PRAKTIKUM
RANGKAIAN
LISTRIK
DASAR
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
KATA PENGANTAR
2
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Hal.
Kata pengantar................................................................................................. 2
Daftar isi.......................................................................................................... 3
Format Laporan Praktikum............................................................................. 4
PERCOBAAN I MENGUJI KOMPONEN DAN MENGGUNAKAN
ALAT UKUR ..............................................................5
PERCOBAAN II RANGKAIAN PAPT..................................................11
PERCOBAAN III SUPERPOSISI............................................................15
PERCOBAAN IV THEVENIN DAN NORTON.....................................19
PERCOBAAN V KOMPONEN RLC.....................................................23
3
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
3. Grafik dari data hasil percobaan digambarkan pada kertas grafik (milimeter
blok).
4
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
PERCOBAAN 1
MENGUJI KOMPONEN DAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR
Tujuan
Teori Dasar
Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai untuk menguji atau
mengukur suatu komponen, mengetahui kedudukan kaki-kai komponen, dan besar
nilai komponen yang diukur. Multimeter memiliki bagian-bagian penting.
Diantara adalah:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Tombol pengatur nol Ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC Volt (DCV)
7. Batas ukur AC Volt (ACV)
8. Batas ukur Ampere meter DC (DCmA)
9. Lubang positif (+)
10. Lubang negative (-)
11. Sakalar pemilih
5
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Menggunakan Multimeter
1. Voltmeter
a. Penggunaan dipasang parallel dengan komponen yang akan diukur
tegangannya.
b. Perhatikan jenis tegangannnya, AC atau DC.
c. Bila tidak diketahui daerah tegangan yang akan diukur, gunakan
batas ukuran yang terbesar dan gunakan volt meter yang memiliki
impedansi input tinggi.
2. Amperemeter
a. Penggunannya dipasang secara seri pada jalur yang akan diukur
arusnya.
b. Bila tidak diketahui daerah kerja arus yang akan mengalir, gunakan
daerah pengukuran terbesar dari ampere meter yang digunakan.
3. Ohmmeter
Untuk mengukur nilai hambatan, nolkan dahulu titik awal pengukuran
dengan cara menghubungkan probe kutub + dan -, lalu atur jarum
penunjuk agartepat di titik nol.
4. Menguji Transistor
Pada transistor biasanya letak kaki kolektor berada dipinggir dan diberi
tanda titik atau lingkaran kecil. Sedangkan kaki basis biasanya terletak
diantara kolektor dan emitor.
a. Transistor PNP
i. Saklar pemilih pada multimeter harus menunjuk pada
ohmmeter
ii. Praktikan harus memastikan kaki kolektor, basis, dan
emitornya
iii. Tempelkan probe positif (berwarna merah) pada basis dan
probe negative pada kolektor. Jika pada kedua pengukuran
di atas jarum bergerak, maka transistor dalam keadaan baik.
6
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
5. Menguji Resistor
Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian atau umur. Bila
resistor putus maka rangkaian elektronika yang kita buat tidak akan bias
bekerja atau mengalami cacat.
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter
b. Tempelkan masing-masing probe pada ujung-ujung resistor.
Tangan praktikan jangan sampai menyentuh kedua ujung kawat
resistor (salah satu ujung resistor boleh tersentuh asal tidak
keduanya)
c. Jika jarum bergerak maka resistor baik, jika jarum penunjuk tidak
bergerak berarti resistor putus.
6. Menguji Kondensator Elco
Sebelum dipasang pada rangkaian kapasitor harus diuji dahulu keadaanya
atau ketika membeli di took anda harus memastikan bahwa elco tersebut
dalam keadaan baik. Cara mengujinya adalah sebagai berikut:
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter
b. Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan
lurus pad salah satu kaki.
c. Tempelkan probe negative pada kaki positif (+) dan probe
positifpada kaki negative (-). Perhatikan gerak jarum penunjuk.
d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali kek kiri berarti
kondesator elco baik.
e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun
tidak penuh berarti kondensator elco agak rusak.
f. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri
berarti kondesator bocor.
g. Jika jarum tak bergerak sama sekali kondensator elco putus.
7. Menguji Dioda
7
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Menggunakan Osiloskop
a. Hidupkan osiloskop.
b. Atur fokus dan tingkatkan kecerahan gambar osiloskop.
c. Pasang kabel pengukur pada osiloskop (bias pada chanel X atau Y).
d. Atur coupling pada sisi AC.
e. Tempelkan kabel pengukur negative/ground (berwarna hitam) pada ground
yang terdapat di osiloskop.
f. Tempelkan kabel pengukur positif (biasanya berwarna merah) pada tempat
untuk mengkalibrasi yang ada pada osiloskop.
g. Putar saklar pemilih Vaiable VOLT/DIV pada 0,5 V
h. Putar saklar pemilihVariable SWEEP TIME/DIV pada 0,5 ms
i. Aturlah agar gelombang kotak yang muncul dimonitor sama dengan garis-
garis kotak yang ada pada layar monitor osiloskop dengan mengerak-
8
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
gerakan tombol merah atau kuning ang ada pada saklar pemilih Variabel
VOLT/DIV dan SWEEP TIME/DIV sehingga gelombang kotak yang ada
sebesar 0,5 Vp-p.
9
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
PERCOBAAN 2
RANGKAIAN PEMBAGI ARUS DAN PEMBAGI TEGANGAN
1. Tujuan Percobaan
2. Teori Singkat
PEMBAGI ARUS
Apabila dua resistor terpasang paralel pada titik simpul yang sama maka,
resistor paralel tersebut akan membagi arus sumber.
10
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Gambar 4.1
R1 R2
.is
Vs R1 R2 R2
i1 .is
R1 R1 R1 R2
R1 R2
.is
Vs R1 R2 R1
i2 .is
R2 R2 R1 R2
Arus yang mengalir pada resistor sebanding dengan besar tahanan lain dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor paralel tersebut.
PEMBAGI TEGANGAN
Apabila dua resistor terpasang seri, maka resistor tersebut akan membagi
tegangan sumber menjadi tegangan jatuh masing-masing resistor.
Gambar 4.2
Vs R1
v1 iR1 R1 vs
R1 R2 R1 R2
Vs R2
v2 iR2 R2 vs
R1 R2 R1 R2
Tegangan jatuh pada resistor sebanding dengan besar resistor itu sendiri dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor seri tersebut.
11
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
3. Gambar Rangkaian
Percobaan 1 : Rangkaian Pembagi Arus
Gambar 4.3
Gambar 4.4
6. Prosedur percobaan
Percobaan 1:
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 4.3.
2. Membuat nilai tahanan geser sebesar 300 .
3. Memeriksa kembali , untuk mengetahui apakah rangkaian sudah memenuhi
prosedur atau belum.
4. Menaikkan secara perlahan – lahan sumber tegangan DC dan catatlah nilai
arus multimeter 1, 2 dan 3.
Percobaan 2:
Ulangi langkah 1 s/d 4 untuk rangkaian pada gambar 4.4.
12
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
R =………
Percobaan 1:
Percobaan 2:
13
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
PERCOBAAN 3
SUPERPOSISI
1. Tujuan Percobaan
2. Teori Singkat
Prinsip superposisi menyebabkan suatu rangkaian rumit yang
memiliki sumber tegangan/arus lebih dari satu dapat dianalisis menjadi
rangkaian dengan satu sumber. Teorema ini menyatakan bahwa respon yang
terjadi pada suatu cabang, berupa arus atau tegangan, yang disebabkan oleh
beberapa sumber (arus dan/atau sumber tegangan) yang bekerja bersama-
sama, sama dengan jumlah masing-masing respon bila sumber tersebut
bekerja sendiri dengan sumber lainnya diganti oleh resistansi dalamnya.
14
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Jadi bila pada suatu rangkaian terdapat n buah sumber, maka akibat total,
berupa arus atau tegangan, pada suatu cabang dapat dituliskan sebagai
berikut:
at = a1 + a2 + .... an
dimana :
at : arus atau tegangan pada suatu cabang bila n buah sumber (sumber
arus dan/atau sumber tegangan) bekerja bersama-sama .
a1 : arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya sumber S1
yang bekerja, sedangkan sumber S2, S3, ... Sn diganti oleh resistansi
dalamnya. (sumber tegangan diganti hubung singkat dan sumber arus
diganti hubung terbuka)
a2 : arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya sumber S2
yang bekerja, sedangkan sumber S1, S3, ... Sn diganti oleh resistansi
dalamnya.
dan seterusnya hingga a ke n (an)
an : arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya sumber Sn
yang bekerja, sedangkan sumber S1, S2, ... Sn-1 diganti oleh resistansi
dalamnya.
4. Rangkaian Percobaan
15
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Gambar 5.1
gambar 5.2
5. Prosedur Percobaan
Percobaan 1 :
16
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Percobaan 2 :
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 5.2.
2. Mengukur nilai tahanan R1, R2, dan R3.
3. Memeriksa kembali rangkaian dengan teliti.
4. Mengaktifkan sumber A1. Ganti sumber A2 dengan hubung terbuka . Ukur
nilai tegangan pada R2. Catat.
5. Mengaktifkan sumber A2. Ganti sumber A1 dengan hubung terbuka . Ukur
nilai tegangan pada R2. Catat.
6. Mengaktifkan sumber A1 dan A2. Ukur nilai tegangan pada R2. Catat.
7. Mengulangi langkah 4 s/d 6 untuk nilai A1 dan A2 yang berbeda-beda
8. Mencatat nilai tegangan yang dihasilkan
R1 = ..............................
R2 = ..............................
R3 = ..............................
Percobaan 1 :
Percobaan 2 :
17
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
PERCOBAAN 4
THEVENIN DAN NORTON
1. Tujuan Percobaan
2. Teori Singkat
Teorema Thevenin
Jika suatu rangkaian linier dengan satu sumber atau lebih dan terdiri dari susunan
resistor, maka rangkaian aktif tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan Teorema Thevenin / Norton. Teorema Thevenin digunakan untuk
menyederhanakan suatu rangkaian sehingga hanya terdiri dari satu sumber bebas
tegangan dan satu buah resistansi pengganti yang terhubung seri dengan sumber
tegangan. Rangkaian pengganti Thevenin dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 6.1
18
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Teorema Norton
Teorema Norton digunakan untuk menyederhanakan suatu rangkaian sehingga
hanya terdiri dari satu sumber bebas arus dan satu buah resistansi yang terhubung
paralel dengan sumber arus. Rangkaian pengganti Norton dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar 6.2
Langkah – langkah pengerjaan untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti Norton
pada Rangkaian dengan sumber bebas DC dan elemen pasif (resistor) :
1. Mencari nilai IN , yaitu arus yang mengalir pada terminal ab saat terminal
ab hubung singkat (dengan semua sumber aktif).
2. Mencari nilai RT, Nilai resistansi pengganti pada rangkaian Norton sama
dengan rangkaian Thevenin.
Teorema Thevenin dan Norton sangat berguna untuk mencari arus pada beban R L
yang berubah-ubah
19
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
1. Power Supply DC
2. Ohm Meter
3. Volt Meter
4. Ampere Meter
5. Kabel penghubung
4. Rangkaian Percobaan
Rangkaian Dasar Mencari RT
Gambar 6.3
Rangkaian Dasar Mencari VT
Gambar 6.4
Rangkaian Dasar Mencari IN
Gambar 6.4
Rangkaian Dasar Mencari IL
20
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Gambar 6.5
Rangkaian ekivalen Thevenin
Gambar 6.6
Rangkaian ekivalen Norton
Gambar 6.7
6. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan buat rangkaian sesuai dengan urutan dari gambar 6.3 s/d
6.7
2. Memvariasikan nilai tegangan sumber dari 5 Volt sampai 25 volt. Untuk
rangkaian pada gambar 6.4 s/d 6.7
3. Memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel.
RT = ......................... k
21
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
PERCOBAAN 5
RANGKAIAN RLC
1. Tujuan Percobaan:
Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan:
1. Memahami pengertian impedansi pada rangkaian RC dan RL.
2. Memahami pengertian rektansi kapasitif dan induktif.
3. Memahami hubungan tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL.
4. Melihat beda fasa tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL.
5. Memahami pengaruh frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL.
2. Teori Singkat
Pada rangkaian dengan sumber DC elemen pasif yang ada hanya resistor. Dua
elemen yang kita jumpai pada rangkaian AC yang tak berguna untuk dipakai
dalam rangkaian DC, yaitu : kapasitor dan induktor.
Percobaan ini akan menggabungan resistor dengan kapasitor dan induktor secara
seri. Sedangkan induktor diperlukan sekali dalam rangkaian-rangkaian frekuensi
radio (RF), berfungsi sebagai choke (peredam) RF dan sebagai bagian dari
rangkaian penala.
Kapasitor
22
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Q = CV
dV
I=C
dt
Pada kapasitor arus bukan hanya sebanding dengan tegangan namun sebanding
dengan kecepatan perubahan tegangan terhadap waktu. Apabila kita memberikan
tegangan 1 volt perdetik pada kapasitor 1F maka kita akan mencatu arus sebesar 1
ampere.
Besaran kapasitor yang umum dipakai dalam satuan mikrofarad (µf) atau
pikoparad (pf). Ada 2 tipe kapasitor yang berada di pasaran yaitu tipe polar dan
nonpolar. Perbedaan keduanya terletak pada ketentuan pemasangan kaki-kaki nya.
Kapasitor elektrolit dan tantalum merupakan contoh kapasitor polar.
Induktor
Jika suatu belitan konduktor yang terdiri dari N lilitan dialiri arus maka akan
timbul induktansi. Induktansi (L) didefinisikan sebagai sifat elemen listrik yang
menghasilkan tegangan jika dialiri arus. Satuan untuk induktansi adalah Henry
(H). Besar tegangan yang dihasilkan oleh induktor apabila dialiri arus I adalah:
di
V L
dt
23
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Z = R + jX
1
XC = 2fc
XL = 2π f L
Pada rangkaian yang bersifat resistif murni tegangan dan arus sefasa, akan tetapi
pada rangkaian yang bersifat kapasitif akan terjadi pergeseran fasa dimana arus
90o mendahului tegangan, sedangkan pada rangkaian induktif tegangan akan
mendahului arus sebesar 90o.
Pengukuran beda fasa antar dua buah sinyal dilakukan dengan osiloskop
dengan metode “dual trace”. Caranya : sinyal pertama dihubungkan pada
kanal A, sedangkan sinyal kedua dihubungkan pada kanal B dari osiloskop.
Pada layar osiloskop akan terlihat bentuk tegangan kedua sinyal tersebut,
dimana beda fasanya dapat langsung dibaca dengan cara φ = Δt/T*360.
24
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
1. Multimeter digital
2. Function generator
3. Kabel penghubung
4. Resistor box
5. Kapasitor
6. Induktor
7. Osiloskop
4. Rangkaian Percobaan
Percobaan 1 : Rangkaian RC
Gambar 3.1
Percobaan 2 : Rangkaian RL
Gambar 3.2
25
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Gambar 3.3
5. Prosedur percobaan
Percobaan 1
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkam
2. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3.1.
3. Mengukur nilai R dan C. Catat
4. Mengubah nilai frekuensi dari function generator.
5. Memasukkan data hasil percobaan ke dalam table
6. Menggunakan osiloskop untuk melihat beda fasa diantara resistor dan
kapasitor
Percobaan 2
Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk gambar rangkaian 3.2
Percobaan 3
Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk gambar rangkaian 3.3
26
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Percobaan 2
R = ................
C = ................H
Function
VAC I VL
Generator
Percobaan 3
Function
VAC I VX
Generator
27
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
28