( I PA )
CIRI DAN STRUKTUR
PORIFERA, COELENTERATA, PLATYHELMINTHES,
NEMATHELMINTHES, ANNELIDA, MOLUSCA,
ARTHROPODA, ECHINODERMATA
DI SUSUN OLEH
M. FHAREL PRATAMA
ADELA PERISAL UTAMA
AMANA ZARISKI
ROY CANTERLI ERGIREN PANDI
KELAS VII/1
Puji syukur kami panjatkan kahadirat Allah SWT, sehingga tugas Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) ini dapat kami buat. Kami menyadari kalau tugas ini belum sampai ketahap
sempurna, tetapi akan menjadi pembelajaran buat kami untuk membuat tugas selanjutnya.
PORIFERA
“Porifera” adalah istilah ilmiah untuk spons, anggota filum hewan Porifera, yang berarti
“hewan berpori” dalam bahasa Yunani. Spons adalah hewan yang paling sederhana dikenal.
Spons adalah hewan yang paling sederhana dikenal. Tidak seperti semua filum hewan lain,
yang memiliki dua atau tiga-lapis rancangan tubuh (diploblastik atau triploblastik), porifera
hanya satu lapisan tubuh (atau monoblastik), dan tidak ada jaringan yang sejati.
Tidak seperti semua filum hewan lain, yang memiliki dua atau tiga-lapis rancangan tubuh
(diploblastik atau triploblastik), porifera hanya satu lapisan tubuh (atau monoblastik), dan tidak
ada jaringan yang sejati. Mereka tidak memiliki pelengkap dan tidak ada kemampuan untuk
membuat gerakan apapun, kurangnya jaringan otot. Porifera adalah eksklusif makhluk air.
Cara mendapat makanan
Porifera mendapatkan nutrisi mereka dengan tinggal di satu tempat, memompa air melalui diri
mereka, dan penyaringan organisme kecil dan potongan-potongan makanan yang kemudian
mereka mencernanya. Porifera dilindungi dari predator dengan kandungan gizi yang rendah
serta duri yang didistribusikan ke seluruh tubuh mereka, yang disebut spikula, yang juga
berfungsi sebagai “kerangka” ganda.
Lebih dari 5.000 spesies dikenal oleh ilmu pengetahuan, dan spesies baru ditemukan teratur.
Hal ini sebagian karena berbagai porifera sangat luas: mereka ditemukan di setiap kedalaman,
dari sisi pantai sampai turun sampai kedalaman enam mil parit laut. Struktur tubuh sederhana
spons yang cocok untuk kelangsungan hidup dalam tekanan laut sama dengan puluhan
atmosfer. Untuk waktu yang sangat lama, para ilmuan berpikir bahwa spons
adalah evolusi organisme sederhana, dan filum hewan pertama yang ada. Namun, sebuah studi
tengara filogenetik pada tahun 2008 menetapkan bahwa spons bagian sekunder (setelah
berevolusi dari nenek moyang yang lebih kompleks, mungkin dengan jaringan yang sejati) dan
bukannya benar-benar basal. Dalam kasus apapun, disepakati bahwa bentuk modern dari
porifera adalah sederhana dari semua filum hewan.
Apakah karang termasuk hewan, tumbuhan, atau mineral? Beberapa karang mungkin terlihat
seperti batu, tetapi mereka sebenarnya hidup!. Dan beberapa karang mungkin terlihat seperti
tanaman, tetapi mereka sebenarnya hewan. Sama seperti semua binatang lainnya, mereka
makan makanan untuk mendapatkan energi.
Coelenterata, termasuk dalam filum Cnidaria, contohnya seperti ubur-ubur, karang, dan
anemon laut. Coelenterata banyak ditemukan di perairan laut dangkal. kita tahu bahwa hewan-
hewan Coelenterata dapat memberikan sengatan yang menyakitkan jika kita secara tidak
sengaja menginjak atau bersentuhan dengan mereka. Itu karena coelenterata memiliki sel
penyengat yang dikenal sebagai nematosis.
Coelenterata menggunakan nematosis untuk menangkap makanan mereka. Ketika coelenterata
menyentuh mangsa, nematosis mengeluarkan benang yang dapat digunakan untuk
melumpuhkan mangsa. Coelenterata adalah salah satu organisme yang paling sederhana dari
apa yang disebut organisme “tinggi”, tetapi juga salah satu yang paling indah.
Ciri-ciri Coelenterata
Coelenterata diklasifikasikan menjadi empat kelas utama, yaitu Anthozoa, Hydrozoa,
Scyphozoa dan Cubozoa. Coelenterata memiliki tubuh simetris radial dan jaringan yang sejati.
Beberapa coelenterata membentuk koloni, seperti karang. Beberapa ciri-ciri Coelenterata
lainnya disajikan di bawah ini:
Coelenterata adalah hewan bersel banyak atau multi sel
Tubuhnya memiliki dua lapis sel yang simetris radial.
Habitatnya meliputi air tawar dan laut.
Lapisan luar memiliki tentakel bersenjata dengan sel penyengat cnidoblasts yang dapat
melepaskan racun ke dalam tubuh korban. Lapisan dalam membungkus rongga tubuh yang
disebut rongga pembuluh darah gastro.
Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh dengan membentuk jala, yaitu berupa ganglion
saraf.
pencernaan makanan berlangsung secara intraseluler di sel gastrodermis dan secara
ekstraseluler di rongga gastrovaskuler
Lubang di bagian bawahnya berfungsi sebagai mulut dan sekaligus anus.
Memiliki nematosis (sel penyengat). Sel ini berada di dalam knidoblas yang berada di dalam
tentakel.
Hewan dalam kelompok ini memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip dan medusa. Polip hidup
tetap atau menempel dan memimpin kehidupan soliter atau kolonial, sedangkan medusa
berenang bebas.
Mengalami metagenesis atau silih berganti generasi, vegetatif pada fase polip dan generatif
pada fase medusa selama siklus hidupnya.
Reproduksi biasanya aseksual, dengan tunas dalam bentuk polip dan medusa seksual dalam
bentuk.
Exoskeleton terbuat dari kapur yang ditemukan di karang.
Contoh: Hydra, Obelia, Aurelia, Metridium.
Bentuk Tubuh Coelenterata
Rancangan tubuh coelenterata unik karena organisme ini menunjukkan simetri radial. Ini
berarti bahwa mereka coelenterata memiliki rancangan tubuh melingkar, dan setiap dipotong
melalui pusat hewan meninggalkan dua bagian yang sama.
Para coelenterata memiliki dua bentuk tubuh dasar:
1. Polip: polip adalah tubuh berbentuk cangkir dengan mulut menghadap ke atas, seperti
anemon laut dan karang.
2. Medusa: medusa adalah badan berbentuk lonceng dengan mulut dan tentakel menghadap
ke bawah, seperti ubur-ubur.
Berbeda dengan spons, coelenterata yang terdiri dari jaringan yang sejati. Bagian dalam
coelenteratan ini disebut rongga gastrovaskular, ruang besar yang membantu organisme
mencerna dan memindahkan nutrisi ke seluruh tubuh. Para coelenterata juga memiliki jaringan
saraf diatur dalam struktur seperti jaring, yang dikenal sebagai jaring saraf. Namun,
Coelenterata tidak memiliki organ sejati.
Reproduksi aseksual coelenterata adalah dengan pemula (polip) atau
pembentukan gamet seksual (medusa, beberapa polip). Hasil reproduksi seksual adalah larva,
yang bisa berenang sendiri.
A. Pengertian Platyhelminthes
Platyhelminthes dalam bahasa Yunani artinya Cacing Pipih. Cacing Pipih adalah filum
dalam kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua Cacing
pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes yang
telah dipisahkan.
Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan filum ketiga dari
kingdom Animalia setelah Porifera dan Coelenterata. Platyhelminthes merupakan
hewan triploblastik dan bisa hidup sebagai parasit. Hewan Triploblastik adalah hewan (dari
kingdom Animalia) yang mempunyai 3 lapisan tubuh.
B. Ciri-Ciri Platyhelminthes
1. Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak bersegmen.
2. Mempunyai satu lubang mulut tanpa dubur.
3. Hidup sebagai parasit, mempunyai alat hisap akan tetapi juga ada yang hidup bebas.
4. Reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara vegetatif dengan membelah diri
(fragmentasi).
5. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.
6. Sangat sensitif terhadap cahaya.
Gas Oksigen dan karbondioksida dikeluarkan melalui proses difusi. Platyhelminthes tidak
memiliki sistem peredaran darah dan rongga tubuh(selom) sehingga disebut hewan aselomata.
Indera
Beberapa Cacing pipih memunyai oseli di kepala. Oseli adalah bintik mata yang
mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya. Cacing pipih memiliki indra peraba dan
sel kemoresptor. Beberapa jenis lainnya juga memiliki indra tambahan
seperti aurikula(telinga), statosista (pengatur keseimbangan), dan reoreseptor (berfungsi
untuk mengetahui arah aliran sungai).
2. Reproduksi
Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodit, beberapa cacing pipih tidak bisa
melakukan perkawinan secara individu. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum terjadi di dalam tubuh.
Fertilisasi bisa dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain.
Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan membelah diri (fragmentasi).
Klasifikasi Platyhelminthes
1. Turbellaria atau Cacing Rambut Getar
Memiliki bulu getar yang berfungsi untuk bergerak.
Contoh: Planaria
2. Trematoda atau Cacing Isap
Memiliki alat pengisap, terdapat pada mulut di bagian kepala. Alat penghisap berfungsi
untuk menempel pada inangnya untuk menghisap makanan, berarti Trematoda merupakan
parasit. Trematoda dewasa hidup di dalam hati, usu, paru-paru, ginjal, dan pembuluh
darah vertebrata.
Contoh: Fasciola(Cacing Hati), Clonorchis, dan Schistosoma.
3. Cestoda atau Cacing Pita
Memiliki kulit berlapis kitin berfungsi melindungi diri dari enzim inangnya, dengan
demikian Cestoda merupakan parasit. Cestoda terdiri dari anterior yang disebut skoleks, leher
(strobilus), dan proglotid.
D. Penyakit yang Dapat Ditimbulkan Oleh Platyhelminthes
Platyhelminthes menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan, salah satunya
yaitu Schistosoma yg menyebabkan skistosomiasis. penyakit parasit yang ditularkan melalui
siput air tawar pada manusia.
Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan
dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia.
Nemathelminthes : Pengertian, Ciri, Struktur Tubuh, Dan Klasifikasi Beserta
Peranannya Lengkap
Tahukah anda apa itu Nemathelminthes ?? Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali
mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan kali ini disini akan mengulas
tentang pengertian Nemathelminthes, struktur tubuh Nemathelminthes, ciri Nemathelminthes,
klasifikasi Nemathelminthes, dan peranan Nemathelminthes secara lengkap. Oleh karena itu
marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.
Pengertian Nemathelminthes
Ciri Nemathelminthes
Sesudah penjelasan diatas, maka kita dapatkan ciri-ciri nemathelminthes yaitu:
1. Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung
tubuh yang runcing
2. Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm), tengan
(mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm).
3. Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga rongga ini
disebut Pseudoaselomata.
4. Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi
melindunginya dari enzim pencernaan inang.
5. Sistem pencernaannya sudah lengkap
6. Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). Sistem saraf
merupakan saraf cincin.
Klasifikasi Nemathelminthes
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yakni sebagai berikut :
1. Kelas Nematoda
Nematoda mempunyai kutikula tubuh yang transparan. memiliki mulut dan lubang
ekskresi, alat reproduks pada jantan dengan testis dan betina dengan ovarium. Umur
cacing pada umumnya mencapai 10 bulan. Contoh anggota Nematoda, antara lain
yaitu Ascaris lumbricoides (cacing pern pada manusia), Anguila aceti (cacing
cuka), Enterobim vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kreim pada
manusia), Oxyuris equi (cacing kremi pada kuda. Necator americanus atau
Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada manusia), Wuchereria bancrofti (cacing
yang menyebabkan penyakit elefantiasis pada manusia, Trichinella spiralis (cacing otot
pada manusia), Loa lee (cacing mata pada manusia), dan Heterodera radicicote (cacing
yang menyebabkan puru/bengkak pada akar tanaman).
2. Kelas Nematomorfa
Nematomorfa adalah cacing yang mempunyai dun di kepala. Hidup dalam usus
Vertebrata dan biasanvii melekat pada dinding usus dengan belalai bengkok berkan
duri. Cacing ini memiliki sebuah alat pencernaan makanan yang sempurna dan alat
reproduksinya terpisah. Nematomorfa memiliki hospes intermedier, yakni bangsa
Crustacea (udang dan Insecta (serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis yang
menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.
Peranan Nemathelminthes
Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan mengakibatkan penyakit pada
manusia dan menjadi parasit pada tumbuhan, diantaranya sebagai berikut.
Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat, dan
sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian.
Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enterobius vermicularis (cacing kremi),
menjadi parasit pada manusia dan menyebabkan penyakit.
Annelida : Pengertian, Reproduksi, Ciri, Dan Klasifikasi Beserta Peranannya Secara
Lengkap
Pengertian Annelida
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan cincin, gelang-
gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus
yang berarti cincin, dan oidos yang berarti bentuk. Annelida adalah cacing dengan tubuh
bersegmen, tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui
kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m.
Filum Annelida hidup di air tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara
bebas, meskipun ada yang bersifat parasit.
Reproduksi Annelida
Reproduksi Annelida terjadi secara seksual atau aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan
cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).tapu sebagian besar Annelida bereproduksi
secara seksual. Walaupun cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi individu tetap melakukan
perkawinan silang dengan cara saling mempertukarkan spermanya untuk membuahi sel telur
pasangan.
Ciri-Ciri Annelida
Annelida mempunyai ciri-ciri/karakteristik antaralain yaitu sebagai berikut :
Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki otot.
Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok,
usus, dan anus).
Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah
yang mempunyai hemoglobin
Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi)
1. Sistem peredaran darah: Annelida mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan
pada pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah berwarna merah.
Fungsi pembuluh darah annelida yaitu untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke
seluruh tubuh. Di bagian kulit, terdapat sejumlah pembuluh darah kecil, karena
bernafas melalui kulit
2. Sistem pernafasan: Annelida dalam sistem pernafasan berlangsung di seluruh kulit
permukaan tubuhnya, tetapi ada sumber yang menyatakan bahwa, ada juga spesies
yang melalui insang.
3. Sistem pencernaan: Annelida mempunyai sebuah sistem pencernaan lengkap yang
teridir dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
4. Sistem ekskresi: Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi
yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori
tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-
masing.
5. Sistem reproduksi: Annelida mempunyai sebuah sistem perkembangbiakan secara
seksual. Satu Annelida memiliki 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina (hermafrodit),
tetapi reproduksi secara aseksual tetap membutuhkan dua individu yang akan
mengatur dirinya sedimikian rupa sehingga dapat menukarkan sperma. Lalu, dari hasil
sperma tersebut, akan dilepas dari kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam
tanah. Sebagian annelida bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti
dengan regenerasi.
Klasifikasi Annelida
1. PolyChaeta
PolyChaeta adalah kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Poli
yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga PolyChaeta ialah kelas dengan
rambut paling banyak di filum Annelida. PolyChaeta mempunyai bagian tubuh yang terdiri
dari kepala, mata, dan sensor palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air.
PolyChaeta memiliki tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip
dayung, hal ini disebut Parapodia (tunggal =parapodium). Berfungsi sebagai alat gerak.
Sebagian besar dari PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena terdapat
pembuluh darah halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang
biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga licin. Umumnya ukuran tubuh
PolyChaeta adalah 5-10 cm.
Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
Arenicola sp,
Ciri-Ciri PolyChaeta
Berambut banyak
Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina
Mempunya parapodia (alat gerak)
Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen
pertama).
2. OligoChaeta
OligoChaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang berarti sedikit, dan Chaeta yang
berarti rambut. Kelas OligoChaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit
rambut. Banyak anggota dari OligoChaeta yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab,
tetapi ada juga yang hidup di air. Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai
parapodia, sehingga kepalanya kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik
mata. Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan.
OligoChaeta bersifat hermaprodit/monoceus dengan perkembangbiakan secara generatif
dengan perkawinan, dan secara vegetatif dengan regenerasi. Terdapat Kitellum (Selzadel) yang
berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada ruas 9-11 terdapat receptaculum seminis yang
berfungsi sebagai penampung sel-sel spermatozoa.
Contoh Jenis OligoChaeta
Ciri-Ciri OligoChaeta
3. Hirudenia
Hirudenia adalah kelas filum Annelida yang tidak mempunyaii seta (rambut) dan tidak
memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di
bagian belakang sedikit runcing. Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang
berfungsi dalam bergerak dan menempel. Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta
relaksasi otot adalah mekanisme pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea
adalah ekstoparasit yang sering didapati di permukaan luar inangnya. Ukuran Hirudinea
beragam dari 1-30 cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan cara menempel. Sebagian
mereka membuat luka pada permukaan tubuh inang sehingga bisa menghisap darahnya,
sedangkan sebagian lain mensekresikan suatu enzim yang bisa melubangi kulit, dan bila itu
terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat
kelas ini menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu zat anastesi yang
bisa menghilangkan rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
Contoh Jenis Hirudenia
Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan menempel pada
daun
Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa).
Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India)
Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar.
Ciri-Ciri Hirudenia
Peranan Annelida
Annelida mempunyai beberapa peran yang bisa dimanfaatkan atau menguntungkan dan
merugikan kehidupan manusia. Peran annelida yaitu sebagai berikut :
Peranan Annelida yang menguntungkan/bermanfaat
Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing
kremi, cacing tambang, cacing filaria.
Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet, dan lintah.
Mollusca : Pengertian, Struktur Tubuh, Ciri, Klasifikasi, Contoh dan
Peranannya Secara lengkap
Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum
Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil.
Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dandarat. Dari palung benua di laut sampai
pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.
Moluska (filum Mollusca, dar ibahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan
triploblastik selomatayang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan
maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi
dan kerabatnya.
Pengertian Mollusca
Mollusca adalah kelompok hewan yang sifatnya tripoblastik slomata dan invertebrata yang
bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata
molluscus yang berarti lunak. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan
cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton,
dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan
binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang dalam
bentuk posil. Molluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca dapat
berada di palung benua laut sampai pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat ditemukan
dengan mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang disebut
dengan malakologi (malacology).
Reproduksi Mollusca
Mollusca merupakan hewan hermaprodit, yakni mempunyai alat kelamin jantan dan betina
dalam satu individu (berumah satu), tetapi ada juga yang alat kelaminnya terpisah (berumah
dua). Oleh karena itu, cara reproduksinya dengan cara fertilisasi internal.
Peranan Mollusca
Mollusca sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, banyak jenis mollusca dipakai dalam
berbagai hal. Macam-macam kegunaan mollusca yaitu sebagai berikut :
Kaki, merupakan penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki Mollusca ini
berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian jenis Mollusca kaki
digantikan dengan tentakel yang fungsinya dalam menangkap mangsa.
Massa Viseral, yaitu bagian tubuh yang lunak tempat terdapatnya organ-organ tubuh.
Massa yang dselubungi oleh jaringan tebal yang disebut dengan mantel.
Mantel,merupakan bagian yang menyelubungi dan melindungi massa viseral. Pada
mantel terdapat rongga cairan yang merupakan tempat lubang insang, anus dan cairan
hasil ekskresi. Mantel bisa mensekresikan komponen yang membentuk cangkang.
Ciri-Ciri Mollusca
Klasifikasi Molusca
1. Amphineura.
Amphineura adalah jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura mempunyai tubuh
simteri bilateral. Mempunyai beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Hidup di sekitar
panta. Contoh: Chiton.
2. Scaphopoda
Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, mempunyai cangkang yang tajam, berbentuk
seperti terompet, mempunyai kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel, dan tidak
mempunyai insang. Contoh: Dentalium Vulgare.
3. Gastropoda
Gastropoda merupakan hewan yang memakai perutnya sebagai kaki. Hidupnya di darat,
air tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda mempunyai cangkang. Contoh: Siput.
4. Cephalopoda
Cephalopoda memakai kepalanya sebagai alat gerak. memiliki endoskeleton,
eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari
kepala, leher, dan badan. Contoh: Cumi-Cumi
5. Pelecypoda (Bilvalvia)
Pelecypoda mempunyai bentuk kaki seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia
merupakan hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Mempunyai sistem saraf dan
otak yang berkembang baik. Hidup di air tawar dan laut. Contoh: Meleagrina (kerang
mutiara), Anadonta (kijing), Ostrea (tiram), Panope Generosa (kerang raksasa).
Pengertian Arthropoda
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan
hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat
pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik
selomata.
Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh
tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh,
yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar
(eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton
melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang
fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh
karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton
lama dan pembentukan eksoskeleton baru.
Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya
melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di
sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut
ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia
bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya
dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila
pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa
cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi,
atau keduanya.
Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh
darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah
Arthropoda disebut juga hemolimfa.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi
(pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada
Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda
sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi Arthropoda
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini
akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea,
Myriapoda, Crustacea, dan Insecta
Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba,
meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas
Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada
yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial
(darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat
karnivora.
Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan
ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).
Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya
(alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba
kemlandingan (Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya
adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-
laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior
dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau
kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).
Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan
enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada
mulut.
Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada
bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat
berputar bebas.
Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang
halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang
mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk
benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi
berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan
dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi.
Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam
hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan
dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara
pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki
banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar
kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau
tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya
memanjang seperti cacing.
Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang
maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).Tubunya bersegmen
dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.
Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke
trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan
repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo,
yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
1. Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada
kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada
tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.
Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk
menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa
sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).
2. Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah
seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya
terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua
pasang kaki dan dua pasang spirakel.
Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan
sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila
terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini
adalah kaki seribu(lulus sp.).
3. Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster,
dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat
bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada
inangnya.
Ciri Arthropoda
1. Tubuh tersegmentasi. Ini berarti bahwa mereka akan memiliki tubuh yang terdiri dari
lebih dari satu bagian. Laba-laba memiliki dua segmen dan lalat memiliki tiga
segmen.
2. Banyak kaki bersendi atau anggota badan. Laba-laba memiliki 8 kaki, kaki seribu
dapat memiliki … Ratusan! lalat memiliki tiga segmen.
3. Sebuah eksoskeleton. Ini adalah kerangka eksternal. Seperti baju besi, melindungi
tubuh arthropoda. Ketika arthropoda lahir eksoskeleton yang lembut tapi mengeras
dengan cepat dan dapat ditumpahkan saat makhluk tumbuh. Arthropoda adalah
invertebrata, yang berarti bahwa mereka tidak memiliki tulang belakang.
4. berdarah dingin. Arthropoda adalah berdarah dingin – yang berarti, suhu tubuh mereka
tergantung pada suhu lingkungan sekitar mereka. Arthropoda adalah beberapa hewan
paling menarik di dunia!
5. habitat. Arthropoda yang di seluruh dunia dalam distribusi mereka dan menempati
berbagai habitat termasuk laut dalam, perairan pesisir, habitat darat, sungai dan sungai
air tawar, hutan, gurun, semak belukar, dan padang rumput.
6. Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) keras, dan ekor.
7. Tubuh yang terdiri dari caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen
8. Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat protein dan zat
kitin
9. Memiliki ukuran tubuh yang beragam
10. Bentuk tubuh simteris bilateral
11. Sifat hidup arthropoda adalah parasit, hetertropik, dan hidup dengan bebas
12. Memiliki alat pernapasan yang berupa trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
13. Bereproduksi secara aseksual dan seksual
14. Alat pencernaan yang sempurna atau lengkap mulai adri mulut, kerongkongan, usus,
dan anus
15. Arthropoda hidup di air tawar, darat, laut, dan udara
16. Sistem peredaran darah arthropoda adalah terbuka dengan darah yang tidak
mengandung hemoglobin melainkan hemosianin
Reproduksi Arthropoda
Reproduksi Arthropoda dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual Arthropoda
dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pembuahan oleh hewan jantan)
dan paedogenesis(terjadi reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat
kelamin Arthropoda sudah terpisah
Jenis Arthropoda
Arthropoda dikelompokkan atas Crustaceae (udang -
dangan), Insekta (serangga), Arachnoidea(labah-labah), dan Myriapoda (kaki seribu).
a) Ciri-ciri Crustaceae
Crustaceae disebut juga sebagai kelompok udang-udangan, contohnya: udang, kepiting, dan
yuyu. Anda tentu sudah mengetahui tempat hidup kelompok hewan ini, yaitu di air laut, danau,
dan sungai.
Tubuh Crustaceae mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin dan kapur,
sehingga disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya Crustaceae berjumlah dua pasang,
mempunyai kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting
mempunyai 5 pasang kaki jalan.
Kepala dan dada Crustaceae menyatu disebut sefalotoraks. Bagian kepala dan dada dilindungi
oleh tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Kakinya dapat digunakan untuk berjalan,
berenang, atau menempel di perairan.
Sistem pencernaan Crustaceae dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
Sisa metabolismenya keluar melewati kelenjar hijau. Sistem sarafnya menggunakan
susunan saraf tangga tali, respirasinya menggunakan insang.
Jenis kelamin Crustaceae sudah dapat dipisahkan dan bersifat hermaprodit. Pembuahan terjadi
secara internal, telur yang berisi zigot menetas menjadi larva, selanjutnya tumbuh menjadi
dewasa melalui pergantian kulit berkali-kali.
Contoh dari anggota ini adalah udang windu (Penaeus), udang galah (Macrobium resenbergi),
udang air tawar (Cambarus virilis), ketam (Parathelpusa tredenlata), kepiting (Portunus
sexdentalus), dan rajungan (Neptunus pelagicus).
Tubuh hewan ini mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin dan kapur,
sehingga disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya berjumlah dua pasang, mempunyai
kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting mempunyai 5
pasang kaki jalan.
Kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks. Bagian kepala dan dada dilindungi oleh
tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Peranan Crustaceae lebih banyak
menguntungkan bagi kita, misalnya sebagai sumber protein hewani karena mengandung
protein tinggi seperti udang, kepiting, dan rajungan.
b) Ciri-ciri Insekta
Kelompok Insekta atau serangga mempunyai species sangat banyak, hidupnya di darat dan air.
Ukuran tubuh Insekta relatif kecil. Insekta sering disebut juga sebagai heksapoda, yaitu
mempunyai kaki enam (3 pasang).
Tubuh dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Pada kepala Insekta terdapat sepasang antena
yang dapat digunakan untuk membau dan meraba. Terdapat juga mulut, mata majemuk (mata
faset) ada yang bermata tunggal (oselus). Mulut insekta menurut fungsinya dibedakan menjadi
empat tipe, yaitu tipe penjilat dan pengisap (lalat rumah), tipe pengisap (kupu-kupu), tipe
penusuk dan pengisap (nyamuk), dan tipe penggigit (belalang).
Bagian dada terdiri atas 3 ruas dan terdapat 3 pasang kaki beruas-ruas, juga terdapat sayap.
Adapun pada perut terdapat 6 sampai 11 ruas, pada ruas belakang posterior sebagai alat
reproduksi. Pada Insekta betina terdapat alat peletak telur yang disebut ovipositor serta kantung
untuk menyimpan sperma.
Respirasinya menggunakan pembuluh trakea, yaitu udara dari luar masuk ke jaringan melalui
pembuluh trakea. Jumlah jantungnya 5 buah dan sistem peredaran darahnya bersifat terbuka.
Sistem ekskresinya menggunakan pembuluh malphigi yang mengelilingi anus. Daur hidup
serangga ini mengalami perubahan bentuk yang disebut metamorfosis. Akan tetapi ada jenis
insekta tidak mengalami metamorfosis yang digolongkan sebagai
serangga ametabola, misalnya kutu buku (Lepisma).
Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera.
Kelompok Insekta ada dua kelas, berdasarkan ada tidaknya sayap, yaitu Insekta yang tidak
mempunyai sayap (apterygota) contohnya adalah kutu buku dan yang mempunyai sayap
(pterygota). Kelas ini dibagi lagi menjadi beberapa ordo dengan mengamati sayap dan
mulutnya.
Apa peranan serangga dalam kehidupan? Beberapa jenis penyerbukan tanaman dibantu oleh
serangga, jenis serangga apa sajakah itu?Lebah madu dapat menghasilkan madu, ulat sutera
menghasilan sutera.
d) Ciri-ciri Myriapoda
Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian dada. Pada
kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan sepasang alat peraba
kecil yang beruas-ruas.
Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Myriapoda melakukan respirasinya
menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil (stigma), letaknya pada
dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel. Sistem peredaran darahnya terbuka
dan letak jantung pada bagian punggung. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.
Tahukah anda apa itu Echinodermata ?? Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali
mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan kali ini disini akan mengulas
tentang pengertian Echinodermata, ciri Echinodermata, klasifikasi Echinodermata, dan
peranan Echinodermata secara lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada
dibawah berikut ini.
Ciri-Ciri Echinodermata
Tubuh echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau disebut
dengan tripoblastik
Mempunyai bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih larva, dan disaat
dewasa bentuk tubuhnya simteri radial
Memiliki kulit tubuh yang terdiri atas zat kitin
Bergerak dengan ambulakral yakni kaki tabung dengan lubang-lubang kecil yag
fungsinya untuk menghisap.
Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak mempunyai
anus.
Tidak mempunyai sebuah sistem ekskresi
Perkembangbiakan secara seksual
Pada permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang menyerupai duri
Memiliki sebuah sistem tabung jaringan hidrolik
Reproduksi Echinodermata
Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan jantan dan betina yang
melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung secara eksternal
(di dalam air laut).
Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dikelompokkan ke dalam lima kelas, yakni
sebagai berikut :
1. Kelas Archoidea
Ciri-ciri Echinoidea
1. Tubuh berbentuk bola, seperti mangkuk, oval atau bentuk jantun, tubuh tertutup oleh
cangkang endoskeleton dari lempeng-lempeng kalkareus yang sebelah luar, dibedakan
ke dalam 5 daerah ambulakral berseling dengan 5 daerah inter-ambulakral.
2. Podia atau kaki tabung keluar dari lubang-lubang dari lempeng-lempeng ambulakral
dan berfungsi untuk pergerakan.
3. Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh peristomium yang
bersifat membrane.
4. Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct bersifat membrane.
5. Lekuk-lekuk ambulakral tidak ada.
6. Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3 jepit.
7. Echinoidea biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang, dasar laut, dalam
lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, dan muara sungai.
8. Seks terpisah, kelenjar kelamin pentamerous.
9. Perkembangbiakan meliputi larva-larva echino-pluteus yang berenang bebas.
Fisiologi Echinoidea
1. Sistem Pencernaan
Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh peristomium yang bersifat
membrane. Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct bersifat membrane.
2. Sistem Sirkulasi
3. Sistem Ekskresi
4. Sistem Koordinasi
1. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi masih sederhana. Gonad melekat disisi atas rongga tubuh. Sperma dan
telur dilepas langsung ke perairan yang selanjutnya terjadi pembuahan diluar tubuh dengan
bertemunya sel telur (ovum) dan sel kelamin jantan (sperma).
2. Kelas Holothuroidea
Ciri-ciri Holothuroidea
Fisiologi Holothuroidea
1. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makanan berbentuk panjang dan berliku-liku dan kloaka biasanya dengan
pohon respirasi. Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang di atas rongga
tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung.
Dari lambung saluran pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan
dengan kloaka. Saluran pencernaan berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.
2. Sistem Sirkulasi
3. Sistem Ekskresi
Sistem respirasinya disebut pohon respirasi karena terdiri dari dua saluran utama yang
bercabang dua.
4. Sistem Koordinasi
5. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin biasanya terpisah dan kelenjar kelamin berupa berkas tubulus tunggal atau
berpasangan. Holothuroidea bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi
berlangsung secara eksternal. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.
Hewan ini juga dapat beregenerasi.
Ordo pada Holothuroidea
Ordo Aspidochirota
Ordo Dendrochirota
Ordo Molpadonia
Tidak memiliki podia atau kaki tabung, kecuali sebagai papilla anal.
Tentakel oral berbentuk jari.
Tidak memiliki retraktor
Memiliki pohon respirasi.
Daerah posterior biasanya berbentuk lonjong sampai ke bagian caudal.
Contoh: Molpadia, Paracaudina.
Orrdo Apoda
3. Kelas Asteria
Bintang Laut (Asteropecten irregularis) tergolong dalam Echinodermata. Bintang laut
biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup
bebas, hanya gerakannya lamban cenderung berifat Bentos kecuali Crinoidea Golongan
Asteroidea (Bintang Laut) ini tidak ada yang parasit.
Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak,
karena musuh hewan ini hanya sedikit. Bintang laut sebagai kelompok Echinodermata juga
bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara juga ada diantara
jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.
Ciri-ciri Asteria
Tubuh berbentuk bintang, terdiri atas satu diskus sentralis dan lima radii.
Memiliki dataran oral dan dataran aboral
Skeleton terdiri atas lamina (ossikula) yang tersusun rapat.
Lamina terletak di antara 2 lapisan jaringan pengikat di dalam dinding tubuh.
Di antara ossikula terdapat srabut serabut otot, dan pori-pori yang disebut pori dermal.
Pada bagian aboral, pada ossikula berpangkal spina, di antara spina ada yang dapat
digerakkan.
Fisiologi Asteria
1. Sistem Pencernaan
2. Sistem Sirkulasi
Sistem Respirasi : menggunakan Branchia dermalis / papilla berupa kantong tipis ada di
setiap kulit lengan berupa tonjolan
3. Sistem Ekskresi
4. Sistem Koordinasi
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf di mulut bercabang ke masing masing lengan
5. Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi Kawin, Dioceus Fertilisasi eksternal ovum keluar sejumlah 2,5 juta setiap
2 jam ketemu sperma di air.
Struktur Tubuh Bintang Laut
Madreporit : merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh letaknya di sisi
aboral , ini berbeda dengan Ophiuroidea yang berada di sisi oral
Saluran batu : saluran penghubung antara madreporit dengan salurang cincin.
Saluran cincin : saluran yang melingkar yang bisa mengakses ke semua lengan
Saluran radial : saluran yang berasal dari saluran cincin meluas ke seluruh lengan ,
saluran ini dari saluran cincin berpencar ke tentakel masing masing
Saluran lateral : saluran yang berasal dari saluran radial yang mengalirkan air ke
ampula
Ampula : suatu wadah menyerupai balon yang elastis , ketika terisi air akan
membentuk tonjolan seperti kaki yang menyerupai tabung disebut kaki tabung
Kaki tabung : kaki yang terbentuk karena tekanan air di ampula sehingga kak bisa
dipijakkan ke obyek sehingga bisa menggerakkan tubuhnya
Sistem ambulakral ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa.
Bentuk tubuh seperti tumbuhan tapi ada yang bertangkai dan ada yang tidak
bertangkai.
Crinoidea yang bertangkai adalah individu yang tidak dapat bergerak dan mulutnya
terarah keatas.
Crinoidea yang tak bertangkai merupakan individu yang dapat bergerak bebas
didalam laut.
Tubuhnya menyerupai bunga lili atau bunga bakung dan bentuk seperti bulu burung.
Tidak mempunyai duri
Kaki tabungnya kurang mempunyai suber (alat hisap)
Sistem syaraf berbentuk cincin yang selanjutnya bercabang-cabang pada tiap lengan
Kulitnya tersusun dari zat kitin. Contoh spesies dari Crinoidea adalah Antedon sp,
Anemon sp, Holopus, dan Metacrinus (lilia laut).
Ukurannya tidak lebih dari 40 cm panjangnya dan berwarna mencolok.
Tubuhnya terdiri dari cakram sentral dengan lima lengan bermula dari cakram ini
setiap lengan bercabang dua atau lebih.
Setiap cabang mempunyai ranting-ranting melintang yang disebut pinul (pinnulae).
Cabang-cabang ini membuat hewan berbulu-bulu.
Cakram sentral bentuknya seperti mangkuk dengan mulut terletak di dasar (di bawah).
Fisiologi Crinoidea
1. Sistem Pencernaan
Makanan berupa plankton kecil atau detritus mikroskopis, yang dibawa oleh lengan atau
ditangkap oleh tentakel, dilewatkan sepanjang alur ambulakral dengan bulu-getar yang
bergerak-gerak, yang selanjutnya digiring oleh silia ke dalam mulut. Memiliki Sebuah tangkai
yang tumbuh dari cakram sering digunakan untuk melekatkan hewan pada substrat dasar,
akibatnya mulut tetap di atas dan lengan-lengan seperti bulu menciptakan alat seperti jaring
untuk menangkap dan mengangkut makanan ke mulut.
2. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah umumnya tereduksi dan sukar diamati. Terdiri dari pembuluh darah
yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian
lengan.
3. Sistem Ekskresi
Bernafas dengan menggunakan paru-paru kulit, kaki tabung. Sisa metabolisme akan diangkut
oleh sel-sel amoeboid ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepaskan ke luar tubuh
4. Sistem Koordinasi
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf dan saraf radikal (menuju ke bagian-bagian lengan).
5. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin terpisah. Gonad biasannya terdapat dalam pinnula. Beberapa kelas Crinoidea,
melepaskan telur dalam air, tapi beberapa menahan tetap pada pinnula sampai menetas.
Larvanya disebut doliolaria. Larva yang masih muda sekali masih mendapat makanan dari
kuning telur, tapi belum mempunyai mulut. Setelah beberapa hari dapat hidup bebas dan
menempel dengan akhir bagian anterior dan kemudian berbentuk cangkir, lalu tumbuhlah
lengannya. Beberapa Crinoidea menyimpan telurnya dalam tubuh.
Ordo pada Crinoidea
Ordo Phanerozonia
Ordo Spinulosa
Ordo Forcipulata
5. Kelas Ophiuroidea
Ciri-ciri Ophiuroidea
Fisiologi Ophiuroidea
1. Sistem Pencernaan
Pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut. Makanan masuk lewat mulut,
tidak memiliki anus. sehingga sisa makanan dimuntahkan lewat mulut.
2. Sistem Sirkulasi
Terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah
pembuluh radial ke setiap bagian lengan
3. Sistem Ekskresi
4. Sistem Koordinasi
Terdiri atas cincin saraf utama yang bekerja di sekitar cakram utama. Tidak memiliki mata
dan sejenisnya. Memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya memalui reseptor pada
epidermis.
5. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi terjadi di luar tubuh dengan melepaskan sel jantan dan sel betina di air,
kemudian sel-sel ini bersatu dan akan membentuk pluteus (larva yang bersilia yang akan
mengalami metamorphosis dari bentuk bintang laut menjadi bentuk bintang ular).
Ordo pada Ophiuroidea
Ordo Ophiurae
Ordo Euryalae
Peranan Echinodermata
Echinodermata banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal. Peran echinodermata
yaitu sebagai berikut :