OLEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche yang berarti jiwa, dan Logos
yang berarti ilmu. Sehingga secara harfiah Psikologi dapat diartikan Ilmu Jiwa yang dimana
sebuah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang (sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat
mata, seperti sifat, minat, dll). Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan bahwa,Psikologi adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (prilaku) manusia dengan hubungannya
terhadap lingkungan.
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang dari ilmu Psikologi yang bersifat ilmu
terapan, sehingga Psikologi Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu disiplin Ilmu yang
mempelajari tingkah laku (prilaku) manusia khususnya peserta didik (pelajar) dalam penerapan
prinsip-prinsip belajar dan kurikulum yang digunakan.
Setiap manusia khususnya pelajar pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang
bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah
ditentukan oleh-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mukminun ayat 14 :
وقد خلقكم أطوارا
Artinya :
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian
( Q.S. 71 : 14 )
Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap manusia akan mengalami pertumbuhan
yaitu seperti bertambahnya tinggi, berat badan, dan lain-lain. Berarti pertumbuhan merupakan
suatu proses perubahan secara jasmaniah (fisik). Tetapi tidak dipungkiri juga bahwa setiap
manusia khususnya pelajar akan mengalami perkembangan secara rohaniah atau mental (jiwa).
Maka dari itu agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik dan
mengarah ke perkembangan yang positif, diperlukanlah sebuah ilmu yang dapat mempelajarinya
yaitu salah satu cabang ilmu Psikologi yaitu Psikologi Perkembangan.
Survai membuktikan bahwa hampir 60% perkembangan mental (psikis) seorang manusia
dipengaruhi oleh lingkungan dan lebih mudah terserap, sehingga banyak yang mengandalkan
dunia pendidikan untuk membantu mengawasi dan mengarahkan perkembangan mental (psikis)
itu kearah yang lebih baik selain dari pengawasan dan pengarahan dari pihak keluarga. Karena
kedua pihak tersebut sangat berperan penting dalam perkembangan psikis anak (pelajar) maka
haruslah saling bekerjasama.
BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
Menurut pendapat para psikolog, istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat
yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Pertumbuhan fisik memang
mempengaruhi perkembangan psikologis. Menerut Monks “perkembangan psikologis
merupakan suatu proses yang dinamik. Dalam proses tersebut, sifat individu dan sifat lingkungan
akhirnya menentukan tingkah laku apa yang akan diaktualisasi dan dimanifestasi. Umur kalender
di sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan sebagai suatu dimensi waktu,
mengandung kemungkinan untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada”.
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif,
melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materi, melainkan pada segi
fungsional. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi.
Perubahan sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materi yang
memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu disebabkan oleh perubahan tingkah laku
hasil belajar. Jadi, perkembangan pribadi adalah perubahan kualitatif dari setiap fungsi
kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Fungsi perhatian
Fungsi pengamatan
Fungsi tanggapan
Fungsi ingatan
Fungsi fantasi
Fungsi pikiran
Fungsi perasaan
Fungsi kemauan
Setiap fungsi diatas dapat mengalami perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut tidak
secara kuantitatif, melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang kualitatif tidak dapat
dikatakan sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai perkembangan. Perkembangan menyangkut
berbagai fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka akan salah apabila kita beranggapan
bahwa perkembangan adalah semata-mata sebagai perubahan atau proses psikologis.
2. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan yang menyangkut perubahan materiil dan struktur fisiologis, sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek itu sendiri saling berhubungan. Adapun
aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi :
a. Aktivitas-aktivitas, dan
b. Pertumbuhan.
Jika energi banyak digunakan untuk pertumbuhan, maka aktivitas anak menjadi berkurang.
Sebaliknya, jika energi banyak digunakan untuk aktivitas, maka pertumbuhan anak menjadi
lambat dan bahkan seolah-olah istirahat.
2.4 Penyesuaian Pribadi Dan Sosial Mencerminkan Dinamika Pertumbuhan
Anak yang tidak menunjukkan kelainan-kelainan menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu
dapat berarti, bahwa pertumbuhan anak itu normal. Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh
anak dapat menyebabkan kelainan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam pergaulan.
Empat aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) antara
lain sebagai berikut :
Perubahan fisik (otak) juga merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia
karena otak adalah sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan sehingga semakin sempurna
struktur otak maka akan meningkatkan kemampuan kognitif (Pieget dalam Papalia dan Olds,
2001).
Makna perkembangan pada seorang anak adalah terjadinya perubahan yang bersifat terus
menerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih lengkap, lebih kompleks dan lebih
berdifeensiasi (Berk, 2003). Jadi berbicara soal perkembangan anak yang dibicarakan adalah
perubahan. Pertanyaannya adalah perubahan apa saja yang terjadi pada diri seorang anak dalam
proses perkembangan ? untuk menjawab pertanyaan itu maka perlu dipahami tentang aspek-
aspek perkembangan, yaitu :
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik yaitu perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi anggota badan, tampang,
dan perubahan dalam fungsi-fungsi dari sistem tubuh seperti perkembangan otak, persepsi dan
gerak (motorik), serta kesehatan.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir dalam
kecerdasan termasuk didalamnya rentang perhatian,, daya ingat, kemampuan belajar, pemecahan
masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan dalam menyatukan sesuatu dengan menggunakan
bahasa.
3. Perkembangan sosial-emosional
3. Tugas-tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam
kehidupan individu, pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk
kebahagiaannya dan untuk pencapaian-pencapaian tugas selanjutnya, sedangkan kegagalan
(pencapaian tugas-tugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidak bahagiaan dalam diri
individu itu, dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya.
Menurut havighurst,tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul dalam satu
periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan, sebab
apabila dapat dikuasai dan diselesaikan dengan baik akan memberikan kebahagiaan dan
keberhasilan dalam perkembangan selanjutnya. Apabila tidak bisa dikuasai dan diselesaikan,
maka akan menimbulkan ketidak bahagiaan, penolakan dari luar, dan kesukaran dalam
perkembangan selanjutnya. Penyelesaian tugas-tugas perkembangan dalam satu periode atau
tahap tertentu akan mempengaruhi penyelesain tugas-tugas perkembangan yang harus di
selesaikan individu.
Havighurst memberikan rincian tugas tugas yang harus di selesaikan individu pada setiap
perkembangan. Menrut dia ada empat tahap besar perkembangan individu, yaitu : masa bayi dan
kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terbgi lagi atas dewasa muda,dewasa dan usia
lanjut.
Remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak,
kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis
dirasakan yang paling penting, tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma
pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih
teman hidup.
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan
emosional. Seorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup
sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh Erik Erickson
dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis identitas. Proses pembentukan identitas diri
dan konsep diri seorang remaja adalah sesuatu yang kompleks. Konsep diri anak tidak hanya
terbentuk dari bagaimana anak percaya tentang keberadaan dirinya sendiri, tetapi juga terbentuk
dari bagaimana orang lain percaya tentang keberadaan dirinya.
Perkembangan remaja adalah suatu masa, di mana anak ingin menentukan jati dirinya dan
memilih kawan akrabnya. Sering kali anak menemukan jati dirinya sesuai dengan atau
berdasarkan pada situasi kehidupan yang mereka alami. Banyak remaja yang amat percaya pada
kelompok mereka dalam menemukan jati dirinya. Erickson berpendapat bahwa penemuan jati
diri seseorang didorong oleh sosiokultural.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun
kelompok besar dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai
pertimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan.
Masalah yang umum dihadapi remaja dan paling rumit adalah faktor “penyesuaian diri”. Di
dalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang berat, masing-masing remaja bersaing untuk
menonjol, memperlihatkan dirinya. Oleh karena itu, sering terjadi perpecahan dalam kelompok
tersebut, yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang.
Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah setiap anggota kelompok belajar
berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi aturan kelompok. Penyesusaian diri di dalam
kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remaja berbeda jenis sekalipun, tetap
menjadi permasalahan yang cukup berat. Di dalam penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan
emosional mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekurangan masing-masing
dan upaya menahan sikap menonjolkan diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya,
diperlukan tindakan intelektual yang tepat dan kemampuan menyeimbangkan pengendalian
emosional.
Dalam hal hubungan sosial yang lebih khusus, yang mengarah ke pemilihan pasangan hidup,
pertimbangan faktor agama dan suku sering menjadi masalah yang rumit. Pertimbangan masalah
agama dan suku ini bukan saja menjadi kepentingan masing-masing remaja yang bersangkutan,
tetapi dapat menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang lebih besar (sesama agama
atau sesama suku).
Perkembangan sosial remaja bukanlah proses yang independen, tetapi ada keterkaitan dengan
faktor-faktor lain, yaitu keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, tingkat
pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
5. Pertumbuhan Fisik
Secara kuantitatif, pertumbuhan fisik dapat diukur dengan inci, centimeter, meter, gram,
ons, kilogram, dan sebagainya. Pertumbuhan tidak selalu diikuti dengan perkembangan. Anak
atau orang dewasa dapat tumbuh menjadi sangat gemuk dan berat, namun pertumbuhan
semacam itu belum tentu diikuti dengan kematangan yang berarti atau efektivitas pribadi yang
besar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tumbuh berbeda dengan berkembang. Pribadi yang
bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkembang. Pertumbuhan
pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada materi pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Materi pribadi seperti sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak, tulang, adalah
tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh/tumbuh. Begitu juga materi pribadi
seperti : kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai, selama tidak dihubungkan dengan fungsinya
tidak dapat dikatakan berkembang melainkan bertumbuh.
Perubahan fisik merupakan perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh.
2. Faktor gizi yang erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga. Antara lain :
Kurang makan juga menyebabkan ketegangan emosi meningkat.
Anemia menyebabkan apatis disertai kecemasan dan lekas marah.
Kekurangan kalsium menyebabkan lekas marah dan ketidakstabilan emosi.
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih
kecil dari anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya tinggi.
3. Faktor emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama
perkembangannya.
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional menyebabkan terbentuknya steroid
adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan dikelenjar piturity. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajapun
terhambat dan tidak tercapai berat badan yang seharusnya.
4. Faktor jenis kelamin, dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan
kuat dibandingkan perempuan.
Terjadinya perbedaan berat badan dan tinggi ini karena bentuk tulang dan otot yang pada
anak laki-laki memang berbeda pada anak perempuan.
5. Faktor kesehatan fisik
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh lebih berat daripada
anak yang sering sakit.
6. Faktor kecerdasan
Hampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya lebih gemuk dan berat
daripada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi di sekolah menonjol
cenderung lebih gemuk dan berat.
Guru hendaknya menyadari bahwa pertumbuhan tulang, otot, dan organ dalam tubuh
berpengaruh pada tingkah laku remaja. Oleh karena itu, bantuan guru / orang tua sangat
dibutuhkan agar pertumbuhan fisik remaja sesuai dengan kematangan psikisnya. Untuk
membantu pertumbuhan remaja secara keseluruhan berbagai usaha perlu dilakukan oleh sekolah,
diantaranya :
1. Program pemberian gizi, vitamin, dan kalsium yang cukup,
2. Program olahraga yang berorientasi pada pertumbuhan remaja,
3. Hindari gangguan yang keliru.
Usaha-usaha itu hendaknya dalam bentuk program yang terencana, teratur, berkelanjutan dan
berorientasi kepada pertumbuhan masing-masing individu.
Baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan
tersebut. Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu
berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep daya tarik baik fisik maupun psikis.
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapat perhatian dari para
pendidik dalam proses pendidikan. Pengembangan program kegiatan kelompok yang bernilai
positif sangat mendukung pertumbuhan fisik remaja seperti kegiatan belajar kelompok,
pembentukan kelompok olahraga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat dan bersih
perlu dikembangkan secara terprogram.
KESIMPULAN
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang
dewasa. Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual
dan emosional.
Perkembangan remaja adalah suatu masa di mana anak ingin menentukan jati dirinya dan
memilih kawan akrabnya. Menurut Ericson, penemuan jati diri seseorang didorong oleh
sosiokultural. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok. Masalah umum
yang dihadapi remaja adalah faktor “penyesuaian diri”. Di dalam penyesuaian diri, kemampuan
intelektual dan emosional mempunyai pengaruh yang kuat. Perkembangan sosial remaja
bukanlah proses yang independen, tetapi ada kaitannya dengan faktor-faktor lain.
Pertumbuhan tidak selalu diikuti dengan perkembangan. Pertumbuhan fisik mempengaruhi
perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak pada perilaku remaja yang canggung dalam
proses penyesuaian diri.
1. Faktor keluarga
2. Faktor gizi
3. Faktor emosional
6. Faktor kecerdasan
Bantuan guru/orang tua sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik remaja sesuai dengan
kematangan psikisnya
DAFTAR PUSTAKA
Syaodih, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
http://hidayatfauzi.blogspot.com/2013/09/makalah-aspek-aspek-pertumbuhan-dan.html
http://r4hmatdocuments.blogspot.com/2009/08/pertumbuhan-fisik-remaja.html