KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
D. Metode Penelitian.................................................................................. 3
A. Latar Belakang
Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan mendapat perhatian serius
dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh
masalah gizi terhadap pertumbuhan, perkembangan, intelektual dan produktivitas menunjukkan
besarnya peranan gizi bagi kehidupan manusia. Jika terjadi gangguan gizi, baik gizi kurang
maupun gizi lebih, pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal. Kekurangan zat gizi
menyebabkan seseorang mudah terkena infeksi dan jatuh sakit, sedangkan kelebihan zat gizi
akan meningkatkan resiko penyakit degeneratif di masa yang akan datang.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami
masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara
menyeluruh sudah muncul masalah baru yaitu berupa gizi lebih. Salah satu Salah satu kelompok
usia yang paling rentan mengalami masalah gizi ganda yaitu remaja.
Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap
energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur.
Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang, status gizi baik dan status gizi lebih.
Berdasarkan pola konsumsi makan yang tidak sama dan dipengaruhi oleh banyak hal akan
menimbulkan perbedaan asupan energi dan protein yang diterima. Kebutuhan gizi setiap orang
berbeda tergantung jenis kelamin, umur dan kondisi tubuh. Agar tubuh dapat melakukan segala
proses fisiologis untuk menjamin kelangsungan hidup, maka seseorang harus menjaga
keseimbangan kebutuhan energi. Kesalahan dalam asupan energi dan protein, dapat
menimbulkan dampak yang tidak baik pada status gizi. Status gizi selain dipengaruhi oleh pola
konsumsi energi dan zat gizi, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
diantaranya adalah jenis kelamin,pendidikan, faktor ekonomi, faktor budaya seperti kebiasaan
makan, kebiasaan konsumsi serat (buah dan sayur), aktivitas fisik, perilaku merokok, dan faktor
genetik yaitu status gizi orang tua remaja.
Pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang
dimulai 1952, telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian
merubah perilaku konsumsi masyarakat. Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh
Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four Amerika
Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an adalah : Menu makanan yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan
menu tersebut. Namun slogan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan
permasalahan gizi dewasa ini sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan visual yang sesuai
dengan kondisi saat ini. Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan konferensi
pangan sedunia di Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi,
baik kekurangan maupun kelebihan gizi (Notoatmodjo, 2011)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi fisiologi orang dewasa ?
2. Bagaimana status gizi orang dewasa ?
3. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi orang dewasa ?
4. Bagaimana kebutuhan gizi orang dewasa ?
5. Bagaimana dampak kelebihan dan kekurangan gizi pada orang dewasa ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kondisi fisiologi orang dewasa.
2. Untuk mengetahui status gizi orang dewasa.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi orang dewasa.
4. Untuk mengetahui kebutuhan gizi orang dewasa.
5. Untuk mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan gizi pada orang dewasa.
D. Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif yang mengacu kepada
berbagai sumber dan pustaka yang relevan. Makalah ini juga ditunjang oleh buku-buku yang
disesuaikan dengan materi yang kami bahas dan bahan dari internet.
BAB II
GIZI UNTUK ORANG DEWASA
Pola menu seimbang , cepat dikembangkan sejak kita lahir hingga kita dewasa atau
lansia. Menu adalah susunan makanan yang digunakan atau dikonsumsi seseorang untuk sekali
makan atau untuk sehari.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan
porsi yang sesuai. Sehingga memenuhi kebutuhan gizi guna pemeliharaan dan perbaikan
sel-sel tubuh yang rusak, dalam proses kehidupan.
Pola menu Gizi seimbang
Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar, singkong, dan lain-lain.
Lauk untuk memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok pada umumnya mempunyai rasa
netral, lebiih terasa enak seperti : lauk hewani berupa daging ayam, ikan dan lain lainl, serta
lauk nabati seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, tempe, oncom, dan lain-lain.
Sayur, yaitu untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan, karena
biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan umbian, kacang- kacangan.
Buah, untuk pencuci mulut : pepaya, nenas, pisang, jeruk dan lainnya.
Ada beberapa peran dasar yang diharapkan dapat digunakan oleh orang dewasa dan
sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna
mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal :
1. Makanlah aneka makanan yang segar
2. Konsumsilah makanan yang baik guna untuk kebutuhan energi
3. Makanlah makanan yang karbohidratnya cukup
4. Gunakan garam beryodium
5. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
6. Lakukan olah raga secara teratur
7. Hindari minuman beralkohol
8. Makanlah makanan yang sehat dan aman bagi kesehatan
9. Jangan lupa bacalah label yang dikemas.
Gambar : Buah-buahan
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila
makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Angka Kecukupan Gizi (AKG)
dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi yang optimal. Angka
Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (DRA) merupakan kecukupan
rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis. AKG ini
mencerminkan asupan rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan
perorangan/individu (Amelia, 2014).
Artritis Gout
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal
purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan
terbentuknya timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan
sendi pada lutut dan jari.
Tujuan diet artritis gout adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal,
serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin. Diet pada penderita ini rendah purin,
rendah lemak, cukup vitamin dan mineral. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada
tanda-tanda berat badan berlebih.
Kanker
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat
dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini dapat merusak jaringan tubuh sehingga
mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.
Beberapa faktor pnyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit kanker adalah :
a) Kurang nafsu makan yang disebabkan karena faktor psikologis dan lost renponse
terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan terhadap indra pengecap.
b) Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena gangguan pada saluran cerna,
gangguan absorpsi zat gizi, dan kehilangan cairan serta elektrolit karena muntah dan
diare.
c) Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
d) Peningkatan pengeluaran energi.
A. Kesimpulan
o Pada masa dewasa tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan fisik tetapi
juga mulai mengalami penurunan fungsi.
o Status gizi orang dewasa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi
normal dan gizi lebih.
o Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi orang dewasa yaitu umur, jenis
kelamin, pendapatan, pendidikan, social budaya, perilaku makan, aktivitas fisik dan
lingkungan.
o Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang, baik itu kebutuhan energi,
karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
o Dampak kelebihan gizi dapat menimbulkan kegemukan (Obesitas) dimana kegemukan
mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan berisiko untuk terjadinya penyakit
degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung
koroner, atritis, dan kanker. Sedangkan dampak kekurangan gizi pada orang dewasa yaitu
penurunan produktivitas kerja dan derajat kesehatan seperti anemia, gondok dan
kebutaan.
B. Saran
Setelah mempelajari tentang nutrisi dan gizi kita diharapkan dapat menerapkan pola
hidup yang sehat dengan mengonsumsi nutrisi atau gizi secara seimbang. Apalagi kita sebagai
calon pendidik diharapkan dapat memahami semua hal yang berkaitan dengan nutrisi dan gizi
khususnya pada mata pelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi (4thed.). PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Almatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Cakrawati, D dan Mustika, NH. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Alfabeta : Bandung
Kemenkes RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Dalam http://gizi.depkes.go.id. Diakses pada
tanggal 29 Juli 2017.
Kurniasih, E. et. al. 2006. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. PT Gramedia : Jakarta
Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. PT Rineka Cipta : Jakarta.
Sudikno, S. 2009. Status Obesitas Orang Dewasa Menurut Faktor Sosio-Demografi dan
Perilaku (Studi Kasus di Kota Depok). PGM 2005