Modul 1 KB I
Modul 1 KB I
KB I.
Semenjak kecil Jean piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh makhluk hidup
yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada awalnya beliau
mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur mental. Peaget menamakan
struktur mental tersebut sebagai schema, di mana schema juga merupakan unsur yang penting
untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa hidupnya untuk
menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental. Melalui proses asimilasi, anak
menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi baru. Melalui proses akomodasi,
schema awal berubah untuk menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman anak. Sebagai hasil
dari dua proses tersebut schema pada anak berkembang menjadi lebih kompleks untuk mengatur
keselarasan kegiatannya di dunia. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat
tahapan :
Tahap sensori motor (usia 0-2) cirri-ciri khusus, kecerdasan motorik (gerak) dunia (benda) yang
ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal.
Tahap pre-operasional (usia 2-7) cirri-ciri khusus, berpikir secara egosentris alasan-alasan
didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis belum cepat melakukan
konservasi.
Tahap konkret operasional (usia 7-11 atau 12) cirri-ciri khusus, dapat melakukan konservasi
logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang
nyata.
Tahap formal operasional (usia 7-11 atau 12 th 14 th atau 15 th) cirri-ciri khusus, pemikiran yang
sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan untuk mengatasi hipotesis
perkembangan idealisme yang kuat.
Menurut piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah :
KB II
Bruner merupakan salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar kognitif.
Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi. Kegiatan
pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara kategori-
kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut sebagai koding. Teori
belajar bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan.
Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaatnya,
antara lain bahwa pembelajar (siswa) akan mudah mengingatnya apabila informasi tersebut
didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan. Manfaat lainnya adalah apabila
pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama, dan masing
banyak lagi manfaat yang lainnya. Dalam penerapan model ini guru mungkin terganggu dengan
kebisingan dalam keributan siswa.
KB III
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang
untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relative tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang
baru. Ada beberapa cirri penting tentang belajar yaitu :
Belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari
suatu analogi antara manusia dan computer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan
informasi ( processing model ), proses belajar dianggap sebagai transformasi input menjadi
output seperti yang lazim terlihat pada sebuah computer.
KB IV
Menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang
paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Informasi
yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak yang terlibat
dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.
Ada dua prinsip yang mengaitkan konsep-konsep yang diperlukan untuk belajar yaitu
diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integrative. Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep
yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum ke konsep-konsep yang lebih khusus.
Sedangkan dalam rekonsiliasi integrative, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu
diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
MODUL II
KB . I
Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai pengertian, fungsi dan
tujuan, pertimbangan pemilihan, dan jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kaca mata dengan warna tertentu pada saat
memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi,
dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan belajar I pada modul ini adalah
pendekatan Lingkungan, Pendekatan konseptual, Pendekatan faktual, Pendektan nilai,
Pendekatan inkuiri, Pendekatan sejarah.
KB.II
Contoh gambaran penerapan pendekatan yang dijelaskan pada kegiatan belajar ini
berupa garis besar dari pembelajaran sedangkan rincian prosedur pembelajaran tersbut dibahas
dalam pembahasan tentang metode pembelajaran. Evaluasi formatif dan sumatif dijelaskan
secara ringkas untuk semua pendekatan yang dibahas. Aspek kempuan yang dievaluasi terkait
dengan ranah kognitif, psikomotor, dan sikap, tergantung dengan kesesuain dengan jenis yang
dipilih.
METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA
A. PENGERTIAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Jenis metode dalam pembelajaran IPA
Adapun jenis – jenis metode dalam pembelajaran IPA antara lain :
1. Metode Penugasan
Adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai
dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan siswa.
Tujuannya untuk merangsang siswa aktif belajar secara
individual maupun kelompok.
Metode penugasan digunakan untuk memperkaya materi dan
merupakan tindak lanjut dari kegiatan belajar sebelumnya.
Keuntungan dan kelemahanya antara lain :
a. Keuntungannya
- Membuat siswa aktif belajar
- Mendorong siswa untuk memperkaya wawasannya.
- Mengembangkan kemandirian siswa
- Membiasakan siswa mencari dan mengolah informasinya
sendiri
- Membuat siswa bergairah dalam belajar
- Membina tanggung jawab dan disiplin siswa
- Mengembangkan kreativitas siswa
b. Kelemahannya
- Sulit mengontrol siswa apakah kerja atau tidak
- Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
siswa
- Tugas yang monoton bisa membosankan siswa
- Siswa merasa mengeluh jika tugasnya banyak
- Biasanya tugas kelompok dikerjakan oleh orang rajin saja
2. Metode Diskusi
Merupakan penyampaian bahan pelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan masalah yang bersifat problematic.
Tujuannya :
a. Melatih siswa mengembangkan keterampilan bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan
b. Melatih dan membentuk kestabilan social emosional
c. Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam
memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang
lebih positif
d. Mengembangkan kemampuan siswa mengemukakan
pendapat
e. Mengembangkan siskap terhadap isu – isu controversial
f. Melatih siswa berani mengemukakan pendapat mengenai
suatu masalah
Alasan Penggunaan :
a. Topik bahasan bersifat problematic
b. Merangsang siswa untuk berdebat secara ilmiah
c. Melatih siswa untuk berfikir kritis dan terbuka
d. Mengembangkan suasana demokratis dan berjiwa besar
e. Siswa memiliki pandangan yang berbeda – beda tentang topic
diskusi
f. Adanya hubungan masalah yang didiskusikan dengan topic
lain
Keuntungan Metode Diskusi :
a. Dapat mendorong partisipasi siswa secara aktif baik sebagai
partisipan, penanya, atau moderator.
b. Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan
ataupun terobosan – terobosan baru
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi
demokratis
d. Bisa menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan
pendapat sendiri
e. Keputusan yang dihasilkan orang banyak lebih baik dengan
keputusan yang dihasilkan satu orang
Kelemahannya :
a. Sulit menentukan topic masalah yang sesuai dengan tingkat
berfikir siswa
b. Memerlukan waktu yang tidak terbatas
c. Pembahasan sering mengambang
d. Biasanya didominasi oleh orang – orang yang aktif berbicara
e. Sulit menerapkan hasil keputusan yang sudah disepakati
bersama
f. Dapat menumbuhkan reaksi di luar kelas, misalnya bentrok
fisik.
9. Metode Demonstrasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu baik
benda asli maupun benda tiruan
Tujuannya :
a. Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus
dikuasai siswa
b. Mengkongkritkan informasi kepada siswa
c. Mengembangkan kemampuan indera penglihatan dan indera
pendengaran siswa
Alasan penggunaannya :
a. Ada topic – topic pelajaran tertentu yang tidak bisa dijelaskan
dengan penjelasan
b. Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan
c. Memperhatikan tipe belajar siswa
d. Memudahkan mengajarkan suatu cara kerja
Keuntungannya :
a. Pelajaran bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar
dari verbalisme
b. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
c. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
d. Melatih kemampuan mengamati siswa
e. Ada materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan
dengan metode lain
Kerugiannya :
a. Memerlukan keterampilan guru secara khusus
b. Memerlukan banyak waktu
c. Kekurangan sumber belajar yang terjadi pada sekolah
seringkali mengakibatkan metode ini tidak bisa
diterapkan
10. Metode Eksperimen
Merupakan cara belajar mengajar yang melibatkan siswa
dengan mengalami dan membuktikan sendiri.
Tujuannya :
a. Agar siswa mampu menyimpulkan fakta – fakta yang
diperoleh
b. Melatih siswa merancang, mempersiapkan dan
melaksanakan percobaan
c. Melatih kemampuan berfikir induktif siswa
Alasan Penggunaannya :
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
secara aktif dalam percobaan
b. Menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah
Keuntungannya :
a. Siswa bisa membuktikan teori
b. Memungkinkan siswa terlibat secara aktif sehingga
pemahaman siswa menjadi lebih mendalam
c. Siswa bisa melakukan prosedur dan berpikir ilmiah
d. Menghilangkan verbalisme
e. Hasil belajar siswa menjadi bermakna
Kerugiannya :
a. Memerlukan alat dan bahan yang komplit
b. Memerlukan waktu lama
c. Memerlukan perencanaan yang matang
d. Memungkinkan salah dalam menyimpulkan jika salah
melakukan eksperimen
KEGIATAN BELAJAR 1:
A. PENGERTIAN
1. Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok)
tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini
berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan-keterampilan proses.
2. Pengembangan pengetahuan dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa pengembangan
keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah.
1. Dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisah dari
metode penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke-IPA-an
saja, tetapi terkait pula dengan mengetahui bagaimana cara mengumpulkan fakta dan
menghubungkan fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan.ilmuan
menggunakan berbagai prosedur empiris dan analisis dalam usahanya dalam menjelaskan
misteri dari alam semesta. Prosedur ini disebut dengan proses IPA.
2. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat
digunakan bukan saja untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Semiawan, dkk (1992) mengemukakakn alasan karena:
1. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat para guru tidak
mungkin lagi untuk mengajarkan semua fakta dan kosep yang ada pada siswanya.
2. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
contoh konkret.
3. Untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih melakukan penyelidikan ilmiah.
4. Merupakan wahana yang tepat untuk pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta
nilai.
Pengertian keterampilan proses dikaitkan dengan keterampilan fisik dan mental yang
terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru (Semiawan, dkk, 1992).
Menurut Esler dan Esler (1984) terdapat 8 keterampilan proses dasar dan 5
keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal
hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka.
B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
1. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh konkret.
2. Penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif, jadi tidak mutlak benar seratus persen. Suatu
teori dapat tidak berlaku lagi dengan adanya data baru yang mampu membuktikan bahwa
teori tersebut keliru.
3. Dalam pembelajaran, pengembangan konsep seyogianya tidak terlepas dari pengembangan
sikap dan nilai.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem dan organisme
hidup. Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-
lain.
C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan yang berkaitan denganpengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat dan sebagainya. Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengukur
adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin (1992)
mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar
yang konvensional atau standar nonkonvensional. Keterampilan mengukur merupakan
keterampilan membuat observasi secara kuantitatif (terhadap standar ukuran tertentu) yang
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan
yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan lain-lain. Kemampuan
mengukur memerlukan kemampuan untuk menerapkan cara penghitungn dengan menggunakan
alat-alat ukur. Proses mengukur lebih melibatkan pertimbangan tentang menentukan jenis
instrument (alat) yang digunakan dan menentukan saat melakukan perkiraan dari pada
melakukan pengukuran secara tepat. Untuk melakukan latihan pengukuran, tahap pertama dapat
menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-benda yang ada
disekitar, sedangkan tahap selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan
sebagai alat ukur. Kebiasaan mengukur secara tepat dapat dikembangkan bila guru menunjukkan
bahwa dia menghargai kebiasaan itu sebagai bagian dari sifatnya. Siswa dapt diajarkan bahwa
rata-rata dari beberapa kali pengukuran merupakan cara terbaik untuk mengukur secara tepat.
KEGIATAN BELAJAR 2
A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
Keterampilan menginferensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara
dari yang kita observasi dengan menggunakan logika. Keterampilan ini dapat
dikembangkan dengan latihan-latihan yang mengembangkan lebih dari satu rangkaian
keadaan yang diobservasi. Contoh latihan yang diberikan adalah melakukan observasi
terhadap cairan jernih yang tidak berwarna, kemudian siswa mengidentifikasi bahwa
cairan itu adalah air. Contoh lainnya adalah siswa diminta untuk menyatakan penyebab
panas mencairnya es batu yang ditaruh dalam air.
C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan menduga, memprakirakan
beberapa kejadian yang terjadi sekarang, keterampialan menggunakan grafik untuk
menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan. Prediksi didasarkan pada observasi,
pengukuran dan informasi tentang hubungan variable yang diobservasi. Prediksi yang
tidak didasarkan pada observasi hanya merupakan suatu terkaan. Prediksi yang tepat
dapat dihasilkan dari observasi yang teliti. Contoh kegiatan yang memprediksi lamanya
lilin akan menyala.
KEGIATAN BELAJAR 3:
KETERAMPILAN PROSES MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS, MENGONTROL
VARIABEL, MEMBUAT DEFINISI OPERASIONAL, MENGINTERPRETASI DATA
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi adalah merupakan kombinasi dari beberapa
keterampilan proses dasar IPA. Keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi memformulasikan
hipotesis, mengontrol variabel, membuat devinisi operasional melakukan eksperimen
menginterpretasikan data, dan melakukan penyelidikan.
A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
B. VARIABEL
Variabel adalah faktor, kondisi dan/atau hubungan antara kejadian-kejadian atau sistem.
Dikenal ada tiga jenis variabel yaitu variabel yang selalu berubah-ubah atau variabel bebas
(Manipulated Variable, MV), variabel yang merupakan hasil dari variabel yang diubah-ubah
atau variabel terikat (Responding Variable, RV) dan variabel yang dikontrol supaya tetap sama
selama proses percobaan (Control Variable, CV). Dalam satu percobaan hanya satu variabel
yang diubah, sedangkan variabel yang lainnya dibuat tetap atau sam selam percobaan dilakukan.
Variabel yang selalu dibuat tetap atau sama untuk setiap percobaan disebut variabel kontrol.
Oleh karena itu variabel adalah faktor-faktor atau kondisi yang merupakan bagian dari suatu
kejadian.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah metode untuk member definisi, mengukur, atau mendeteksi
adanya suatu variabel. Sebagai contoh Anda disuruh membedakan 3 buah definisi operasional
untuk mengukur daya serap dari kertas tisu yang meliputi: mencelupkan, mengangkat, dan
menuang. Definisi operasional dari ketiganya adalh sebagai berikut:
1. Definisi operasional mencelupkan adalah jumlah air yang dapat diserap oleh kertas tisu
setelah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume tertentu. Volume air yang
diserap adalah volume air mula-mula dikurangi dengan volume air setelah kertas tisu
diangkat.
2. Definisi operasional menyerap/mengangkat adalah volume air yang dapat diserap atau
merambat ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
3. Definisi operasional menuang adalah volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah
air dituang ke dalam kertas tisu.
Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula dalam gelas dikurangi volume air
yang tersisa dalam wadah penampung.
D. INTERPRETASI DATA
Membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi data.
Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel atau gambar/bagan.
Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dari hasil
pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha penulisan hasil observasi, membuat kesimpulan,
inferensi/penafsiran dan merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari
hasil pengamatan. Sedangkan inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi untuk
menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna. Rekomendasi adalah saran untuk
tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah dibuat.
Interpretasi data sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat membantu kita dalam
memberi makna dan pengertian yang diperoleh sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik.
MODUL 6
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengajaran IPA SD mempunyai tujuan antara lain agar siswa memahami konsep-konsep
IPA, mempunyai raa ingin tahu yang tinggi, mampu menggunakan teknologi sederhana.
Pembelajaran sains teringrasi merupakan sebuah konsep yang dapat di anggap sebagai
suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan
untuk memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak didik.
Ditegaskan oleh Miller (1992: 10) bahwah pembelajaran terpadu merupakan salah satu
mata rantai dari holistic education, memungkinkan anak didik untuk memahami sebuah
fenomena dari beberapa aspek, karena langsung dan aktif terlibat dalam proses, pengalaman anak
didik menjadi lebih bermakna dan selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap
lingkunganya. Mc Donald (1994:9) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu melatih dan
meningkatkan kemampuan anak didik dalam hal keterampilan proses, berkomunikasi,
memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif.
Robert Fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah
kelas yang terdiri dari anak didik dan guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta
perhatian dan memberikan kemampuan berpikir secara interdisiplin.
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan
materi yang akan diintegrasikan, yaitu intrakurikulum dan interdisplin ilmu. Pembelajaran
terpadu intradisplin ilmu mengintegrasikan topic-topik, konsep-konsep yang terhadap dalam satu
rumpun bidang studi misalnya studi misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi
walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak ada pemisahan yang jelas
dalam arti tidak ada batas-batas yang jelas antara ketiga bidang tersebut. Edangkan pembelajaran
terpadu inter disiplin ilmu mengintegrasikan topic atau konsep dalam disiplin ilmu.
KEGIATAN BELAJAR 2
Ada beberapa argument yang dapat dijadikan alasan perlunya penerapan cara pembelajaran
secara inter dan intradisplin ilmu, di antaranya:
1) Pemahaman peserta didik terhadap topic lebih bermakna, karena topic kegiatan yang
disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia anak.
2) Pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran tidak berkotak-
kotak oleh pemilihan mata pelejaran.
3) Menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik bosan.
4) Memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa topik berbagai
mata pelajaran.
5) Pembelaran akan lebih menarik dan menantang
Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian KTSP
Pada KTSP anda dapat mengembangkan kreativitas dalam membelajarkan siswa sampai tingkat
kompetensi yang dituntut.
Implementasi KTSP disekolah didasarkan pada peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 22,
23 dan 24 tahun 2006 yang mengharuskan satuan pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan ( KTSP ).KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing – masing satuan pendidikan.KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan,struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,kalender pendidikan dan
silabus.
a. Terjadi pengurangan beban belajar pada kurikulum 2004 dan standar isi secara signifikan jika
dibandingkan dengan kurikulum 1994.
b. Pada kurikulum 1994 materi,alokasi waktu dan penilaian telah terinci sehingga guru tinggal
mengimplementasikan dalam pembelajaran.
c. Mata pelajaran IPS dan IPA pada kurikulum 1994 tidak secara implisit disajikan dalam struktur
kurikulum,sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi kedua mata pelajaran tersebut secara
implisit tercantum dalam struktur program dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi
tersendiri meskipun pendekatan pembelajarannya menggunakan tematis yang terintegrasi.
d. Pendekatan yang digunakan dikelas I dan II pada kurikulum 2004 dan kelas I,II,dan III pada standar
isi sangat berbeda dengan kurikulum 1994,yaitu pendekatan tematis.
e. Kurikulum 1994 menggunakan system caturwulan sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi
menggunakan system semester.
f. Pembentukan sikap dan perilaku siswa pada kurikulum 1994 terintegrasi pada seluruh mata pelajaran
sehingga tidak Nampak pada struktur program ,sedangkan pada kurikulum 2004 memiliki struktur
tersendiri melalui program pembiasaan.
g. Sistem penilaian pada kurikulum 1994 menggunakan penilaian formatif dan sumatif,sedangkan pada
kurikulum 2004 dan standar isi menggunakan penilaian kelas yang mengetengahkan peranan guru
dalam penilaian baik proses maupun hasil.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan KTSP adalah melakukan analisis
konteks.Analisis konteks dilakukan dalam beberapa tahap,yaitu :
1. Mengidentifikasi standar isi (SI ) dan standar kompetensi lulusan (SKL ) sebagai acuan.
2. Menganalisis kondisi yang ada disatuan pendidikan yang meliputi peserta didik,pendidik dan
tenaga kependidikan ,sarana dan prasarana,biaya dan program – program.
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar.
SILABUS
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau kelompok mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,kompetensi dasar,materi pokok
/pembelajaran,kegiatan pembelajaran,indikator,penilaian,alokasi waktu,dan
sumber/bahan/alat belajar.
Prinsip pengembangan silabus adalah
:Ilmiah,Relevan,sistematis,konsisten,memadai,aktual dan konstektual,fleksibel dan
menyeluruh.
Langkah – langkah pengembangan silabus :
1. Mengisi kolom identifikasi
2. Mengkaji standar kompetensi
3. Mengkaji kompetensi dasar
4. Mengidentifikasi materi pokok
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran.
6. Merumuskan indikator
7. Menentukan jenis penilaian.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian :
1. Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2. Menggunakan acuan criteria
3. Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.
Komposisi udara yang normal adalah nitrogen 78.08% ,oksigen 20.94 %,Argon 0.93 %,karbon
dioksida = 0.03% dan gas – gas lainnya(0.02%).komposisi tersebut dinamakan udara
murni.Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal,maka berarti
udara tercemar.jadi pencemaran udara adalah perubahan komposisi udara akibat adanya bahan
atau gas lain.lingkungan sehat merupakan lingkungan yang tidak tercemar,seperti pencemaran
udara ,pencemaran air dan pencemaran tanah.pencemaran udara disebabkan oleh debu,asap dan
bau.pencemaran air dan tanah disebabkan oleh limbah rumah tangga ,pabrik,atau kegiatan
lain.lingkungan tidak sehat merupakan lingkungan yang tercemar,baik udara,air maupun tanah.
lingkungan yang tidak sehat dapat membangkitkan berbagai penyakit seperti diare,penyakit
pernapasan,penyakit kulit dan paru – paru.Agar lingkungan tetap sehat kita harus membuang
sampah pada tempatnya,memelihara kebersihan lingkungan rumah dan sekolah.
A. Gaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan suatu benda / makhluk hidup yang dikenainya
mengalami hal – hal berikut :
1. Berubah bentuknya
2. Berubah kecepatannya
3. Berubah arah geraknya
Untuk memahami pengertian gaya,Sir Isaac Newton telah berhasil merumuskannya.Rumus
tersebut terangkum dalam hokum newton,yang intinya:
1. Hukum newton I:
Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya,artinya benda yang semula diam,maka
selamanya akan diam.contohnya mobil mainan akan diam .Contohnya mobil mainan akan
diam selamanya.
2. Hukum Newton II
Suatu benda yang dikenai gaya tetap,maka benda tersebut akan mengalami perubahan
kecepatan yang tetap pula (besar kecepatan atau arah kecepatan ).perubahan kecepatan yang
tetap itu disebut percepatan.
3. Hukum Newton III
Jika benda I memberi gaya (gaya aksi ) kepada benda II,maka benda II juga akan memberi
gaya (gaya reaksi ) kepada benda I,Besarnya gaya aksi sama dengan gaya reaksi.
B. Gaya gravitasi
Benda – benda yang berada diatas permukaan bumi akan selalu jatuh ke permukaan
bumi.Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi.Gaya gravitasi
bumi juga disebut sebagai gaya tarik bumi.
C. Gaya gesek
Gaya gesek terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan satu benda bergerak
terhadap benda lainnya ( misalnya satu benda diam ,lainnya bergerak ,kedua bergerak
berlawanan arah ,kedua benda bergerak searah tapi berbeda kecepatannya.
Gaya gesek yang melawan atau menahan gaya tarik / dorong berbeda – beda
besarnya,tergantung pada:
1. Keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan.
2. Berat benda yang bergesekan.
D. Gaya pegas
Pegas yang diregangkan atau di mampatkan,akan timbul gaya kearah yang berlawanan
dengan arah gaya yang diberikan.gaya yang timbul tersebut disebut gaya pegas.gaya pegas
timbul karena adanya sifat elastis / sifat lenting bahan pembuatnya.
E. Gaya listrik
Disekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik ,demikian juga halnya dengan benda
yang bermuatan listrik statis (tidak mengalir ).Benda – benda tertentu yang berada didalam
medan listrik akan ditarik oleh benda bermuatan listrik tersebut.
MODUL 9
KEGIATAN BELAJAR 1
1. Makanan yang kita konsumsi terdiri dari makanan yang mudah dicerna dan sulit dicerna.
2. Proses pencernaan makanan dilakukan oleh alat pencernaan makanan yang dimulai dari
rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, poros, sampai anus tempat
sisa.
3. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat makanan yang diperlukan oleh
tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
4. Alat pencernaan makanan harus selalu dipelihara kesehatannya, dengan cara makan
dengan teratur, makanan tidak boleh mengandung banyak zat-zat yang merangsang alat
pencernaan makanan, makanan harus mengandung serat dengan cukup, membiasakan
buang air besar setiap hari, minum air dengan cukup, minimal delapan gelas sehari,
memeriksakan diri ke dokter jika merasakan ada kelainan pada alat pencernaan makanan,
mengecek kesehatan alat pencernaan ke dokter secara periodic, misalnya memeriksakan
warna feses (kotoran), kepadatan kotoran, dan saluran pencernaan.
5. Sistem yang berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat itu disebut system peredaran
darah. Sedangkan zat yang beredar dan berfungsi mengangkut adalah darah.
6. Darah memiliki fungsi yang sangat penting seperti : pengedar sari-sari makanan, oksigen
dan hormone, pemberantas bibit penyakit, penutup luka dan pengatur suhu tubuh.
7. Sistem pernapasan pada manusia dimulai dari udara masuk ke dalam paru-paru melalui
hidung.
8. Dalam tubuh manusia terjadi proses pembakaran yang memerlukan oksigen dan
menghasilkan limba berupa karbondioksida. Untuk itu diperlukan suatu system yang
membantu proses tersebut, yaitu proses pernapasan.
9. Proses pernapasan ada dua macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
KEGIATAN BELAJAR 2