Tabling
b). Aktivator
Bertujuan meningkatkan aktivitas permukaan
mineral agar dapat berinteraksi dengan
kolektor, sehingga adsorbsi kolektor pada
permukaan partikel menjadi lebih baik.
Gambar 1 Ilustrasi Pemisahan yang terjadi pada Flotasi Contohnya adalah Cu++ untuk mengapungkan
Untuk membantu proses flotasi dengan mengubah sifat- sfalerit, dan Ca++ untuk mengapungkan
sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan zat-zat kuarsa.
kimia berupa reagent.
c). Depresant
1. Collector Mencegah pengapungan mineral tertentu
Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan tanpa menghalangi pengapungan mineral
partikel mineral menjadi hidrofob, yaitu dengan cara lainnya. Digunakan apabila float ability
melapisi permukaan polar dari partikel mineral mineral yang tidak diinginkan mengapung
dengan reagent. Sehingga pada bagian luar dari sama dengan mineral yang akan diapungkan
mineral terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan oleh kolektor tertentu. Contohnya adalah CN-
non polar yang mudah menarik udara, dan mineral (pyrit, sfalerit), dan Zn++(sfalerit)
kan mudah menempel pada gelembung udara.
Metoda ini digunakan di beberapa industri pertambangan
2. Frother dengan menggunakan reagen utama Xanthate sebagai
Frother zat kimia yang digunkan untuk membantu Collector ( misalnya : potassium amyl xanthate,
menstabilkan gelembung udara yang terbentuk, C5H11OCS2K ), Pine Oil sebagai Frother dan campuran
bahan kimia organik lainnya sebagai pH Modifiers.
Reagents yang digunakan untuk pengapungan pada B. Data Percobaan dan Pembahasan
umumnya tidak beracun, yang berarti bahwa biaya
pembuangan limbah / tailing menjadi rendah. Produk Berat(gram) Berat PbS Waktu
(gram) (menit)
Keuntungan lain dari proses pengapungan adalah pada K1 36.09 18.07 6
umumnya cukup efektif pada bijih dengan ukuran yang K2 19.07 9.21 12
cukup kasar ( 28 mesh ) yang berarti bahwa biaya K3 47.20 8.43 18
K4 53.2 4.35 24
penggilingan bijih dapat diminimalkan. Froth Flotation
Umpan 290.32 122.12
sering digunakan mengkonsentrasi emas bersama-sama
dengan logam lain seperti tembaga, timah, atau seng.
Partikel emas dari batuan oxydis biasanya tidak merespon 𝑊𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
%Berat = x 100%
dengan baik namun efektif terutama bila dikaitkan dengan 𝑊𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
emas sulfida seperti pyrite
𝑊𝑃𝑏𝑠
%Berat PbS = x 100%
𝑊𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝑊𝑃𝑏𝑠
Recovery = x 100%
𝑊𝑃𝑏𝑠𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
8. Pengaruh Frother
Digunakan untuk menstabilkan gelembung udara
untuk waktu yang relatif lama.
C. Kesimpulan
Pada grafik % recovery kumulatif vs % berat kumulatif
Pemisahan menggunakan teknik flotasi memanfaatkan
dapat dilihat bahwa kurvanya terus meningkat. Maka dapat
salah satu sifat mineral, yaitu sifat permukaan mineral.
disimpulkan bahwa recovery kumulatif berbanding lurus
Yakni hidrofob dan hidrofil.
denga berat kumulatif. Demikina juga dengan hasil grafik
menunjukkan seiring faktor lain naik maka % recovery Hasil dari mekanisme flotasi dipengaruhi beberapa
kumulatif akan naik. Hal ini menunjukkan bahwa % variabel, yakni :
recovery kumulatif akan selalu meningkat dengan
meningkatnya faktor-faktor lain seperti berat kumulatif, Keadaan dan ukuran butir
berat Pbs kumulatif, dan waktu Pulp preparation
Intensitas pengadukan dan pemberian udara
Variabel yang mempengaruhi proses flotasi adalah :
Kekentalan pulp
1. Keadaan dan ukuran butir Waktu kontak dan waktu flotasi
Ukuran butir mineral yang akan mempengaruhi Pengaruh pH
partikel mineral akan lebih besar dari density air, Pengaruh Collector
sedangkan jika terlalu kecil akan menimbulkan Pengaruh Frother
slime yang akan mengganggu jalannya proses
flotasi. D. Daftar Pustaka
4. Kekentalan pulp
Untuk suspensi pulp yang lebih kental akan
diperoleh recovery yang lebih baik.
6. Pengaruh pH
Tujuan dari pengaturan pH adalah untuk
menurunkan sudut kontak.
7. Pengaruh Collector