DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
Pertumbuhan pasar yang sangat pesat menyebabkan persaingan di dunia industri
manufaktur maupun jasa semakin meningkat. Setiap perusahaan dituntut untuk
mengembangkan strategi. Salah satu cara untuk menentukan strategi yang tepat adalah
dengan melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik melalui pengukuran dan
perbaikan atas kinerja yang telah dilakukan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu
(Mathis, dkk., 2006).
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Kinerja Perusahaan
a. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang
kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang
Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan
kinerja perusahaan adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas
untuk menghasilkan data, yang kemudian apabila data tersebut dianalisis secara tepat
akan memberikan informasi yang akurat bagi pengguna data tersebut. Berdasarkan
tujuan pengukuran kinerja, maka suatu metode pengukuran kinerja harus dapat
Ukuran kinerja pada saat yang sama dapat pula merupakan sasaran organisasi. Ukuran
ini memberikan pengukuran yang jujur tentang progress atau prestasi individu dan tim.
Ukuran kinerja akan memberikan dasar untuk umpan balik yang terbaik.
Thor menemukan adanya tiga dasar pengembangan ukuran kinerja sebagai alat untuk
meningkatkan efektivitas organisasi (Armstrong dan Baron, 1998 : 270), yaitu sebagai
berikut :
a. Apa yang diukur semata-mata ditentukan oleh apa yang dipertimbangkan penting oleh
pelanggan.
b. Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategi dan rencana strategi
mengindikasikan apa yang harus diukur.
c. Memberikan perbaikan kepada tim dengan mengukur hasil dari prioritas strategi,
memberi kontribusi untuk perbaikan lebih lanjut untuk mengusahakan motivasi tim,
dan informasi tentang apa yang berjalan dan tidak berjalan.
Dengan demikian, tujuan ukuran kinerja adalah untuk memberikan bukti apakah hasil
yang diinginkan telah dicapai atau belum dan apakah muatan yang terdapat ditempat pekerja
memproduksi hasil tersebut. Namun, fokus dan isi ukuran kinerja bervariasi di antara
berbagai pekerjaan.
3. Strategic Management Analysis and Reporting Technique (SMART)
Model SMART (Strategic Management Analysis and Reporting Technique) System
merupakan sistem yang dibuat oleh Wang Laboratory, Inc. Lowell, dengan
menggunakan strategi objektif sebagai titik awal perancangannya, yang mampu
mengintegrasikan aspek finansial dan non-finansial yang dibutuhkan manajer (Pratiwi,
2009).
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
Kedua elemen sama
1 pentingnya Dua elemen mempunyai
pengaruh yang
sama besar
terhadap tujuan
Elemen yang satu lebih
3 penting Pengalaman dan penilaian
sedikit menyokong satu
elemen
dibandingkan elemen lainnya
5 Elemen yang satu jelas lebih Pengalaman dan Penilaian
Penting sangat kuat menyokong satu
elemen dibandingkan Elemen
lainny
a
Elemen yang satu sangat Satu elemen yang kuat
7 penting disokong
dan
dominan terlihat Dalam
prakte
k
Bukti yang mendukung
9 Elemen yang satu jelas lebih elemen
yang satu terhadap elemen
Mutlak yang
lainny
a memiliki Tingkat
penegasan tertinggi Yang
mungkin menguatkan
2, 4, 6, 8 Nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada dua
pertimbangan yang berdekatan pendapat yang berdampingan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan
Kebalikan dengan
aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikan
(1/3, 1/5, ...) i
BAB III
ANALISA
Pengukuran Kinerja dengan SMART System
Langkah-langkah pengukuran kinerja dengan SMART system meliputi :
Ukuran pasar Meningkatkan Jumlah kerjasama Tingkat kerjasama Pemerintah (KPI 4).
pemerintah.
internasional.
Produktivitas Meningkatkan produktivitas karyawan. Tingkat produktivitas karyawan (KPI 6)
perusahaan.
Biaya Alokasi anggaran penghargaan untuk Jumlah penghargaan karyawan (KPI 12)
karyawan
Waktu proses Memberikan pelayanan tepat waktu Pelayanan sesuai SOP (KPI 13)
Kualitas Tingkat penggunaan call center dan Konsumen yang terlayani (KPI 16)
3. Penilaian Kinerja
Adapun sistem penyekoran atau penilaian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah OMAX (Objective Matrix) untuk setiap KPI. Skor OMAX terletak pada rentang
1 s.d. 10. Suatu KPI dikatakan mencapai target apabila nilai pada rencana sesuai dengan
nilai kenyataan (aktual) yang ada di perusahaan. Setiap KPI memiliki nilai rencana dan
aktual yang berbeda. Devani, dkk., (2015) melalui implementasi Balanced Scorecard
dalam mengukur kinerja perusahaan menghasilkan KPI retensi karyawan yang
dikategorikan buruk dengan nilai sebesar 8,33%. Berikut penjelasan nilai rencana dan
aktual tiap KPI.
(%)
Ukuran pasar Tingkat kerjasama Pemerintah (KPI 4). 25,8% 1% 0,94% 6,7
Pelanggan
Waktu proses Pelayanan sesuai SOP (KPI 13) 19% 98% 95% 6,7
Kualitas Konsumen yang terlayani (KPI 16) 29,5% 1,4 juta 1,5 7,5
juta
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA