BAB I
PENDAHULUAN
bertujuan agar institusi atau organisasi tersebut dapat mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dibutuhkan kinerja yang baik dari setiap
individu yang ada di dalam organisasi. Salah satu masalah pokok dalam masalah
sumber daya manusia adalah bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan kinerja
pegawainya.
pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki
pengembangan wawasan Pegawai Negeri Sipil. Oleh sebab itu, suatu institusi atau
memiliki kinerja yang baik yang mendukung aktivitas kantor secara profesional.
Organisasi harus didukung sumber daya manusia yang cakap, terampil dan
berkualitas karena sumber daya manusia sangat berperan dalam menjalankan suatu
1
2
daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi agar aktivitas manajemen
berjalan dengan baik, organisasi harus memiliki pegawai yang berpengetahuan dan
atau prestasi kerja pegawai yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Organisasi yang
manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja
pegawai. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai
kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi secara bersama-sama
membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah
ditetapkan. Untuk hasil yang maksimal, memerlukan sumber daya manusia yang
memiliki keahlian dan kemampuan yang unik sesuai dengan visi dan misi organisasi.
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan
dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melakukan suatu
pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja pegawai harus
dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai
organisasi.
3
menyelesaikan tugas tetapi juga pada motivasi kerja yang ia miliki. Motivasi adalah
dorongan yang timbul dari seseorang yang bersifat positif yang merupakan kemauan
untuk menjadi lebih baik. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang dan ada
juga yang berasal dari luar, motivasi yang berasal dari dalam bisa karena keinginan
untuk berubah menjadi lebih baik sedangkan yang berasal dari luar karena pengaruh
dari orang yang ada di sekitar. Dengan motivasi kerja yang tinggi, seorang pegawai
Salah satu faktor penentu kinerja adalah motivasi. Kinerja yang tinggi akan
untuk bekerja dengan rasa senang sehingga akan mencapai produktivitas yang tinggi
pula. Menurut Mathis (2011:114) motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang
yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu
alasan untuk mencapai tujuan. Pemberian motivasi kerja yang makin baik dapat
jawab dengan tidak antusias, dikarenakan tidak adanya penghargaan terhadap kinerja
4
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang
dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dia emban atau yang
merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja
pegawai yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik juga
kerja yang baik antara pegawai lain maka akan mengganggu kinerja pegawai.
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-
orang yang ada di dalam lingkungannya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
lingkungan kerja non fisik yang ada diperusahaan sudah baik sehingga kinerja
kerja fisik dan non fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
pegawai.
Lingkungan kerja yang kondusif tidak akan bisa tercipta apabila budaya
organisasi yang dimiliki juga tidak mendukung. Budaya organisasi yang seharusnya
menanamkan nilai-nilai atau kebiasaan yang sama pada setiap pegawai sehingga
5
tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan sehat untuk mendukung motivasi dalam
berprestasi. Lingkungan kerja yang di landasi oleh budaya organisasi yang baik
yang lebih positif. Budaya organisasi yang baik dapat tercermin dari sikap dan
yang baik dapat menjaga nama baik perusahaan. Menurut Robbins (2013:271)
budaya organisasi adalah mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh
Suatu budaya organisasi akan berdampak pada kinerja diawali dari input organisasi
yang meliputi inovasi dan pengembangan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil,
dipersepsikan sebagai budaya organisasi yang akan menjadi sebuah kekuatan yang
tinggi atau rendah yang berdampak pada tingkat kinerja dan kepuasan pegawai.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka judul penelitian adalah
3. Apakah prestasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Kota
Parepare.
kerja dan prestasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan
1. Untuk Organisasi
oragnisasi, lingkungan kerja dan dan prestasi kerja terhadap kepuasan kerja
2. Untuk Peneliti
lingkungan kerja dan dan prestasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada
penelitian yang sama di masa yang akan dating, sehingga dapat menambah
dengan budaya oragnisasi, lingkungan kerja dan dan prestasi kerja terhadap
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tabel 2.1.
9
9
Iskandar Muda
Medan”.
telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja
sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan
manajer perusahaan.
baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap
dasar diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat mereka
telah bekerja cukup baik serta dianggap berharga, dan karena itu diajarkan pada
anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari, berpikir, dan merasakan
perilaku, cerita, mitos, ide, metafora, dan ide lain untuk menentukan apa arti bekerja
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari
organisasi-organisasi lain.
Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa budaya organisasi merupakan
hasil dari proses pembentukan perilaku serta dipengaruhi oleh konsep dan model
struktural yang diterapkan. Para karyawan juga dipengaruhi oleh sikap para
karakternya.
sama lain, mereka menggunakan bahasa, istilah, dan ritual umum yang
nilai utama.
1. Inisiatif Individual
pendapat. Inisiatif tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu
perusahaan.
Dalam budaya kerja perlu ditekankan, sejauh mana para pegawai dianjurkan
untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko. Suatu budaya kerja
14
3. Pengarahan
menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan
tersebut jelas tercantum dalam visi, misi dan tujuan perusahaan. Kondisi ini dapat
4. Integrasi
unit perusahaan untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-
unit perusahaan dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan
yang dihasilkan.
5. Dukungan Manajemen
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap
6. Kontrol
norma yang berlaku dalam suatu perusahaan. Untuk itu diperlukan sejumlah
peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan untuk
7. Identitas
bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional tertentu. Identitas
diri sebagai satu kesatuan dalam perusahaan sangat membantu manajemen dalam
8. Sistem Imbalan
gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan
sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya. Sistem
mencari prestasi kerja yang maksimal sesuai kemampuan dan keahlian yang
dimilikinya.
Sebaliknya, sistem imbalan yang didasarkan atas senioritas dan pilih kasih,
akan berakibat tenaga kerja yang punya kemampuan dan keahlian dapat berlaku pasif
dan frustasi. Kondisi semacam ini dapat berakibat kinerja perusahaan menjadi
terhambat.
dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering
terjadi dalam suatu perusahaan. Namun, perbedaan pendapat atau kritik yang terjadi
16
bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan perbaikan atau perubahan strategi
komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
Untuk dapat menentukan karakteristik budaya kerja yang dapat meningkatkan kinerja
perusahaan, diperlukan kriteria ukuran. Kriteria ukuran budaya kerja juga bermanfaat
untuk memetakan sejauh mana karakteristik tipe budaya kerja tepat atau relevan
tujuan dan karakter sumber daya yang berlainan. Karakteristik perusahaan yang
a) Budaya rasional
b) Budaya ideologis
dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi
c) Budaya konsensus
konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral dan
d) Budaya hierarkis
2. Berdasarkan Tujuannya
sebagai berikut:
1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Innovation and risk taking), adalah
sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani
18
lain : dilakukan pencatatan jumlah arus kendaraan dan penumpang yang keluar
jalan kendaraan.
memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses
yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. Penerapan dalam organisasi terminal
antara lain: dukungan manajemen pada karyawan untuk bekerja sama dalam satu
19
yang sehat antar karyawan dalam bekerja, karyawan didorong untuk mencapai
produktivitas optimal.
organisasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, juga berlaku pada semua
beberapa karakteristik :
2. Norma-norma
4. Filosofi
5. Aturan-aturan
6. Iklim organisasi
20
suatu jenis organisasi baik yang berorientasi pada pelayanan jasa atau organisasi
yang lain.
kepentingan individu.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu sera
Bentuk perusahan dan cara perusahaan hadir ditengah bisnis mungkin bisa
sama, demikian juga produk yang dijual hampir tidak berbeda. Namun, bukan berarti
organisasi bisa membedakan siapa orang luar dan siapa yang dianggap orang dalam,
siapa yang menjadi bagian dari mereka dan siapa yang bukan.
mempunyai tata nilai, karakter, dan identitas diri. Identitas organisasi identik dengan
budaya organisasi.
Salah satu alasan mengapa para praktisi bisnis begitu antusias menerapkan
konsep
d. Budaya sebagai alat kontrol. Bisa dikatakan bahwa budaya organisasi merupakan
social control system yang cukup efektif bukan hanya untuk aktivitas-aktivitas yang
tidak rutin dan tidak bisa diprediksi tetapi juga bagi aktivitas yang sesungguhnya
a. Asumsi Dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai
b. Keyakinan
mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan
c. Pemimpin
organisasi
Dalam organisasi terdapat dua masalah pokok yang sering muncul, yakni
masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tersebut
dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama oleh anggota
organisasi.
Dalam organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling diinginkan
Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu
g. Penyesuaian (adaptation)
lingkungan.
dipegang secara mendalam dan dianut secara meluas. Semakin banyak anggota
organisasi yang menerima nilai-nilai inti suatu organisasi tersebut dan semakin besar
komitmen mereka pada nilai-nilai tersebut, maka semakin kuat budaya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti ukuran suatu organisasi, berapa lama
organisasi tersebut berdiri, pewarisan (learning process) yang dilakukan oleh pendiri
perusahaannya.
Kuatnya suatu budaya dapat dilihat juga melalui rendahnya tingkat turn over
1. Kebersamaan
orientasi kebersamaan, juga dipengaruhi oleh imbalan dapat berupa kenaikan gaji,
2. Intensitas
nilai-nilai inti budaya kerja. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil dari
struktur imbalan. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan perlu memperhatikan dan
perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja,
25
sebagai kelompok.
ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
adalah suatu tempat dimana para karyawan melaksanakan tugasnya dan merupakan
suatu kondisi kerja dari para karyawan yang hidup dan bekerja secara bersama dan
lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaknilingkungan kerja fisik, dan lingkungan
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua
kategori, yakni :
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama
rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.Lingkungan non fisik ini juga
diantaranya adalah :
1. Penerangan
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang
kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan
2. Temperatur/Suhu Udara
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri
27
tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya
dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20%
untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
3. Kelembaban
kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi
keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan
penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin
aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia
selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu
disekitarnya.
4. Sirkulasi Udara
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga
kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah
bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dengan
memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama
28
bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
5. Kebisingan
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
6. Getaran mekanis
Getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini
sampai ke tubuh pegawai dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
7. Bau-bauan
condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
8. Tata Warna
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
29
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang
perasaan manusia.
9. Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi
tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara
mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
10. Musik
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja.
Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di
tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan
11. Keamanan
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan
satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga
1. Penerangan
2. Sirkulasi udara
30
3. Kenyamanan
sebagai berikut :
3. Keamanan
4. Komunikasi
sebagai kinerja atau dalam bahasa inggris disebut sebagai performance, yang berarti
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
Menurut Nindyati (2013 : 22) pemahaman tentang prsetasi kerja tidak bisa
yang dimiliki seseorang dalam melakukan perkerjaannya dapat terlihat dari prestasi
kerjanya, dalam usaha penerapan konsep, gagasan, ide dengan efektif dan efisien
sehingga tercapai tujuan yang ditetpakn oleh institusi atau organisasi. Tetapi
kemampuan ini bukan hanya pada kemampuan mengelola, tetapi memimpin dan
mengaplikasikan semua kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama dalam unit suatu institusi atau organisasi.
31
Dengan demikian presati kerja berarti prestasi atau kontribusi yang diberikan
oleh pegawai / karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta
fungsinya di suatu institusi, organisasi atau perusahaan. Selain itu, prestasi kerja
dibatasai sebagai hasil dari perilaku kerja karyawan yang menunjang tercapainya
output atau prestasi dan berkaitan dengan usaha untuk menyelesaikan tugasnya pada
dapat diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
Menurut Hasibuan (2010 : 143), aspek – aspek yang dinilai dari prestasi kerja
1. Kesetiaan
dalam menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari
2. Prestasi Kerja
Penilai menilai hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat
3. Kejujuran
memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti
kepada bawahannya.
4. Kedisiplinan
peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang
diberikan kepadanya.
5. Kreativitas
6. Kerjasama
dengan karyawan / pegawai lainnya secara vertikal dan horizontal di dalam maupun
7. Kepemimpinan
pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain atau
8. Kepribadian
9. Prakarsa
10. Kecakapan
seorang pegawai yang senang dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dapat terlihat
dari moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Hal ini dapat dinikmati dalam
diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya
mereka terima.
Menurut Susilo Martoyo, kepuasan kerja adalah salah satu aspek psikologis
diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah bentuk sikap emosional yang
atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, moral kerja,
1. Menyenangi pekerjaannya.
tujuannya, dan mengerti cara dalam bekerja. Dengan kata lain, seorang pegawai
2. Mencintai pekerjaannya
Dalam hal ini pegawai tidak sekedar menyukai pekerjaannya tapi juga sadar
seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan mutu yang
ditetapkan.
4. Disiplin kerja
Merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
5. Prestasi kerja
Merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau pegawai dalam
1. Faktor Individu, di mana faktor ini meliputi usia pegawai, kesehatan, kecerdasan
(IQ), latar belakang pendidikan, emosi, sikap kerja, pola pikir dan kepribadian.
2. Faktor Intrinsik Pekerjaan, dimana faktor ini meliputi atribut kerja yang
tingkat kepuasan kerja seseorang. Selain itu, fasilitas jaminan kesehatan, jaminan
hari tua juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja.
36
5. Rekan kerja dan sosial, di mana faktor ini mencakup hubungan kerja dengan
berpengaruh pada hasil kerja para pegawai. Selain itu, faktor sosial di institusi
6. Kondisi kerja, di mana faktor ini meliputi situasi dan kondisi kerja, seperti
ventilasi, kantin, tempat parkir dan lain – lain. Keamanan kerja juga menjadi
Hal ini terkadang terdengar sederhana, namun saat atasan melakukan hal ini,
karyawan akan sangat merasa dihargai karena bisa mencurahkan kesulitan yang
dihadapi ketika bekerja. Tidak hanya itu, dapat juga diberikan solusi terkait masalah
yang dihadapi, sehingga hal ini dapat meningkatkan komunikasi antara atasan dan
bawahan.
2. Memprioritaskan kesehatan
harus diberikan istirahat yang cukup ketika kondisi kesehatan mereka kurang baik.
37
Ketika kondisi kesehata menurun, maka juga dapat menurunkan produktivitas kerja
Reward tidak selalu berbentuk materi seperti soal gaji dan kenaikan pangkat
atau jabatan. Reward bisa juga dalam bentuk memberikan pujian terhadap hasil kerja
4. Berikan tantangan
Tantangan biasanya dalam bentuk kompetisi yang harus dikuti oleh seorang
karyawan / pegawai. Tentu saja cara ini dapat memberikan keuntungan ganda di
mana melahikan motivasi yang sangat tinggi dari diri pegawai dan penyelesaiaan
BAB III
penjelasan dari Rivai (2010:16) yang mengemukakan bahwa kinerja pada dasarnya
ditentukan oleh tiga hal, yaitu kemampuan, keinginan, dan Lingkungan. Pendapat
lain dikemukakan oleh Mangkunegara (2009), bahwa “faktor penentu prestasi kerja
individu dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja
meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status yang dihubungkan
dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan
kerja”. Selain itu, menurut Arep (2013:97), “manfaat lingkungan kerja adalah
organisasi, jika kinerja pegawai baik, maka kinerja organisasi juga akan meningkat.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai salah satunya budaya organisasi.
Budaya organisasi sebagai persepsi umum yang dimiliki oleh seluruh anggota
48
39
mempunyai nilai, keyakinan dan perilaku sesuai dengan organisasi. Pendapat lain
kuat diperlukan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan yang pada
akhirnya akan berpengaruh pula pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, setiap organisasi perlu membentuk budaya organisasi yang kuat.
Nilai-nilai itu akan melekat pada setiap anggota organisasi, sehingga budaya
organisasi ini akan berdampak pada perilaku dan sikap setiap anggota organisasi.
melakukan pekerjaan tersebut meliputi bakat, minat dan faktor kepribadian, Tingkat
usaha yang dicurahkan meliputi motivasi, etika kerja, kehadiran, dan rancangan
teknologi, standar kerja, manajemen, dan rekan kerja. Kinerja individual ditingkatkan
sampai tingkat di mana ketiga komponen tersebut ada di dalam diri karyawan. Akan
tetapi, kinerja berkurang apabila salah satu faktor dikurangi atau tidak ada. Pendapat
adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau
tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai kinerja dengan predikat terpuji”.
Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka pikir penelitian ini
BUDAYA ORGANISASI
(X1)
- Efisien dan efektif
- Loyalitas
- Fokus Pelanggan
- Kejuruan dan
Keterbukaan
- Integritas
Robbins (2013)
H1
H3
PRESTASI
PRESTASIKERJA
KERJA
(X3)
- Kesetiaan
- Prestasi Kerja
- Kejujuran
- Kedisplinan
- Kretivitas
- Kerjasama
- Kepeimpinan
- Kepribadian
- Prakarsa
- Kecakapan
- Tanggung Jawab
Hasibuan (2010)
Gambar 3.1
Parepare.
Parepare.
Parepare.
4. Budaya organisasi, lingkungan kerja dan prestasi kerja berpengaruh positif dan
penelitian ini perlu didefinisikan dengan jelas penggunaannya secara rinci serta
berikut :
1. Budaya organisasi (X1), adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
b. Loyalitas
c. Fokus Pelanggan
e. Integritas
2. Lingkungan kerja (X2) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerjaan dan
a. Lingkungan fisik
3. Prestasi Kerja (X3) adalah sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang karyawan / pegawai selama periode waktu tertentu dalam
a. Kesetiaan
b. Prestasi Kerja
c. Kejujuran
d. Kedisiplinan
e. Kreativitas
43
f. Kerjasama
g. Kepemimpinan
h. Kepribadian
i. Prakarsa
j. Kecakapan
k. Tanggung Jawab
positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, moral
kerja, kedisiplinan, prestasi kerja dan hubungan dengan sesama teman kerja pada
a. Menyenangi pekerjaan
b. Mencintai pekerjaan
d. Disiplin kerja
e. Prestasi kerja
pertanyaan, dan pada setiap item pertanyaan terdapat range skor antara 1 (satu)
sampai 5 (lima), dan setiap jawaban memiliki skor sebagai berikut : sangat setuju
diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2,
BAB IV
METODE PENELITIAN
dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok (Singarimbun, 1998). Survey merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang
digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Penelitian
dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa
sosial.
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
54
45
Kota Parepare.
dan juga bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail. Penggunaan
subyek penelitian.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari sampel sebagai responden penelitian dan data
statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai
rata-rata (mean), dan standar deviasi dari semua variabel (Ghozali, 2011).
metode construct validity. Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan setiap
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot. Pengukuran variabel tersebut
dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk
pada kuisioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Umar,
a. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
b. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak
valid.
47
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama (Umar, 2012). Tujuan pengujian ini untuk melihat masing-masing instrumen
yang digunakan dengan koefisien cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Jalur (Path Analysis). Menurut Sunyoto (2011), analisis jalur adalah perluasan dari
model regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari himpunan
1. Merancang model berdasarkan konsep dan teori, (model tersebut juga dinyatakan
dalam bentuk persamaan). Dalam penelitian ini mengacu pada kajian teoritis dan
Model analisis jalur dapat diketahui hubungan antar variable adalah linier,
yaitu system aliran kesatu arah tidak terjadi pemutaran kembali (looping) dapat
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3
Dimana:
X1 = Budaya organisasi
X2 = Lingkungan kerja
X3 = Prestasi kerja
E = Error
Solution) versi 15.0 melalui analisis regresi secara parsial dimana koefisien
langsung adalah perkalian antara koefisien jalur dari jalur yang dilalui setiap
adalah karena ada kesesuaian model baik secara teoritik maupun empirik,
49
sehingga model teoritik akan teruji kebenarannya. Tetapi bila tidak sesuai dengan
model teoritik maka menjadi alternatif yang dapat merevisi model teoritik.
parsial terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat keyakinan 95% atau α = 0,05.
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam uji secara parsial adalah sebagai berikut :
Kerja Pegawai)
Kerja pegawai)
kerja pegawai)
pegawai)
Nilai t -hitung
akan dibandingkan dengan t-tabel dengan kriteria pengambilan
keputusan yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Arep Ishak dan Tanjung Hendri. 2013. Manajemen Motivasi. Jakarta. Penerbit
Grasindo.
Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013. Pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi, dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Nyonya Meneer Semarang.
Jurnal Dinamika Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 5. No. 2. Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
Fahmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan Kasus. Bandung.
Alfabeta.
Fazarwati. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap
Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Staf Lembaga Swadaya
Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Manajemen. Vol. 3. No. 1.
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta. Penerbit
Erlangga.
62
51
Mathis, Robert L Dan Jackson, John H, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Nafrizal. 2012. Pengaruh Insentif, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja
Personil Polri Pada Satuan Kerja Biro Operasi Mapolda Aceh. Jurnal
Manajemen. Vol. 1. No. 2. Magister Manajemen Program Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Noer, Ivo Ade Crisna. 2013. Pengaruh Budaya Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar. Jurnal Manajemen Dan
Bisnis. Vol. 1. No. 1. Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin.
Puspasari, Widya Angella Maria. 2014. Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi
Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan Pada PT. Citra Sena
Sukses Semarang. Tesis. Program Magister Manajemen Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Robbins, S.P. dan Judge, T.A. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta. Penerbit Salemba
Empat.
Sanny, Lim. 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Job Insecurity Terhadap
Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Kinerja Karyawan Outsourcing Mall
Lippo Cikarang. Binus Business Review. Vol. 3. No. 1. Fakultas Ekonomi
Dan Komunikasi Magister Manejemen Binus University.
Sunyoto, Dadang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta. CAPS.
Susetyo, Widyanto Eko. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya. Jurnal Ilmu Ekonomi
Dan Manajemen. Vol. 1. No. 1. Program Studi Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi Untag Surabaya.
Thoha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Implikasinya. Jakarta.
PT. Raja Grafindo Persada.
Tutar, H., Altinos M., and Cakiroglu D. 2011. The Effects Of Employee
Empowerment on Achievement Motivation And The Contextual Performance
Of Employees. African Journal of Business Management. Vol. 5. No. 15.
Uddin, M.J., Luva R.H., and Hossian S.M.M. 2013. Impact of Organizational
Culture On Employee Performance And Productivity: A Case Study Of
53
Vicher, Jacqueline C. 2011. The Concept Of Workplace Performance And Its Value
To Manager. California Management Review. Vol. 49. No. 2.
Win, Enyfiani Ananta. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. General Electric Finance Indonesia Di
Jakarta. Tesis. Sekolah PascasarjanaUniversitas Sumatera Utara .