Anda di halaman 1dari 18

JURNAL

HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PRESTASI


BELAJAR ANAK USIA 9-12 TAHUN DI SDN VII MAJALENGKA WETAN
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2019

DEDE ABDUL BASIT


NIM : 15142011010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MAJALENGKA
2019
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PRESTASI


BELAJAR ANAK USIA 9-12 TAHUN DI SDN VII MAJALENGKA WETAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019

DEDE ABDUL BASIT


NIM 15142011010

Smartphone saat ini tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja tetapi sudah
banyak remaja bahkan anak-anak. Salah satu dampak negatif dari penggunaan
smartphone pada anak sekolah adalah dapat menurunkan prestasi bejalar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan smartphone
terhadap prestasi belajar anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Jenis penelitiannya yaitu penelitian
kuantitatif dengan menggunakan pendekatan atau desain penelitian cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 9-12 tahun di SDN VII
Majalengka Wetan tahun 2019 sebanyak 67 anak dengan teknik proportionate
stratified random sampling. Waktu penelitiannya pada tanggal 17 Juni - 21 Juni
2019. Analisis datanya meliputi analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan
analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
dari setengah (53,7%) anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka tahun 2019 menggunakan smartphone. Kurang dari
setengah (38,8%) anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten
Majalengka tahun 2019 perlu mendapatkan bimbingan. Ada hubungan antara
penggunaan smartphone terhadap prestasi belajar anak usia 9-12 tahun di SDN
VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka Tahun 2019 9  value = 0,007).
Pihak sekolah untuk menegakan aturan larangan membawa smartphone ke
sekolah bagi peserta didiknya, guru agar membangun dan menciptakan kondisi
belajar di kelas yang lebih menarik dan tidak monoton dengan menggunakan
metode belajar yang beragam agar anak tidak jenuh. Bagi orang tua perlunya
mengawasi dan membimbing anaknya belajar di rumah dengan membagi waktu
secara teratur antara waktu bermain dengan waktu belajar dengan pengawasan dan
bimbingannya.

Kata kunci : Smartphone, Pretasi, Anak


ABSTRACT

RELATIONSHIP OF THE USE OF SMARTPHONE TOWARDS


CHILDREN'S LEARNING ACHIEVEMENT AT 9-12 YEARS AT SDN
MAJALENGKA WETAN VII DISTRICT MAJALENGKA 2019

DEDE ABDUL BASIT


NIM 15142011010

Smartphones today are not only enjoyed by adults but many teenagers and even
children. One of the negative effects of smartphone use on school children is that
it can reduce performance. This study aims to determine the relationship of
smartphone use to the learning achievement of children aged 9-12 years in
Majalengka Wetan Elementary School, Majalengka Regency, 2019. The type of
research is quantitative research using a cross sectional approach or research
design. The sample in this study were children aged 9-12 years in Majalengka
Wetan Elementary School VII in 2019 as many as 67 children with the
proportionate stratified random sampling technique. The time of his research was
on June 17 - June 21 2019. Analysis of the data included univariate analysis with
frequency distribution and bivariate analysis with the chi square test. The results
showed that more than half (53.7%) of children aged 9-12 years in Majalengka
Wetan VII Elementary School Majalengka Regency in 2019 used a smartphone.
Less than half (38.8%) of children aged 9-12 years in Majalengka Wetan
Elementary School VII of Majalengka Regency in 2019 need guidance. There is a
relationship between smartphone usage and learning achievement of children
aged 9-12 years in Majalengka Wetan VII SDN Majalengka Regency in 2019 99
value = 0.007).The school to enforce the prohibition rule to bring smartphones to
schools for students, teachers to build and create learning conditions in the
classroom that are more interesting and not monotonous by using diverse
learning methods so that children are not saturated. For parents the need to
supervise and guide their children to learn at home by dividing their time
regularly between playing time and learning time with their supervision and
guidance.

Keywords: Smartphones, Pretensions, Children

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang
sangat pesat, di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan teknologi.
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang ikut terlibat dalam
kemajuan media informasi dan teknologi. Salah satu kemajuan di bidang
informasi dan teknologi adalah dengan maraknya penggunaan smartphone
(Nurdin, 2016). Smartphone adalah alat atau barang eletronik teknologi kecil
yang memiliki fungsi khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah
inovasi atau barang baru (Ma’ruf, 2015).
Smartphone saat ini tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja tetapi
sudah banyak remaja bahkan anak-anak yang menggunakan smartphone
(gadget). Hampir setiap anak-anak saat ini sudah menggunakan smartphone
sebaiknya anak yang menggunakan smartphone harus mendapatkan
pengawasan dari orang tua karena dengan penggunaan smartphone yang
berlebihan akan berdampak buruk bagi anak (Harmanto, 2015).
Anak usia sekolah dasar sangat cepat dalam mempelajari penggunaan
smartphone ini. Banyak dari smartphone sekarang ini yang menyediakan fitur
sosial media yang gratis atau tidak berbayar dan sangat mudah diunduh seperti
facebook, twitter, instagram dan game yang pada masa sekarang ini menjadi
aplikasi yang paling banyak digunakan dikalangan masyarakat kita termasuk
anak-anak usia sekolah (Sandjaya, 2016).
Menurut Budayatna (2015) dengan munculnya penggunaan smartphone
akan menimbulkan berbagai dampak. Dunia sosial media merupakan dunia
yang memiliki berbagai macam dampak positif dan negatif tergantung
bagaimana anak menggunakannya. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini,
banyak permasalahan yang muncul akibat salah dalam penggunaanya, seperti
meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya moral dan prestasi siswa. Namun,
dari sisi lain bahwa dengan adanya smartphone berdampak positif bagi
lembaga pendidikan karena dapat digunakan sebagai media untuk kegiatan
pembelajaran (Wahjono, 2015).
Menurut Asosiasi Dokter Anak Amerika dan Canada anak usia 0-2 tahun
tidak boleh terpapar gadget, anak usia 3-5 tahun dibatasi 1 jam perhari, dan 2
jam perhari untuk anak berusia 6-18 tahun (Antonius, 2016). Survei yang
dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII),
mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah
terhubung ke internet. Survei yang dilakukan pada tahun 2016 melaporkan
bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Hal ini
mengindikasikan kenaikan 51,8 persen dibandingkan jumlah pengguna internet
pada 2014 sebanyak 88 juta pengguna. Rata-rata pengakses internet di
Indonesia menggunakan perangkat genggam. Berdasarkan data statistiknya
67,2 juta orang atau 50,7 persen mengakses melalui perangkat genggam dan
komputer, 63,1 juta orang atau 47,6 persen mengakses dari smartphone, 2,2
juta orang atau 1,7 persen mengakses hanya dari komputer (Hidayat, 2018).
Pengguna smartphone di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak
6 juta penduduk di Provinsi Jawa Barat telah mengakses smartphone dan
jumlah ini mengalami kenaikan secara signifikan pada tahun 2018 menjadi
10,6 juta penduduk di Provinsi Jawa Barat telah mengakses smartphone
(Nurudin, 2018). Sedangkan jumlah pengguna smartphone di Kabupaten
Majalengka tahun 2018 sebanyak 751.092 pengguna dan jumlah ini dibanding
tahun 2017 sebanyak 398.102 pengguna atau mengalami kenaikan hampir 50%
(BPS Majalengka, 2018).
Salah satu dampak dari penggunaan smartphone yang tidak tepat
menyebabkan prestasi belajar anak akan menurun. Tuntutan trend saat ini yang
menuntut mereka untuk aktif dalam dunia internet atau media sosial, oleh
karena itu pada saat jam pelajaran, mereka juga sering menggunakan
smartphone untuk menutupi rasa bosan karena jam pelajaran yang panjang. Hal
ini menyebabkan bahwa sebagian materi yang dijelaskan oleh guru tidak lagi
diserap dengan baik karena siswa tidak mampu berkonsentrasi lagi dengan
pelajaran yang sedang berlangsung, yang dapat berakibat pada nilai siswa, juga
siswa menjadi jarang berkomunikasi dengan temannya karena lebih asik
dengan smartphone miliknya (Nurudin, 2015).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi anak adalah
penggunaan smartphone yang tidak dibatasi dan tidak tepat dalam
penggunaanya. Penggunaan smartphone yang berlebihan seperti digunakan
untuk maen game atau media sosial cenderung menyebabkan anak menjadi
ketagihan dan akhirnya malas untuk belajar. Kondisi ini didukung ketika orang
tuanya membiarkan atau sibuk karena pekerjaan. Banyak anak yang
bermasalah ketika akan kenaikan kelas karena prestasinya yang rendah
(Sunarto, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jauhar (2014)
menunjukkan bahwa intensitas penggunaan smartphone ( = 0,003)
berpengaruh dan signifikan terhadap prestasi belajar anak. Juga hasil penelitian
Irwansyah (2015) di SDN Alam Pelopor Rancaekek Bandung menunjukkan
bahwa ada hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian Manumpil dan Ismanto (2015) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di SMA
Negeri 9 Manado ( = 0,011).
Penulis mengambil lokasi penelitian SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka, hal ini dikarenakan SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka berada di tengah-tengah kota dan hampir semua anak-
anak di SDN VII Majalengka Wetan ini sudah mengenal dan menggunakan
smartphone terutama kelas IV sampai dengan kelas VI. Berdasarkan data dari
SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka jumlah siswa secara
keseluruhan pada tahun ajaran 2018-2019 sebanyak 393 orang yang terdiri dari
199 laki-laki dan 194 perempuan, sedangkan peneliti akan meneliti usia 9-12
tahun atau kelas IV sampai dengan VI sebanyak 199 orang, hal ini dikarenakan
anak kelas IV banyak yang membawa smartphone ke sekolahnya bahkan di
waktu istirahat terlihat anak kelas IV sampai dengan VI banyak yang main
smartphone. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 59 orang, kelas V sebanyak 68
orang dan kelas VI sebanyak 72 orang. Hasil studi pendahuluan juga penulis
menanyakan kepada 10 siswa SDN VII Majalengka Wetan didapatkan 7 anak
(70%) yang suka membawa smartphone dan memainkan game ke sekolah dan
suka memainkannya di waktu istirahat terutama di rumahnya dan 3 anak (30%)
tidak membawa ke sekolah karena dilarang orang tuanya. Dari 7 anak yang
suka membawa dan memainkan smartphone sebanyak 5 anak (50%)
diantaranya prestasinya belajar kurang baik dan sering mengikuti remdial di
kelasnya. Sedangkan studi yang dilakukan di tempat lain yaitu di SDN III
Majalengka dari 10 anak yang membawa handphone hanya 1 orang (10%) dan
itu bukan model smartphone serta disuruh oleh orang tuanya sebagai
komunikasi ketika orang tuanya mau menjemput anaknya dan dari 10 anak
hanya 2 (20%) anak yang bermasalah dengan nilai-nilai ulangannya dan sering
remidial.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Smartphone Terhadap Prestasi
Belajar Anak Usia 9-12 Tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten
Majalengka Tahun 2019.”

B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan atau desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini
adalah anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan Tahun 2019
sebanyak 67 orang dengan menggunakan proportionate stratified random
sampling. Analisis datanya meliputi analisis univariat dengan distribusi
frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square

C. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Gambaran Penggunaan Smartphone pada Anak Usia 9-12 Tahun
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penggunaan Smartphone pada Anak
Usia 9-12 Tahun

Penggunaan Smartphone
No pada Anak Usia 9-12 Frekuensi %
Tahun
1 Menggunakan 36 53.7
2 Tidak menggunakan 31 46.3
Jumlah 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa anak usia 9-12 tahun yang
menggunakan smartphone sebanyak 36 orang (53,7%) dan yang tidak
menggunakan smartphone sebanyak 31 orang (46,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah (53,7%) anak usia 9-12 tahun di
SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka tahun 2019
menggunakan smartphone.
b. Gambaran Prestasi Belajar Anak Usia 9-12 Tahun
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Anak Usia 9-12
Tahun

Prestasi Belajar Anak Usia


No Frekuensi %
9-12 Tahun
1 Perlu bimbingan 26 38.8
2 Cukup 5 7.5
3 Baik 36 53.7
4 Sangat Baik 0 0
Jumlah 67 100.0

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa anak usia 9-12 tahun yang
perlu bimbingan sebanyak 26 orang (38,8%), yang cukup sebanyak 5
orang (7,5%) dan yang baik sebanyak 36 orang (53,7%). Hal ini
menunjukkan bahwa kurang dari setengah (38,8%) anak usia 9-12 tahun
di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka tahun 2019 perlu
mendapatkan bimbingan.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Prestasi Belajar Anak Usia
9-12 Tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka Tahun
2019
Tabel 4.3 Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Prestasi
Belajar Anak Usia 9-12 Tahun di SDN VII Majalengka
Wetan Kabupaten Majalengka Tahun 2019

Prestasi Belajar Anak Usia 9-


12 Tahun 
Penggunaan Jumlah
No Perlu value
Smartphone bimbingan Cukup Baik
n % n % n % N %
1 Menggunakan 19 52,8 4 11,1 13 36,1 36 100
Tidak 0,007
2 7 22,6 1 3,2 23 74,2 31 100
menggunakan
Jumlah 26 38,8 5 7,5 35 53,7 67 100
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa anak yang perlu bimbingan
dan menggunakan smartphone sebanyak 19 orang (52,8%), sedangkan
anak yang perlu bimbingan dan tidak menggunakan smartphone
sebanyak 7 orang (22,6%). Hal ini menunjukkan bahwa anak yang perlu
mendapatkan bimbingan lebih banyak terdapat pada anak yang
menggunakan smartphone dibanding anak yang tidak menggunakan
smartphone.
Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh  value = 0,007 yang
artinya  value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak. Dengan
demikian maka ada hubungan antara penggunaan smartphone terhadap
prestasi belajar anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka Tahun 2019.

C. Pembahasan
1. Gambaran Penggunaan Smartphone pada Anak Usia 9-12 Tahun di SDN VII
Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah
(53,7%) anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten
Majalengka tahun 2019 menggunakan smartphone. Penggunaan
smartphone dapat berdampak positif maupun negatif, positifnya dapat
membantu anak dalam belajar namun karena seringnya digunakan untuk
bermain game maka dampak negatifnya anak menjadi malas belajar dan
akibatnya kurang kosentrasi ketika mengikuti pelajaran di kelas serta
mengakibatkan prestasi menurun.
Majalengka Wetan adalah salah satu kelurahan di Kecamatan
Majalengka dengan jumlah penduduk yang cukup banyak setelah
Majalengka Kulon, untuk Majalengka Wetan jumlah penduduknya sebanyak
6.876 KK dan untuk Majalegka Kulon sebannyak 8.182 KK. Majalengka
Wetan berada di wilayah kota atau pusat kota Kecamatan Majalengka dan
bahkan Kabupaten, sehingga mayoritas penduduknya sangat beragam baik
dari pekerjaan seperti PNS, guru, wirausaha dan bahkan tani dan juga
pendidikannya mulai dari tingkat SD sampai ke Perguruan Tinggi.
Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian
Irwansyah (2015) SDN Alam Pelopor Rancaekek Bandung menunjukkan
bahwa anak yang menggunakan gadget sebesar 80,5%. Juga hasil penelitian
ini lebih rendah dibanding dengan hasil yang dilakukan oleh Jauhar (2014)
menunjukkan bahwa anak yang menggunakan smartphone sebesar 70,5%.
Demikian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariani (2016)
di SDN I Cimalaka Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa anak yang
menggunakan smartphone sebesar 70,2%.
Smartphone merupakan salah satu teknologi yang sangat berperan
pada era globalisasi ini. Sekarang smartphone bukanlah benda yang asing
lagi, hampir semua orang memilikinya. Tidak hanya masyarakat perkotaan,
smartphone juga dimiliki oleh masyarakat pedesaan (Manumpil, 2015).
Smartphone adalah suatu mesin kecil atau alat elektronik yang sering
digunakan dengan praktis dan memiliki fitur yang lebih banyak dari telepon
seluler pada umumnya. Kemajuan teknologi memberikan dampak positif
yang besar bagi para penggunanya dengan adanya smartphone manusia
dapat dengan sangat mudah mencari informasi yang mereka butuhkan juga
dapat mempermudah dalam hal pekerjaan dengan adanya aplikasi-aplikasi
yang canggih di dalam smartphone seperti internet, sms, jejaring sosial,
game dan lain-lain namun semakin berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi terdapat dampak negatif dalam penggunaan smartphone bila
digunakan dengan cara yang salah ataupun berlebihan (Antonius, 2016).
Menurut Handrianto (2015), smartphone memiliki banyak manfaat
apalagi digunakan dengan cara yang benar dan semestinya diperbolehkan
orang tua mengenalkan smartphone pada anak usia dini memang perlu
tetapi harus diingat terdapat dampak positif dan dampak negatif pada
smartphone tersebut. Smartphone memiliki dampak positif dan juga negatif.
Dampak negatif antara lain adalah penurunan konsentrasi saat belajar (pada
saat belajar anak menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan
smartphone, misalnya anak teringat dengan permainan smartphone seolah-
olah dia seperti tokoh dalam game tersebut), malas menulis dan membaca
(hal ini diakibatkan dari penggunaan smartphone misalnya pada saat anak
membuka vidio di aplikasi Youtube anak cendeung melihat gambarnya saja
tanpa harus menulis apa yang mereka cari), kecanduan (anak akan sulit dan
akan ketergantungan dengan smartphone karena sudah menajadi suatu hal
yang menjadi kebutuhan untuknya) dan perkembangan kognitif anak
sekolah dasar terhambat (kognitif atau pemikiran proses psikologis yang
berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya
akan terhambat).
Untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar karena penggunaan
smartphone oleh anak usia 9-12 tahun, maka perlu dilakukan upaya
diantaranya pihak sekolah membuat aturan larangan membawa smartphone
ke sekolah, guru mengawasi dan membimbing anak didiknya untuk tidak
memainkan smartphone secara berlebihan dan menasehati untuk digunakan
sebagai alat bantu mencari informasi dan memecahkan masalah pelajaran
yang sulit, serta perlunya bekerja sama dengan intansi terkait mengadakan
kegiatan penyuluhan kepada orang tua mengenai bahaya penggunaan
smartphone yang berlebihan terhadap prestasi anak.
2. Gambaran Prestasi Belajar Anak Usia 9-12 Tahun di SDN VII Majalengka
Wetan Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari
setengah (38,8%) anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka tahun 2019 perlu mendapatkan bimbingan. Pada
penelitian ini prestasi belajar diukur dari tiga ulangan yaitu mata pelajaran
IPS, IPA dan Matematika. Masih terdapatnya anak dengan prestasi belajar
yang perlu mendapatkan bimbingan hal ini dapat dikarenakan anak tidak
dapat mengikuti proses belajar dengan baik, hal ini dapat dimungkinkan
anak kurang konsentrasi belajar, kebanyakan bermain dan juga kecanduan
menggunakan smartphone. Dampaknya anak akan mengalami kemunduran
dari segi prestasi.
Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian
yang dilakukan Sartini (2016) di SDN Bangbayang Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa anak yang berprestasi buruk
sebesar 40,6%. Juga lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian
Manumpil dan Ismanto (2015) di SMA Negeri 9 Manado menunjukkan
bahwa anak yang berprestasi rendah sebesar 44,6%. Demikian juga dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariani (2016) di SDN I Cimalaka
Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa ada anak yang prestasinya
menurun sebesar 55,6%.
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar, yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi
dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar
yang telah dilakukan (Hakim, 2014).
Belajar merupakan proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih dalam dari pada
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Keberhasilan dalam belajar
dapat diukur dari seberapa bisa pelajar mempraktikkan sesuatu yang
dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari (Hamalik, 2016).
Menurut Syah (2015), prestasi belajar diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program pengajaran. Indikator prestasi belajar adalah pengungkapan hasil
belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah yang dimaksud antara lain
ranah cipta, rasa dan karsa.
Upaya meningkatkan prestasi belajar anak adalah dengan
meningkatkan kosentrasi dan motivasi belajar, maka dari itu upaya yang
perlu dilakukan oleh guru adalah membangun dan menciptakan kondisi
belajar di kelas yang lebih menarik dan tidak monoton dengan
menggunakan metode belajar yang beragam agar anak tidak jenuh, dan bagi
orang tua perlunya mengawasi dan membimbing anaknya belajar di rumah
dengan membagi waktu secara teratur antara waktu bermain dengan waktu
belajar dengan pengawasan dan bimbingannya.
3. Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Prestasi Belajar Anak Usia 9-
12 Tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka Tahun
2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara penggunaan smartphone terhadap prestasi belajar anak usia 9-12
tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (
value = 0,007). Adanya hubungan hal ini dikarenakan semakin banyak anak
menggunakan smartphone anak akan semakin ketergantungan sehingga
kurang konsentrasi dan memperhatikan pelajarannya akibatnya prestasinya
menjadi menurun. Responden yang menyatakan suka menggunakan
smartphone untuk menonton video sebanyak 50 anak (74,6%), media sosial
sebanyak 49 orang (73,1%), musik sebanyak 35 orang (52,2%), games
sebanyak 62 anak (92,5%) dan informasi / berita sebanyak 34 orang
(50,7%). Dari data hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak
menggunakan smartphone untuk bermain game (92,5%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Jauhar (2014) tentang “Pengaruh Intensitas Penggunaan Smartphone
dan Komunikasi Orangtua Anak Terhadap Prestasi Belajar Anak”
menunjukkan bahwa intensitas penggunaan smartphone berpengaruh dan
signifikan terhadap prestasi belajar anak ( = 0,003). Juga mendukung hasil
penelitian Irwansyah (2015) tentang “Hubungan Penggunaan Gadget
dengan Tingkat Prestasi Belajar Siswa di SDN Alam Pelopor Rancaekek
Bandung” menunjukkan bahwa ada hubungan penggunaan gadget dengan
tingkat prestasi belajar siswa ( = 0,002).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sartini (2016)
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar anak usia
sekolah di SDN Bangbayang Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang
menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar anak
usia sekolah salah satunya kebiasaan penggunaan smartphone ( = 0,001),
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariani (2016) tentang
“Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Siswa di SDN I Cimalaka
Kabupaten Sumedang” menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan
menggunakan smartphone dengan menurunnya prestasi belajar ( = 0,001).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa salah satu dampak dari
penggunaan smartphone yang tidak tepat menyebabkan prestasi belajar anak
akan menurun. Tuntutan trend saat ini yang menuntut mereka untuk aktif
dalam dunia internet atau media sosial, oleh karena itu pada saat jam
pelajaran, mereka juga sering menggunakan smartphone untuk menutupi
rasa bosan karena jam pelajaran yang panjang. Hal ini menyebabkan bahwa
sebagaian materi yang dijelaskan oleh guru tidak lagi diserap dengan baik
karena siswa tidak mampu berkonsentrasi lagi dengan pelajaran yang
sedang berlangsung, yang dapat berakibat pada nilai siswa, juga siswa
menjadi jarang berkomunikasi dengan temannya karena lebih asik dengan
smartphone miliknya (Nurudin, 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa permasalahan yang
muncul akibat salah dalam penggunaan smartphone, seperti meningkatnya
kriminalitas, dan menurunnya moral dan prestasi siswa. Namun, dari sisi
lain bahwa dengan adanya smartphone berdampak positif bagi lembaga
pendidikan karena dapat digunakan sebagai media untuk kegiatan
pembelajaran (Wahjono, 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi anak adalah penggunaan smartphone yang
tidak dibatasi dan tidak tepat dalam penggunaanya. Penggunaan smartphone
yang berlebihan seperti digunakan untuk maen game atau media sosial
cenderung menyebabkan anak menjadi ketagihan dan akhirnya malas untuk
belajar. Banyak anak yang bermasalah ketika akan kenaikan kelas karena
prestasinya yang rendah (Sunarto, 2015).
Upaya yang harus dilakukan yaitu pihak sekolah untuk menegakan
aturan larangan membawa smartphone ke sekolah bagi peserta didiknya,
guru dapat membangun dan menciptakan kondisi belajar di kelas yang lebih
menarik dan tidak monoton dengan menggunakan metode belajar yang
beragam agar anak tidak jenuh, serta bekerja sama dengan intansi terkait
mengadakan kegiatan penyuluhan kepada orang tua mengenai bahaya
penggunaan smartphone yang berlebihan terhadap prestasi anak. Bagi orang
tua perlunya mengawasi dan membimbing anaknya belajar di rumah dengan
membagi waktu secara teratur antara waktu bermain dengan waktu belajar
dengan pengawasan dan bimbingannya.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan penggunaan smartphone
terhadap prestasi belajar anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Lebih dari setengah (53,7%) anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka
Wetan Kabupaten Majalengka tahun 2019 menggunakan smartphone.
2. Kurang dari setengah (38,8%) anak usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka
Wetan Kabupaten Majalengka tahun 2019 perlu mendapatkan bimbingan.
3. Ada hubungan antara penggunaan smartphone terhadap prestasi belajar anak
usia 9-12 tahun di SDN VII Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka
Tahun 2019 9 value = 0,007).

E. Saran
1. Bagi STIKes YPIB Majalengka
Mahasiswa keperawatan perlu menguasai dan memehami dampak
penggunaan smartphone terhadap prestasi belajar anak, sehingga ketika
terjun ke masyarakat dapat memberikan edukasi yang baik terhadap
penggunaan smartphone khususnya oleh anak sekolah.
2. Bagi SDN VII Majalengka Wetan
Terbukti bahwa penggunaan smartphone berhubungan dengan prestasi
belajar anak. Maka dari itu, upaya yang harus dilakukan yaitu pihak sekolah
untuk menegakan aturan larangan membawa smartphone ke sekolah bagi
peserta didiknya, guru dapat membangun dan menciptakan kondisi belajar
di kelas yang lebih menarik dan tidak monoton dengan menggunakan
metode belajar yang beragam agar anak tidak jenuh, serta bekerja sama
dengan intansi terkait mengadakan kegiatan penyuluhan kepada orang tua
mengenai bahaya penggunaan smartphone yang berlebihan terhadap prestasi
anak.
3. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua perlunya mengawasi dan membimbing anaknya belajar
di rumah dengan membagi waktu secara teratur antara waktu bermain
dengan waktu belajar dengan pengawasan dan bimbingannya.
4. Bagi Responden
Penggunaan smartphone perlu dibatasi dan penggunaannya tidak
hanya untuk bermain hiburan semata tetapi dapat digunakan untuk
membantu mencari informasi dan juga memecahkan masalah ketika
menghadapi pelajaran yang sulit.
5. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggali
faktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Antonius, A. 2016. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di. Zaman


Global. Jakarta. PT Grasindo.

BPS Majalengka. 2018. Data Penggunaan Smartphone di Kabupaten


Majalengka. Majalengka: BPS Majalengka.

Budayatna, M. 2015. Teori-Teori Mengenai Komunikasi Antar Pribadi.


Prenadamedia. Group: Jakarta

Gerungan, W. A. 2015. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Gresco


Gunarsa, A. 2016. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung
Agung.

Hakim, T. 2014. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hamalik. 2016. Psikologi Belajar Mengajar.Bandung :Sinar Baru Algensindo

Harmanto,.2015. Moralitas Anak yang Gemar Bermain Game Online di Kawasan


Ketintang Surabaya. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 2(2), 655-669

Hidayat, A. 2015. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A. 2018. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Irawan. 2015. Pengaruh Internet Terhadap Kenakalan Remaja. Seminar Nasional


Aplikasi sains &Teknologi (SNAST) periode III (B. 426-434). Yogyakarta.

Irwansyah. 2015. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Tingkat Prestasi


Belajar Siswa di SDN Alam Pelopor Rancaekek Bandung.
Eprints,ums.ac.id, diakses tanggal 12 Maret 2019.

Jauhar. 2014. Pengaruh Intensitas Penggunaan Smartphone dan Komunikasi


Orangtua Anak Terhadap Prestasi Belajar Anak.
http://ejournal3.undip.ac.id, diakses tanggal 10 Maret 2019.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Klasifikasi Pendidikan Untuk


Anak Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ma’ruf. 2015. Aliran dan Teori dalam Kriminologi. Yogyakarta: Thafa Media

Manumpil dan Ismanto. 2015. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Tingkat


Prestasi Siswa di SMA Negeri 9 Manado. Jurnal Universitas Sam
Ratulangi.http://ejournal.unsrat.ac.id, Diakeses pada tanggal 15 Maret
2019.

Mitch. 2015. Investigating friendship Quality: An Exploration of Self- Control


and social control theories’ Friendship Hypotheses. Journal youth
Adolescence.

Mariani. 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Siswa di SDN I


Cimalaka Kabupaten Sumedang. Jurnal Medika Keperawatan.

Nurdin, S. 2016. Ketergantungan Online Game dan Penanganannya. Jurnal


Psikologi Pendidikan & Konseling.
Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, R. W. 2016. Menyiasati Tren Digitas Pada Anak Menggunakan Teknilogi


Informatika. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sartini. 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar Anak


Usia Sekolah di SDN Bangbayang Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang. Jurnal Medika Keperawatan, No. 2 Vol. 3 Tahun 2016.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka.


Cipta.

Soetjiningsih, I. G. 2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Sudono, A. 2015. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo.

Sugihartono. 2015. Dampak penggunaan smarthphone di kalangan pelajar.


Universitas Lambung Mangkurat program studi ilmu komputer fakultas
MIPA. http://www.slideshare.net, diakses tanggal 10 Maret 2019.

Sumantri, K.2015. Menanggulangi Kecanduan Game Online Pada Anak. Jakarta:


Pustaka Mina.

Sunarto. 2015. Cara Cerdas Mengatasi Anak Kecanduan Permainan Internet.


Yogyakarta: Plus Books.

Syah, M. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Uno, B..2015. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara

Wahjono. 2015. Ayah Ibu Baik Parenting Era Digital. Jakarta Selatan: Keluarga
Indonesia Bahagia.

Anda mungkin juga menyukai