,
Republik Indonesia, negara bagian di Kalimantan dan sebuah negara bagian untuk Indonesia
Timur.[6][7] Selanjutnya pada tanggal 15 November - dengan Perjanjian Linggajati, di mana
Republik Indonesia menyatakan secara sepihak menyetujui prinsip Indonesia federal.[8][9]
Belanda kemudian menyelenggarakan Konferensi Denpasar pada Desember 1946, yang
mengarah pada pembentukan Negara Indonesia Timur, diikuti oleh sebuah negara di
Kalimantan Barat pada tahun 1947.[10]

Negara konstituen
Republik Indonesia Serikat (RIS) terdiri beberapa negara bagian (negara konstituen), yaitu:

Bendera Negara bagian Ibu kota Walinegara


Negara Repoeblik Indonesia
(RI)
Meliputi:
1. Atjeh Yogyakarta Assaat
2. Djogdjakarta
3. Lampoeng
4. Tapanoeli

Negara Indonesia Timur Makassar Tjokorda Gde Raka Soekawati


Negara Pasundan
Raden Aria Adipati
(termasuk Distrik Federal Bandung
Wiranatakoesoema
Jakarta)
Negara Jawa Timur Surabaya R.T.P Achmad Kusumonegoro

Negara Madura Pamekasan R.A.A Tjakraningrat

Negara Sumatra Timur Medan Tengku Mansur

Negara Sumatra Selatan Palembang Abdul Malik

Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (daerah otonom) dan tak tergabung
dalam federasi, yaitu:

Bendera Daerah Otonom Ibu kota Presiden


Daerah Jawa Tengah Semarang Dr. R.V Sudjito

Daerah Kalimantan Barat (Daerah Istimewa) Pontianak Sultan Hamid II

Daerah Dajak Besar Banjarmasin J. van Dyk


Mohammad
Daerah Banjar Banjarmasin
Hanafiah
Daerah Kalimantan Tenggara Kotabaru
Daerah Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas Samarinda A.P Sosronegoro
wilayah Kesultanan Pasir)
Mohammad Jusuf
Daerah Bangka
Rasidi
Bendera Daerah Otonom Ibu kota Presiden
K.A Mohammad
Daerah Belitung
Jusuf
Daerah Riau Raja Muhammad

Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada 17 Agustus 1950.

Republik Indonesia Serikat memiliki konstitusi yaitu Konstitusi RIS. Piagam Konstitusi RIS
ditandatangani oleh para Pimpinan Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu:

1. Mr. Susanto Tirtoprodjo dari Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville.
2. Sultan Hamid II dari Daerah Istimewa Kalimantan Barat
3. Ide Anak Agoeng Gde Agoeng dari Negara Indonesia Timur
4. R. A. A. Tjakraningrat dari Negara Madura
5. Mohammad Hanafiah dari Daerah Banjar
6. Mohammad Jusuf Rasidi dari Bangka
7. K.A. Mohammad Jusuf dari Belitung
8. Muhran bin Haji Ali dari Dayak Besar
9. Dr. R.V. Sudjito dari Jawa Tengah
10. Raden Soedarmo dari Negara Jawa Timur
11. Jamani dari Kalimantan Tenggara
12. A.P. Sosronegoro dari Kalimantan Timur
13. Mr. Djoemhana Wiriatmadja dari Negara Pasundan
14. Radja Mohammad dari Riau
15. Abdul Malik dari Negara Sumatra Selatan
16. Radja Kaliamsyah Sinaga dari Negara Sumatra Timur

Referensi
1. ^ Ricklefs 2008, hlm. 322.
2. ^ Ricklefs 2008, hlm. 341-342.
3. ^ Ricklefs 2008, hlm. 344.
4. ^ Ricklefs 2008, hlm. 349.
5. ^ Reid 1974, hlm. 104-105.
6. ^ Ricklefs 2008, hlm. 358-360.
7. ^ Anak Agung 1995, hlm. 107.
8. ^ Reid 1974, hlm. 100.
9. ^ Anak Agung 1995, hlm. 112.
10. ^ Ricklefs 2008, hlm. 361-362.

Anda mungkin juga menyukai