Anda di halaman 1dari 10

HIV/AIDS Dan PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

“Pencegahan HIV Melalui PPTCT”

KELOMPOK 1
NO NAMA NIM
1 ANITA CINTANA BERUTU 170203002
2 CHINTYA APRIYANTI SILITONGA 170203003
3 ESRA MELINDA HT.BARAT 170203004
4 DORENE SYAFITRI * 170203005
5 FLORIDA SINAGA * 170203006
6 FAJAR FRANTOGI NADEAK * 170203007
7 GANDA MURNI YANTI ZEBUA 170203008
8 IHKTIARA M. SIMORANGKIR 170203009
9 NADALIA NOVITA SINAGA 170203010
Nb: * (tidak ikut dalam tugas)

Dosen pengampu : Roni N, MKM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
25 JUNI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA karena berkat
kasih dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENCEGAHAN HIV MELALUI PPTCT” dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas yang di berikan pada mata kuliah HIV/AIDS DAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL serta untuk menambah wawasan para pembaca.
Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna, karena itu tanggapan
dan bimbingan dari ibu dosen khususnya, dan dari pembaca umumnya sangat saya
harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Atas tanggapan dan bimbingannya kami
ucapkan terimakasih.

Medan, 20 Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………………...


Daftar isi………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………..
1.2 Perumusan Masaah………………………………………………………..
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah…………………………………………….
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………
2.1 HIV/AIDS ………………………………………………………………...
2.2 Penularan HIV/AIDS dari orang tua ke anak …………….….……………
2.3 Pencegahn HIV melalui PPTCT …….……….…………………………..
Bab III Kesimpulan dan Saran………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….....
3.2 Saran …………………………………………………………………..….
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui
hubangan seksual, HIV/AIDS merupakan salah satu dari berbagai jenis penyakit
seksual yang mungkin sekarang sudah banyak yang diketahui oleh masyarakat.
Namun masih banyak atau kemungkin besar masyarakat tidak tahu bagaimana
cara pencegahan yang benar dalam mencegah penyakit tersebut, terutama
pencegahan dari ibu terhahap sang bayi yang akan dikandung atau pun di
lahirkan.
Adapun makalah ini buat adalah untuk membahas pengertian HIV/AIDS, cara
penularan dan pencegahan HIV/AIDS terkhususnya melalui PPTCT.

1.2.Rumusan Masalah
 HIV/AIDS
 Penularan HIV/AIDS dari orang tua kepada anak
 Pencegahan HIV melalui PPTCT

1.3.Tujuan Makalah
Untuk mengetahui bagaimana penceghan HIV/AIDS melalui PPTCT
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan salah satu dari banyaknya penyakit meluar seksual
yang ada. HIV dan AIDS sering di kaitkan namu kedua hal tersebut merupakan
hal yang sangat berbeda namun saling berhubungan.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyebabkan
kerusakan atau vitus yang bertujuan untuk menghancurkan seluruh sel darah
putih, yang diman sel darah putih bermanfaat untuk melawan kuman-kuman
penyakit. Sedang kan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV tersebut. Ketika
seseorang telah terkena virus HIV bukan berarti orang tersebut langsung terken
penyakit AIDS, butuh waktu lama untuk terciptanya penyakit AIDS. Namun jika
seseorang telah terdiagnosa mengidap penyakit AIDS maka orang tersebut tidak
dapat diobati dan tidak dapat disembuhkan, karena sampai kini penyakit AIDS
tidak dapat disembuhkan.
Adapun gejala-gejala dari HIV/AIDS yakn :
 HIV : Berat badan turun, Berkeringat di malam hari, Demam, Diare, Mual dan
muntah, Herpes zoster, Pembengkakan kelenjar getah bening, Sakit kepala,
Tubuh terasa lemah

 AIDS : Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya, Berkeringat di malam


hari, Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus, Bintik ungu pada kulit
yang tidak bisa hilang, Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari, Diare
kronis, Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan,
Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina, Mudah memar atau
berdarah tanpa sebab, Mudah marah dan depresi, Ruam atau bintik di kulit,
Sesak napas, Tubuh selalu terasa lemah (www.alodokter.com, 2019).

HIV/AIDS dpat ditularkan dari beberapa cara, yakni:


1. Melalui hubungan seksual dengan sipenderita ataupun gonta-ganti pasangan,
2. Melalui jarum suntik bekas ataupun penggunaaan narkoba jarum suntik,
3. Dari ibu hamil yang menderita HIV/AIDS terhadap anaknya.
4. HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja.
Adapun kelompok rawan yang mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab
AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom,
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-
sama,
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik,
4. Bayi yang ibunya positif HIV,

2.2.Penularan HIV/AIDS dari Orang Tua ke Anak


Penularan infeksi HIV dari Ibu ke anak merupakan penyebab utama infeksi
HIV pada anak usia di bawah 15 tahun. Sejak HIV menjadi pandemic di dunia,
diperkirakan 5,1 juta anak di dunia terinfeksi HIV. Hampir sebagian besar
penderita tersebut tertular melalui penularan dari ibu ke anak, adapun cara
penularan, yakni :
1. Periode perinatal Wanita sering tertular infeksi HIV melalui hubungan
heterosexual dengan pasangan yang terinfeksi atau melalui penggunaan obat-
obatan. Meningkatnya infeksi HIV pada anak adalah karena akibat penularan
selama perinatal (periode kehamilan, selama dan setelah persalinan). Lebih
dari 90% AIDS pada anak yang dilaporkan tahun 1994 terjadi karena
transmisi dari ibu hamil ke anak. Penularan terhadap bayi bisa terjadi selama
kehamilan, persalinan atau postnatal melalui ASI.
2. Penularan di dalam kandungan didiagnosis jika pemeriksaan virologis
negatif dalam 48 jam pertama setelah kelahiran, selanjutnya tes minggu
pertama menjadi positif dan bayi tidak menyusui Ibu. Selama persalinan bayi
dapat tertular darah atau cairan vagina yang mengandung HIV melalui
paparan virus yang tertelan pada jalan lahir. Pada ibu yang terinfeksi HIV,
ditemukan virus pada cairan vagina 21%, cairan aspirasi lambung pada bayi
yang dilahirkan. Besarnya paparan pada jalan lahir sangat dipengaruhi dengan
adanya kadar HIV pada cairan vagina ibu, cara persalinan, ulkus serviks atau
vagina, perlukaan dinding vagina, infeksi cairan ketuban, ketuban pecah dini,
persalinan prematur, penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan
vakum atau forsep, episiotomi dan rendahnya kadar CD4 pada ibu.
3. Penularan HIV melalui ASI diketahui merupakan faktor penting penularan
paska persalinan dan meningkatkan resiko tranmisi dua kali lipat. Risiko
penularan HIV lewat ASI mencapai 5 – 20 persen. ASI diketahui banyak
mengandung HIV dalam jumlah cukup banyak. Konsentrasi sel yang
terinfeksi HIV pada ibu yang menderita HIV adalah 1 per 104 sel, partikel
virus ini dapat ditemukan pada komponen sel dan non sel ASI. Berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi resiko tranmisi HIV melalui ASI antara lain
mastitis atau luka di puting, luka di mulut bayi, prematuritas dan fungsi
kekebalan tubuh bayi. Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan resiko
tranmissi HIV melalui ASI diperkirakan adalah 3,2 per 100 anak pertahun.
Keadaan penyakit ibu juga menjadi pertimbangan karena Ibu yang terinfeksi
HIV mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi dari yang tidak menyusui.
WHO, Unicef dan UNAIDS mengeluarkan rekomendasi untuk menghindari
Air Susu Ibu yang terkena HIV jika alternatif susu lainnya tersedia dan aman
(www.AyahBunda.id, 2015).

2.3.Pencegahan HIV melalui PPTCT


PPTCT merupakan Program Pencegahan Penularan Orang Tua ke Anak dari
HIV / AIDS (PPTCT). Ini merupakan inti dari program PPIA. Upaya untuk
mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke janin yang dikandung, antara lain:

1. Pelayanan antenatal terpadu termasuk penawaran dan tes HIV,


2. Diagnosis HIV, baik secara virologis dan serologis,
3. pemberian terapi antiretrovirus, dengan kombinasi antiretrovirus, disesuaikan
dengan kondisi klinis ibu dan mengikuti alur sebagai berikut:

Regimen antiretrovirus kombinasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

 AZT (zidovudine) + 3TC (lamivudine) + NVP (nevirapine), atau


 TDF (tenofovir) + 3TC (atau FTC/emtricitabine) + NVP, atau
 AZT + 3TC + EFV (efavirenz, kontraindikasi pada kehamilan trimester 1),
atau
 TDF + 3TC (atau FTC) + EFV.

Untuk ibu hamil dengan HIV/AIDS yang menderita tuberkulosis aktif, OAT (obat
anti tuberkulosis) tetap diberikan. Apabila pemberian ARV dimulai pada trimester 2
dan 3, berikan regimen AZT (TDF) + 3TC + EFV.

4. Persalinan yang aman, cara persalinan ditentukan oleh ibu setelah


mendapatkan informasi tentang pilihan persalinan, risiko penularan, juga
berdasarkan penilaian dari tenaga kesehatan. Syarat untuk melakukan
persalinan pervaginam pada ibu hamil dengan HIV adalah telah menerima
pemberian ARV yang sekurangnya dimulai pada minggu ke-14 kehamilan
atau viral load yang kurang dari 1.000 kopi/μL, sedangkan syarat untuk
melakukan persalinan per abdominam (seksio sesarea) adalah adanya indikasi
obstetrik dan viral load lebih dari 1.000 kopi/μL atau pemberian ARV dimulai
pada minggu ke-36 kehamilan atau lebih.
5. Tata laksana pemberian makanan bagi bayi dan anak. Bagi ibu dengan HIV
yang telah dalam terapi ARV, WHO merekomendasikan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan untuk bayinya. Adapun risiko penularan HIV dari
ibu ke bayi pada pemberian ASI ekslusif, susu formula, dan mixed feeding
(campuran antara ASI dan susu formula) berturut-turut adalah 5-15%, 0%,
dan 24,1%. Walaupun susu formula memiliki risiko yang paling kecil untuk
menularkan HIV dari ibu ke bayi, pemberian susu formula membutuhkan
biaya lebih, akses ketersediaan air bersih dan botol susu yang higienis, yang
mana sulit untuk dijalankan pada negara berkembang seperti Indonesia. Selain
itu, ibu dengan HIV yang telah dalam terapi ARV juga memiliki kadar HIV
yang sangat rendah sehingga relatif aman untuk menyusui bayinya.
6. Menunda dan mengatur kehamilan,
7. Pemberian profilaksis antiretrovirus dan kotrimoksazol pada anak, dimulai
pada hari pertama setelah kelahiran selama 6 minggu. Terapi antiretrovirus
yang diberikan adalah zidovudine (AZT/ZDV) dengan dosis 4 mg/kgBB dan
diberikan sebanyak 2 kali sehari. Setelah 6 minggu, anak dapat diberikan
kotrimoksazol dengan dosis 4-6 mg/kgBB, sebanyak 1 kali sehari, setiap hari
hingga usia 1 tahun atau hingga diagnosis HIV ditegakkan.
8. Pemeriksaan diagnostik HIV pada anak (FIKRI, 2014).
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

HIV/AIDS merupakan salah satu dari banyaknya penyakit meluar seksual


yang ada. HIV dan AIDS sering di kaitkan namu kedua hal tersebut merupakan hal
yang sangat berbeda namun saling berhubungan. Dimana HIV merupakan virus yang
menghancurkan sel darah putih yang bermafaat untuk melawan kuman-kuman
penyakiy, sedang kan AIDS merupakan dampak atau pun efek dari viru HIV tersebut.
HIV/AIDS dapat mengakibatkan komplikasi penyakit seperti TBC, Herpes dan
lainnya dan dapat mengakibatkan kematian. AIDS belum ada obat untuk
menyembuhkannya. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfuse
darah, pemakain narkoba jarum suntik dan pemberian ASI dari bu ke anak.

PPTCT merupakam program yang di buat peerintah untuk mencegah


penukaran dari ibu kepada bayinya, dengan cara melakukan operasi caesar,
pencampuran ASI dengan dengan susu formula,dll.

3.2.Saran

Semoga makalah ini dapat membantu dan mendorong para pembaca untuk
lebih mengetahui dampak maupun cara pencegahapan HIV/AIDS terutama terhadap
ibu, agar anak yang di lahirkan dapat lahir dengan kondisi sehat secara fisik, jasmani,
dan rohani.

Dan semoga kita dapat menghindar dari HIV/AIDS dengan cara lebih
mendekatkan diri terhadap TUHAN YANG MAHA ESA, lebih baik dalam memilih
teman dalam pergaulan, menjauhi seks bebas, dan tidak menggunakan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

FIKRI YUSUF ANANDA PENCEHGAHAN HIV DARI IBU KE ANAK


[Online] // http://beranisehat.com/archives/9774. - 2014.

www.alodokter.com Gejala HIV/AIDS [Online] // https://www.alodokter.com/hiv-


aids/gejala. - 2019.

www.AyahBunda.id penularan HIV/AIDS pada bayi [Online] //


https://www.ayahbunda.co.id/kehamilan-gizi-kesehatan/-penularan-aids-pada-bayi. -
2015.

Anda mungkin juga menyukai