Anda di halaman 1dari 4

Kita Hanya Pilih yang Kuat, Bukan yang Berbakat

October 16, 2014

"Riset membuktikan pemain kelahiran Oktober-November-Desember memiliki peluang lebih kecil


untuk menjadi pesepakbola sukses ketimbang pemain kelahiran Januari-Februari-Maret.
Semuanya karena kesalahan para pembina usia muda yang hanya memilih pemain terkuat dan
tercepat untuk menang hari ini”

Liga Kompas Gramedia (LKG) 2012 sebagai prototipe kompetisi usia muda ideal Indonesia telah
selesai dengan sukses. Sportivitas dan pengalaman bertanding begitu dinikmati pemain, pelatih
dan pengurus. Frekuensi pertandingan padat menjadikan LKG 2012 sebagai proses belajar
sempurna. Baik dalam pengelolaan manajerial maupun pengembangan kepelatihan.

Pesta sepakbola yang berlangsung 30 pekan lamanya menyisakan catatan kecil. Sebuah
catatan yang harus ditelaah semua pihak, terutama manajemen klub dan pelatih untuk
membangun fondasi pembinaan solid. Demi terciptanya tim nasional senior tangguh masa
mendatang. Sebuah perubahan selalu berangkat dari keberanian mengakui kesalahan dan
memperbaikinya.

Bias Bulan Lahir


LKG 2012 diikuti 16 klub terbaik di Jabodetabek. Di dalamnya berisi pemain terbaik di klubnya.
Sebelum kompetisi mulai, setiap klub melakukan seleksi pembentukan skuad. Berbagai cara
dilakukan, seperti melakukan tes ketrampilan, fisik dan ujicoba. Semua dibuat untuk memastikan
pemain terpilih adalah yang paling berbakat. Definisi bakat bukanlah lahiriah, tapi lebih pada
kemampuan terkini dan proyeksi potensi perkembangan pemain. Bakat jumlahnya tidak banyak.
Itulah sebabnya tidak semua pemain di klub bisa masuk ke skuad LKG.

Hal yang bisa dipastikan ialah bakat ada dimanapun dan bisa lahir kapanpun. Belum ada studi
manapun yang membuktikan bahwa pemain kelahiran Januari lebih berbakat dari pemain
kelahiran Desember misalnya. Dunia membuktikan Pele lahir bulan Oktober, Beckenbauer
September, Messi Juni dan Ronaldo Februari. BAKAT BISA LAHIR KAPAN SAJA!!

Kenyataannya dari riset bulan lahir pemain LKG 2012 ditemukan fakta mencengangkan. Nyaris
semua klub memiliki skuad dengan pemain kelahiran Januari-Maret sangat banyak. Hampir
semua klub papan atas klasemen menggunakan pemain kelahiran Januari-Maret lebih dari 40%.
Lalu jumlah pemain kelahiran Oktober-Desember sangat minim. Kebanyakan klub hanya
menggunakan pemain kelahiran kuartal ini kurang dari 15% (lihat Boks).

SSB/Klub hanya memilih yang Terkuat & Tercepat demi Kemenangan Hari Ini. DISKRIMINATIF!!

Data lebih mencengangkan saat melihat bulan lahir pemain tim elite. Tim LKG 2012 Selection
yang berangkat ke Swedia berkekuatan 18 pemain, didalamnya terdapat 13 pemain (72,2%)
kelahiran Januari-Maret dan hanya memakai 1 pemain kelahiran Oktober-Desember (5,5%). Hal
serupa juga ditemukan pada tim elite lain, seperti timnas yunior beberapa jaman. (lihat Boks).

Membunuh Bakat
Pertanyaannya, apakah memang ada hubungan antara bulan kelahiran dengan bakat pemain?
Tentu tidak! Riset di Belanda di awal 90-an menemukan klub yunior menggunakan mayoritas
pemain kelahiran Juli-September paling banyak dan kelahiran April-Juni paling sedikit. Saat itu
regulasi kelahiran adalah per 1 Juli-30 Juni. Di akhir 90-an, KNVB mengubah regulasi menjadi
per 1 Januari-31 Desember. Riset kembali dilakukan dan hasilnya bergeser. Mayoritas klub
memakai pemain kelahiran Januari-Maret lebih banyak dan kelahiran Okt-Desember sangat
sedikit.

Belajar dari Belanda satu dekade lalu yang tentunya kini telah diperbaiki, bisa disimpulkan
bahwa pelatih LKG 2012 cenderung memilih pemain yang lebih berkontribusi. Jelas, pemain
kelahiran Januari-Maret lebih berkontribusi karena mereka lebih cepat dan lebih kuat. Jelas pula
pemain Januari-Maret lebih cepat dan lebih kuat karena mereka lebih tua ketimbang pemain
kelahiran Oktober-Desember. Pertanyaanya apakah mereka lebih berbakat?

Dalam sepakbola level atas, faktor penentu bakat adalah kualitas keputusan dan eksekusi
teknik. Sehingga dalam seleksi pembentukkan tim, pelatih harus memilih pemain berdasar
keputusan dan teknik. Bukan apa yang dihasilkan di lapangan. Banyak pelatih justru memilih
pemain yang lebih banyak cetak gol, lebih sering lewati lawan atau lebih sering rebut bola.

Kenyataannya tidak selalu keberhasilan itu akibat keputusan dan teknik prima. Tetapi lebih pada
akibat kekuatan dan kecepatan yang datangnya dari usia. Di usia 15-16 tahun saat pertumbuhan
dan pubertas komplet, kematangan fisik pemain telah sama. Dalam faktor fisik berimbang,
keputusan dan teknik menjadi faktor pembeda.

Persoalannya, pemain kelahiran Oktober-November akan tetap sulit bersaing meski secara fisik
telah berimbang serta unggul dalam keputusan dan teknik. Di usia 13-14-15, pemain kehilangan
masa berkompetisi akibat tercampak dari tim. Sehingga meski unggul keputusan dan teknik,
imbang dalam fisik, pemain kalah dalam pengalaman dan kematangan mental. Terbukti bulan
kelahiran pemain ISL meski tidak ekstrim tetap menempatkan jumlah pemain Januari-Februari
sebagai yang teratas.

Kesimpulannya telah terjadi pembunuhan bakat terlalu dini. Banyak pemain yang sebenarnya
lebih berbakat justru tidak diberikan kesempatan untuk berkembang. Menangislah Indonesia bila
ternyata pemain yang telah dicampakkan terlalu dini adalah Pele masa depan. Sontak,
persoalan teknis ini mengarah ke persoalan etis. Kita harus sportif mengakui bahwa kita telah
melakukan DISKRIMINASI.

Revolusi
Persoalan bias bulan lahir ini harus diselesaikan dengan aksi revolusioner. Aksi perbaikan ini
harus dilakukan oleh operator kompetisi dan klub.Operator kompetisi perlu membuat regulasi
yang merangsang klub memiliki pemain dengan bulan lahir merata. Kebijakan sederhana yang
bisa diterapkan adalah pembatasan jumlah pemain pada setiap kuartal bulan lahir.

Di tataran klub, pelatih harus mulai memisahkan proses seleksi skuad dengan memisahkan
seleksi pemain berdasarkan kuartal bulan lahir. Ini demi memudahkan pelatih melihat kualitas
keputusan dan teknik tanpa tertutupi faktor postur, kekuatan dan kecepatan.

Klub akan mengalami penderitaan jangka pendek karena timnya tak bisa mendapatkan hasil
akhir semudah ketika tim dipenuhi oleh pemain Januari-Maret. Akan tetapi klub akan
mendapatkan keuntungan jangka panjang. Level permainan sepakbola lebih baik, serta
tentunya jumlah bakat lebih banyak. Ini sesuai dengan hakekat pembinaan usia muda, yaitu
mengantar sebanyak mungkin bakat ke level profesional. Demi sepakbola Indonesia lebih baik!!

GP

Anda mungkin juga menyukai