Anda di halaman 1dari 4

Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y atau Generasi Langgas[1]) adalah

kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan
akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal
kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir
kelahiran.
Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua.
Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan
besar), tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an. Untungnya di abad ke 20 tren menuju
keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari
"baby boom echo" umumnya tidak sebesar dari masa ledakan populasi pasca Perang Dunia II.

Daftar isi

 1Karakteristik
o 1.1Pewresearch
o 1.2Livescience
 2Komentar dari berbagai tokoh
 3Definisi Jangkauan Tanggal dan Umur
 4Lihat pula
 5Referensi

Karakteristik[sunting | sunting sumber]


Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun,
generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi,
media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan
peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan.
Masa Resesi Besar (The Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang
mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan
spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.

Pewresearch[sunting | sunting sumber]


Tentang karakteristik generasi milenial ini, pada tahun 2015, Pewresearch (pewresearch.org)
pernah melansir sebuah laporan tentang generasi milenial atau gen Y ini.
1. Biro sensus di Amerika Serikat menyebutkan populasi generasi millenial pada tahun 2014 sudah
mencapai 74,8 juta jiwa. Diperkirakan pada 2015 ini jumlah populasinya akan meningkat sampai
75,3 juta jiwa dan menjadi kelompok generasi terbesar.
2. Tingkat imigrasi generasi millenial lebih tinggi dibandingkan generasi yang lain. Diperkirakan
tinggi tingkat transmigrasi akan mencapai puncaknya pada tahun 2036, yaitu sebesar 81,1 juta jiwa.

Livescience[sunting | sunting sumber]


Karakteristik generasi millenial Ada beberapa hal yang dapat mengarakteristikkan generasi millenial,
dari livescience.com.
Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today, ada sebuah studi yang
menunjukkan bahwa generasi millenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah
politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika
dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia yang sama. Studi ini
sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA
atau yang baru masuk kuliah.
Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis, dan suka
sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.
Akan tetapi, di sisi lain mereka memiliki sisi positif. Antara lain adalah generasi millenial merupakan
pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung kesetaraan hak (misalnya tentang LGBT atau kaum
minoritas). Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan
perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup. [1]
Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya menunjukkan bahwa generasi ini
menginginkan jadwal kerja yang fleksibel, lebih banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan
terbuka pada saran dan kritik, termasuk nasihat karier dari pimpinannya.

Komentar dari berbagai tokoh[sunting | sunting sumber]


Penulis William Strauss dan Neil Howe secara luas dianggap sebagai pencetus penamaan
Milenial.[2] Mereka menciptakan istilah ini pada tahun 1987, di saat anak-anak yang lahir pada tahun
1982 masuk pra-sekolah, dan saat itu media mulai menyebut sebagai kelompok yang terhubung
ke milenium baru di saat lulus SMA pada tahun tahun 2000. Mereka menulis tentang kelompok ini
dalam buku-buku mereka Generations: The History of America's Future Generations, 1584 to
2069 (1991)[3] dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).[4]
Pada bulan Agustus 1993, artikel utama majalah Advertising Age mencetuskan istilah Generasi
Y untuk menggambarkan anak anak yang masih berusia 11 tahun atau lebih muda serta remaja
yang akan datang sepuluh tahun kemudian yang didefinisikan sebagai kelompok yang berbeda dari
Generasi X.[5][6] Menurut Horovitz, pada tahun 2012, Ad Age mengakui bahwa Milenial adalah
sebuah nama yang lebih baik dari Gen Y . Pada tahun 2014, Direktur Data Strategi di Ad
Age mengatakan kepada NPR sebagai berikut "LabelGenerasi Y adalah pengganti sampai kita tahu
lebih banyak tentang mereka".[7] Milenial kadang-kadang disebut Echo Boomers,[8] karena mereka
adalah keturunan dari generasi Baby Boomer dan karena kenaikan yang signifikan dalam tingkat
kelahiran dari awal tahun 1980-an sampai pertengahan 1990-an, mirip dengan yang dialami oleh
orang tua mereka. Di Amerika Serikat, tingkat kelahiran mencapai puncaknya pada bulan agustus
1990[9][10] dan trend abad ke-20 yaitu kecenderungan menuju keluarga yang lebih kecil di negara-
negara maju terus berlanjut.[11][12] Dalam bukunya The Lucky Few : Between the Freatest Generation
and the Baby Boom, penulis Elwood Carlson menyebut kelompok ini "New Boomers".[13]
Psikolog Jean Twenge menjelaskan Millennials sebagai "Generation Me" pada tahun 2006
buku Generation Me : Why Today's Young Americans Are More Confident, Assertive, Entitled - and
More Miserable Than Ever Before, yang diperbarui pada tahun 2014.[14][15] Pada tahun 2013,
Majalah Time membuat cerita utama yang berjudul Millenials: Me Me Me
Generation.[16] Newsweek menggunakan istilah Generasi 9/11 untuk merujuk kepada orang-orang
muda yang berusia antara 10 dan 20 tahun selama tindakan teroris pada tanggal 11 September
2001. Referensi pertama untuk "Generasi 9/11" menjadi berita utama majalah Newsweek[17] terbitan
tanggal 12 November 2001. Beberapa nama alternatif untuk kelompok ini termasuk Generation
We,[18] Global Generation, Generation Next [19] dan Net Generation.[20]
Milenial di China umumnya di panggil sebagai generasi 1980-an dan 1990-an. Pada konferensi
tahun 2015 di Shanghai yang di organisir oleh University of Southern California's US-China Institute,
Milenial di China di bandingkan dengan Millenial di Amerika.[21] Ruang lingkup study meliputi
perkawinan Milenial, melahirkan anak, membesarkan anak, kehidupan dan karier serta sikap
terhadap pekerjaan suka rela dan aktivis.[22]
Sebagian kecil dari ahli demografi menggolongkan generasi Milenial di mulai dari kelahiran
pertangahan tahun 1970-an seperti Synchrony Financial yang menjabarkan Milenial dimulai dari
kelahiran tahun 1976,[23][24] Mobilize.org mendefinisikan sebagai kelahiran tahun 1976–
1996,[25] MetLife mendefinikan sebagai kelahiran tahun 1977–1994,[26] dan Nielsen Media
Research mendefinikan sebagai kelahiran tahun 1977–1995.[27][28]
Mayoritas peneliti dan ahli demografi menentukan generasi Milenial dimuali dari kelahiran awal
tahun 1980-an sampai pertengahan tahun 1990-an. Australia's McCrindle
Research[29] mendefinisikan tahun 1980–1994 sebagai tahun kelahiran Generasi Y. Sebuah
laporan PricewaterhouseCoopers[30] di tahun 2013 dan Edelman Berland[31] menggunakan tahun
1980–1995. Gallup Inc.,[32][33][34] Eventbrite[35][36] dan Dale Carnegie Training and MSW
Research[37] semuanya menggunakan tahun 1980–1996. Ernst and Young menggunakan tahun
1981–1996.[38] Manpower Group menggunakan tahun 1982–1996.[39]
Beberapa pihak lainnya menggunakan patokan batas akhir Milenial adalah kelahiran akhir tahun
1990-an atau awal tahun 2000-an. Sebuah viral video pada tahun 2017 dari BuzzFeed,
menggambarkan tujuh generasi yang hidup di Amerika, di sana generasi Milenial didefinisikan
sebagai orang yang lahir di antara tahun 1981–1997.[40] Pada acara televisi Amerika Survivor sesi
ke-33 yang berjudul Millennials vs. Gen X, kelompok Milenial didefinisikan sebagai orang yang lahir
di antara tahun 1984 and 1997.[41] Goldman Sachs,[42] Resolution Foundation,[43][44] dan sebuah cerita
utama [45] di majalah Time semuanya menggunakan tahun 1980–2000. SYZYGY, sebuah agen iklan
digital yang dimiliki sebagian oleh WPP menggunakan tahun 1981–1998,[46][47] dan lembaga United
States Census Bureau menggunakan tahun 1982–2000.[48] Pew Research Center mendefinisikan
Milenial sebagai orang yang lahir mulai dari tahun 1981, tanpa penentuan batas akhirnya.[49][50]
Ahli demografi William Straus and Neil Howe mendefinisikan Milenial adalah yang lahir antara tahun
1982–2004. Howe menjelaskan garis pemisah Milenial dengan Generasi Z bersifat "sementara"
dengan kalimat "Anda tidak dapat secara tegas menentukan garis pemisah kelompok hingga
generasi itu mencapai umur yang cukup dewasa." Howe mendefiniskan Milineal di mulai dari
kelahiran tahun 1982 hingga antara tahun 2000 - 2006.[51]
Penulis Elwood Carlson di dalam bukunya The Lucky Few: Between the Greatest Generation and
the Baby Boom yang terbit pada tahun 2008, mendefinisikan Milenial lahir di antara tahun 1983–
2001 berdasarkan lonjakan kelahiran setelah tahun 1983 dan berakhir dengan perubahan politik dan
sosial yang terjadi setelah serangan teroris 11 September. Pada tahun 2016, lembaga U.S Pirg
mendefinisikan Milenial sebagai orang yang lahir antara tahun 1983 and 2000.[52][53][54]
Karena adanya tumpang tindih penentuan definisi Gen-X dan Milenial, orang orang yang lahir di
antara akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, merasa berada di antara dua generasi.[55][56][57][58] Ada
beberapa nama yang diberikan ke kelompok ini seperti Xennials, The Lucky Ones, Generation
Catalano, dan Oregon Trail Generation.[59][60][61][62]
Penulis William Strauss dan Neil Howe percaya bahwa setiap generasi mempunyai karakteristik
umum yang akan menjadi karakter generasi itu dengan empat pola yang berulang. Menurut
hipotesis mereka, Milenial akan mirip dengan G.I. Generation yang lebih berwawasan sipil dengan
empati yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Strauss dan Howe menjelaskan ada tujuh
karakter Milenial yaitu : spesial, terlindungi, percaya diri, berwawasan kelompok, konvensional,
tahan tekanan dan mengejar pencapaian. Arthur E. Levine, penulis When Hope and Fear Collide: A
Portrait of Today's College Student menyebut generasi ini sebagai 'pada umumnya'.
Penelitian Strauss dan Howe banyak memberi pengaruh, tetapi juga mendapatkan beberapa
kritik.[63] Psikolog Jean Twenge mengatakan pernyataan Strauss dan Howe terlalu cepat mengambil
kesimpulan, kurang didukung oleh bukti bukti yang nyata. Twenge, penulis buku Generation Me
tahun 2006, cenderung menggolongkan Milenial, bersama anggota Generation X yang lebih muda,
menjadi bagian dari "Generation Me".[64] Twenge memberi atribut Milenial dengan karakter percaya
diri dan toleransi, serta sadar akan hak-nya dan narsis, berdasarkan survei kepribadian Milenial
dibandingkan generasi sebelumnya di saat remaja. Twenge mempertanyakan prediksi Strauss dan
Howe yang menyatakan Milenial cenderung tidak memikirkan kepentingan umum.[65][66] Sebuah
penelitian pada tahun 2016 yang dilakukan oleh SYZYGY , sebuah biro iklan digital, menemukan
bahwa Milenial di Amerika menunjukkan kenaikan berlanjut nilai Narcissistic Personality Inventory
seiring dengan kenaikan usianya. Milenial menunjukkan 16% lebih narsis dibandingkan orang yang
lebih dewasa, dengan laki-laki lebih tinggi nilainya dari pada wanita. Penelitian itu menguji di 2 jenis
narsis yaitu Narsis Kebanggaan yaitu narsis yang bagian dari sifat ekstrovert,yang ditandai oleh
mencari perhatian, keunggulan dan dominansi. Jenis narsis yang kedua adalah Narsis yang Rentan,
yang merupakan bagian dari sifat introvert, ditandai dengan rasa ber-hak dan mempertahankan
diri.[67] Dari penelitian Universitas Michigan yang berjudul "Monitoring the Future" yang meneliti
pelajar SMA mulai dari tahun 1975 dan survei American Freshman yang dilakukan oleh Higher
Education Reserch Institute dari UCLA sejak tahun 1966, menunjukkan peningkatan proporsi pelajar
yang menganggap kekayaan sangat penting, dari 45% di generasi Baby Boomers (yang di survei
antara tahun 1967-1985), menjadi 70% di Gen-X dan 75% di Milenial. Persentase pelajar yang
merasa penting mengikuti politik menurun dari 50% di generasi Baby Boomer menjadi 39% di Gen-X
dan 35% di Milenial. Minat untuk membentuk kehidupan yang lebih baik secara filosofi, menurun
dari 73% di generasi Baby Boomers menjadi 45% di Milenial. Keinginan untuk terlibat di kegiatan
lingkungan hidup menurun dari 33% di generasi Baby Boomers menjadi 21% di Milenial.[68]
Pada tahun 2013 jajak pendapat Pew Research menemukan bahwa 84% dari Milenial, yang lahir
sejak tahun 1980, yang pada waktu itu berusia antara 18 dan 32 tahun, lebih suka melegalkan
penggunaan ganja.[69] Pada tahun 2015, Pew Research Center juga melakukan penelitian mengenai
generasi identitas yang mengatakan bahwa mayoritas tidak suka dengan nama "Milenial".[70]
Pada bulan Maret 2014, Pew Research Center mengeluarkan sebuah laporan tentang bagaimana
"Milenial di masa dewasa" yang cenderung terpisah dari lembaga resmi dan terhubung dengan
teman-teman."[71][72] Laporan itu mengatakan Milenial agak lebih optimis dari orang dewasa yang
lebih tua tentang masa depan Amerika, dengan 49% dari Milenial mengatakan masa terbaik di
Amerika itu ada di masa depan meskipun mereka generasi pertama yang memiliki tingkat hutang
pendidikan dan pengangguran yang lebih tinggi.
Fred Bonner, yang merupakan pemimpin pengurus sekolah Samuel DeWitt di Universitas Rutgers
dan penulis dari Beragam Seribu Mahasiswa di Perguruan tinggi: Implikasi bagi Dosen dan
Kemahasiswaan, percaya bahwa banyak dari komentar pada Generasi Milenium mungkin sebagian
yang akurat, tapi terlalu umum dan banyak ciri-ciri mereka menggambarkan berlaku terutama untuk
"putih, makmur remaja yang mencapai hal-hal besar karena mereka tumbuh di pinggir kota, yang
menghadapi kecemasan ketika menerapkan untuk super-selektif perguruan tinggi, dan yang
multitask dengan mudah sebagai orang tua helikopter melayang-layang meyakinkan atas mereka."
Selama diskusi kelas, Bonner mendengarkan hitam dan Hispanik mahasiswa menjelaskan
bagaimana beberapa atau semua dari yang disebut inti sifat-sifat ini tidak berlaku untuk mereka.
Mereka sering mengatakan bahwa "khusus" sifat, khususnya, tidak bisa dikenali. Lain kelompok
sosial-ekonomi sering tidak menampilkan atribut yang sama sering dikaitkan dengan Millennials. "Itu
tidak banyak beragam orang tua tidak ingin memperlakukan anak-anak mereka sebagai khusus,"
katanya, "tetapi mereka sering tidak memiliki sosial dan modal budaya, waktu dan sumber daya
untuk melakukan itu."

Anda mungkin juga menyukai