Anda di halaman 1dari 28

MODUL

PRAKTIKUM
RANGKAIAN
LISTRIK
DASAR
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

KATA PENGANTAR

Modul Rangkaian Listrik disusun sebagai panduan atau pegangan mahasiswa


dalam menyelesaikan Praktikum Rangkaian Listrik Dasar

Kami mencoba untuk memberikan pemahaman mata kuliah Rangkaian Listrik


melalui pelaksanaan praktikum. Peralatan yang tersedia memungkinkan untuk
menyajikan sejumlah percobaan yang lebih banyak namun dengan waktu yang
relatif singkat.

Teori-teori disajikan dengan ringkas, untuk lebih memahaminya para mahasiswa


diharapkan untuk mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan materi
praktikum.

Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih


baik terhadap materi mata kuliah Rangkaian Listrik

Bandar Lampung, 3 September 2019


Lab Elektro

Zulmiftah Huda, S.T., M.Eng.

2
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Hal.
Kata pengantar................................................................................................. 2
Daftar isi.......................................................................................................... 3
Format Laporan Praktikum............................................................................. 4
PERCOBAAN I MENGUJI KOMPONEN DAN MENGGUNAKAN
ALAT UKUR ..............................................................5
PERCOBAAN II RANGKAIAN PAPT..................................................11
PERCOBAAN III SUPERPOSISI............................................................15
PERCOBAAN IV THEVENIN DAN NORTON.....................................19
PERCOBAAN V KOMPONEN RLC.....................................................23

3
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM


1. Laporan ditulis pada kertas putih ukuran A4 70 gram menggunakan pena
warna biru.
2. Margin untuk penulisan laporan adalah : Batas Kiri 4 cm, Batas Kanan 3
cm, Batas Atas 3 cm, dan Batas Bawah 3 cm.

3. Grafik dari data hasil percobaan digambarkan pada kertas grafik (milimeter
blok).

4. Sampul untuk penjilidan diinformasikan kemudian.

5. Sampul Muka dan halaman muka masing-masing percobaan diberikan sampul


berwarna sesuai dengan ketentuan yang akan diinformasikan kemudian.

4
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

PERCOBAAN 1
MENGUJI KOMPONEN DAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR

Tujuan

1. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur multimeter dan osiloskop


dengan baik
2. Mahasiswa dapat menguji/mengetes kondisi suatu komponen elektronika

Teori Dasar

Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai untuk menguji atau
mengukur suatu komponen, mengetahui kedudukan kaki-kai komponen, dan besar
nilai komponen yang diukur. Multimeter memiliki bagian-bagian penting.
Diantara adalah:

1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Tombol pengatur nol Ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC Volt (DCV)
7. Batas ukur AC Volt (ACV)
8. Batas ukur Ampere meter DC (DCmA)
9. Lubang positif (+)
10. Lubang negative (-)
11. Sakalar pemilih

5
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Gamar 1.1 Multimeter

Menggunakan Multimeter

Keterampilan menggunakan alat ukur akan menentukan keberhasilan dan


ketepatan pengukuran

Berikut ini beberapa ketentuan untuk menggunakan multimeter

1. Voltmeter
a. Penggunaan dipasang parallel dengan komponen yang akan diukur
tegangannya.
b. Perhatikan jenis tegangannnya, AC atau DC.
c. Bila tidak diketahui daerah tegangan yang akan diukur, gunakan
batas ukuran yang terbesar dan gunakan volt meter yang memiliki
impedansi input tinggi.
2. Amperemeter
a. Penggunannya dipasang secara seri pada jalur yang akan diukur
arusnya.
b. Bila tidak diketahui daerah kerja arus yang akan mengalir, gunakan
daerah pengukuran terbesar dari ampere meter yang digunakan.
3. Ohmmeter
Untuk mengukur nilai hambatan, nolkan dahulu titik awal pengukuran
dengan cara menghubungkan probe kutub + dan -, lalu atur jarum
penunjuk agartepat di titik nol.

4. Menguji Transistor
Pada transistor biasanya letak kaki kolektor berada dipinggir dan diberi
tanda titik atau lingkaran kecil. Sedangkan kaki basis biasanya terletak
diantara kolektor dan emitor.
a. Transistor PNP
i. Saklar pemilih pada multimeter harus menunjuk pada
ohmmeter
ii. Praktikan harus memastikan kaki kolektor, basis, dan
emitornya
iii. Tempelkan probe positif (berwarna merah) pada basis dan
probe negative pada kolektor. Jika pada kedua pengukuran
di atas jarum bergerak, maka transistor dalam keadaan baik.

6
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Sedangkan bila salah satu pengukuran jarum tidak


bergerak, maka transistor dalam keadaan rusak.
b. Transistor NPN
Tempelkan probe negative pada basis dan probe positif pada
kolektor. Jika jarum bergerak, pindahkan probe positif pada emitor.
Jika pada keduanya pengukuran diatas jarum bergerak, maka
transistor dalam keadaan baik. Sedangkan bila pada salah satu
pengkuran jarum tidak bergerak, maka transistor dalam keadaan
rusak.

5. Menguji Resistor
Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian atau umur. Bila
resistor putus maka rangkaian elektronika yang kita buat tidak akan bias
bekerja atau mengalami cacat.
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter
b. Tempelkan masing-masing probe pada ujung-ujung resistor.
Tangan praktikan jangan sampai menyentuh kedua ujung kawat
resistor (salah satu ujung resistor boleh tersentuh asal tidak
keduanya)
c. Jika jarum bergerak maka resistor baik, jika jarum penunjuk tidak
bergerak berarti resistor putus.
6. Menguji Kondensator Elco
Sebelum dipasang pada rangkaian kapasitor harus diuji dahulu keadaanya
atau ketika membeli di took anda harus memastikan bahwa elco tersebut
dalam keadaan baik. Cara mengujinya adalah sebagai berikut:
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter
b. Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan
lurus pad salah satu kaki.
c. Tempelkan probe negative pada kaki positif (+) dan probe
positifpada kaki negative (-). Perhatikan gerak jarum penunjuk.
d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali kek kiri berarti
kondesator elco baik.
e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun
tidak penuh berarti kondensator elco agak rusak.
f. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri
berarti kondesator bocor.
g. Jika jarum tak bergerak sama sekali kondensator elco putus.
7. Menguji Dioda

7
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.


b. Tempelkan probe positif pada kurub katoda dan tempelkan probe
negative pada kutub anoda. Perhatikan jarum penunjuk, jika
bergerak berarti diode baik sedangakanjika diam berarti putus.
c. Selanjutnya dibalik tempelkan probe negative pada kutub katoda
dan tempelkan probe positif pada kutub anoda. Perhatikan jarum
penunjuk, jika jarum diam berarti dioda baik sedangkan jika
bergerak berarti diode rusak.

Menggunakan Osiloskop

Osiloskop dapat mengukur tegangan AC dan DC serta memperlihatkan bentuk


gelombangnya. Sebelum menggunakan osiloskop adalah penting untuk
mengkalibrasi osiloskop.

Gambar 1.2 Osiloskop.

Cara mengkalibrasi osiloskop adalah sebagai berikut:

a. Hidupkan osiloskop.
b. Atur fokus dan tingkatkan kecerahan gambar osiloskop.
c. Pasang kabel pengukur pada osiloskop (bias pada chanel X atau Y).
d. Atur coupling pada sisi AC.
e. Tempelkan kabel pengukur negative/ground (berwarna hitam) pada ground
yang terdapat di osiloskop.
f. Tempelkan kabel pengukur positif (biasanya berwarna merah) pada tempat
untuk mengkalibrasi yang ada pada osiloskop.
g. Putar saklar pemilih Vaiable VOLT/DIV pada 0,5 V
h. Putar saklar pemilihVariable SWEEP TIME/DIV pada 0,5 ms
i. Aturlah agar gelombang kotak yang muncul dimonitor sama dengan garis-
garis kotak yang ada pada layar monitor osiloskop dengan mengerak-

8
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

gerakan tombol merah atau kuning ang ada pada saklar pemilih Variabel
VOLT/DIV dan SWEEP TIME/DIV sehingga gelombang kotak yang ada
sebesar 0,5 Vp-p.

Menggunakan Sinyal generator

Sinyal generator dapat menghasilkan sinyal yang berupa tegangan DC ataupun


tegangan AC yang frekuensi dan amplitudonya dapat kita atur. Bagian yang
menghasilkan tegangan DC dinamakan DC Power. Keluarannya terdiri dari +5 V,-
5 V, 0 ~+15 V dan 0 ~-15 V.

Pada bagian yang menghasilkan sinyal AC dinamakan FUNCTION


GENERATOR. Pada bagian ini tombol frequency berguna untuk mengatur
frekuensi sinyal keluaran. Sedangkan tombol amplitude berguna untuk mengatur
amplitude sinyal keluaran. Sinyal keluaran dapat diatur apakah sinyal kotak,
segitiga atau sinyal yang berbentuk sinusoidal melalui tombol function.

9
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

PERCOBAAN 2
RANGKAIAN PEMBAGI ARUS DAN PEMBAGI TEGANGAN

1. Tujuan Percobaan

Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan:


Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip pembagi tegangan.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip pembagi arus.

2. Teori Singkat

PEMBAGI ARUS

Apabila dua resistor terpasang paralel pada titik simpul yang sama maka,
resistor paralel tersebut akan membagi arus sumber.

10
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Gambar 4.1

R1 R2
.is
Vs R1  R2 R2
i1    .is
R1 R1 R1  R2
R1 R2
.is
Vs R1  R2 R1
i2    .is
R2 R2 R1  R2

Arus yang mengalir pada resistor sebanding dengan besar tahanan lain dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor paralel tersebut.
PEMBAGI TEGANGAN

Apabila dua resistor terpasang seri, maka resistor tersebut akan membagi
tegangan sumber menjadi tegangan jatuh masing-masing resistor.

Gambar 4.2

Vs R1
v1  iR1  R1  vs
R1  R2 R1  R2

Vs R2
v2  iR2  R2  vs
R1  R2 R1  R2

Tegangan jatuh pada resistor sebanding dengan besar resistor itu sendiri dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor seri tersebut.

3. Alat dan Bahan


1. Multimeter digital
2. Sumber tegangan DC
3. Kabel penghubung
4. Tahanan geser/ hambatan geser

11
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

3. Gambar Rangkaian
Percobaan 1 : Rangkaian Pembagi Arus

Gambar 4.3

Percobaan 2 : Rangkaian Pembagi Tegangan

Gambar 4.4

6. Prosedur percobaan
Percobaan 1:
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 4.3.
2. Membuat nilai tahanan geser sebesar 300  .
3. Memeriksa kembali , untuk mengetahui apakah rangkaian sudah memenuhi
prosedur atau belum.
4. Menaikkan secara perlahan – lahan sumber tegangan DC dan catatlah nilai
arus multimeter 1, 2 dan 3.
Percobaan 2:
Ulangi langkah 1 s/d 4 untuk rangkaian pada gambar 4.4.

7. Data hasil percobaan

Masukkan nilai – nilai berikut pada table di bawah ini :


R =………

12
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

R =………
Percobaan 1:

Vsumber I1 (Amp) I2 (Amp) I3 (Amp)

Percobaan 2:

Vsumber I (Amp) V1 (Volt) V2 (Volt)

13
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

PERCOBAAN 3
SUPERPOSISI

1. Tujuan Percobaan

Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan:


1. Memahami teorema superposisi
2. Mampu menggunakan teorema superposisi pada rangkaian dengan
sumber arus dan tegangan

2. Teori Singkat
Prinsip superposisi menyebabkan suatu rangkaian rumit yang
memiliki sumber tegangan/arus lebih dari satu dapat dianalisis menjadi
rangkaian dengan satu sumber. Teorema ini menyatakan bahwa respon yang
terjadi pada suatu cabang, berupa arus atau tegangan, yang disebabkan oleh
beberapa sumber (arus dan/atau sumber tegangan) yang bekerja bersama-
sama, sama dengan jumlah masing-masing respon bila sumber tersebut
bekerja sendiri dengan sumber lainnya diganti oleh resistansi dalamnya.

Ketika menentukan arus atau tegangan dari satu sumber tertentu,


semua tegangan bebas digantikan dengan hubung singkat dan semua
sumber arus bebas digantikan dengan hubung terbuka. Tegangan
dependen tidak mengalami perubahan. Prinsip superposisi ini dapat
diperluas untuk sumber yang bolak-balik, namun hanya berlaku pada
rangkaian yang linear.

14
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Jadi bila pada suatu rangkaian terdapat n buah sumber, maka akibat total,
berupa arus atau tegangan, pada suatu cabang dapat dituliskan sebagai
berikut:
at = a1 + a2 + .... an

dimana :
at : arus atau tegangan pada suatu cabang bila n buah sumber (sumber
arus dan/atau sumber tegangan) bekerja bersama-sama .
a1 : arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya sumber S1
yang bekerja, sedangkan sumber S2, S3, ... Sn diganti oleh resistansi
dalamnya. (sumber tegangan diganti hubung singkat dan sumber arus
diganti hubung terbuka)
a2 : arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya sumber S2
yang bekerja, sedangkan sumber S1, S3, ... Sn diganti oleh resistansi
dalamnya.
dan seterusnya hingga a ke n (an)
an : arus atau tegangan pada suatu cabang tersebut bila hanya sumber Sn
yang bekerja, sedangkan sumber S1, S2, ... Sn-1 diganti oleh resistansi
dalamnya.

3. Alat dan Bahan


1. Sumber DC 2 buah
2. Resistor geser 3 buah
3. Ampermeter
4. Voltmeter
5. Kabel penghubung

4. Rangkaian Percobaan

Percobaan 1 : Rangkaian Dua Sumber Tegangan

15
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Gambar 5.1

Percobaan 2 : Rangkaian Dua Sumber Arus

gambar 5.2

5. Prosedur Percobaan

Percobaan 1 :

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 5.1


2. Mengukur nilai tahanan R1, R2, dan R3
3. Memeriksa kembali rangkaian dengan teliti
4. Mengaktifkan sumber V1. Ganti sumber V2 dengan hubung singkat . Ukur
nilai arus pada R3. Catat.
5. Mengaktifkan sumber V2. Ganti sumber V1 dengan hubung singkat . Ukur
nilai arus pada R3. Catat.
6. Mengaktifkan Sumber V1 dan V2. Ukur nilai arus pada R3. Catat.
7. Mengulangi langkah 4 s/d 6 untuk nilai V1 dan V2 yang berbeda-beda
8. Mencatat nilai arus yang dihasilkan

16
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Percobaan 2 :
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 5.2.
2. Mengukur nilai tahanan R1, R2, dan R3.
3. Memeriksa kembali rangkaian dengan teliti.
4. Mengaktifkan sumber A1. Ganti sumber A2 dengan hubung terbuka . Ukur
nilai tegangan pada R2. Catat.
5. Mengaktifkan sumber A2. Ganti sumber A1 dengan hubung terbuka . Ukur
nilai tegangan pada R2. Catat.
6. Mengaktifkan sumber A1 dan A2. Ukur nilai tegangan pada R2. Catat.
7. Mengulangi langkah 4 s/d 6 untuk nilai A1 dan A2 yang berbeda-beda
8. Mencatat nilai tegangan yang dihasilkan

6. Data Hasil Percobaan

R1 = ..............................
R2 = ..............................
R3 = ..............................

Percobaan 1 :

V1 AKTIF V2 AKTIF V1 & V2 AKTIF


V1 A V2 A V1 & V2 A

Percobaan 2 :

A1 AKTIF A2 AKTIF A1 & A2 AKTIF


A1 V A2 V A1 & A2 V

17
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

PERCOBAAN 4
THEVENIN DAN NORTON

1. Tujuan Percobaan

Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan:


1. Memahami Teorema Thevenin dan Norton pada Rangkaian DC
2. Mampu Membuat Rangkaian Pengganti Thevenin dan Norton

2. Teori Singkat

Teorema Thevenin
Jika suatu rangkaian linier dengan satu sumber atau lebih dan terdiri dari susunan
resistor, maka rangkaian aktif tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan Teorema Thevenin / Norton. Teorema Thevenin digunakan untuk
menyederhanakan suatu rangkaian sehingga hanya terdiri dari satu sumber bebas
tegangan dan satu buah resistansi pengganti yang terhubung seri dengan sumber
tegangan. Rangkaian pengganti Thevenin dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 6.1

18
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Langkah – langkah pengerjaan untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti


Thevenin pada Rangkaian dengan sumber bebas DC dan elemen pasif (resistor) :

1. Mencari nilai VT , yaitu tegangan pada terminal ab saat terminal ab hubung


terbuka (dengan semua sumber aktif).
2. Mencari nilai RT, yaitu resitansi pengganti dari semua resistansi rangkaian.
Caranya ialah dengan menonaktifkan semua sumber dimana sumber arus
diganti dengan hubung terbuka dan sumber tegangan dengan hubung
singkat dan dilihat dari terminal ab ke arah rangkaian.

Teorema Norton
Teorema Norton digunakan untuk menyederhanakan suatu rangkaian sehingga
hanya terdiri dari satu sumber bebas arus dan satu buah resistansi yang terhubung
paralel dengan sumber arus. Rangkaian pengganti Norton dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Gambar 6.2
Langkah – langkah pengerjaan untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti Norton
pada Rangkaian dengan sumber bebas DC dan elemen pasif (resistor) :
1. Mencari nilai IN , yaitu arus yang mengalir pada terminal ab saat terminal
ab hubung singkat (dengan semua sumber aktif).
2. Mencari nilai RT, Nilai resistansi pengganti pada rangkaian Norton sama
dengan rangkaian Thevenin.

Teorema Thevenin dan Norton sangat berguna untuk mencari arus pada beban R L
yang berubah-ubah

3. Alat dan Bahan

19
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

1. Power Supply DC
2. Ohm Meter
3. Volt Meter
4. Ampere Meter
5. Kabel penghubung

4. Rangkaian Percobaan
Rangkaian Dasar Mencari RT

Gambar 6.3
Rangkaian Dasar Mencari VT

Gambar 6.4
Rangkaian Dasar Mencari IN

Gambar 6.4
Rangkaian Dasar Mencari IL

20
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Gambar 6.5
Rangkaian ekivalen Thevenin

Gambar 6.6
Rangkaian ekivalen Norton

Gambar 6.7

6. Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan buat rangkaian sesuai dengan urutan dari gambar 6.3 s/d
6.7
2. Memvariasikan nilai tegangan sumber dari 5 Volt sampai 25 volt. Untuk
rangkaian pada gambar 6.4 s/d 6.7
3. Memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel.

7. Data hasil percobaan

RT = ......................... k

21
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Rangkaian Dasar R. Thevenin R. Norton

VS VT IN IL (mA) IL (mA) IL (mA)


(Volt) (Volt) (mA) RL =1kΩ RL =5kΩ RL=1kΩ RL =5kΩ RL=1kΩ RL =5kΩ

PERCOBAAN 5
RANGKAIAN RLC

1. Tujuan Percobaan:
Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan:
1. Memahami pengertian impedansi pada rangkaian RC dan RL.
2. Memahami pengertian rektansi kapasitif dan induktif.
3. Memahami hubungan tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL.
4. Melihat beda fasa tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL.
5. Memahami pengaruh frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL.

2. Teori Singkat

Pada rangkaian dengan sumber DC elemen pasif yang ada hanya resistor. Dua
elemen yang kita jumpai pada rangkaian AC yang tak berguna untuk dipakai
dalam rangkaian DC, yaitu : kapasitor dan induktor.

Percobaan ini akan menggabungan resistor dengan kapasitor dan induktor secara
seri. Sedangkan induktor diperlukan sekali dalam rangkaian-rangkaian frekuensi
radio (RF), berfungsi sebagai choke (peredam) RF dan sebagai bagian dari
rangkaian penala.

Kapasitor

Kapasitor adalah elemen yang terbentuk apabila dua buah piringan/lempengan


konduktor dipisahkan oleh bahan non konduktor ( bahan dielektrik). Kapasitor
mempunyai kemampuan untuk menyimpan muatan listrik, dan besarnya

22
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

kemampuan untuk menyimpan muatan disebut kapasitansi (C) dengan satuan


Farad (F).

Hubungan antara kapasitor dan tegangan adalah:

Q = CV

Besar arus yang mengalir adalah :

dV
I=C
dt

Pada kapasitor arus bukan hanya sebanding dengan tegangan namun sebanding
dengan kecepatan perubahan tegangan terhadap waktu. Apabila kita memberikan
tegangan 1 volt perdetik pada kapasitor 1F maka kita akan mencatu arus sebesar 1
ampere.

Besaran kapasitor yang umum dipakai dalam satuan mikrofarad (µf) atau
pikoparad (pf). Ada 2 tipe kapasitor yang berada di pasaran yaitu tipe polar dan
nonpolar. Perbedaan keduanya terletak pada ketentuan pemasangan kaki-kaki nya.
Kapasitor elektrolit dan tantalum merupakan contoh kapasitor polar.

Induktor

Jika suatu belitan konduktor yang terdiri dari N lilitan dialiri arus maka akan
timbul induktansi. Induktansi (L) didefinisikan sebagai sifat elemen listrik yang
menghasilkan tegangan jika dialiri arus. Satuan untuk induktansi adalah Henry
(H). Besar tegangan yang dihasilkan oleh induktor apabila dialiri arus I adalah:

di
V L
dt

Induktor diperlukan sekali dalam rangkaian-rangkaian frekuensi radio (RF),


berfungsi sebagai choke (peredam) RF dan sebagai bagian dari rangkaian penala.

IMPEDANSI DAN REAKTANSI

23
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Rangkaian-rangkaian dengan kapasitor dan induktor lebih rumit dibandingkan


dengan rangkaian resistif. Karena rangkaian ini dicatu oleh sumber sinusoidal
(AC) yang bergantung pada frekuensi. Pada rangkaian kombinasi resistor dan
kapasitor (RC) maupun kombinasi resistor dan induktor (RL), nilai tahanan
disebut dengan impedansi (Z). Impedansi merupakan penjumlahan dari nilai
resistansi dan reaktansi.

Z = R + jX

Reaktansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan AC disebut reaktansi kapasitif


dengan symbol “XC” yang besarnya ditentukan oleh

1
XC = 2fc

Sedangkan untuk induktor disebut reaktansi induktif dan besarnya adalah

XL = 2π f L

Tegangan dan Arus

Pada rangkaian yang bersifat resistif murni tegangan dan arus sefasa, akan tetapi
pada rangkaian yang bersifat kapasitif akan terjadi pergeseran fasa dimana arus
90o mendahului tegangan, sedangkan pada rangkaian induktif tegangan akan
mendahului arus sebesar 90o.

Mengukur Beda Fasa

Pengukuran beda fasa antar dua buah sinyal dilakukan dengan osiloskop
dengan metode “dual trace”. Caranya : sinyal pertama dihubungkan pada
kanal A, sedangkan sinyal kedua dihubungkan pada kanal B dari osiloskop.
Pada layar osiloskop akan terlihat bentuk tegangan kedua sinyal tersebut,
dimana beda fasanya dapat langsung dibaca dengan cara φ = Δt/T*360.

3. Alat dan Bahan

24
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

1. Multimeter digital
2. Function generator
3. Kabel penghubung
4. Resistor box
5. Kapasitor
6. Induktor
7. Osiloskop

4. Rangkaian Percobaan

Percobaan 1 : Rangkaian RC

Gambar 3.1

Percobaan 2 : Rangkaian RL

Gambar 3.2

Percobaan 3 : Rangkaian RLC

25
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Gambar 3.3
5. Prosedur percobaan
Percobaan 1
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkam
2. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3.1.
3. Mengukur nilai R dan C. Catat
4. Mengubah nilai frekuensi dari function generator.
5. Memasukkan data hasil percobaan ke dalam table
6. Menggunakan osiloskop untuk melihat beda fasa diantara resistor dan
kapasitor

Percobaan 2
Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk gambar rangkaian 3.2

Percobaan 3
Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk gambar rangkaian 3.3

6. Data hasil percobaan


Percobaan 1 :
R = ................
C = ................F
Function
VAC I VC
Generator

26
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Percobaan 2
R = ................
C = ................H

Function
VAC I VL
Generator

Percobaan 3

Function
VAC I VX
Generator

27
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

28

Anda mungkin juga menyukai