Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA 2


(HKKK 431P)

PERCOBAAN 6
KINETIKA ADSORBSI

Disusunoleh :
Kelompok XI (Sebelas)

DHIMAS ARI PRATOMO H1D115032


ISITQOMAH KAMALIYAH H1D115039
NISA AULIA H1D115044

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA

BANJARBARU

2017
ABSTRAK

Kinetika adsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel suatu fluida (cairan
maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu lapisan tipis pada permukaan
adsorben.. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari kinetika adsorpsi
karbon aktif terhadap asam asetat dalam larutan. Energi potensial permukaan dan
molekul turun dengan mendekatnya molekul ke permukaan. Molekul yang
teradsorpsi dapat dianggap membentuk fase dua dimensi. Dalam fase dua dimensi
molekul dapat mempertahankan dua derajat kebebasan.
Percobaan ini dilakukan dengan membuat larutan asam asetat dengan
konsentrasi 0,5 N dan 1 N, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer dengan
volume 25 mL dan ditambahkan karbon aktif sebanyak 2gram. Lalu dikocok dan
ditutup dengan plastik serta didiamkan dengan variasi waktu 15, 30, 45, 60 dan 75
menit. Setelah itu larutan disaring dan diambil filtratnya, ditetesi indikator pp dan
dititrasi dengan larutan natrium hidroksida 0,5 N hingga terjadi perubahan warna.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, kinetika adsorpsi asam asetat 0,5 N
menggunakan adsorben karbon aktif menunjukkan orde II, karena nilai R2 yang
paling mendekati 1 terdapat pada orde II yaitu sebesar 0.951 N. Dan kinetika
adsorpsi asam asetat 1 N menggunakan adsorben karbon aktif menunjukkan kinetika
adsorpsi orde III, karena nilai R2 yang paling mendekati 1 terdapat pada orde III yaitu
sebesar 0.653 N.

Kata kunci:karbon aktif, kinetika adsorpsi, natriumhidroksida, orde, titrasi.

VI-i
VI-2

6.2 DASAR TEORI

Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya
tarik kea rah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya
gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair mempunyai gaya adsorbsi,
Adsorbsi-adsorbsi berbeda dengan absorbs.. Pada adsorbsi zat yang diserao hanya
terdapat pada permukaannya. Daya serap zat padat terhadap gas tergantung dari jenis
adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorben, temperature gas dan tekanan gas.
Untuksuatu adsorben tertentu, banyaknya gas yang dapat diserap akin besar bila
temperatur kritis semakin tingggi atau gas semakin mudah dicairkan. Makin lus
permukaan adsorben, makin anyak gas yang dapat diserap. Luas permukaan sukar
ditentukan, hingga biasanya daya serap dihitung persatuan massa adsorben. Pada
adsobrsi gas dipermukaan zat padat, terjadi kesetimbangan antara gas yang diserap
dengan gas sisa. Karena itu, daya serap dipengaruhi tekanan dan temperatur. Makin
besar tekanan, makin besar daya serap gas. Sebaliknya, makin tinggi temperature
maka semakin kecil daya serap gas (Sukardjo, 2001).
Permukaan partikel terdapat gaya van der walls yang belum berimbang atau
bahkan gaya valensi yang dapat menarik dan mengikat atom-atom (atau molekul-
molekul atau ion-ion) dari zat asing. Adhesi zat-zat asing ini pada permukaan suatu
partikel disebut adsorbsi. Zat-zat teradsorbsi terikat dengan kuat dalam lapisan-
lapisan yang biasanya tebalnya tak lebih dari satu atau dua molekul (ion). Banyaknya
zat asing yang dapat diadsorbsi bergantung pada luasnya permukaan yang tersingkap.
Meskipun adsorbsi suatu gejala umum dari zat padat, adsorbsi ini teristimewa
efisiensinya dengan materi koloid yang disebabkan oleh besarnya luas permukaan
(Keenan, 1994).
Cara yang lebih mudah untuk membedakan antara adsorbsi fisik dan
khemisorbsi. Gaya yang menyebabkan adsorbsi fisik adalah sama seperti yang
menyebabkan kondensasi gas untuk membentuk cairan dan umumnya dikenal sebagai
VI-3

gaya van der walls. Kalor yang dilepaskan dalam proses adsorbsi fisik adalah dari
ukuran besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses kondensasi gas dan bentuknya
yang teradsorbsi dapat beberapa lapisan monomolekul. Adsorbsi fisik dengan mudah
dapat dibalik dengan menurunkan tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut, dan
banyaknya adsorbsi fisik akan makin kecil pada suhu yang menaik (Alberty, 1997).
Jenis kimisorpsi partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan
kimia (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Entalpi kimisorpsi dapat
jauh lebih besar daripada untuk fisiorpsi dan nilainya adalah sekitar -200 kJ/mol-1.
Molekul yang terkimisorpsi dapat terpisah karena tuntutan valensi atom permukaan
yang tidak terpenuhi. Adanya fragmen molekul pada permukaan sebagai hasil
kimisorpsi merupakan salah satu alasan mengapa permukaan mengkatalisa reaksi.
Kecuali dalam kasus khusus, kimisorpsii bersifat eksoterm. Proses spontan
memerlukan ∆𝐺= ∆𝐻 − 𝑇. ∆𝑆 negatif, ∆𝐻 harus negatif dan proses itu eksoterm.
Pengecualian dapat terjadi jika adsorbat terdisosiasi dan mempunyai mobilitas
translasi yang tinggi pada permukaan (Atkins, 1994).
Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Kecapatan
adsorbs karbon aktif terhadap molekul asam asetat dalam larutannya pada tekanan,
temperature yang tetap bergantung pada konsentrasi asam asetat. Adsorbsi dan
desorbsi (pelepasan) merupakan kesetimbangan kinetika kinetika adsorbsi sebelum
kesetimbangan tercapai yang ditunjukkan pada rumus berikut (Dogra, 1990):

𝑑𝑐
- = 𝑘. 𝐶 n
𝑑𝑡

Keterangan:
dc/dt : kecepatan adsorbsi
k : konstanta adsorbsi
c : konsentrasi adsorbat
VI-4

n : orde kecepatan adsorbsi


Topeng gas biasanya mengandung arang aktif atau tipe adsorben lain. Arang
teraktifan dibuat dengan memanaskan arang dalam udara atau kukus sehingga lebih
dari separuhnya terbakar habis. Akan tertinggal “kerangka” karbon yang sangat
berpori, sehingga sebagian besar atom karbon yang tertinggal adalah atom-atom
permukaan, karena itu mampu mengadsorbsi (Keenan, 1994).
Adsorbsi terjadi pada permukaaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada [ermukaan zat padat. Energy potensial permukaan dan molekul
turun dengan mendekatnya molekul ke permukaan. Hal ini dapat dinyatakan dengan
kurva yang menyatakan energy potensial dua atom sebagai fungsi jarak. Molekul
yang teradsorbsi dapat dianggap dua dimensi. Dalam fasa dua dimensi molekul dapat
mempertahankan dua derajat kebebasan, dalam hal itu film yang teradsorbsi dikatakn
mobil (Alberty, 1997).
VI-5

6.3 METODOLOGI PERCOBAAN

6.3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Erlenmeyer 100 mL dan 250
mL, gelas ukur 10 mL dan 100 mL, buret, gelas arloji, statif dan klem, neraca
analitik, sudip, pengaduk kaca, gelas beker 250 mL, pipet tetes, pipet volume, labu
ukur 500 mL dan 250 mL, pipet gondok, plastic pembungkus, stopwatch dan botol
semprot.

Rangkaian Alat
Keterangan:

1. Buret
1
2. Statif dan klem
3. NaOH 0,5 N
4. Erlenmeyer
5. CH3COOH
6. Karbon aktif
7. Plastik pembungkus

Gambar 6.1 Rangkaian Alat Titrasi Kinetika Adsorbsi

6.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah CH3COOH 0,5 N
dan 1 N, NaOH 0,5 N, karbon aktif, indikator pp (fenolftalein), akuades dan kertas
saring.

6.3.3 Prosedur Percobaan


Erlenmeyer disiapakan sebanyak 10 buah. Kemudian CH3COOH 0,5 N diisi
ke dalam 5 erlenmeyer masing-masing sebanyak 25 mL, lalu CH3COOH 1 N diisi ke
VI-6

dalam 5 erlenmeyer berikutnya sebanyak 25 mL. Karbon aktif ditimbang sebanyak 2


gram sejumlah 10 kali dan dimasukkan ke dalam masing-masing erlenmeyer,
kemudian larutan dikocok selama 1 menit. Setelah itu, masing-masing erlenmeyer
ditutup dengan plastik pembungkus dan didiamkan selama 15, 30, 45, 60 dan 75
menit. Kemudian, larutan disaring dan diukur volume titratnya sebanyak 10 mL.
Larutan ditambahkan 3 tetes indikator PP, lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N,
hingga berubah warna dari bening menjadi merah muda. Lalu, volume NaOH yang
terpakai dicatat.
VI-7

6.3.4 Diagram Alir

Erlenmeyer 250 mL

 Disiapkan sebanyak 10 buah


CH3COOH 0,5 N
 Dimasukkan ke dalam 5 erlenmeyer masing-masing sebanyak 25 mL
CH3COOH 1 N
 Dimasukkan ke dalam 5 erlenmeyer masing-masing sebanyak 25 mL
Karbon Aktif
 Ditimbang sebanyak 2 gram sebanyak 10 kali
 Dimasukkan ke dalam masing-masing Erlenmeyer
 Dikocok selama 1 menit dan ditutup dengan plastic
 Didiamkan selama 15, 30, 45,60 dan 75 menit
 Aktif
Larutan Karbon
 Diambil sebanyak 10 mL
 Ditambahkan 3 tetes indikator pp
 Dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N
 Dicatat volume NaoH yang diperlukan
Hasil

Gambar 6.2 Diagram Alir Kinetika Adsorpsi


VI-8

6.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 6.1 Hasil Titrasi CH3COOH Blanko


No Konsentrasi CH3COOH (N) Volume titrasi dengan NaOH (mL)

1. 0,5 10,4
2. 1 21,0

Tabel 6.2 Hasil Titrasi CH3COOH 0,5 N


Waktu Volume Filtrat Volume Titrasi
No
(menit) (mL) (mL)
1 15 10 9,2
2 30 10 8,7
3 45 10 8,6
4 60 10 8,4
5 75 10 8,0

Tabel 6.3 Hasil Titrasi CH3COOH 1 N

Waktu Volume Filtrat Volume Titrasi


No
(menit) (mL) (mL)
1 15 10 18,5
2 30 10 17,8
3 45 10 17,8
4 60 10 17,7
5 75 10 17,7
VI-9

Tabel 6.4 Hasil Perhitungan CH3COOH 0,5 N Terserap


No. t (menit) C filtrat (N) C terserap (N) ln C (N) 1/C (N) 1/C2(N)
1. 15 0,460 0,060 -0,7765 2,1739 4,7259
2. 30 0,435 0,085 -0,8324 2,2988 5,2847
3. 45 0,430 0,090 -0,8440 2,3256 5,4083
4. 60 0,420 0,100 -0,8675 2,3809 5,6689
5. 75 0,400 0,120 -0,9163 2,5000 6,2500
R2 0,950 0,951 0,950

Tabel 6.5 Hasil Perhitungan CH3COOH 1 N Terserap

No. t C filtrat (N) C terserap ln C (N) 1/C (N) 1/C2(N)


(menit) (N)
1. 15 0,925 0,123 -0,078 1,0811 1,1687
2. 30 0,890 0,160 -0,1165 1.1235 1,2625
3. 45 0,890 0,160 -0,1165 1,1235 1,2625
4. 60 0,885 0,165 -0,1222 1,1299 1,2768
5. 75 0,885 0,165 -0,1222 1,1299 1,2768
R2 0,630 0,633 0,635

6.4.3 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari kinetika adsorbs karbon aktif
sebagai adsorben dan asam asetat sebagai adsorbat. Terdapat dua macam konsentrasi
larutan CH3COOH yang yaitu 0,5 N dan 1 N. Karbon aktif sebagai adsorben
memiliki struktur berpori dan dengan luas permukaan yang besar sehingga
diharapkan untuk melakukan penyerapan terhadap adsorbat.
Tujuan digunakan dua konsentrasi yang berbeda pada CH3COOH adalah
untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya konsentrasi terhadap kecepatan adsorbs.
VI-10

Setelah dimmasukkan asam asetat bersama karbon aktid, larutan dikocok selama 1
menit, tujuan pengocokkan adalah untuk membuat setiap permukaan dari karbon aktif
dapat megadsorbsi molekul-molekul asam asetat. Lalu menutup Erlenmeyer dengan
plastic pembungkus agar molekul-molekul asam asetat tidka menguap selama proses
adsorbs, sebab adsorbs menggunakan karbon aktif akan menghasilkan gas.
Erlenmeyer didiamkan dengan selang waktu yang berbeda yaitu 15, 30, 45,
60 dan 75 menit. Pendiaman dilakukan untuk membiarkan proses adsorbs mencapai
tahap setimbang. Larutan dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,5 N. pada titrasi ini
indikator yang digunakan asdalah indikator pp, dimana indikator pp merupakan jenis
indikator asam. Dimana pada saat suasan asam indikator pp tidak berwarna, dan pada
suasan basa indikator pp berubah warna menjadi merah muda.
Dari percobaa yang dilakukan, diperoleh grafik hubungan waktu (menit) dan
C filtrat dengan variasi konsentrasi perta 0,5 N.

0.48
0.46
C (N)

0.44
0.42
0.40
0.38
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.3 hubungan antara t (menit) dan C (filtrat)

Grafik pada Gambar 6.3 menunjukkan hubungan antara waktu dan konsentrasi filtrat
(C) dengan konsentrasi asam asetat sebesar 0,5 N. Dapat dilihat bahwa pergerakan
grafik menurun, hal ini disebabkan oleh lamanya waktu yang digunakan, semakin
lama karbon aktif (adsorben) bercampur dengan asam asetat (adsorbat) maka kerja
VI-11

karbon aktif sebagai adsorben yang menyerap CH3COOH semakin besar sehingga
konsentrasi dari CH3COOH berkurang.
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh juga grafik hubungan waktu (t) dan
C filtrat dengan konsentrasi kedua yaitu 1 N sebagai berikut:

0.93
0.92
0.91
C (N)

0.90
0.89
0.88
0.87
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.4 Hubungan antara t (menit) dan C (filtrat)

Grafik pada Gambar 6.4 menunjukkan hubungan antara waktu dan


konsentrasi filtrat C dengan konsentreasi asam asetat sebesar 1 N. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa semakin lama waktu larutan didiamkan maka konsentrasi
larutan CH3COOH semakin kecil. Hal ini sesuai dengan yang teelah dijelaskan
sebelumnya bahwa semakin lama adsorben bercampur dengan adsorbat maka kerja
karbon aktif sebagai adsorben yang menyerap CH3COOH semakin besar sehingga
konsentrasi CH3COOH berkurang. Namun, pada menit 35 dan 45 terdapat hasil
konsentrasi yang sama yaitu 0,890 N, begitu pula pada menit ke 60 dan 75 terdapat
hasil konsentrasi yang sama yaitu 0,885 N. Hal ini terjadi karena karbon aktif yang
digunakan telah mengalami kejenuhan sehingga \daya serap yang dimilikinya
berkurang, Adsorben lebih banyak menyerap adsrobat dengan konsentrasi 1 N
dibandingkan 0,5 N. Hal ini menuunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi
CH3COOH maka jumlah CH3COOH yang teradsorbsi oleh karbon akrtif pada waktu
yang sama akan semakin banyak pula sesuai dengan daya adsorbs optimum karbon
aktif pada konsentrasi tersebut.
VI-12

Grafik hubungan t (waktu) dengan konsentrasi filtrrat (Cfiltrat) pada


CH3COOH 0,5 N dan hasil perhitungan 𝑙𝑛 C, 1/C dan 1/C2 sebagai berikut:

2.60
2.50 y = 0.0049x + 2.1156
R² = 0.9513
1/C (N)

2.40
2.30
2.20
2.10
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.5 Hubungan antara t dengan Ln C (orde 1)

Berdasarkan Gambar 6.5 diperoleh nilai Ln C pada waktu 15, 30, 45, 60 dan 75 menit
secara berturut-turut pada CH3COOH 0,5 N yaitu -0,7765 Nda;-0,8324 N;-0,8440 N;-
0,8675 N; dan -0,9163 N. Didapatkan pada nilai K sebesar 0,004 dan R2 sebesar
0,950 pada orde 1.

2.60
2.50 y = 0.0049x + 2.1156
R² = 0.9513
1/C (N)

2.40
2.30
2.20
2.10
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.6 Hubungan antara t dengan 1/C (orde II)


VI-13

Berdasarkan Gambar 6.6 diperoleh nilai 1/C pada waktu 15, 30, 45, 60 dan 75 menit
secara berturut-turutpada CH3COOH 0,5 N yaitu 2,1739 N; 2,2988 N; 2,3256 N;
2,3809 N dan 2,5000 N. dan didapatkan nilai k=0,004 N-s- dan R2= 0,951 pada orde
II.

7.00
6.00
5.00
1/C2 (N)

4.00 y = 0.0229x + 4.4378


R² = 0.9503
3.00
2.00
1.00
0.00
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.7 Hubungan antara t dengan 1/C2 (orde III)

Berdasarkan Gambar 6.7 diperoleh nilai 1/C2 pada waktu 15, 30, 45, 60 dan 75 menit
secara beruturut-turut pada CH3COOH 0,5 n yaitu 4,7259 N; 5,2847 N; 5,4083 N;
5,6689 N; 6,2500 N. Dan didapatkan nilai k=0,022 N-2s- dan R2=0,950 pada orde III.
Grafik hubungan t (waktu) dengan konsentrasi filtrat (Cfiltrat) pada
CH3COOH 1 N dan hasil perhitungan Ln C, 1/C dan 1/C2 sebagai berikut:

waktu (menit)
0.00
-0.02 0 20 40 60 80
-0.04
Ln C (N)

y = -0.0006x - 0.0829
-0.06 R² = 0.6308

-0.08
-0.10
-0.12
-0.14

Gambar 6.8 Hubungan antara t dengan Ln C (orde I)


VI-14

Berdasarkan Gambar 6.8 diperoleh nilai Ln C pada waktu 15, 30, 45, 60 dan 75 menit
secara berturut-turut pada CH3COOH 1 n yaitu -0,0780 N; -0,1165 N; -0,1165 N; -
0,1222 N dan -0,1222 N. dan didapatkan nilai k sebesar -0,0005 dan R2 sebesar 0,630
pada orde I.

1.15
1.14
1.13
1/C (N)

1.12
1.11 y = 0.0007x + 1.0864
1.10 R² = 0.6333
1.09
1.08
1.07
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.9 Hubungan antara t dengan 1/C (orde II)

Beradasarkan Gambar 6.9 diperoleh nilai 1/C pada waktu 15, 30, 45, 60 dan 75 menit
secara beruturut-turut pada CH3COOH 1N yaitu 1,0811 N; 1.1235 N; 1,1235 N;
1,1299 N; 1,1299 N. Didapatkan nilai k=0,0005 N-S- dan R2= 0,633 pada orde II.

1.32
1.30 y = 0.0015x + 1.1803
R² = 0.6359
1.28
1/C2 (N)

1.26
1.24
1.22
1.20
1.18
1.16
0 15 30 45 60 75 90
waktu (menit)

Gambar 6.10 Hubungan antara t dengan 1/C2 (orde III)


VI-15

Berdasarkan Gambar 6.10 diperoleh nilai 1/C2 pada waktu 15, 30, 45, 60 dan 75
menit secara berturut-turut pada CH3COOH 1 N yaitu 1,1687 N; 1,2625 N; 1,2625 N;
1,2768 N; dan 1,2768 N. Di dapatkan nilai k= 0,001 N-2s- dan R2=0,635 pada III.
Berdasarkan grafik orde adsorbs, grafik yang regresinya paling tinggi dan
mendekati 1 adalah grafik 1/C atau orde II pada konsetrasi CH3COOH 0,5 N dengan
nilai R2 sebesar 0,951 N. Dan pada konsentrasi CH3COOH 1 N dngan regresi paling
tinggi dan mnedekati 1 adalah grafik 1/C2 atau orde III dengan nilai R2 sebesar 0,635
N.
VI-16

6.5 PENUTUP

6.5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah adsorbsi yang terjadi
antara karbon aktif dengan asam asetat adalah adsorbsi fisik. Orde reaksi pada proses
kinetika adsorbsi karbon aktif dengan asam asetat 0,5 N adalah orde II yaitu sebesar
0,951 N. Sedangkan orde reaksi pada kinetika adsorbsi antara karbon aktif dengan
asam asetat 1 N adalah orde III yaitu sebesar 0,635 N. Masing-masing konsentrasi
terserap maksimal asam asetat 0,5 N dan 1 N adalah 0,120 N dan 165 N.

6.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu dapat menambahkan
variasi waktu dan variasi konsentrasi yang berbeda agar hasil yang didapat lebih
efektif. Misalkan dengan menggunakan asam asetat 2 N dan 1,5 N dengan variasi
waktu 30, 45, 60, 90 dan 120 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Alberty, R.A dan Daniels, F. 1997. Kimia Fisika Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisika Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Keenan. 1991. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

Sukardjo. 2006. Kimia Anorganik. Rineka Cipta. Jakarta.

DP.VI-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. Perhitungan CH3COOH 0,5 N dan 1 N blanko


1. Larutan CH3COOH 0,5 N
Diketahui : V CH3COOH = 10 mL
V NaOH = 10, 4 mL
N NaOH = 0,5 N
Ditanya : Co (blanko) = ...
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
Jawab : Co (blanko) = 𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
10,4 𝑚𝐿𝑥0,5 𝑁
= 10 𝑚𝐿

= 0,520 N
2. Larutan CH3COOH 1 N
Diketahui : V CH3COOH = 10 mL
V NaOH = 21 mL
N NaOH = 0,5 N
Ditanya : Co (blanko) = ...
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
Jawab : Co (blanko) = 𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
21 𝑚𝐿 𝑥 0,5 𝑁
= 10 𝑚𝐿
= 1,050 N

B. Perhitungan konsentrasi setelah adsorpsi pada tn


1. Larutan CH3COOH 0,5 N
a). Pada t = 15 menit
Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 9,2 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 0,520 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
9,2 𝑁 𝑥 0,5𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,460 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (0,520 – 0,460)N
= 0,060 N

LP.VI-1
LP.VI-2

b). Pada t = 30 menit

Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 8,7 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 0,520 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁 𝑥 8,7 𝑚𝐿
=
10𝑚𝐿
= 0,435 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (0,520 – 0,435)N
= 0,085 N
c). Pada t = 45 menit
Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 8,6 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 0,520 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat =
𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
8,6 𝑚𝐿 𝑥 0,5 𝑁
= 10𝑚𝐿
= 0,430 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (0,520 – 0,430)N
= 0,090 N
d). Pada t=60 menit
Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 8,4 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 0,520 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.8,4 𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,420 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (0,520 – 0,420)N
= 0,100 N
e). Pada t=75 menit
LP.VI-3

Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 8 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 0,520 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.8 𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,400 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (0,520 – 0,400)N
= 0,120 N

2. Larutan CH3COOH 1 N
a). Pada t=15 menit
Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 18,5 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 0,050 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.18,5𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,925 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (1,050 – 0,925)N
= 0,125 N
b). Pada t=30 menit
Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 17,8 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,050 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.17,8𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,890 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (1,050 – 0,890)N
= 0,160 N
LP.VI-4

c). Pada t=45 menit


Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 17,8 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,050 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.17,8𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,890 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (1,050 – 0,890)N
= 0,160 N

d). Pada t=60 menit


Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 17,7 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,050 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.17,7𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,885 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (1,050 – 0,885)N
= 0,165 N
e). Pada t=75 menit
Diketahui : V filtrat = 10 mL
V NaOH = 17,7 mL
N NaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,050 N
Ditanya : C filtrat dan C terserap = ....
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻.𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
C filtrat = 𝑉 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡
0,5𝑁.17,7𝑚𝐿
= 10𝑚𝐿
= 0,885 N
Cterserap = Co - Cfiltrat
= (1,050 – 0,885)N
= 0,165 N

Anda mungkin juga menyukai