DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Segala Puji dan syukur kami panjakan kehadirat Tuhan YME atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Drilling Fluid Solids Removal”. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Andi Jumardi, ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah teknik
pemboran II.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurkana makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan baik dari segi penyusunan makalah maupun
tata bahasa dalam makalah ini, kami memohon maaf.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan
sebagai bahan dalam proses belajar mengajar dan dapat menambah wawasan
kita.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Shale Shaker
Degasser
Desander
Desilter
Hydrocyclones
Centrifuge
1. Analisa uji lumpur untuk adanya padatan tidak diinginkan yang sangat
tidak dapat diterima.
5. Jika alat yang sekarang tidak memiliki kapasitas yang diperlukan, cari
tahu alat kontrol padatan yang diperlukan untuk mengatasi masalahnya.
10. Operasikan alat kontrol padatan untuk periode waktu yang cukup;
periksa lumpur dan evaluasi keefektifan dari alat yang
direkomendasikan ini. Metode dasar pengontrol padatan adalah :
• Gravitational Settling
• Screening
• Hydrocyclon
• Rotating centrifuges
Setiap benda yang bergerak dalam suatu fluida (zat cair atau gas) akan
mendapat gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.
Gaya gesekan ini sebanding dengan kecepatan relative benda terhadap fluida.
Syarat-syarat yang diperlukan agar Hukum Stokes dapat berlaku :
Jika sebuah benda padat berbentuk bola dilepas pada permukaan zat
cair, bola tersebut akan mendapatkan percepatan. Dengan bertambah besarnya
kecepatan bola, maka gaya stokes yang bekerja padanya juga bertambah besar
sehingga akhirnya bola akan bergerak dengan kecepatan tetap, yaitu setelah
terjadi keseimbangan antara gaya-gaya berat, Archimedes dan Stokes pada
bola tersebut. Apabila bola bergerak dengan kecepatan tetap, maka persamaan
yang berlaku :
3. Padatan yang lebih besar tidak dapat lolos melewati bukaan saringan,
sehingga padatan yang mengambang diatas saringan akan dibuang.
Pemisahan solid dipengaruhi oleh berat jenis dan ukuran partikel. Ukuran
solid mempunyai pengaruh lebih besar dari variasi density. Semakin besar
partikel semakin lebih cepat turun terbuang.
Pusaran cairan yang bermasa ringan sampai pada suatu tempat akan mulai
membalik arah naik keatas di dekat poros cone yang bertekanan rendah
sampai hampa karena gaya centrifugal yang meningkat semakin tinggi.
Pada saat itu terjadiada aliran cairan yang bersih/ringan mendekati pusat
dan terus naik keluar ke atas over flow.
Aliran spiral dari partikel solid bermasa besar yang berkecepatan tinggi
terlempar keipinggir dinding terus turun keluar di underflow.
Type Hydrocyclone yang bekerja seperti diatas ini didalam opreasi disebut
“Balance Design”, apabila bukaan lubang dibagian buangan (underflow)
berupa sebuah “circular weir atau “ring dam” dan bukan sebuah choke.
Type lain type dari hydrocyclone disebut “Choke Bottom” apabila saluran
buangan mempunyai back pressure, dengan memakai choke. Kecepatan
pembuangan solid di lubang bawah dipengaruhi pembukaan choke
tergantung besar prosentase solid yang ada.
Fungsinya adalah :
Umumnya centrifuge pada unweighted mud (lumpur tidak diperberat)
adalah untuk memisahkan padatan yang tidak diinginkan dari lumpur yang
keluar dari underflow desander dan desilter, atau membuang solid dari
lumpur yang tidak dipakai.
Sedang centrifuge pada weighted mud adalah untuk memproses lumpur
yang diperberat pada active system dan mengurangi kekentalan lumpur
dengan membuang padatan yang sangat halus (berukuran coloidal), sedang
padatan yang besar seperti barite drill solid yang seukuran barite kembali
ke sistem lumpur.
Centrifuge menghasilkan relatif padatan kering di under flow dibuang dan
lebih banyak liquid (cairan) keluar di overflow bersama partikel-partikel
yang sangat kecil kembali ke mud system.
Centrifuge
PENUTUP
Kesimpulan
Lumpur yang keluar dari formasi harus melewati proses pemisahan. Proses
ini dilakukan agar lumpur tersebut dapat digunakan kembali sesuai fungsi dan
perannya pada operasi pemboran. Pemisahan ini melewati beberapa unit
pemisahan. Unit-unit ini berperan dalam memisahkan padatan lumpur yang terdiri
dari gas, pasir, dan fluida.