Anda di halaman 1dari 18
ieee) §©=) PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS KESEHATAN ‘Alamat : JI. Dharma Praja No. 07 Komplek Perkantoran Gunung Tinggi Kec. Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan KP. 72171 ‘website http: //dinkes tanahbumbukab.¢o.id email dinkestanbu69@ gmail.com KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : B/441.06/0051 /Dinkes-¥k.01/IX/2019 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Bab V huruf D Poin 1 angka 1 huruf b dan angka 2 huruf b Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan, perlu mengatur pemanfaatan kembali Dana Kapitasi dan Dana Non Kapitasi yang telah disetorkan ke Kas Daerah; b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta meningkatkan kinerja pemberi pelayanan, perlu mengatur pengelolaan dan Ppemanfaatan jasa pelayanan pada puskesmas berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan,; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Jasa Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); ive . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586) sebagaimana telah diubah beberapa kali teralchir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); . Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia “Nomor 5601); . Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); . Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); . Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Pertama (FKTP) Milik Pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81); |. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 874); -Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 761); Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lemabran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2009 Nomor 14); .Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012 Nomor 1) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 5, oem Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor Menetapkan KESATU KEDUA. KETIGA KEEMPAT 14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 13); 15. Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Berita Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Berita Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 62); 16. Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 12 Tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Dinas Kesehatan (Berita Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 Nomor 12); MEMUTUSKAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS. Menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Jasa Pelayanan Pada Puskesmas. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Jasa Pelayanan Pada Puskesmas sebagaimana Diktum Kesatu tercantum dalam lampiran ini. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan Puskesmas dalam — Pengelolaan dan Pemanfaatan Jasa Pelayanan Pada Puskesmas. Keputusan ini mulai berlaku sejak Bulan Januari 2019 dan apabila terdapat kekeliruan maka diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Batulicin pada tanggal : 10 September 2019 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU, —m_ Dr. H. M. DAMRAH, S.Sos., M.Si PEMBINA TK.I NIP. 19690101 199101 1 006 BABI PENDAHULUAN A. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan ditetapkannya Keputusan Kepala Dinas ini adalah: a. terwujudnya kinerja Tenaga kesehatan dan Tenaga non kesehatan yang lebih optimal; dan b. terwujudnya keseragaman pengelolaan keuangan Puskesmas yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. B. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Keputusan Kepala Dinas ini, meliputi: a. pendanaan; b, jenis pelayanan kesehatan; c. jasa pelayanan kesehatan yang bersumber dari Dana Kapitasi JKN; 4. jasa pelayanan kesehatan yang bersumber dari Dana Non Kapitasi JKN, Dana Pendamping JKN dan Retribusi yang bersumber dari jasa pelayanan; dan e. tata cara pemanfaatan. C. PENDANAAN Dana jasa pelayanan bersumber dari: a. dana Kapitasi JKN; b. dana Non Kapitasi JKN; c. pelayanan Dana Pendamping JKN; dan d. retribusi jasa umum. D. JENIS PELAYANAN KESEHATAN Jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya terdiri dari: a. pelayanan administrasi kesehatan; b. pelayanan rawat jalan; ¢. pelayanan rawat inap; d. pelayanan tindakan/pengobatan gigi; e. pelayanan tindakan; dan f. pelayanan pemeriksaan lainnya. Jenis Ketenagaan Penerima jasa pelayanan kesehatan dapat terdiri dari: a, tenaga kesehatan yang terdiri dari: 1). dokter; 2). dokter gigi; 3). perawat; 4). bidan. 5). tenaga kesehatan masyarakat; 6). tenaga kesehatan lingkungan; 7). ahli teknologi laboratorium medik; 8). tenaga gizi; dan 9). tenaga kefarmasian. b. tenaga non kesehatan yang terdiri dari: 1). Kelompok administrasi pendaftaran, rekam medik, loket pembayaran; 2). Kelompok petugas kebersihan, petugas loundry, juru masak, security, jaga malam, tukang kebun; dan 3). Kelompok pemberi pelayanan rujukan. c. Petugas pejabat struktural yang terdiri dari : a. kepala puskesmas; dan b. kepala tata usaha. BAB II PENYELENGGARAAN A.LANDASAN HUKUM i Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4265); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Pertama (FKTP) Milik Pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 ‘Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 874); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan ‘Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 761); 12, Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lemabran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2009 Nomor 14); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2012 Nomor 1) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kabupaten Tanah Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 102); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 13); 15. Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan, ‘Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Berita Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Berita Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 Nomor 62); 16. Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 12 Tahun 2017 tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Dinas Kesehatan (Berita Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 Nomor 12); B.DEFINISI OPERASIONAL Dalam Keputusan Kepala Dinas ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Bumbu. 2, Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Tanah Bumbu. . Dinas adalah Perangkat Daerah yang menyel akan intahan bidang Kesehatan. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Perangkat Daerah menyelenggar pemerintahan bidang Kesehatan. ee . Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Daerah yang berlaku. 10. 12. 13. 14, 15. 17. 18. 19. 20. . Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau pelayanan Kesehatan lainnya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. . Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. . Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah nilai pembayaran sejumlah uang yang dikeluarkan oleh seseorang/instansi/badan sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya. . Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal rawat inap. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan rawat inap di puskesmas rawat inap kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. Tindakan medik adalah perlakuan atau kegiatan yang dilakukan oleh Dokter kepada pasiennya dengan tujuan mengobati, merawat, memelihara, atau memulihkan kesehatan pasien yang menderita penyakit. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang berupa janin atau uris yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan menggunakan alat atau tanpa alat bantuan. Pemeriksaan penunjang diagnostik adalah semua pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnose yang dipandang perlu oleh pelaksana pengobatan lanjutan dan dilaksanakan di bagian diagnostic, rumah sakit atau fasilitas khusus, meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan penunjang diagnose lain. . Konsultasi kesehatan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam upaya membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi pasien termasuk psikologi, gizi dan konsultasi khusus lainnya. Pelayanan rujukan roda 4 puskesmas keliling adalah pelayanan kesehatan berupa penyerahan tanggung jawab terhadap upaya penyembuhan dan pemulihan pasien dari Puskesmas ke rumah sakit atau ke puskesmas lain yang lebih mampu menggunakan mobil roda 4 puskesmas keliling guna mendapatkan pelayanan yang lebih bermutu. Dana Pendamping Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat Dana Pendamping JKN adalah dana yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pembiayaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tergolong fakir miskin, anak dan orang terlantar serta tidak mampu di Daerah yang belum memiliki Jaminan Kesehatan. Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat Dana Kapitasi JKN adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pel [riteortonle igkan je i pelayanan kesehatan yang Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat Dana Non Kapitasi JKN adalah besaran pembayaran Klaim kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. BAB Ill JASA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERSUMBER DARI DANA KAPITASI JKN . Alokasi Dana Kapitasi JKN untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada Puskesmas dan jaringannya . Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang dimaksud meliputi: a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan c. Pegawai Tidak Tetap atau sebutan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan, ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel: a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan; dan b. kehadiran. . Perhitungan jasa pelayanan bersumber dari Dana Kapitasi JKN, tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas ini. BAB IV JASA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERSUMBER DARI DANA NON KAPITASI JKN, DANA PENDAMPING JKN DAN RETRIBUSI JASA UMUM A. JASA PELAYANAN KESEHATAN 1, Jasa Pelayanan Kesehatan yang diterima, dihitung berdasarkan: a. frekuensi pelayanan; b. jenis pelayanan kesehatan; ¢. sarana dan prasarana yang digunakan dalam pemberian layanan; dan d. fasilitas kesehatan. 2, Dana pendapatan penerimaan Puskesmas beserta jaringannya disetorkan atau dilaporkan ke kas daerah melalui bendahara penerimaan Dinas. 3. Dana yang telah disetorkan atau dilaporkan ke kas daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembalikan 75% (tujuh puluh lima persen) dan 100% (seratus persen) untuk persalinan dan/atau rujukan ke Puskesmas beserta jaringannya. B. DISTRIBUSI JASA PELAYANAN KESEHATAN 1. Distribusi jasa pelayanan kesehatan terdiri dari: a. jasa pelayanan langsung : ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) dari ‘75% (tujuh puluh lima persen) dana yang dikembalikan ke puskesmas; dan b, jasa pelayanan tidak langsung : ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari 75% (tujuh puluh lima persen) dana yang dikembalikan ke puskesmas. 2. Distribusi jasa pelayanan langsung : (1) Distribusi jasa pelayanan langsung sebesar 60% (enam puluh persen) dari jasa pelayanan dengan diatur dengan besaran sebagai berikut: a, pemberi pelayanan langsung (operator) berhak mendapat jasa pelayanan langsung sebesar 36% (tiga puluh enam persen) dari proporsi jasa pelayanan; b. pendamping berhak mendapat jasa pelayanan langsung sebesar 18% (delapan belas persen) dari proporsi jasa pelayanan; c. kelompok administrasi atau kelompok yang menunjang pelaksanaan pelayanan langsung berhak mendapat 6% (enim persen) jasa pelayanan langsung dari jasa pelayanan. (2) Pemberi pelayanan langsung di Poskesdes atau unit-unit pelayanan yang dilakukan secara mandiri berhak mendapatkan jasa pelayanan langsung sebesar 60% (enam puluh persen). (3) Pemberi pelayanan persalinan di Poskesdes berhak mendapatkan jasa pelayanan langsung sebesar 100% (seratus persen). (4) Pemberi pelayanan pada kasus rujukan yang menggunakan transportasi Ambulans berhak mendapat jasa pelayanan langsung 100% dari proporsi jasa pelayanan dengan distribusi sebagai berikut: a. supir sebesar 22% (dua puluh dua persen); b, tenaga administrasi sebesar 5% (lima persen); pos remunerasi sebesar 14% (empat belas persen); Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 30% (tiga puluh persen); dan - pendamping rujukan sebesar 29 % (dua puluh sembilan persen). ea 9 (5) Pemberi pelayanan langsung (operator) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah pemberi pelayanan/tindakan yang langsung berhadapan dengan pasien, misalnya dokter untukpelayanan/tindakan medis, perawat untuk pelayanan/ tindakan keperawatan atau tugas pendelegasian, bidan untuk tindakan persalinan atau tugas pendelegasian, analis untuk pelayanan laboratorium. (6) Pendamping sebagaimana sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b adalah kelompok yang mendampingi pemberi pelayanan langsung, misalnya perawat mendampingi dokter dalam pelayanan/tindakan medis, dokter sebagai pendamping/konsultan dalam tindakan keperawatan atau pendelegasian ‘wewenang. (7) Kelompok administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah seluruh karyawan struktural (administrasi) yang meliputi petugas administrasi kartu, loundry, security, petugas kebersihan, supir, tukang kebun dan lain sebagainya. 3. Distribusi jasa pelayanan tidak langsung : (1) Distribusi jasa pelayanan tidak langsung sebesar 40% (empat puluh persen) dari jasa pelayanan diatur dengan besaran sebagai berikut: a. tenaga administrasi sebesar 6 % (enam persen); b. pos remunerasi sebesar 20% (dua puluh persen); dan ©. operasional sebesar 14% (empat belas persen). (2) Tenaga Administrasi sebagaimana dimaksud huruf a terdiri dari Bendahara dan Staf pengelola keuangan yang distribusinya berdasarkan indexing. (3) Jasa pelayanan tidak langsung yang berada dalam pos remuerasi diberikan kepada seluruh karyawan yang distribusinya berdasarkan indexing. 4. Perhitungan jasa pelayanan yang bersumber dari Dana Non Kapitasi JKN, Dana Pendamping JKN dan Retribusi jasa umum berdasarkan sistem scoring dan indexing tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Jasa Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas. BAB VI ‘TATA CARA PEMANFAATAN JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS. 1, Puskesmas menyusun rencana pemanfaatan Jasa Pelayanan Dana Kapitasi JEN, Non Kapitasi JKN, Dana Pendamping JKN dan Retribusi Jasa Umum sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. 2, Pembayaran dilakukan kepada Puskesmas melalui Bendahara Pengeluaran Puskesmas sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Dengan diterbitkannya Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Jasa Pelayanan Pada Puskesmas, diharapkan Pelayanan Puskesmas dan jaringannya lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu Ditetapkan di Batulicin Pada tanggal : 10 September 2019 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU, ——ae ae Dr. H. M. DAMRAH, S.Sos., M.Si PEMBINA TK.I NIP. 19690101 199101 1 006 LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : _ B/441.06/0051/Dinkes- Yk.01/IX/2019 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN JASA_PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS PERHITUNGAN JASA PELAYANAN YANG BERSUMBER DARI DANA KAPITASI JKN 1, Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan non Kesehatan mempertimbangkan variabel: a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan; b. kehadiran. 2. Variabel. Jenis ketenagaan dan/atau jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a, dinilai sebagai berikut: NO JENIS KETENAGAAN DAN/ATAU JABATAN NILAI 1 | Dokter, Dokter Gigi 150 2 | Apoteker, Profesi Keperawatan (Ners) 100 3 | Tenaga Kesehatan Paling rendah Si,/D4 80 4 [Tenaga Kesehatan D3 60 5 |TenagaNon Kesehatan paling rendah D3, Asisten Tenaga 50 Kesehatan 6 | Tenaga Non Kesehatan di bawah D3 25 3. Tenaga sebagaimana dimaksud pada angka I huruf a yang merangkap tugas administratif, diberitambahan nilai sebagai berikut: NO. TUGAS ADMINISTRATIF NILAI T | Kepala Puskesmas 100 2 [Bendahara Dana Kapitasi JKN 50 3 |Kepala Tata Usaha atau penanggung jawab 30 penatausahaan keuangan 4 |Tenaga sebagaimana yang dimaksud pada angka 2 yang merangkap tugas sebagai penanggungiawab 10 Program atau yang setara diberi tambahan nilai untuk setiap program atau yang setara 4.Variabel Kehadiran sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b, diberi tambahan nilai sebagai berikut : NO VARIABEL KEHADIRAN ; ‘NILA 1 | Hadir setiap Hari Kerja 1 2 |Terlmbat Hadir atau Pulang sebelum waktunya yang|Dikurangi 1 diakumulasi sampai dengan 7 ( Tujuh ) jam. Poin LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN, KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : B/441.06/0051/Dinkes- Yk.01/1X/2019 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN JASA_PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS, PERHITUNGAN JASA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERSUMBER DARI DANA NON KAPITASI JKN, DANA PENDAMPING JKN DAN RETRIBUSI YANG BERSUMBER DARI JASA PELAYANAN Distribusi berdasarkan scoring yang ditentukan dengan perhitungan indexing yang ditetapkan dalam sistem pembagian jasa pelayanan. Seluruh karyawan dapat menerima jasa pelayanan tidak langsung sesuai dengan besaran total score individu karyawan yang bersangkutan dengan rumus JASA PELAYANAN = (Score individu : Total Score Puskesmas) X Total Dana POS Remunerasi; . Jasa pelayanan tidak langsung dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja karyawan; Jika karyawan mencapai kinerja 100% (seraturs persen) sesuai dengan target/standard maka karyawan yang bersangkutan mendapat jasa pelayanan 100% sesuai dengan nilai total index perorangan; ._ Jika karyawan hanya memiliki kinerja 80% (delapan puluh persen) maka jasa Pelayanan karyawan yang bersangkutan adalah 80% (delapan puluh persen) dikali jumlah nilai indexing performance karyawan yang bersangkutan ditambah dengan indexbasic, index kompetensi, index resiko, index emergensi dan index posi: Score individu dihitung oleh atasan yang bersangkutan dan perhitungan total score individu yang menjadi score Puskesmas ditetapkan oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas; - Besaran jasa pelayanan tidak langsung bagi setiap karyawan bisa berbeda setiap bulan bergantung kepada besar kecilnya POS Remunerasi dan kinerja karyawan; Yang berwenang membayarkan jasa pelayanan adalah Kepala Puskesmas; Score individu bisa berubah setiap bulan bergantung kepada perubahan basic index, perubahan pendidikan, perubahan posisi/jabatandan kinerja; 10. Indexing merupakan cara atau perangkat untuk menentukan besaran score individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya; 11. Indexing berdasarkan: a. Basic index atau index dasar untuk penghargaan sebagai jasa pelayanan dasar bagi seluruh karyawan yang standarnya diadopsi dari gaji pokole karyawan yang bersangkutan dengan ketentuan setiap Rp 500.000,- gaji Pokok sama dengan 1 (satu) nilai index, karyawan kontrak Puskesmas, Sali pokoknya disetarakan dengan gaji pokok terendah PNS sesuai dengan pendidikannya. >. Kualifikasi/capacity index adalah untuk memberikan penghargaan nilai kualifikasi/capacity berdasarkan pendidikan karyawan atau keterampilan yang bersertifikat dengan ketentuan sebagai berikut: PENDIDIKAN INDEX | sD 2 SMP 3 SMA/SMU 4 Di 5 D3 Umum 6 D3 Teknis| 7 $1 /D4 8 DOKTER UMUM/DOKTER GIGI/APOTEKER/NERS 9 S2 10 * Tingkat pendidikan atau keterampilan yang tidak sesuai dengan posisi kerja karyawan tidak diakui dalam sistem i + Kursus/ pelatihan bersertifikat (minimal 24 jam)sesuai dengan posisi kerja karyawan, diberi penghargaan dengan tambahan nilai 0,2. dan hanya berlaku 3 (tiga) tahun. Risk Index adalah nilai untuk resiko yang diterima karyawan akibat pekerjaannya. Nilai resiko terbagi menjadi 4 grade yaitu 1. Resiko grade I dengan nilai index 1 adalah kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat fisik walaupun karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai Standart Operational Procedure (SOP); 2. Resiko grade II dengan nilai index 2 adalah kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat kimiawi apabila karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai SOP terdiri dari rawat jalan, gizi, sterilisasi, ambulance; 3. Resiko grade III dengan nilai index 4 adalah kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat kontaminasi walaupun karyawan yang bersangkutan bekerja_sesuai SOP, terdiri dari rawat inap, laboratorium, Pelayanan Obstetri dan Neonatal Dasar (PONED); 4. Resiko grade IV dengan nilai index 6 kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat infeksius dan radiasi walaupun karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai SOP, Instalasi Gawat Darurat (IGD), poli Tuberculosis, loundry, Cleaning Service, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). 5. Masing-masing bagian mempunyai pengelompokkan/daftar dari jenis pekerjaan sesuai dengan grade. . Emergency index adalah nilai untuk tenaga atau karyawan yang bekerja pada daerah emergenci yang setiap saat harus siap melaksanakan tugas tanpa mengenal batas waktu. Tingkatan emergensi sangat tergantung kepada jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai yang bersangkutan. No ‘Tingkat Emergency Index 1 | Tingkat Emergency Grade I 1 *_Administrasi perkantoran 2 | Tingkat Emergency Grade II © Administrasi keuangan * Gizi, Laundry * Farmasi * Rawat Jalan * Laboratorium non shift 3 | Tingkat Emergency Grade Ill * Rawat Inap 4 Laboratorium shift 4 | Tingkat Emergenci Sangat Grade IV * IGD : e. Position index adalah untuk menilai beban jabatan yang disandang karyawan yang bersangkutan. Dengan ketentuan kelompok jabatan sebagai berikut : No Kelompok Jabatan Index 1 | Tidak memiliki jabatan T 2 | Koordinator, bendahara 2 3” | Kepala Sub Bagian Tata Usaha ; 4 |Kepala Ruangan : 5 | Kepala Puskesmas . £. Performance index adalah untuk mengukur hasil / pencapaian kerja dari karyawan. Kinerja dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja (sistem manajemen kinerja/ PMS); 8. Nilai index kinerja adalah dua kali basic index. Penilaian pejabat di Puskesmas adalah terhadap _pencapaian target/standar yang telah ditentukan dalam rencana kinerja individu; h. Setelah dilakukan indexing maka dilakukan Rating yaitu : 1. Basic Index = Rate 1 2. Kualifikasi index = Rates 3. Risk Index = Rate3 4. Emergency Index = Rate3 5. Position Index = Rate3 6. Performance index = Rate 4 Score adalah nilai individu yang merupakan pengkalian dari index terhadap rating atau bobot (rating); Total score individu adalah penjumlahan dari score basic, kualifikasi/ capacity, Risk, Emergency, Position dan Performance index; . Total score individu seluruh karyawan dijumlahkan menjadi Total Score Puskesmas. Format Indexing No Objek Index Rating Score Basic index - Setiap gaji pokok PNS Rp. 500.000 bernilai 1 index -__ Tenaga Non PNS disesuaikan dengan gaji Pokok PNS Kualifikasi/ Capacity Index sD SMP SMA/SMU. D1 D3 Umum D3 Teknis s1/D4 Dokter Umum/ Dokter Gigi/ Apoteker/ NERS i, S2 FES RO op Corvausen IS Risk Index a. Grade I b. Grade I c. Grade I d. Grade IV onne Emergency index a. Grade I b. Grade I c. Grade IT d. Grade IV aaue Position Index ‘Tidak memiliki jabatan Koordinator, bendahara Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Ruangan Kepala Puskesmas passe anene Performance Index Pejabat berdasarkan capaian indikator, Standard dan target dalam SAP - Tenaga teknis berdasarkan penilaian kinerja sesuai Sistem Manajemen Kinerja Basic TOTAL SCORE INDIVIDU j DINAS KESEHATAN aS ‘EN TANAH BUMBU, oN \ cof} 7 i: DAMRAH, S.Sos., M.Si Pee Bat TK. NIP. 19690101 199101 1 006

Anda mungkin juga menyukai