PENDAHULUAN
1
kinerja dan kapasitas karyawan yang terus-menerus. Juga melibatkan kepastian secara terus-
menerus bahwa karyawan memiliki pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaannya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama bekerja.
2. Mendorong karyawan agar lebih bertanggung jawab dalam pekerjaan.
3. Untuk membedakan karyawan yang satu dan yang lainnya.
4. Meningkatkan motivasi kerja.
5. Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
gaji,insentif,kompensasi dan berbagai imbalan lain.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Wawancara penilaian adalah suatu wawancara dimana penyelia dan bawahan meninjau
kembali penilaian tertentu dan membuat rencana untuk mengoreksi kekurangan dan menambah
kekuatan. Inti dari filosofi ini adalah pemikiran bahwa setiap karyawan harus secara terus-
menerus meningkatkan kinerjanya, dari satu periode penilaian ke periode penilaian berikutnya.
Manajemen kinerja sangat penting dalam proses ini karena ia mengasolidasikan penetapan
tujuan, penilaian, pengembangan kinerja menjadi sistem tunggal bersama, yang tujuannya adalah
memastikan bahwa kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan (perbaikan yang
terus-menerus).
Ada beberapa alasan untuk menilai kinerja bawahan, yakni :
a. Penilaian harus memainkan peran yang terintegrasi dalam proses manajemen kinerja
pengusaha.
b. Penilaian memungkinkan atasan dan bawahan menyusun sebuah rencana untuk
mengoreksi semua kekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk menegaskan
hal-hal yang telah dilakukan dengan benar oleh bawahan.
c. Penilaian harus melayani tujuan perencanaan karir dengan memberikan kesempatan
meninjau rencana karir karyawan dengan memerhatikan kekuatan dan kelemahannya
secara spesifik. Akhirnya, penilaian hampir selalu berdampak pada keputusan
peningkatan gaji dan promosi.
a. Kinerjanya memuaskan. Karyawan yang dapat dipromosikan adalah yang termudah dari
empat wawancara penilaian.
3
c. Kinerja seseorang tidak memuaskan tapi dapat dikoreksi
a. Bicara berdasarkan data kerja yang objektif. Gunakan cotoh-contoh seperti ketidak
hadiran, waktu tunda, catatan kualitas, laporan inspeksi, daftar hadir, sampah atau sisa,
pemprosesan pesanan, catatan produktivitas, materi yang telah digunakan, atau
dikonsumsi, waktu pelaksanaan tugas-tugas atau proyek, kontrol atau penguragan biaya,
jumlah kesalahan, biaya dibandingkan terhadap anggaran, komentar pelanggan, produk
yang dikembalikan, waktu pemprosesan pesanan, tingkat persediaan/inventori dan
akurasi, catatan kecelakaan,dll.
b. Jangan terlalu pribadi. Jangan kataan “Anda terlalu lamban membuat laporan itu”.
Sebagai gantinya, coba bandingkan kinerja seseorang terhadap standarnya.
c. Mendorong untuk bicara. Stop dan dengarkan apa yang sedang dikatakan orang lain,
ajukan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang Anda pikir dapat kita lakukan untuk
meningatkan situasi ?”
d. Jangan berbelit-belit. Jangan terlalu pribadi, tapi pastikan orang yang meninggalkan
ruangan tahu secara spesifik apa yang telah dilakukannya dengan benar dan salah.
Bawahan menunjukkan kepuasan dengan wawancara penilaian mereka bergantung pada faktor-
faktor seperti :
Tapi, tentu saja kita sebagai manajer SDM tidak hanya ingin bawahan puas dengan wawancara
penilaian mereka. Tujuan utama kita adalah membuat mereka meningkatkan kinerja mereka
selanjutnya. Bagaimanapun, menyediakan pengembangan dan dukungan yang diperlukan bagi
perubahan adalah hal yang sangat penting.
Langkah paling penting dalam proses penilaian adalah mendiskusikan dengan karyawan.
Agar panilaian dapat berjalan secara efektif maka penilaian harus mencakup umpan balik bagi
4
karyawan tentang kinerjanya, umpan balik ini lazim meliputi komunikasi lisan selama
wawancara yang direncanakan. Wawancara akan efektif tergantung pada tiga faktor, yaitu:
– Pengukuran; menilai hasil diantara target dan standar yang telah disetujui.
5
– Pertukaran pandangan; memastikan bahwa wawancara tetap melibatkan
pertukaran pandangan yang menyeluruh, terus terang dan tentang apa yang telah
diperoleh, apa yang perlu dilaksanakan dan apa yang orang yang dinilai pikirkan
tentang pekerjaannya, jalan yang memandu dan yang mengatur mereka serta
aspirasi mereka.
– Persetujuan; secara bersama datang pada suatu pemahaman tentang apa yang telah
dilaksanakan oleh kedua belah pihak untuk meningkatkan kinerja dan menangani
permasalahan pekerjaan apapun yang diangkat selama diskusi tersebut.
Waktu yang diperlukan untuk wawancara tidak dapat diperkirakan secara tepat, namun
dapat dirancang. Hal ini sangat tergantung dari keterampilan menggali informasi yang ingin
diketahui atau diperoleh oleh seorang manajer/penyelia untuk meyakinkan apa yang didengar
dan menggambarkan kenyataan yang ada. Di samping wawancara tersebut sangat menyita waktu
manajer, maka dari beberapa penelitian lama wawancara tersebut sekitar 1 sampai 2 jam cukup
untuik mendapatkan informasi yang diperlukan guna evaluasi kinerja.
• Mengumpulkan data
Pelajari uraian pekerjaan karyawan yang akan dinilai, bandingkan prestasinya dengan
standar dan lihat arsip penilaian prestasi sebelumnya.
6
Beritahu beberapa hari sebelumnya, baca uraian pekerjaan, analisis masalah dan susun
pertanyaan serta komentar.
Pilihlah waktu yang tepat sehingga penilai tidak terganggu oleh panggilan telepon atau
tamu.
7
1) Pemilihan waktu sering tidak tepat.
2) Ketidaknyamanan.
3) Kekurangan ketrampilan.
• Berkurangnya kerjasama.
• Ketidak populeran.
• Tuduhan balik.
• Konfrontasi.
• Ancaman mundur.
• Mengundurkan diri
8
b. Tell and listen (memberitahu dan mendengarkan)
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengkomunikasikan evaluasi dan mendapatkan
reaksi dari bawahan terhadap hasil evaluasi. Keahlian yang dibutuhkan pada pendekatan ini
adalah mendengarkan secara aktif dan menyelidiki dengan penuh pertimbangan. Pendekatan tell
and listen bekerja dengan baik bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan tinggi untuk
berpartisipasi dalam pekerjaan, orang-orang yang merasa bahwa atasan tidak memahami
pekerjaan mereka, dll. Keuntungan dari pendekatan ini yaitu bahwa interviewer mungkin dapat
mempelajari hal-hal tentang interviewee dan pekerjaan interviewee yang memperluas
pemahaman interviewer tentang mengapa interviewee menunjukkan apa yang mereka kerjakan.
Pendekatan listen and tell merupakan variasi dari pendekatan tell and listen. Dalam
pendekatan ini manajer/supervisor/supervisor tidak memulai wawancara dengan evaluasi tetapi
mungkin dimulai oleh bawahan. Struktur atau pendekatan ini didesain bagi orang-orang yang
memperkenalkan masalah yang penting bagi mereka, khususnya dalam hal pekerjaan, dan juga
untuk menghindari peran partisipasi bawahan yang dilakukan hanya karena sebuah reaksi
defensif pada evaluasi interviewer. Keterampilan yang diperlukan dalam jenis wawancara ini
adalah mendengarkan aktif, terampil menyelidik dengan penuh pertimbangan, dan persuasi. Ada
variabel penting yang mempengaruhi wawancara dengan pendekatan ini yaitu hubungan saling
percaya antara manajer/supervisor/supervisor dengan bawahan, karena terkadang bawahan
enggan mengekspos kelemahan atau masalah dengan orang-orang yang lebih tinggi dalam
organisasi demi menjaga citra positif. Hal yang ditekankan adalah terlepas dari struktur yang
digunakan, maka manajer/supervisor/supervisor harus siap untuk memberikan evaluasi pada
bawahan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hampir semua perusahaan memiliki perangkat penilaian baik formal maupun informal
untuk menilai kinerja karyawan mereka. Penilaian kinerja berarti melakukan evaluasi pada
kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relatif terhadap standar kinerjanya. Kita
mendefinisikan manajemen kinerja sebagai proses mengonsolidasikan penetapan tujuan,
penilaian kinerja, dan pengembangan ke dalam sistem tunggal bersama, yang tujuannya adalah
memastikan bahwa kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan. Manajemen
kinerja termasuk praktik-praktik tempat manajer mendefinisikan tujuan dan pekerjaan karyawan,
mengembangkan kemampuan karyawan, dan mengevaluasi dan memberikan penghargaan pada
usaha-usaha seseorang. Pengusaha harus memutuskan dengan pasti kategori kinerja untuk
diukur. Ide dari penilaian berdasarkan pada kompetensi adalah fokus pada tingkat di mana
karyawan menunjukkan kompetensi pada hal-hal yang dianggap penting oleh pengusaha pada
pekerjaan tersebut. Pengusaha mungkin juga ingin menilai karyawan berdasarkan pada tingkat di
mana mereka mencapai sasarannya
Ada tiga tipe wawancara penilaian: kinerja tidak memuaskan tapi dapat dikoreksi, memuaskan
tapi tidak dapat dipromosikan, dan memuaskan dapat dipromosikan. Untuk membawa
perusahaan yang konstruktif dalam perilaku bawahan, upayakan mereka berbicara dalam
wawancara. Gunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, nyatakan pertanyaan berkaitan dengan
masalah-masalah, gunakan pertanyaan perintah, gunakan pertanyaan untuk mencoba memahami
perasaan yang mendasari apa yang dikatakan oleh seseorang, dan nyatakan kembali poin terakhir
seseorang dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, jangan lakukan semua percakapan, jangan
gunakan pertanyaan yang memojokkan, jangan menghakimi, jangan memberikan nasihat yang
tidak dibutuhkan.
10
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Website :
http://ymilocoffe.blogspot.co.id./2013/01/kinerja-dan-penilaian-prestasi.html
http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penggunaan-wawancara-
kinerja.html
http://devisimpuru.blogspot.co.id/2011/09/manajemen-dan-penilaian-kinerja.html
12