Anda di halaman 1dari 5

Berkenalan dengan Nomor Posisi

May 2, 2015

Dalam sepakbola modern, nomor punggung menjadi sesuatu yang spesial. Banyak pesepakbola
top di seluruh dunia menjadikan nomor punggung sebagai representasi pribadinya. Ada yang
menghubungkan dengan kelahiran. Roberto Baggio gemar mengenakan No. 18 sesuai tanggal
kelahirannya. Lalu, Andriy Shevchenko yang meminta No.76 saat kembali ke Milan dari Chelsea
sesuai tahun kelahirannya.

Kiper legendaris Italia Gianluigi Buffon lebih unik lagi. Ia sempat mengenakan No. 77 dan No.88.
Nomor punggung 77 merupakan simbol keindahan karena dianggap menyerupai kaki wanita.
Sedangkan No.88 dianggap Buffon menggambarkan empat bola yang berarti begitu penting bagi
masyarakat Italia.

Kisah nomor punggung di atas adalah cerminan sepakbola top level modern. Dimana nomor
punggung lebih terkoneksi pada pemaknaan pribadi pemakainya. Tapi, tahukah Anda bahwa
nomor punggung pada awalnya terkait dengan posisi bermain? Juga, tahukah Anda bahwa
sistim penomoran yang terkait posisi bermain masih berlaku hingga sekarang pada sepakbola
usia muda? Ikuti kisahnya.

Awalnya
Nomor punggung sendiri mulai dikenal pertama kali pada 25 Agustus 1928. Digunakan pada dua
partai yang berlangsung bersamaan, yaitu Sheffield Wednesday vs Arsenal dan Chelsea vs
Swansea Town. Ketika itu pemain harus menggunakan No. 1 sd 11 yang digunakan untuk
menyimbolkan posisi bermain dalam formasi 1-2-3-2.

1. Kiper.
2. Fullback kanan.
3. Fullback kiri.
4. Halfback kiri.
5. Halfback tengah.
6. Halfback kanan.
7. Kanan luar.
8. Kanan dalam.
9. Striker.
10. Kiri dalam.
11. Kiri luar.

Pada perkembangannya, sepakbola Inggris berkembang dan formasi 1-4-4-2 menjadi pakem
kebangsaan tim-tim Britania Raya. Berdasarkan sharing dari Jan Saragih, kolega saya asisten
pelatih Persija Jakarta yang lama mengenyam pendidikan kepelatihan di Inggris, model
penomoran posisi ini masih berlaku sampai sekarang. Mereka menyebutnya sebagai “two banks
of four plus front two. Penomorannya adalah sebagai berikut:

1. Kiper.
2. Fullback Kanan.
3. Fullback Kiri.
4. Gelandang (bertahan).
5. Stoper kiri.
6. Stoper kanan.
7. Sayap kanan.
8. Gelandang (serang).
9. Striker
10. Striker
11. Sayap kiri.

Model nomor punggung berdasarkan posisi ini mulai diikuti oleh negara-negara Amerika Latin.
Momentum terjadi saat Chelsea melakukan tur Amerika Latin ke Uruguay, Argentina dan Brasil.
Publik setempat yang konon “kaget” melihat nomor punggung di seragam pemain, kemudian
menjuluki Chelsea sebagai “Los Numerados” (tim bernomor). Brasil yang ketika itu minded
dengan formasi 1-4-2-4 kemudian gunakan penomoran berikut:

1. Kiper.
2. Wingback kanan.
3. Centerback.
4. Centerback
5. Gelandang (bertahan)
6. Wingback kiri.
7. Sayap kanan.
8. Gelandang kanan.
9. Stiker
10. Gelandang kiri.
11. Sayap kiri.

Nomor Posisi
Di banyak negara sepakbola maju, nomor punggung pada kompetisi sepakbola usia muda
haruslah sesuai dengan posisi bermain di lapangan. Di Eropa daratan seperti Belanda dan
Spanyol misalnya, mereka terus melestarikan sistim penomoran sesuai posisidengan basis
formasi 1-4-3-3. Penomorannya adalah:
1. Kiper.
2. Bek kanan.
3. Centerback kanan.
4. Centerback kiri.
5. Fullback kiri.
6. Gelandang (bertahan).
7. Sayap kanan.
8. Gelandang (bertahan/menyerang.
9. Striker.
10. Gelandang (serang)/Second striker.
11. Sayap kiri

Penomoran Posisi ala Eropa Daratan

Hal ini juga berlaku di Uruguay. Paparan kolega saya Ferdiansyah, Coach Tim U12 Villa 2000
FC yang lama bermain di kompetisi Uruguay mempertegasnya. Mereka menggunakan sistim
penomoran dengan basis formasi 1-4-4-2. Dimana penomorannya adalah sebagai berikut:

1. Kiper.
2. Centerback kanan.
3. Centerback kiri.
4. Bek kanan.
5. Gelandang (bertahan).
6. Bek kiri.
7. Sayap kiri.
8. Gelandang (serang).
9. Striker.
10. Striker.
11. Sayap kanan.
Di kompetisi usia muda negara sepakbola maju, penomoran model ini melekat pada posisi
bermain, bukan pada pemain. Jadi pada setiap pertandingan, pemain yang bermain dari menit
awal harus menggunakan No. 1 – 11 sesuai dengan posisi bermainnya. Contoh di Uruguay, bila
pekan ini Ferdi bermain sebagai bek kiri, maka ia akan pakai No.6. Jika pekan berikutnya, Ferdi
bermain jadi sayap kiri, maka ia akan mengenakan No.11. Pemain lain yang ganti Ferdi di bek
kiri akan tetap kenakan No.6 sesuai posisi.

Tim Deportivo Indonesia: No punggung sesuai posisi 1-11

Dampak Dahsyat
Kesepakatan tentang keseragaman sistim penomoran ini kelihatannya sepele, tetapi punya
dampak dahsyat. Buat praktisi sepakbola di Eropa daratan, sistim penomoran ini telah menjadi
bahasa yang dimengerti semua orang. Di ruang ganti, pelatih dan pemain terbiasa berdiskusi
dengan nomor ini. Kalimat “Hati-hati dengan No. 7 dan 11 lawan, mereka sering masuk ke
dalam,” atau “Saya mau kamu (No.9) turun untuk pressing No.6 lawan” adalah bahasa sehari-
hari yang tak asing lagi.

Penggunaan sistim penomoran ini juga amat berguna dalam pendidikan pelatih. Di setiap
kursus, workshop dan seminar pelatih, bahasa nomor posisi memperlancar komunikasi antar
sesama pelatih. Bahasa ini digunakan secara lisan, tetapi juga secara tulisan dalam manual dan
diktat kursus pelatih. Tak heran bila papan taktik juga selalu menggunakan biji-biji yang
bernomor 1 sampai 11.

Keberadaan nomor ini juga sangat bermanfaat terkait latihan posisi. Dalam bahasa Inggris
disebut “positional play”, dalam bahasa Spanyol “juego de posicion” dan bahasa Belanda
“positiespiel”. Filosofi latihan posisi ini adalah “berlatih seperti kita bermain”. Artinya posisi
berdiri dalam bentuk latihan apapun harus selalu mencerminkan posisi berdiri saat bermain. Nah
pada aplikasi model latihan ini, penomoran posisi menjadi krusial.

Latihan berbasis Posisi

Adanya keseragaman bahasa ini juga mendorong pelatih atau pemain membicarakan “konkret”
apa yang terjadi di lapangan. Pelatih tak lagi gunakan bahasa abstrak pada fullback kanannya
dengan bilang “lebih agresif”. Melainkan, pelatih sampaikan “Saya mau kamu (No.2) naik dan
bersama dia (No.7), datangi No.5 lawan untuk ciptakan 2vs1".
Belajar dari sistim penomoran posisi negara sepakbola maju, tak ada salahnya Indonesia juga
menyepakati suatu keseragaman tertentu. Supaya kita pelaku sepakbola memiliki keseragaman
bahasa, yaitu bahasa sepakbola. Ditunggu, sistim penomoran posisi di sepakbola Indonesia! <>

@ganeshaputera

Anda mungkin juga menyukai