Anda di halaman 1dari 3

I.

Tempat, waktu dan peserta


Kegiatan penyuluhan tentang Management Nutrisi pada Hipertensi dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Maret 2017 Waktu : 08.45

09.00 WIB Tempat : Puskesmas Jeulingke Topik : Management nutrisi pada hipertensi
Peserta : Pasien yang menunggu antrian
II.

Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan dilakukan dengan pemberian penyuluhan kepada para pasien yang
sedang menunggu antrian. Penyuluhan dilaksanakan dengan memberikan penjelasan secara
langsung kepada para pasien.

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon 1. Pembukaan (3 menit)

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menyampaikan tujuan penyuluhan

Warga menjawab salam

Warga memahami maksud dan tujuan 2. Pelaksanaan (10 menit)

Menyampaikan materi

Sesi tanya jawab

Mendengarkan materi penyuluhan yang di sampaikan

Warga memperhatikan jalannya penyuluhan.

Warga bertanya.
3. Penutup

Menyimpulkan dan rencana tindak lanjut, dan evaluasi topic penyuluhan

Menutup dengan salam

Warga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.

Menjawab salam.
III.

Materi Penyuluhan
1.

Pengertian Hipertensi merupakan Peningkatan tekanan darah dengan ukuran sistolik > 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik >90 mmHg pada usia 18 tahun keatas tanpa
diketahui penyebabnya. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali atau lebih pada posisi
duduk kemudian diambil rerata pada kunjungan dua kali atau lebih. (Chandra irwanadi
mohani, 2013). 2.

Gejala Hipertensi Hipertensi merupakan suatu penyakit


silent killer
, yaitu penyakit yang tidak menimbulkan gejala apapun pada tahap sebelum adanya organ
target. Pada organ target otak dan mata terdapat gejala yang timbul berupa nyeri kepala,
vertigo, gangguan penglihatan, dan defisit motorik dan sensorik. Organ target jantung
terdapat gejala palpitasi, kaki bengkak, nyeri dada, dan sesak. Sedangkan organ target ginjal
didapatkan gejala berupa haus, hematuria, dan nokturia. (Chandra irwanadi mohani, 2013).

3.

Tujuan Managemen Nutrisi pada Hipertensi Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah
tinggi, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah
dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk
menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain
yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus. Prinsip diet pada
penderita hipertensi adalah sebagai berikut

: makanan beraneka ragam dan gizi seimbang, jenis dan komposisi makanan disesuaikan
dengan kondisi penderita, jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang
terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari

atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.(PERKI, 2002) 4.

Pengaturan Menu Makanan Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita
hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami
stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah: 1. Makanan
yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih). 2. Makanan yang
diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering
yang asin). 3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink). 4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan
sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). 5. Susu full
cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi
kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). 6. Bumbu-bumbu
seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang
pada umumnya mengandung garam natrium. 7. Alkohol dan makanan yang mengandung
alkohol seperti durian, tape. (DEPKES, 1995)

Anda mungkin juga menyukai