DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH FISIKA SMA KELAS
XII
Disusun Oleh :
NAMA : SILMI HIDAYATULLAH
NIM : 16033119
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
Dosen Pembimbing :
Drs. Gusnedi, M.Si
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-NYA yang telah memberikan kemudahan pada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “pendekatan saintifik”. Makalah ini di buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika SMA Kelas XII dengan Bapak
Drs.Gusnedi,M.Si sebagai dosen fisika SMA Kelas XII. Penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berkontribusi terhadap
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para
pembaca. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini sehingga penulis berharap kritikan
dan saran yang dapat membangun dan dapat memperbaiki makalah ini. Semoga
makalah ini memberi manfaat bagi kita semua
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 4
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan.
Perubahan yang terjadi adalah pergantian Kurikulum 2013 dari Kurikulum
sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah
menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolah/madrasah.
Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada banyak komponen
yang melekat pada Kurikulum Tahun 2013 ini. Hal yang paling menonjol adalah
pendekatan dan strategi pembelajarannya. Guru masih memahami dan menerapkan
pendekatan dan strategi pembelajaran Kurikulum sebelumnya. Hal ini perlu ada
perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju pada metodologi
pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada Kurikulum Tahun 2013.
Berikut ini akan dipaparkan langkah pembelajaran pada scientific approach
menggamit beberapa ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan,
dan keteramplilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologi) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
“menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati,
menanya, mencoba, menalar, manyaji, dan mencipta”. Karakteristik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar
proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik
antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan
pembelajarn berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inguiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok, maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning). Secara umum, pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang
taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum
sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran dapat
dikelompokkan dalam tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penerapan teori
taksonomi dalam tujuan pendidikan diberbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.1
1
Dr. M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2014) hh 31-34
4
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah
tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian, proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
Pendekatan Saintifik
5
A. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi
searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran maelibatkan keterampilan
proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan,
dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru
diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan.
Ada empat hal poko berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund,
1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia
menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam
proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang
merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang
dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memilik
kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan
maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal diatas adalah bersesuaian dengan
proses kognitif yang diperluksn dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau
struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti
berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa.
Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi.
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang
mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip
ataupun pengalaman baru kedalam skema yang sudah ada didalam pikirannya.
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri
rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan
ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan
atau ekuilibrasi atara asimilsi dan akomodasi.
6
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-
tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone
of proximal develoment daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini
yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan
orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Nur dan Wikandari,
2000: 4).
7
C. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas hanya kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-mert, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons materi
pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
8
a. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa”.
b. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”.
c. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa”.
d. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan anatar kemampuan untuk
menjadi manusia yang lebih baik (soft skill) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
2
9
* Fasilitas
* Infrastruktur
* Buku
* Situasi dan suasana sekolah
a. Mengamati (observasi)
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.
c. Mengumpulkan Informasi
Tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
d. Menalar
Memproses informasi yang sudah dikimpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dari kegiatan
mengumpulkan.
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan yang terjadi pada Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya.
Bertujuan dalam rangka menerapkan pendidikan yang bernutu untuk diterapkan pada
sekolah/ madrasah. Agar mencetak peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
B. Saran
Bagi pengajar yang terpenting adalah mengubah mindset dan memahami serta
mampu menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang diterpkan pada
Kurikulum 2013 ini dengan baik, sesuai dengan standar proses yang telah
dipersyaratkan sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3
Menurut para ahli kurikulum, (Jakarta, 2014) hh 6-7
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12