Sebuah Studi Klinis dari Kegunaan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) Sebagai

Alat Diagnostik pada Limfadenopati Servikal

Latar Belakang : Limfadenopati servikal merupakan salah satu presentasi paling umum
pada penyakit inflamasi dan neoplastik. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) adalah
metode diagnostik yang digunakan untuk mengambil sampel yang membengkak di berbagai
bagian tubuh. Ini adalah teknik OPD sederhana, mudah, cepat, murah dan kurang invasif
untuk mengetahui etiologi limfadenopati servikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi keakuratan diagnosis dari Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) pada
limfadenopati servikal.

Metode : Penelitian ini menggunakan 50 pasien dari departemen rawat jalan

bedah dengan limfadenopati servikal. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
dilakukan sitologi aspirasi jarum harus pada semua pasien. Diagnosis kemudian
dibandingkan dengan biopsi eksisi sebagai gold standard dan pemeriksaan histopatologi
berdasarkan standar metode statistik.

Hasil : Di antara 50 pasien yang diteliti, 31 orang laki-laki dan 19 orang

perempuan. Menurut diagnosis histopatologi pada 50 kasus, pasien yang didiagnosis
memiliki lesi jinak sebanyak 28 kasus (56%), dan lesi ganas sebanyak 22 kasus (44%). Di
antara penyebab lesi jinak, TBC merupakan penyebab paling sering (40%) diikuti dengan
reaktif peradangan nonspesifik. Di antara penyebab lesi ganas, deposit metastasis mencapai
30% diikuti oleh limfoma yang mencapai 14%. Hasil FNAC mendukung lesi jinak di 27
kasus dan kompatibel dengan legi ganas di 19 kasus. Perbandingan hasil FNAC dengan
diagnosis histopatologi dalam 46 kasus, hasil FNAC sesuai dengan hasil histopatologi dengan
akurasi 92%. Dalam satu kasus, lesi jinak didiagnosis sebagai lesi ganas dan dalam 3 kasus,
lesi ganas didiagnosis sebagai lesi jinak. Ditemukan bahwa dalam mendiagnosis lesi jinak
dan ganas, FNAC memiliki sensitivitas 96,42% dan spesifisitas 86,36%. Nilai prediksi positif
adalah 90% dan nilai prediksi negatif adalah 95%. Dari 50 pasien yang diteliti, 20 pasien
(40%) dipastikan memiliki limfadenitis TB dengan pemeriksaan histopatologis. FNAC
mendukung etiologi TB pada 14 kasus dan 6 kasus kurang terdiagnosis oleh FNAC.
Sensitivitas FNAC dalam mendiagnosis penyebab TB sebesar 70%,dengan spesifisitas 100%,
nilai prediksi positif 100%, nilai prediksi negatif 85,71%. Secara keseluruhan, sensitivitas
FNAC dalam mendiagnosis kelainan kelenjar getah bening pada servikal sebesar 92,85%,
dengan spesifisitas 87,5%, nilai prediksi positif 97,5% dan nilai prediksi negatif 70%.

Kesimpulan : Kegunaan sitologi aspirasi jarum halus dalam mengevaluasi

limfadenopati servikal telah dilakukan pada penelitian ini. Metode ini merupakan metode
yang diandalkan dan tepat karena menyebabkan komplikasi yang minimal dalam manajemen
pasien dengan limfadenopati servikal. Berbagai penyebab limfadenopati servikal ditemukan,
seperti TBC, metastasis sekunder, keganasan primer kelenjar getah bening, dan reaktif
limfadenitis nonspesifik. Penelitian ini juga mendukung fakta bahwa TBC masih merupakan
penyebab umum dari limfadenopati servikal di India.
Kata Kunci : Limfadenopati servikal, FNAC.