Anda di halaman 1dari 3

Laporan Modul 8, MG3017

Tabling

Fandhia Fazar (12109036)/ Kelompok 6/ Selasa, 10 April 2012

Asisten : Immanuel Butarbutar (12508027)


Abstrak –Praktikum Modul 3- Dalam industri pertambangan, pengolahan bahan galian memerlukan tahapan pemisahan
material. Pemisahan material ini berguna untuk proses selanjutnya. Pemisahan mineral dapat berdasarkan sifat fisik
materialnya, diantaranya sifat permukaan mineral.. Dalam pemanfaatan sifat itulah yang akan dipelajari pada praktikum kali
ini. Praktikum kali ini mengenalkan cara kerja dan mekanisme flotasi. Teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat permukaan
mineral-mineral. Dengan menambahkan reagen kimia yang bisa membuat permukaan salah satu mineral menjadi hidrofil
sementara bagian reagen itu sendiri memiliki sifat hidrofob, maka mineral bersangkutan dapat diangkat oleh gelembung yang
ditiupkan ke permukaan untuk dipisahkan. Pada praktikum kali ini praktikan mencoba melakukan tejknik flotasi dengan
menggunakan reagen berupa minyak pinus dan minyak solar.Lalu dianalisa hasil recovery yang diperoleh melalui mekanisme
ini.

A. Tinjauan Pustaka sehingga tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung


udara yang terbentuk harus dapat bergerak bebas di
Flotasi yaitu pemisahan bijih emas dari pengotor dengan dalam pulp dan dapat mengambil partikel-partikel
cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui mineral berharga, kemudian diapungkan ke dalam
pengikatan dengan buih dengan menggunakan bahan kimia pulp.
tertentu dan udara. Selain pemisahan bijih emas, prosess
ini banyak dipakai untuk beberapa bijih seperti Cu, Pb, Zn, 3. Modifier (Modifying Agent)
Ag, dan Ni. Modifier digunakan untuk mengembalikan sifat
permukaan ke yang aslinya. Tujuannya adalah untuk
Proses flotasi merupakan proses yang bergantung pada meningkatkan selectivity. Modifying agent dapat
sifat permukaan mineral. Apakah ia hidrofob atau hidrofil. dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a). Regulating dan Dispersing Agent


Regulor berfungsi untuk mengatur pH,
menghilangkan pengaruh gangguan slime,
colloid, dan garam laut.

Dispersing Agent berfungsi untuk


melepaskan slime pada pemukaan mineral.

b). Aktivator
Bertujuan meningkatkan aktivitas permukaan
mineral agar dapat berinteraksi dengan
kolektor, sehingga adsorbsi kolektor pada
permukaan partikel menjadi lebih baik.
Gambar 1 Ilustrasi Pemisahan yang terjadi pada Flotasi Contohnya adalah Cu++ untuk mengapungkan
Untuk membantu proses flotasi dengan mengubah sifat- sfalerit, dan Ca++ untuk mengapungkan
sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan zat-zat kuarsa.
kimia berupa reagent.
c). Depresant
1. Collector Mencegah pengapungan mineral tertentu
Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan tanpa menghalangi pengapungan mineral
partikel mineral menjadi hidrofob, yaitu dengan cara lainnya. Digunakan apabila float ability
melapisi permukaan polar dari partikel mineral mineral yang tidak diinginkan mengapung
dengan reagent. Sehingga pada bagian luar dari sama dengan mineral yang akan diapungkan
mineral terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan oleh kolektor tertentu. Contohnya adalah CN-
non polar yang mudah menarik udara, dan mineral (pyrit, sfalerit), dan Zn++(sfalerit)
kan mudah menempel pada gelembung udara.
Metoda ini digunakan di beberapa industri pertambangan
2. Frother dengan menggunakan reagen utama Xanthate sebagai
Frother zat kimia yang digunkan untuk membantu Collector ( misalnya : potassium amyl xanthate,
menstabilkan gelembung udara yang terbentuk, C5H11OCS2K ), Pine Oil sebagai Frother dan campuran
bahan kimia organik lainnya sebagai pH Modifiers.
Reagents yang digunakan untuk pengapungan pada B. Data Percobaan dan Pembahasan
umumnya tidak beracun, yang berarti bahwa biaya
pembuangan limbah / tailing menjadi rendah. Produk Berat(gram) Berat PbS Waktu
(gram) (menit)
Keuntungan lain dari proses pengapungan adalah pada K1 36.09 18.07 6
umumnya cukup efektif pada bijih dengan ukuran yang K2 19.07 9.21 12
cukup kasar ( 28 mesh ) yang berarti bahwa biaya K3 47.20 8.43 18
K4 53.2 4.35 24
penggilingan bijih dapat diminimalkan. Froth Flotation
Umpan 290.32 122.12
sering digunakan mengkonsentrasi emas bersama-sama
dengan logam lain seperti tembaga, timah, atau seng.
Partikel emas dari batuan oxydis biasanya tidak merespon 𝑊𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
%Berat = x 100%
dengan baik namun efektif terutama bila dikaitkan dengan 𝑊𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
emas sulfida seperti pyrite
𝑊𝑃𝑏𝑠
%Berat PbS = x 100%
𝑊𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛

𝑊𝑃𝑏𝑠
Recovery = x 100%
𝑊𝑃𝑏𝑠𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛

Gambar 2 Mekanisme Pemisahan Flotasi

Mekanisme Penempelan, Pelekatan Mineral-Gelembung

Pelekatan mineral pada gelembung udara tergantung pada


kemampuan dari mineral dan gelembung mengatasi gaya
gaya yang terdapat dalam lapis tipi sair. Mekanisme
pelekatan mineral dan gelembung udara terdiri dari 3
tahap.

 Gelmbung dan atau mineral saling mendekat,


kemudian menghasilkan suatu lapisan tipis air di
antaranya. Dalam kondisi ini, partikel bergerak
sesuai dengan hukum hidrodinamika.
 Mineral dan gelembung terus saling mendekat, hal
ini mengakibatkan lapis tipis air semakin tipis dan
akhirnya terjadi kerusakan atau pecahnya lapis tipis
ini.
 Hilangnya lapis tipis akan diikuti dengan terjadinua
penempelan mineral gelembung. Pelekatan atau
penempelan ini diawali dengan terbentuknya kontak
tiga fasa yang dengan cepat meluas dan stabil.

Ada tiga gaya dalam lapisan tipis air hingga terjadi


pelekatan gelembung mineral, yaitu :

 Gaya Van der Walls


 Gaya elektrostatik
 Hydrasi dari kelompok hidrofil yang ada pada
permukaan mineral.
Yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat dari
kolektor yang akan digunakan, misalnya
Xanthate, sangat baik untuk merubah sifat
permukaan mineral-mineral sulfida dan batubara,
mudah larut dalam air dan tidak akan
menimbulkan frother.

8. Pengaruh Frother
Digunakan untuk menstabilkan gelembung udara
untuk waktu yang relatif lama.

C. Kesimpulan
Pada grafik % recovery kumulatif vs % berat kumulatif
Pemisahan menggunakan teknik flotasi memanfaatkan
dapat dilihat bahwa kurvanya terus meningkat. Maka dapat
salah satu sifat mineral, yaitu sifat permukaan mineral.
disimpulkan bahwa recovery kumulatif berbanding lurus
Yakni hidrofob dan hidrofil.
denga berat kumulatif. Demikina juga dengan hasil grafik
menunjukkan seiring faktor lain naik maka % recovery Hasil dari mekanisme flotasi dipengaruhi beberapa
kumulatif akan naik. Hal ini menunjukkan bahwa % variabel, yakni :
recovery kumulatif akan selalu meningkat dengan
meningkatnya faktor-faktor lain seperti berat kumulatif,  Keadaan dan ukuran butir
berat Pbs kumulatif, dan waktu  Pulp preparation
 Intensitas pengadukan dan pemberian udara
Variabel yang mempengaruhi proses flotasi adalah :
 Kekentalan pulp
1. Keadaan dan ukuran butir  Waktu kontak dan waktu flotasi
Ukuran butir mineral yang akan mempengaruhi  Pengaruh pH
partikel mineral akan lebih besar dari density air,  Pengaruh Collector
sedangkan jika terlalu kecil akan menimbulkan  Pengaruh Frother
slime yang akan mengganggu jalannya proses
flotasi. D. Daftar Pustaka

2. Pulp preparation Kelly, E. G., Spottiswood, D. J. 1982. Introduction to


Penyediaan pulp diusahakan supaya cocok untuk Mineral Processing New York : John Wiley & Sons
proses pengolahan yang umumnya berkaitan Inc.
dengan persen solid yang sesuai.
Modul Praktikum Pengolahan Bahan Galian Program
3. Intensitas pengadukan dan pemberian udara Studi Teknik Metalurgi. ITB.
Pengadukan dalam flotasi dilakukan dengan
mesin flotasi.

4. Kekentalan pulp
Untuk suspensi pulp yang lebih kental akan
diperoleh recovery yang lebih baik.

5. Waktu kontak dan waktu flotasi


Kenaikan recovery terjadi pada waktu tertentu,
yang tergantung pada:

 Komposisi mineral bijih


 Keadaan dari partikel-partikel bijih
 Jumlah kolektor yang ditambahkan
 Lama pengadukan
 Ukuran kemudahan mengapung suatu
mineral (float ability)
 Ukuran butir

6. Pengaruh pH
Tujuan dari pengaturan pH adalah untuk
menurunkan sudut kontak.

7. Pengaruh Collector

Anda mungkin juga menyukai